PENDAHULUAN
Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih
tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan
yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk
mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi
akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta.
Untuk memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional. Sejak tahun 1992,
secara umum, penyakit menular merupakan sebab dari 37,2% kematian, diantaranya
9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok
usia 1 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak (23,2%) sedangkan
urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas.
Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah
yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional
diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, efektif, efisien dan biaya yang
memadai. Yang dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: tepat indikasi, tepat obat,
tepat dosis, tepat penderita, dan waspada terhadap efek samping obat.
Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Dan bila tidak
mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan
antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak
diungkap dibeberapapenelitian. Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan
untuk mencegah / menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan
asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang spesifik,
mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.
1
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
penatalaksanaan medis
keperawatan Diare
2
Metode observasi untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan Metode studi kasus untuk
menunjang metode wawancara dan observasi yang telah digunakan
Untuk memudahkan dalam penulisan tugas ini, kelompok membuat sistematika penulisan
dalam 4 Bab yaitu. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan,sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis terdiri dari pengertian,
etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan, askep teori. Bab III Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian, data fokus,
analisa data, diagnose keperawatan, rencana keperawatan, catatan keperawatan, catatan
perkembangan. Bab IV Penutup terdiri dari Kesimpulan dan saran.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
(Suriadi,Rita Yuliani, 2001).
Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI
Ditjen PPM dan PLP, 2002).
Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak,
didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces
(Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
1. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang
dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa
darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.
2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif.
4
3. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih
dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare
persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.
4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau
penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan
tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.
Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi),
makanan, dan faktor psikologis.
Faktor infeksi
Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
Aeromonas, dll.
Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat
b. Malabsorpsi lemak
c. Malabsorpsi protein
5
Faktor makanan
Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.
Faktor psikologis
Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan menyebabkan diare kronis.
2.4 Patofisiologi
Proses terjadinya Gastroenteritis/yang sering kita sebut dengan diare dapat disebabkan
oleh berbagaikemungkinan faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk ke dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri
akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa
intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan
elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi
Kegagalan dalam melakukan absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan
6
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan baik. Sehingga
terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4. Faktor psikologi
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan
Gastroenteritis.
5. Patway
7
2.5 Manifestasi Klinis
5. Anus lecet
8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit
2.6 Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi, seperti:
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia
4. Hipoglikemia
8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1) Laboratorium :
2.8 Penatalaksanaan
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus,
penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk
memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.
1. Jenis cairan
b) Cairan parenteral
Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila
anak mau minum serta kesadaran baik.
9
Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi
anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.
Intravena untuk dehidrasi berat.
3. Jumlah cairan
Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak
b) Dehidrasi ringan
c) Dehidrasi sedang
d) Dehidrasi berat
a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7kg, jenis makanannya adalah:
Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa
dan asam lemak tak jenuh)
10
Makanan setengah padat ( bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)
Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan
b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis
makanannya adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan
kebiasaan makan di rumah.
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atautanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau kar bohidrat lain(gula, air tajin, tepung beras, dll)
Obat antisekresi
Obat antispasmolitik
Obat pengeras tinja
Antibiotika, kapan perlu
2.8.4 Pencegahan
Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-
jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam
tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan
airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari cair (kadar airnya paling tinggi, biasanya
terjadi pada diare akut), lembek (seperti bubur), berbentuk (tinja normal, seperti
pisang), dan keras (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada
bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih
sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau
asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong
diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya
perkembangan saluran cerna.
Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi
tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila
11
tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau
putih seperti dempul (pada penyakit hati).
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan
baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak
diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh
sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan
penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:
Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan
dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah
kesehatan.
Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Pengkajian
12
Identitas Klien
Identitas Penanggung
A. Pengkajian umum
1) Kesadaran
3) TB / BB
B. Pengkajian fisik
13
Faktor Psikososial
Tahap perkembangan anak, kebiasaan di rumah
Metode koping orangtua dan anak
Interaksi orangtua dan anak
Pengkajian Keluarga
Jumlah anggota keluarga
Pola komunikasi
Pola interaksi
Pendidikan dan pekerjaan
Kebudayaan dan keyakinan
Fungsi keluarga
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH, kadar gula,
Keseimbangan asam basa dalam darah
Kadar ureum dan kreatinin ( mengetahui faal ginjal)
Elektrolit : Na, K, Ca, F, dalam serum (terutama diare yang disertai kejang)
Intubasi duodenum ( mengetahui jenis parasit)
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1
14
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan
dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40
x/mnt )
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB
tidak cekung.
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari
Intervensi :
4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr
5. Kolaborasi :
15
Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
Rasional : anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit
agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.
Diagnosa 2
Kriteria hasil :
Intervensi :
Rasional : Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi
lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam keadaan hangat
16
Rasional : Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
Diagnosa 3
Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)
Intervensi :
Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada klien An. A dengan
diagnosa Diare Akut dehidrasi sedang di Ruang Perawatan anak IKA Lantai II di RSAD Gatot
Soebroto . Study kasus ini diambil 3 hari mulai dari tanggal 24 Mei 2017 sampai dengan tanggal
26 Mei 2017. Berikut adalah Asuhan Keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan tahap-
tahap proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencaaan
keperawatan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
1. Identitas Klien
Klien adalah laki laki berinisial An.A berusia 1 tahun, status perkawinan adalah belum
menikah, berasal dari suku sunda dengan alamat Jalan Keramat Sentiong 17H Rt 006 Rw
007 Kel. Kramat Sentiong Jakarta Pusat. Klien beragama islam. Klien belum sekolah.
Klien di rawat di RSPAD Gatot Soebroto di ruang perawatan anak IKA Lantai II dengan
nomor register 85 53 51 dan diagnose medis Diare Akut Dehidrasi Sedang .
2. Resume
Klien tiba di ruang IGD Rumah Sakit RSPAD Gatot Suebroto Jakarta pada tanggal 24
Mei 2017 pukul 07.30 WIB. Klien merupakan seorang anak laki laki berinisial An.H
usia 1 tahun dengan diagnose medis Diare Akut Dehidrasi sedang . Keadaan umum sakit
sedang, kesadaran composmentis. Observasi tanda-tanda vital nadi 120 x/menit
pernafasan 24 x/menit suhu 37.5 C. Tepasang infus sebelah kanan dengan cairan
dexstrose 5 % dengan tetesan 15 tetes per menit.
Pada tanggal 24 Mei 2017 pasien diantar dari IGD ke ruang Perawatan anak IKA Lantai
II pukul 08.00 WIB . Saat tiba diruangan pasien dirawat di kamar 204 bed 2 .
18
Pada pukul 09.00 WIB, pasien dilakukan pengkajian umum dan pengkajian fisik. dan dari
hasil pengkajian fisik tanda-tanda vital. nadi : 120 x/menit, pernapasan : 24 x/menit,
suhu : 37.5 C. Ibu klien diberikan penjelasan oleh dokter dan perawat mengenai
penyakit yang di derita oleh anak - nya.
Masalah keperawatan yang timbul adalah Resiko Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit., perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh , dan resiko infeksi. Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan secara mandiri yaitu melakukan observasi tanda-tanda
vital, membantu klien dalam beraktivitas, mengkaji tanda-tanda infeksi. Tindakan
keperawatan kolaboratif yaitu memberikan terapi antibiotic.
Evaluasi keperawatan untuk Resiko Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit belum
teratasi, klien masih dipantau bagaimana keseimbangan cairanya apabila idak terpasang
infuse. Untuk resiko infeksi, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, dan perubahan nutrisi
sudah teratasi .
3 . Riwayat Keperawatan
Keluhan utama : Ibu Klien mengeluh anaknya sudah mengalami diare sudah
5x/hari. Diare dialami anak sudah dari 3 hari yang lalu sebelum masuk kerumah
sakit.
19
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram dan riwayat kesehatan keluarga dapat disimpulkan bahwa klien
tidak mempunyai riwayat penyakit yang dapat menjadi factor resiko terjadinya
Diare Akut Dehidrasi sedang .
Ibu Klien mengatakan orang paling dekat dengan dirinya selama di rumah sakit
adalah Ibu dan ayah nya, interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi klien
dalam keluarga baik, kegiatan kemasyarakatan yang diikuti adalah mengaji.
Klien tidak ada masalah dengan pola makan. Frekuensi makan 3x/hari, nafsu makan
baik, jumlah yang dihabiskan adalah 1 porsi, tidak ada makanan yang membuat alergi
atau makanan yang tidak di sukai serta tidak ada makanan pantangan, diit makan di
rumah yaitu makan biasa. Tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, dan
tidak ada penggunaan alat bantu NGT.
b) Pola eliminasi
20
Klien buang air kecil (BAK) sebanyak 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan saat BAK, tidak ada penggunaan alat bantu kateter. Klien buang air besar
(BAB) 5 x/hari dengan waktu yg tidak tentu, berwarna kuning kecokelatan, bau khas
feces, konsistensi Cair , dan klien tidak pernah menggunaan obat-obatan laksatif.
Klien mandi 2 x/hari dengan menggunakan sabun mandi pada waktu pagi dan sore
hari, oral hygiene (sikat gigi) 2x/hari dengan menggunakan pasta gigi pada waktu
pagi dan sore hari, mencuci rambut 3x/minggu dengan menggunakan shampoo.
Klien tidur siang + 2 jam / hari, tidur malam + 7 jam / hari, klien biasa berdoa
sebelum tidur.
Klien belum bersekolah , klien tidak pernah berolahraga dan tidak ada keluhan dalam
beraktivitas.
Klien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum - minuman keras
/ NAPZA.
a. Pola nutrisi
Klien tidak ada masalah dengan pola makan. Frekunsi makan 3x/hari, nafsu makan
baik, jumlah yang dihabiskan adalah 1 porsi, tidak ada makanan yang membuat alergi
atau makanan yang tidak di sukai serta tidak ada makanan pantangan, diit makan di
21
rumah yaitu makan biasa. Tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, dan tidak
ada penggunaan alat bantu NGT.
b. Pola eliminasi
Klien buang air kecil (BAK) sebanyak 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan saat BAK, tidak ada penggunaan alat bantu kateter. Klien buang air besar (BAB)
5 x/hari dengan waktu yg tidak tentu, berwarna kuning kecokelatan, bau khas feces,
konsistensi cair, klien tidak pernah menggunaan obat-obatan laksatif.
Klien mandi 1x/hari pada pagi hari, oral hygine dilakukan pada pagi hari.
Klien tidur + 10 jam /hari, tidur siang 3 jam /hari, tidur malam 7 jam /hari, klien
mempunyai kebiasaan berdoa sebelum tidur.
Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, aktivitas klien di bantu oleh perawat dan
Ibu klien .
5. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan sebelum sakit 13 kg, berat badan setelah sakit 13 kg, tinggi badan 80
cm,nadi 120x /menit, frekuensi nafas 24x /menit, suhu tubuh 37.5 C.
b. Sistem penglihatan
Sisi mata tampak simetris baik kiri maupun kanan, kelopak mata normal,
pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda, kornea normal tidak
keruh/berkabut dan tidak terdapat perdarahan, sklera anikterik, pupil isokor, otot-
otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak terdapat tanda-tanda
radang, klien menggunakan kacamata, tidak memakai lensa kontak, reaksi
terhadap cahaya baik.
c. Sistem pendengaran
22
Daun telinga normal, kondisi telinga tengah normal, tidak terlihat adanya cairan
yang keluar dari telinga dan tidak ada perasaan penuh pada telinga, klien tidak
mengalami tinnitus, fungsi pendengaran baik, klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
d. Sistem Wicara Klien
e. Sistem Pernapasan
Pada jalan napas bersih, tidak ada sesak dan klien tidak menggunakan alat bantu
pernapasan, frekuensi nafas 24x /menit, irama nafas teratur, jenis pernafasan
spontan, klien tidak batuk dan tidak terdapat sputum, suara nafas
normal/vesikuler, dan tidak ada nyeri saat bernafas.
f. Sistem Kardiovaskuler
Nadi 120 x /menit, irama teratur dengan denyut kuat , tidak terjadi distensi vena
jugularis baik kanan maupun kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
pengisian kapiler 4 detik, tidak terdapat edema, kecepatan denyut apical 84
x/menit, irama teratur, tidak terdengar adanya kelainan pada bunyi jantung dan
tidak sakit dada
f. Sistem Hematologi
Klien tidak terlihat pucat dan tidak ada perdarahan
g. Sistem Saraf Pusat
Klien mengatakan tidak pusing, tingkat kesadaran composmentis, GCS E4 M6
V5, tidak terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (seperti muntah
proyektil, nyeri kepala hebat, papil edema), klien tidak mengalami gangguan
sistem persarafan.
i. Sistem Pencernaan
Klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak terdapat carries, tidak tampak
stomatitis, lidah tidak kotor, salifa normal, klien mengatakan tidak nyeri perut,
23
bising usus belum ada karena masih dalam pengaruh anastesi, klien tidak
megalami diare dan konstipasi, tidak teraba pembesaran hepar, dan abdomen tidak
kembung.
j. Sistem Endokrin
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak terdapat
luka ganggren.
k. Sistem Urogenital
Intake 1000 cc/24 jam, output 900 cc/24 jam dan balance cairan 200 cc, tidak
ada perubahan pola kemih, BAK warna kuning jernih, tidak terdapat distensi
kandung kemih, dan tidak ada keluhan sakit pinggang.
l. Sistem Integument
Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, keadaan kulit
baik. Tidak ada kelainan kulit, keadaan rambut : tekstur rambut baik dan bersih.
m. Sistem Musculoskeletal
6. Data tambahan
(pemahaman tentang penyakit) Ibu Klien mengerti tentang penyakitnya yaitu klien dapat
menyebutkan penyebab, tanda dan gejala yang timbul.
7. Data penunjang
Data penunjang yang terdapat pada klien yaitu hasil pemeriksaan Laboratorium 25 Mei
2017 .
HEMATOLOGI
24
-Hematokrit 31 ( 33-39 % )
KIMIA KLINIK
Penatalaksanaan
25
3.2 Data Fokus
1. 24-05- DO : 24-05- DS :
17 17
-Ku : Lemah -Keluarga klien mengatakan
anaknya sudah BAB 4 kali ( 05:00-
-Kesadaran : Komposmentis
10:00 )
-Turgor kulit kurang elastic
-Keluarga klien mengatakan BAB
-Kulit tampak kering kuning cair dan ada lender
- Akral hangat
-BB : 13 Kg
-TB : 92 Cm
TTV
N : 110 x/menit
S : 37,1oC
R : 26 x/menit
26
Hasil Pem. Lab Rabu, 24 Mei
2017
H2TL :
-Hematokrit 31 ( 33-39 % )
Kimia Klinik
-Balance Cairan
Intake :
27
Total intake : 1500 cc
a)BAK = 400 cc
b)BAB = 800 cc
1.500-1.577 = -77 cc
-IMT : 15,4
DO :
-Ku : Lemah
-Kesadaran : Komposmentis
28
-Kulit tampak kering
-Balance Cairan
Intake :
a)BAK = 400 cc
b)BAB = 800 cc
1.500-1.577 = -77 cc
-Hematokrit 31 ( 33-39 % )
29
2 DS : Perubahan Nutrisi Intake yang Tidak
Kurang Dari Kebutuhan Adekuat
-Keluarga klien mengatakan klien
Tubuh
kurang nafsu makan
DO :
- Akral hangat
-BB : 13 Kg
-TB : 92 Cm
-IMT : 15,4
30
-Keluarga klien mengatakan
anaknya demam
DO :
- TTV
N : 110 x/menit
S : 37,1oC
R : 26 x/menit
31
3.5 Perencanaan Keperawatan
32
5.Kolaborasi pemasangan 5. Untuk
infuse ( IVFD Dekstrose memenuhi
5% 1000 ml/24 jam) kebutuhan cairan
tubuh klien melalui
intravena
Kolaborasi
33
4.Dorong asupan oral 4.Untuk memenuhi
tambahan seperti minum kebutuhan nutrisi
susu klien
34
3.6 Catatan Keperawatan
24-05-17
Hasil :
35
6.Mengukur balance cairan tubuh klien
-Balance Cairan
Intake :
a)BAK = 400 cc
b)BAB = 800 cc
1.500-1.577 = -77 cc
36
14.30 2 1. Mengkaji status nutrisi dan berat badan klien Kelompok 8
08.00 3 1. Mengkaji tanda tanda infeksi dan memantau ttv klien Kelompok 8
Hasil :
- TTV
N : 110 x/menit
S : 37,1oC
R : 26 x/menit
37
pengunjung mengunjungi klien sesuai dengan jam besuk
25-05-17
Hasil :
38
Hasil :
-Balance Cairan
Intake :
a)BAK = 600 cc
b)BAB =500 cc
1.500-1.506 = -6 cc
08.00 3 1. Mengkaji tanda tanda infeksi dan memantau ttv klien Kelompok 8
Hasil :
39
-Keluarga klien menyatakan tidak ada keluahan
- TTV
N : 110 x/menit
S : 36,8oC
R : 26 x/menit
26-05-17 1
Hasil :
40
-Makanan yang disajikan habis 1 porsi +200 cc
-Balance Cairan
Intake :
a)BAK = 600 cc
b)BAB =500 cc
1.500-1.506 = -6 cc
41
dehidrasi
09.20 3 1. Mengkaji tanda tanda infeksi dan memantau ttv klien Kelompok 8
Hasil :
- TTV
N : 117 x/menit
S : 36,6oC
R : 25 x/menit
42
BAB 7 x dalam sehari
2 24-05-2017 Kelompok 8
S : -Keluarga klien mengatakan klien kurang
nafsu makan, makanan yang dihabiskan
hanya 5 sdm, klien malas minum maupun
makan, tapi mau makan atau minum sedikit
tapi sering.
O : -KU : lemah
43
2.Anjurkan makan sedikit tapi sering
- TTV
N : 110 x/menit
S : 37,1oC
R : 26 x/menit
O : -KU : Sedang
44
3.Dorong asupan oral dengan susu
O : -KU : Sedang
45
O : -Akral hangat, gelisah klien berkurang
- TTV
N : 110 x/menit
S : 36,8oC
R : 26 x/menit
P : Lanjutkan Intervensi
O : KU : Baik
P : Lanjutkan Intervensi
2 26-05-2017 Kelompok 8
S : - Keluarga klien mengatakan klien mulai
nafsu makan, klien tampak lebih
bersemangat, KU ; Baik, makanan yang
46
disajikan habis 1 porsi,
O : -KU : Baik
P : Intervensi dihentikan
- TTV
N : 117 x/menit
S : 36,6oC
R : 25 x/menit
P : Intervensi dihentikan
47
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih
tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan
yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk
mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi
akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta.
Untuk memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional. Sejak tahun 1992,
secara umum, diare dapat menyebabkan kematian, tuberkulosa, infeksi saluran nafas.
Namun untuk kelompok usia 1 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak
(23,2%) sedangkan urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi
saluran nafas.
Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah
yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional
diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, efektif, efisien dan biaya yang
memadai.
4.2 Saran
Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat :
48
DAFTAR PUSTAKA
Doenges,ME, et all. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta:EGC
49