Studi Pust, Lanjutan
Studi Pust, Lanjutan
batuk,
demam,
menggigil,
sesak nafas, dan
merasa tidak enak badan.
Diagnosa
Rontgen dada
Tes fungsi paru
Hitung jenis darah
Pemeriksaan antibodi
Presipitan aspergillus
CAT scan dada resolusi tinggi
Bronkoskopi disertai pencucian atau biopsi transtrakeal.
Bronkitis
Bronkitis, atau yang dalam istilah medisnya disebut sebagai bronchitis adalah suatu
peradangan pada bronkus, yaitu saluran udara ke paru-paru. Biasanya bronkitis bersifat
ringan dan seiring berjalannya waktu bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi pada penderita
berusia lanjut dan yang memiliki penyakit menahun seperti jantung atau paru-paru, bronkitis
bisa menjadi penyakit yang serius.
Penyebab Bronkitis
Bronkitis bisa disebabkan oleh virus, bakteri, dan organisme yang menyerupai bakteri
(mycoplasma pneumoniae dan chlamydia). Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada
perokok dan penderita penyakit paru-paru, serta penyakit pada saluran pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari: sinusitis kronis, bronkiektasis, alergi,
pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Diagnosa
Fibrosis Kistik adalah suatu penyakit keturunan yang menyebabkan kelenjar tertentu
menghasilkan sekret abnormal, sehingga timbul beberapa gejala; yang terpenting adalah yang
mempengaruhi saluran pencernaan dan paru-paru.
Penyebab
Fibrosis kistik merupakan suatu kelainan genetik. Sekitar 5% orang kulit putih
memiliki 1 gen cacat yang berperan dalam terjadinya penyakit ini. Gen ini bersifat resesif dan
penyakit hanya timbul pada seseorang yang memiliki 2 buah gen ini. Seseorang yang hanya
memiliki 1 gen tidak akan menunjukkan gejala.
Gen ini mengendalikan pembentukan protein yang mengatur perpindahan klorida dan
natrium melalui selaput sel. Jika kedua gen ini abnormal, maka akan terjadi gangguan dalam
pemindahan klorida dan natrium, sehingga terjadi dehidrasi dan pengentalan sekresi.
Pada beberapa kelenjar (misalnya pankreas dan kelenjar di usus), cairan yang
dilepaskan (sekret) menjadi kental atau padat dan menyumbat kelenjar.
Penderita tidak memiliki berbagai enzim pankreas yang diperlukan dalam
proses penguraian dan penyerapan lemak di usus sehingga terjadi
malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi dari usus) dan malnutrisi.
Kelenjar penghasil lendir di dalam saluran udara paru-paru menghasilkan
lendir yang kental sehingga mudah terjadi infeksi paru-paru menahun.
Kelenjar keringat, kelenjar parotis dan kelenjar liur kecil melepaskan cairan
yang lebih banyak kandungan garamnya dibandingkan dengan cairan yang
normal.
Gejala
Pada saat lahir, fungsi paru-paru penderita masih normal, gangguan pernafasan baru
terjadi beberapa waktu kemudian. Lendir yang kental pada akhirnya menyumbat saluran
udara kecil, yang kemudian mengalami peradangan.
Lama-lama dinding bronkial mengalami penebalan, sehingga saluran udara terisi
dengan lendir yang terinfeksi dan daerah paru-paru mengkerut (keadaan ini disebut
atelektasis) disertai pembesaran kelenjar getah bening. Semua perubahan tersebut
menyebabkan berkurangnya kemampuan paru-paru untuk memindahkan oksigen ke dalam
darah.
Bayi yang menderita fibrosis kistik sering buang air besar dengan tinja yang banyak,
berbau busuk dan berminyak, disertai perut yang buncit. Meskipun nafsu makannya normal
atau tinggi, tetapi pertumbuhan bayi berlangsung lambat. Bayi tampak kurus dan memiliki
otot yang lembek. Gangguan penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E
dan K) bisa menyebabkan rabun senja, rakitis, anemia dan kelainan perdarahan.
Pada 20% bayi dan balita yang tidak diobati, lapisan usus besar menonjol ke anus
(keadaan ini disebut prolaps rektum). Bayi yang mendapatkan susu kedele atau ASI bisa
menderita anemia dan pembengkakan karena mereka tidak menyerap protein dalam jumlah
yang memadai.
Sekitar separuh anak-anak yang menderita fibrosis kistik memiliki gejala berikut:
Lama-lama dada akan berbentuk seperti tong (barrel-shaped) dan kekurangan oksigen
menyebabkan jari tangan berbentuk seperti pentungan dan kulit berwarna kebiruan.
Bisa ditemukan polip hidung dan sinus terisi dengan cairan yang kental.
Pneumotoraks
Batuk darah
Gagal jantung
Pneumonia berulang
Kegagalan pernafasan kronis
Penyakit hati
Diabetes mellitus
Osteoporosis dan artritis.
Diagnosa
Bayi baru lahir yang menderita fibrosis kistik memiliki kadar enzim pencernaan
tripsin yang tinggi dalam darahnya. Pemeriksaan keringat iontoforesis pilokarpin dilakukan
untuk mengukur jumlah garam di dalam keringat. Obat pilokarpin diberikan untuk
merangsang pembentukan keringat di daerah kulit dan sehelai kertas saring ditempatkan di
daerah tersebut untuk menyerap keringat. Kemudian dilakukan pengukuran terhadap jumlah
garam di dalam keringat. Konsentrasi garam diatas normal akan memperkuat diagnosis pada
seseorang yang memiliki gejala dari penyakit ini atau seseorang yang keluarganya ada yang
menderita fibrosis kistik.
Fibrosis kistik bisa mengenai organ lainnya, sehingga dilakukan pemeriksaan lainnya
untuk membantu menegakkan diagnosis:
Tromboemboli Paru
Diagnosa
Diagnosa dari tromboemboli paru dapat terlihat adanya foto toraks yang normal atau
adanya kelaian seperti penarikan diafragma, pleura efusi, konsolidasi jaringan paru,
atelektasis, segmen pulmonal yang menonjol. Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
Foto toraks
Elektrokardiografi
penyakit obstruksi saluran nafas kronis dan progresif yang dikarakterisir oleh adanya
keterbatasan aliran udara yang bersifat irreversibel, yang disebabkan oleh bronkitis kronis,
emphysema atau keduanya.
Bronkitis kronik adalah keadaan pengeluaran mukus secara berlebihan ke batang
bronchial secara kronik atau berulang dengan disertai batuk, yang terjadi hampir setiap hari
selama sekurangnya tiga bulan dalam 1 tahun selama 2 tahun berturut-turut.
Emphysema adalah kelainan paru-paru yang ditandai dengan pembesaran jalan nafas
yang sifatnya permanen mulai dari terminal bronchial sampai bagian distal (alveoli : saluran,
kantong udara dan dinding alveoli).
Gambaran klinis
Gejala:
Peningkatan volume sputum
Sesak nafas yang progresif
Dada terasa sesak (chest tightness)
Sputum yang purulen
Meningkatnya kebutuhan bronkodilator
Lemah, lesu
Mudah lelah
Pemeriksaan fisik:
Demam
Mengi (wheezing)
Diagnosa
Untuk mengetahui diagnosa dari PPOK dapat dilakukan berbagai macam
pemeriksaan, seperti:
Pulmonary Function Test
Gas Darah Arteri
Laboratory Test
Chest X-Ray