PENDAHULUAN
jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh trauma yang
dan 2% dari kasus tersebut melibatkan trauma dentoalveolar. Cedera yang terjadi
pada seorang anak yang terjatuh dan juga terjadi pada kecelakaan kendaraan
bermotor.
Tujuan dari penulisan referat ini dibuat adalah agar dapat memahami
pasien.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Fraktur merupakan pemecahan atau kerusakan suatu bagian terutama
kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
trauma.
2.1.2. Klasifikasi
Jenis fraktur dentoalveolar pada anak diklasifikasikan menjadi
beberapa macam. Klasifikasi ini membantu dokter gigi untuk memilih cara
pada gigi sulung dan gigi tetap yaitu klasifikasi yang meliputi cedera pada
jaringan keras gigi dan pulpa, jaringan periodontal, dan tulang pendukung.3
A. Cidera pada jaringan keras gigi dan pulpa :
Injury Criteria
Enamel infraction Fraktur mahkota yang tidak sempurna
pada enamel tanpa kehilangan substansi
2
gigi
Enamel fracture Fraktur dengan kehilangan substansi gigi
(uncomplicated) pada enamel
Enamel-Dentin Fraktur dengan kehilangan substansi gigi
fracture pada enamel dan dentin
(uncomplicated)
Complicated crown Fraktur yang melibatkan enamel, dentin
fracture hingga pulpa terbuka
Uncomplicated Fraktur yang melibatkan enamel, dentin
crown-root fracture dan sementum, tapi tidak membuka
pulpa
Complicated crown- Fraktur yang melibatkan enamel, dentin
root fracture dan sementum, dan membuka pulpa
Root fracture Fraktur yang melibatkan dentin dan
sementum, dan pulpa
Tabel 2.1. Cidera pada jaringan keras gigi dan pulpa.3
3
B. Cidera pada jaringan periodontal
Injury Criteria
Concussion Luka pada jaringan pendukung gigi
tanpa pelepasan abnormal atau
perpindahan dari gigi, tetapi bereaksi
terhadap perkusi
Subluxation (loosening) Luka pada jar.pendukung gigi dengan
pelepasan abnormal, tetapi dengan
perpindahan gigi
Extrusive luxation (peripheral Perpindahan sebagian dari gigi dari
dislocation, partial avulsion) soketnya
Lateral luxation Perpidahan gigi dengan arah selain
aksial. Diikuti dengan fraktur soket
alveolar
Intrusive luxation (central Perpindahan gigi ke tulang alveolar.
dislocation) Diikuti dengan fraktur soket alveolar
Avulsion (exarticulation) Perpindahan gigi sepenuhnya keluar
dari soket
Tabel 2.2. Cidera pada jaringan periodontal.3
4
C. Cidera pada tulang pendukung
Injury Criteria
Comminution (pengurangan Hancurnya dan penekanan pada soket
secara bertahap partikel kecil) alveolar. Kondisi ini ditemukan dengan
of the maxillary alveolar terjadinya intrusive dan lateral luxation
socket
Comminution of the
mandibular alveolar socket
Fraktur dinding soket alveolar Fraktur yang terbatas pada bagian
maksila fasial atau oral dinding soket
Fraktur dinding soket alveolar
mandibula
Fraktur prosesus alveolar Fraktur prosesus alveolar, dengan/
maksila tidak melibatkan soket alveolarnya
Fraktur prosesus alveolar
mandibula
Fraktur maksila dan Fraktur yang melibatkan dasar maksila
Mandibula atau mandibula dan prosesus alveolaris
(fraktur rahang). Fraktur tersebut bisa/
tidak melibatkan soket alveolar
Tabel 2.3. Cidera pada tulang pendukung.3
dan trauma tidak langsung. Yang dinamakan trauma langsung yaitu apabila
5
terdapat benturan yang langsung mengenai gigi. Yang termasuk trauma tidak
langsung yaitu terjadi ketika ada benturan rahang bawah ke rahang atas.
Faktor yang memengaruhi hasil trauma adalah kombinasi dari energi impaksi,
resiliensi objek yang terkena impaksi, bentuk objek yang terkena impaksi, dan
1. ANAMNESIS
6
Yang dimaksud dengan anamnesis adalah riwayat terjadinya
ditunda.
7
g. Keluhan Lain.
h. Gangguan Pengunyahan.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Ekstra Oral Pada kasus trauma gigi anterior ini dapat
3. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
8
Pemeriksaan ini diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa
kelainan akibat trauma gigi anterior yang tepat dan benar. Biasanya
adalah teknik intra oral ( foto periapikal dan foto oklusal), dan
diperlukan teknik ekstra oral (foto panoramik, foto lateral dan foto
postero-anterior) jika dengan foto intra oral garis fraktur tidak terlihat.2
2.1.6. PENATALAKSANAAN
9
Prinsip perawatan fraktur dentoalveolar pada ini adalah mencegah
prognosis yang buruk dan mengurangi rasa sakit akibat fraktur. Semakin cepat
meliputi:6
10
langsung pada orofaring. Lidah bisa dikontrol dengan melakukan
masih utuh.
b. Sumbatan Jalan Napas yang Tertunda
Sumbatan tertunda dari jalan napas bisa disebabkan karena
11
Perdarahan yang menyertai trauma orofasial jarang berakibat fatal.
keperluan tranfusi.
d. Antibiotik
Terapi antibiotic profilaksis diberikan berdasarkan pada kondisi
12
narkotik untuk pemberian intravena atau intramuscular sering
mulai dapat diberikan secara oral dan sering terdapat dalam bentuk
13
Fraktur ini mengenai jaringan gigi yang lebih dalam, tidak hanya
struktur gigi atau dengan cara yang lebih konservatif lagi yakni
bonding agent.
c. Fraktur Mahkota dengan Pulpa Terbuka
Fraktur jenis ini adalah tipe fraktur yang bisa dikatakan
saat menangani kasus ini adalah maturasi gigi, ini penting untuk
diberikan.
14
o Kemudian lakukan irigasi dengan akuades steril atau
pellet steril.
o Letakkan cotton pellet yang sudah diberi formokresol di
berlaku.
tahap persiapan. Lain halnya jika fraktur dengan pulpa terbuka ini
terjadi pada gigi sulung. Ada dua hal yang diindikasikan yakni
15
pencabutan dan pulpotomi. Semua ini bergantung pada usia pasien,
indikasi utama.
akar
o Kemudian dikeringkan dengan kertas isap steril
o Pasta campuran CaOH dan CMCP diletakkan di saluran akar
o Penutupan kavitas dengan semen ZnOe dan Zn oksifosfat.
o Pasien diminta datang 6 bulan kemudian untuk pemeriksaan
16
Lakukan ginggivektomi dan alveoplasti agar akar terlihat
fragmen fraktur.
c) Fraktur sepertiga apeks
Perawatannya bisa berupa stabilisasi kedua fragmen seperti
17
akar dan ekstruksi ortodonti dari akar perlu dipertimbangkan
18
BAB III
3.1 Kesimpulan
Fraktur dentoalveolar yaitu kerusakan atau putusnya kontinuitas
perawatan tersebut.
Klasifikasi menurut World Health Organization (WHO) diterapkan
pada gigi sulung dan gigi tetap yaitu klasifikasi yang meliputi cedera pada
jaringan keras gigi dan pulpa, jaringan periodontal, dan tulang pendukung.
prognosis yang buruk dan mengurangi rasa sakit akibat fraktur. Perawatan fraktur
19
DAFTAR PUSTAKA
Aescupalius. 2002.
Press. 2005.
Maret 2008;Vol.21.
6. Fonseca, R.J dan Walker R.V. Oral and Maxillofacial Trauma, 2th edition,
20