Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih
tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan
yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk
mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi
akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta.

Untuk memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional. Sejak tahun 1992,
secara umum, penyakit menular merupakan sebab dari 37,2% kematian, diantaranya
9,8% tuberkulosa, 9,2% infeksi saluran nafas dan 7,5% diare. Namun untuk kelompok
usia 1 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak (23,2%) sedangkan
urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi saluran nafas.

Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah
yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional
diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, efektif, efisien dan biaya yang
memadai. Yang dimaksud terapi rasional adalah terapi yang: tepat indikasi, tepat obat,
tepat dosis, tepat penderita, dan waspada terhadap efek samping obat.

Sebagian besar dari diare akut disebabkan oleh karena infeksi. Dan bila tidak
mendapatkan penanganan yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Beberapa cara penanganan dengan menggunakan antibiotika yang spesifik dan
antiparasit, pencegahan dengan vaksinasi serta pemakaian probiotik telah banyak
diungkap dibeberapapenelitian. Namun secara umum penanganan diare akut ditujukan
untuk mencegah / menanggulangi dehidrasi serta gangguan keseimbangan elektrolit dan
asam basa, kemungkinan terjadinya intoleransi, mengobati kausa dari diare yang spesifik,
mencegah dan menanggulangi gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta.

1
1.2 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami tentang penyakit Diare Akut Dehidrasi


Ringan/Sedang dan mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
penyakit tersebut.

2. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami definisi dari Diare

2. Mahasiswa mampu memahami tentang etiologi Diare

3. Mahasiswa mampu memahami tentang faktor resiko Diare

4. Mahasiswa mampu memahami tentang manifestasi klinis Diare

5. Mahasiswa mampu memahami tentang patofisiologis Diare

6. Mahasiswa mampu memahami tentang komplikasi Diare

7. Mahasiswa mampu memahami tentang pemeriksaan penunjang Diare

8. Mahasiswa mampu memahami tentang penatalaksanaan Diare, meliputi

penatalaksanaan medis

9. Mahasiswa mampu memahami tentang pengkajian keperawatan Diare

10. Mahasiswa mampu memahami tentang diagnosa, intervensi, dan evaluasi

keperawatan Diare

1.3 Metode Penulisan

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian, kelompok menggunakan


beberapa metode yakni metode wawancara digunakan untuk mencari data subjektif yakni
yang diperoleh baik dari pasien atau keluarga pasien berupa keluhan dan pengkajian data.

2
Metode observasi untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan Metode studi kasus untuk
menunjang metode wawancara dan observasi yang telah digunakan

1.4 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan tugas ini, kelompok membuat sistematika penulisan
dalam 4 Bab yaitu. Bab I Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan,sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Teoritis terdiri dari pengertian,
etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, komplikasi, pemeriksaan penunjang,
penatalaksanaan, askep teori. Bab III Tinjauan Kasus terdiri dari pengkajian, data fokus,
analisa data, diagnose keperawatan, rencana keperawatan, catatan keperawatan, catatan
perkembangan. Bab IV Penutup terdiri dari Kesimpulan dan saran.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Diare

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
(Suriadi,Rita Yuliani, 2001).

Diare didefinisikan sebagai buang air besar lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja
yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari) (Depkes RI
Ditjen PPM dan PLP, 2002).

Diare merupakan salah satu penyakit yang paling banyak terjadi pada masa kanak-kanak,
didefenisikan sebagai peningkatan dalam frekuensi, konsistensi, dan volume dari feces
(Mc.Kinney, Emily Stone et al, 2000).

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih
dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai
darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

2.2 Jenis Diare

Ada beberapa jenis diare, yaitu:

1. Diare cair akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari (umumnya kurang
dari 7 hari) dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering dan tanpa
darah, mungkin disertai muntah dan panas. Akibat diare akut adalah dehidrasi,
sedangkan dehidrasi merupakan penyebab utama kematian bagi penderita diare.

2. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dengan atau tanpa lendir dalam tinjanya.
Akibat disentri adalah anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasif.

4
3. Diare persisten, yaitu diare yang mula-mula bersifat akut namun berlangsung lebih
dari 14 hari. Episode ini dapat dimulai sebagai diare cair atau disentri. Akibat diare
persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan metabolisme.

4. Diare dengan masalah lain. Anak yang menderita diare (diare akut dan persisten)
mungkin juga disertai dengan penyakit lain seperti demam, gangguan gizi, atau
penyakit lainnya. Tatalaksana penderita diare ini berdasarkan acuan baku diare dan
tergantung juga pada penyakit yang menyertainya.

2.3 Etiologi Diare

Diare dapat disebabkan oleh faktor infeksi , malabsorpsi (gangguan penyerapan zat gizi),
makanan, dan faktor psikologis.

Faktor infeksi

Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:

Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,

Aeromonas, dll.

Infeksi Virus: Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astovirus, dll.

Infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris), Protozoa (entamoeba

histolitika, giardia lamblia), jamur(candida albicans).

Infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,

seperti OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dsb.

Faktor malabsorpsi
a. Malabsorpsi karbohidrat

b. Malabsorpsi lemak

c. Malabsorpsi protein

5
Faktor makanan

Makanan yang menyebabkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun,
terlalu banyak lemak, mentah (misal, sayuran), dan kurang matang.

Faktor psikologis

Rasa takut, cemas dan tegang, jika terjadi pada anak akan menyebabkan diare kronis.

2.4 Patofisiologi

Proses terjadinya Gastroenteritis/yang sering kita sebut dengan diare dapat disebabkan
oleh berbagaikemungkinan faktor diantaranya:

1. Faktor infeksi
Proses ini dapat diawali adanya mikroorganime (kuman)yang masuk ke dalam
saluran pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel
mukosa usus yang dapat menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi
perubahan kapasitas usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus
dalam absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri
akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam mukosa
intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan
elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.

2. Faktor malabsorbsi
Kegagalan dalam melakukan absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat
meningkatkan isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.

3. Faktor makanan

6
Dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampudiserap dengan baik. Sehingga
terjadi peningkatan peristaltic usus yangmengakibatkan penurunan kesempatan
untuk menyerap makanan yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.

4. Faktor psikologi
Dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristalticusus yang akhirnya
mempengaruhi proses penyerapan makanan yangdapat mnyebabkan
Gastroenteritis.
5. Patway

7
2.5 Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu:

1. Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah

2. Suhu tubuh meninggi

3. Feces encer, berlendir atau berdarah

4. Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu

5. Anus lecet

6. Muntah sebelum dan sesudah diare

7. Gangguan gizi akibat intake makanan kurang

8. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit

berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukosa kering.

2.6 Komplikasi

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai
macam komplikasi, seperti:

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic, hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein

8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1) Laboratorium :

Feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida


Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi
AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat,
HCO3 menurun)
Faal ginjal : UC meningkat (GGA)

2) Radiologi : mungkin ditemukan bronchopneumonia

2.8 Penatalaksanaan

Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan mengobati
dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus,
penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk
memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rasional.

2.8.1 Pemberian cairan pada diare dehidrasi murni

1. Jenis cairan

a) Cairan rehidrasi oral

Formula lengkap, mengandung NaCl, NaHCO3, KCl, dan


Glukosa
Formula sederhana, hanya mengandung NaCl dan sukrosa atau
karbohidrat lain.

b) Cairan parenteral

2. Jalan pemberian cairan

Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi dan bila
anak mau minum serta kesadaran baik.

9
Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi, tetapi
anak tidak mau minum, atau kesadaran menurun.
Intravena untuk dehidrasi berat.

3. Jumlah cairan

Jumlah cairan yang hilang didasarkan pada berat badan dan usia anak

4. Jadwal pemberian cairan

a) Belum ada dehidrasi

Oral: 1 gelas setiap kali anak buang air besar

Parenteral dibagi rata dalam 24 jam

b) Dehidrasi ringan

1 jam pertama: 25-50 ml/kgBB peroral atau intragastrik

Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

c) Dehidrasi sedang

1 jam pertama: 50-100ml/kgBB peroral atau intragastrik

Selanjutnya: 125 ml/kgBB/hari

d) Dehidrasi berat

Jadwal pemberian cairan didasarkan pada umur dan BB anak

2.8.2 Pengobatan dietetic

a. Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1 tahun dengan berat badan
kurang dari 7kg, jenis makanannya adalah:
Susu (ASI dan atau susu formula yang mengandung rendah laktosa
dan asam lemak tak jenuh)

10
Makanan setengah padat ( bubur susu) atau makanan padat (nasi tim)
Susu khusus, sesuai indikasi kelainan yang ditemukan
b. Untuk anak di atas 1 tahun dengan berat badan lebih dari 7 kg. Jenis
makanannya adalah makanan padat atau makanan cair/ susu sesuai dengan
kebiasaan makan di rumah.

2.8.3 Obat - obatan

Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atautanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa
atau kar bohidrat lain(gula, air tajin, tepung beras, dll)

Obat antisekresi
Obat antispasmolitik
Obat pengeras tinja
Antibiotika, kapan perlu

2.8.4 Pencegahan

Pada umumnya, anak buang air besar sesering-seringnya 3 kali sehari dan sejarang-
jarangnya sekali tiap 3 hari. Bentuk tinja tergantung pada kandungan air dalam
tinja. Pada keadaan normal, tinja berbentuk seperti pisang. Dilihat dari kandungan
airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari cair (kadar airnya paling tinggi, biasanya
terjadi pada diare akut), lembek (seperti bubur), berbentuk (tinja normal, seperti
pisang), dan keras (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit). Pada
bayi berusia 0-2 bulan, apalagi yang minum ASI, frekuensi buang air besarnya lebih
sering lagi, yaitu bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau
asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong
diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya
perkembangan saluran cerna.

Warna tinja yang normal adalah kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi
tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila

11
tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau
putih seperti dempul (pada penyakit hati).

2.8.5 Perawatan dirumah

Prinsip pengobatan diare

Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan
baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi) bila tidak
diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh
sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan
penyebab kematian. Oleh karena itu, prinsip pengobatan diare adalah:

Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum)


maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).

Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, pemberian


makanan seperti yang diberikan sebelum sakit harus dilanjutkan, termasuk
pemberian ASI. Pada diare yang ringan tidak diperlukan penggantian susu
formula.

2.9 Askep Teori

Proses keperawatan adalah suatu metode sistematik untuk mengkaji respon manusia
terhadap masalah-masalah dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah masalah tersebut. Masalah-masalah kesehatan dapat berhubungan
dengan klien keluarga juga orang terdekat atau masyarakat. Proses keperawatan
mendokumentasikan kontribusi perawat dalam mengurangi / mengatasi masalah-masalah
kesehatan.

Proses keperawatan terdiri dari lima tahapan, yaitu : pengkajian, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Pengkajian

Data biologis meliputi :

12
Identitas Klien

Identitas Penanggung

Riwayat Kesehatan Dahulu


- Riwayat kelahiran ; Panjang Lahir, Berat Badan Lahir Rendah
- Riwayat Nutrisi ; Mal Nutrisi, KEP, Pola Makan dan Minum, Tipe Susu
Formula
- Riwayat diare ; Berulang, Penyebab
- Pola Pertumbuhan
- Riwayat Otitis media dan atau infeksi lainnya
Riwayat Kesehatan Sekarang
- Riwayat Diare : Frekuensi, Penyebab
- Riwayat Tinja : Jumlah, warna, bau, konsistensi, waktu BAB
- Kaji Intake dan Output
Pengkajian Fisik

A. Pengkajian umum

1) Kesadaran

2) Tanda tanda vital

3) TB / BB

B. Pengkajian fisik

1) Mata : Palpebra, Konjungtiva, Sklera

2) Mulut : Membran mukosa

3) Sistem kardiovaskuler : Nadi apeks, Nadi perifer, Bunyi jantung, Kulit

4) Sistem pernapasan : Frekuensi napas, Bunyi napas, Kedalaman, Pola napas

5) Sistem pencernaan : Bising usus, Distensi abdomen, Mual/ muntah


6) Sistem eliminasi ( BAB dan BAK ) : Frekuensi, konsistensi, bau, warna

13
Faktor Psikososial
Tahap perkembangan anak, kebiasaan di rumah
Metode koping orangtua dan anak
Interaksi orangtua dan anak
Pengkajian Keluarga
Jumlah anggota keluarga
Pola komunikasi
Pola interaksi
Pendidikan dan pekerjaan
Kebudayaan dan keyakinan
Fungsi keluarga
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan tinja : makroskopis dan mikroskopis, pH, kadar gula,
Keseimbangan asam basa dalam darah
Kadar ureum dan kreatinin ( mengetahui faal ginjal)
Elektrolit : Na, K, Ca, F, dalam serum (terutama diare yang disertai kejang)
Intubasi duodenum ( mengetahui jenis parasit)

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan


cairan sekunder terhadap diare.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau
output berlebihan dan intake yang kurang
Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder
terhadap diare

3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa 1

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan


cairan skunder terhadap diare

14
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan
dan elektrolit dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40
x/mnt )
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB
tidak cekung.
Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

Rasional : Penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan


pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk
memperbaiki deficit

2. Pantau intake dan output

Rasional : Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran


tak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

3. Timbang berat badan setiap hari

Rasional : Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan


kehilangan cairan 1 lt.

4. Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5. Kolaborasi :

Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)


Rasional : koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk
mengetahui faal ginjal (kompensasi).

15
Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
Rasional : Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
Rasional : anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit
agar simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik
sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Diagnosa 2

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak


adekuatnya intake dan out put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan


nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

Nafsu makan meningkat


BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi,


berlemak dan air terlalu panas atau dingin)

Rasional : Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi
lambung dan sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah,
sajikan makanan dalam keadaan hangat

Rasional : situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

Rasional : Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

16
Rasional : Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. obat-obatan atau vitamin ( A)

Rasional : Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Diagnosa 3

Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak


sekunder dari diare

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi


peningkatan suhu tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

Rasional : Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

2) Berikan kompres hangat

Rasional : merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas


tubuh

3) Kolaborasi pemberian antipirektik

Rasional : Merangsang pusat pengatur panas di otak

17
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang Asuhan Keperawatan pada klien An. A dengan
diagnosa Diare Akut dehidrasi sedang di Ruang Perawatan anak IKA Lantai II di RSAD Gatot
Soebroto . Study kasus ini diambil 3 hari mulai dari tanggal 24 Mei 2017 sampai dengan tanggal
26 Mei 2017. Berikut adalah Asuhan Keperawatan yang penulis lakukan sesuai dengan tahap-
tahap proses keperawatan yang meliputi tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencaaan
keperawatan, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

1. Identitas Klien

Klien adalah laki laki berinisial An.A berusia 1 tahun, status perkawinan adalah belum
menikah, berasal dari suku sunda dengan alamat Jalan Keramat Sentiong 17H Rt 006 Rw
007 Kel. Kramat Sentiong Jakarta Pusat. Klien beragama islam. Klien belum sekolah.
Klien di rawat di RSPAD Gatot Soebroto di ruang perawatan anak IKA Lantai II dengan
nomor register 85 53 51 dan diagnose medis Diare Akut Dehidrasi Sedang .

2. Resume

Klien tiba di ruang IGD Rumah Sakit RSPAD Gatot Suebroto Jakarta pada tanggal 24
Mei 2017 pukul 07.30 WIB. Klien merupakan seorang anak laki laki berinisial An.H
usia 1 tahun dengan diagnose medis Diare Akut Dehidrasi sedang . Keadaan umum sakit
sedang, kesadaran composmentis. Observasi tanda-tanda vital nadi 120 x/menit
pernafasan 24 x/menit suhu 37.5 C. Tepasang infus sebelah kanan dengan cairan
dexstrose 5 % dengan tetesan 15 tetes per menit.

Pada tanggal 24 Mei 2017 pasien diantar dari IGD ke ruang Perawatan anak IKA Lantai
II pukul 08.00 WIB . Saat tiba diruangan pasien dirawat di kamar 204 bed 2 .

18
Pada pukul 09.00 WIB, pasien dilakukan pengkajian umum dan pengkajian fisik. dan dari
hasil pengkajian fisik tanda-tanda vital. nadi : 120 x/menit, pernapasan : 24 x/menit,
suhu : 37.5 C. Ibu klien diberikan penjelasan oleh dokter dan perawat mengenai
penyakit yang di derita oleh anak - nya.

Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 24 Mei 2017 Hemoglobin : 10,6 g/dl,


Hematokrit 31 %, leukosit 13.290/ul, dan Trombosit 340.000/ul. Klien mendapatkan
therapy injeksi Cefriaxone 1 x 300 mg /IV, diit : makan bubur rendah serat.

Masalah keperawatan yang timbul adalah Resiko Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit., perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh , dan resiko infeksi. Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan secara mandiri yaitu melakukan observasi tanda-tanda
vital, membantu klien dalam beraktivitas, mengkaji tanda-tanda infeksi. Tindakan
keperawatan kolaboratif yaitu memberikan terapi antibiotic.

Evaluasi keperawatan untuk Resiko Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit belum
teratasi, klien masih dipantau bagaimana keseimbangan cairanya apabila idak terpasang
infuse. Untuk resiko infeksi, tidak ditemukan tanda-tanda infeksi, dan perubahan nutrisi
sudah teratasi .

3 . Riwayat Keperawatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan utama : Ibu Klien mengeluh anaknya sudah mengalami diare sudah
5x/hari. Diare dialami anak sudah dari 3 hari yang lalu sebelum masuk kerumah
sakit.

b. Riwayat kesehatan masa lalu


IbuKl ien mengatakan sebelumnya pernah di rawat di rumah sakit thamrin dengan
diagnoa keperawatan Kejang Demam, Ibu klien mengatakan tidak mempunyai
riwayat alergi obat, makanan, binatang,maupun lingkungan. Klien juga tidak
mengkonsumsi obat-obatan

19
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dari genogram dan riwayat kesehatan keluarga dapat disimpulkan bahwa klien
tidak mempunyai riwayat penyakit yang dapat menjadi factor resiko terjadinya
Diare Akut Dehidrasi sedang .

d. Riwayat psikososial dan spiritual

Ibu Klien mengatakan orang paling dekat dengan dirinya selama di rumah sakit
adalah Ibu dan ayah nya, interaksi dalam keluarga baik, pola komunikasi klien
dalam keluarga baik, kegiatan kemasyarakatan yang diikuti adalah mengaji.

e. Dampak penyakit klien terhadap keluarga

keluarga menjadi khawatir terhadap kondisi klien, masalah yang mempengaruhi


klien saat ini adalah aktivitas klien terbatas. Hal yang sangat dipikirkan saat ini
adalah Ibu klien ingin anak nya cepat sembuh dari sakitnya. Harapan setelah
menjalani perawatan adalah klien dapat melakukan aktivitas seperti semula.
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit adalah klien mengalami keterbatasan
dalam beraktivitas. Klien tidak mempunyai nilai-nilai yang bertentangan dengan
kesehatan, saat ini aktivitas keagamaan yang dilakukan adalah berdoa. Kondisi
lingkungan rumah baik dan tidak mempengaruhi kesehatan saat ini.

3. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum sakit


a) Pola nutrisi

Klien tidak ada masalah dengan pola makan. Frekuensi makan 3x/hari, nafsu makan
baik, jumlah yang dihabiskan adalah 1 porsi, tidak ada makanan yang membuat alergi
atau makanan yang tidak di sukai serta tidak ada makanan pantangan, diit makan di
rumah yaitu makan biasa. Tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, dan
tidak ada penggunaan alat bantu NGT.

b) Pola eliminasi

20
Klien buang air kecil (BAK) sebanyak 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan saat BAK, tidak ada penggunaan alat bantu kateter. Klien buang air besar
(BAB) 5 x/hari dengan waktu yg tidak tentu, berwarna kuning kecokelatan, bau khas
feces, konsistensi Cair , dan klien tidak pernah menggunaan obat-obatan laksatif.

c) Pola personal hygiene

Klien mandi 2 x/hari dengan menggunakan sabun mandi pada waktu pagi dan sore
hari, oral hygiene (sikat gigi) 2x/hari dengan menggunakan pasta gigi pada waktu
pagi dan sore hari, mencuci rambut 3x/minggu dengan menggunakan shampoo.

d) Pola istirahat dan tidur

Klien tidur siang + 2 jam / hari, tidur malam + 7 jam / hari, klien biasa berdoa
sebelum tidur.

e) Pola aktivitas dan latihan

Klien belum bersekolah , klien tidak pernah berolahraga dan tidak ada keluhan dalam
beraktivitas.

f) Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan

Klien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok dan minum - minuman keras
/ NAPZA.

4. Pola kebiasaan di rumah sakit

a. Pola nutrisi

Klien tidak ada masalah dengan pola makan. Frekunsi makan 3x/hari, nafsu makan
baik, jumlah yang dihabiskan adalah 1 porsi, tidak ada makanan yang membuat alergi
atau makanan yang tidak di sukai serta tidak ada makanan pantangan, diit makan di

21
rumah yaitu makan biasa. Tidak ada penggunaan obat-obatan sebelum makan, dan tidak
ada penggunaan alat bantu NGT.

b. Pola eliminasi

Klien buang air kecil (BAK) sebanyak 6-7 x/hari, warna kuning jernih, tidak ada
keluhan saat BAK, tidak ada penggunaan alat bantu kateter. Klien buang air besar (BAB)
5 x/hari dengan waktu yg tidak tentu, berwarna kuning kecokelatan, bau khas feces,
konsistensi cair, klien tidak pernah menggunaan obat-obatan laksatif.

c. Pola personal hygiene

Klien mandi 1x/hari pada pagi hari, oral hygine dilakukan pada pagi hari.

d. Pola istirahat dan tidur

Klien tidur + 10 jam /hari, tidur siang 3 jam /hari, tidur malam 7 jam /hari, klien
mempunyai kebiasaan berdoa sebelum tidur.

e. Pola aktivitas dan latihan

Klien tidak dapat beraktivitas secara mandiri, aktivitas klien di bantu oleh perawat dan
Ibu klien .

5. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
Berat badan sebelum sakit 13 kg, berat badan setelah sakit 13 kg, tinggi badan 80
cm,nadi 120x /menit, frekuensi nafas 24x /menit, suhu tubuh 37.5 C.
b. Sistem penglihatan
Sisi mata tampak simetris baik kiri maupun kanan, kelopak mata normal,
pergerakan bola mata normal, konjungtiva merah muda, kornea normal tidak
keruh/berkabut dan tidak terdapat perdarahan, sklera anikterik, pupil isokor, otot-
otot mata tidak ada kelainan, fungsi penglihatan baik, tidak terdapat tanda-tanda
radang, klien menggunakan kacamata, tidak memakai lensa kontak, reaksi
terhadap cahaya baik.
c. Sistem pendengaran

22
Daun telinga normal, kondisi telinga tengah normal, tidak terlihat adanya cairan
yang keluar dari telinga dan tidak ada perasaan penuh pada telinga, klien tidak
mengalami tinnitus, fungsi pendengaran baik, klien tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
d. Sistem Wicara Klien

tidak mengalami gangguan wicara, klien dapat mengucapkan kata-kata dengan


jelas.

e. Sistem Pernapasan
Pada jalan napas bersih, tidak ada sesak dan klien tidak menggunakan alat bantu
pernapasan, frekuensi nafas 24x /menit, irama nafas teratur, jenis pernafasan
spontan, klien tidak batuk dan tidak terdapat sputum, suara nafas
normal/vesikuler, dan tidak ada nyeri saat bernafas.

f. Sistem Kardiovaskuler

Nadi 120 x /menit, irama teratur dengan denyut kuat , tidak terjadi distensi vena
jugularis baik kanan maupun kiri, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan,
pengisian kapiler 4 detik, tidak terdapat edema, kecepatan denyut apical 84
x/menit, irama teratur, tidak terdengar adanya kelainan pada bunyi jantung dan
tidak sakit dada

f. Sistem Hematologi
Klien tidak terlihat pucat dan tidak ada perdarahan
g. Sistem Saraf Pusat
Klien mengatakan tidak pusing, tingkat kesadaran composmentis, GCS E4 M6
V5, tidak terjadi tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (seperti muntah
proyektil, nyeri kepala hebat, papil edema), klien tidak mengalami gangguan
sistem persarafan.

i. Sistem Pencernaan

Klien tidak menggunakan gigi palsu, tidak terdapat carries, tidak tampak
stomatitis, lidah tidak kotor, salifa normal, klien mengatakan tidak nyeri perut,

23
bising usus belum ada karena masih dalam pengaruh anastesi, klien tidak
megalami diare dan konstipasi, tidak teraba pembesaran hepar, dan abdomen tidak
kembung.

j. Sistem Endokrin

Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, nafas tidak berbau keton, tidak terdapat
luka ganggren.

k. Sistem Urogenital

Intake 1000 cc/24 jam, output 900 cc/24 jam dan balance cairan 200 cc, tidak
ada perubahan pola kemih, BAK warna kuning jernih, tidak terdapat distensi
kandung kemih, dan tidak ada keluhan sakit pinggang.

l. Sistem Integument

Turgor kulit baik, temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, keadaan kulit
baik. Tidak ada kelainan kulit, keadaan rambut : tekstur rambut baik dan bersih.

m. Sistem Musculoskeletal

Klien tidak mengalami kesulitan dalam pergerakan.

6. Data tambahan

(pemahaman tentang penyakit) Ibu Klien mengerti tentang penyakitnya yaitu klien dapat
menyebutkan penyebab, tanda dan gejala yang timbul.

7. Data penunjang

Data penunjang yang terdapat pada klien yaitu hasil pemeriksaan Laboratorium 25 Mei
2017 .

HEMATOLOGI

Hasil Pem. Lab Rabu, 24 Mei 2017

-Hemoglobin 10,3 ( 10,5-13,5 g/dL )

24
-Hematokrit 31 ( 33-39 % )

-Eritrosit 4,6 ( 3,7-5,3 juta/L)

-Leukosit 13280 ( 6000-17500 /L )

-Trombosit 314000 ( 150000-400000 /L )

KIMIA KLINIK

-GDS : 121 ( < 140 Mg/dL )

-Natrium (Na) : 130 ( 132-145 mmoL/L )

-Kalium (K) : 3,5 ( 3,1-5,1 mmoL/L )

-Klorida (Cl) : 94 ( 96-111 mmoL/L )

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis yang terdapat pada klien yaitu :

Cefriaxone 1 x 300 mg/IV

Diet : Bubur dan rendah serat

25
3.2 Data Fokus

No TGL. DATA OBJEKTIF TGL. DATA SUBJEKTIF

1. 24-05- DO : 24-05- DS :
17 17
-Ku : Lemah -Keluarga klien mengatakan
anaknya sudah BAB 4 kali ( 05:00-
-Kesadaran : Komposmentis
10:00 )
-Turgor kulit kurang elastic
-Keluarga klien mengatakan BAB
-Kulit tampak kering kuning cair dan ada lender

-Klien tampak gelisah -Keluarga klien mengatakan klien


kurang nafsu makan
-Mukosa bibir kering
-Keluarga klien mengatakan
-Kelopak mata cekung
makanan yang disajikan hanya
-Wajah tampak pucat habis 5 sendok makan

-Feses kuning -Keluarga klien mengatakan


anaknya demam
-Makanan habis porsi

- Akral hangat

-BB : 13 Kg

-TB : 92 Cm

-Bising usus : 26 x/menit

TTV

N : 110 x/menit

S : 37,1oC

R : 26 x/menit

26
Hasil Pem. Lab Rabu, 24 Mei
2017

H2TL :

-Hemoglobin 10,3 ( 10,5-13,5


g/dL )

-Hematokrit 31 ( 33-39 % )

-Eritrosit 4,6 ( 3,7-5,3 juta/L)

-Leukosit 13280 ( 6000-17500


/L )

-Trombosit 314000 ( 150000-


400000 /L )

Kimia Klinik

-GDS : 121 ( < 140 Mg/dL )

-Natrium (Na) : 130 ( 132-145


mmoL/L )

-Kalium (K) : 3,5 ( 3,1-5,1


mmoL/L )

-Klorida (Cl) : 94 ( 96-111


mmoL/L )

-Balance Cairan

Intake :

a)minum + makan = 500 cc

b)infus 2kolf = 1000 cc

27
Total intake : 1500 cc

a)BAK = 400 cc

b)BAB = 800 cc

b)IWL= (30 1) x 13 = 377 cc

Total output : 1477 cc

1.500-1.577 = -77 cc

-IMT : 15,4

3.3 Analisa Data

Nama Klien / Umur : An. A / 1th

No. Kamar / Ruangan : 204 / IKA II

No. Data Masalah Etiologi

1. DS : Resiko Gangguan Output yang


keseimbangan cairan Berlebihan
-Keluarga klien mengatakan
dan elektrolit.
anaknya sudah BAB 4 kali (
05:00- 10:00 )

-Keluarga klien mengatakan BAB


kuning cair

DO :

-Ku : Lemah

-Kesadaran : Komposmentis

-Turgor kulit kurang elastic

28
-Kulit tampak kering

-Klien tampak gelisah

-Mukosa bibir kering

-Kelopak mata cekung

-Wajah tampak pucat

-Feses kuning cair

-Balance Cairan

Intake :

a)minum + makan = 500 cc

b)infus 2kolf = 1000 cc

Total intake : 1500 cc

a)BAK = 400 cc

b)BAB = 800 cc

b)IWL= (30 1) x 13 = 377 cc

Total output : 1477 cc

1.500-1.577 = -77 cc

-Hematokrit 31 ( 33-39 % )

-Natrium (Na) : 130 ( 132-145


mmoL/L )

-Klorida (Cl) : 94 ( 96-111


mmoL/L )

29
2 DS : Perubahan Nutrisi Intake yang Tidak
Kurang Dari Kebutuhan Adekuat
-Keluarga klien mengatakan klien
Tubuh
kurang nafsu makan

-Keluarga klien mengatakan


makanan yang disajikan hanya
habis 5 sendok makan

-Keluarga klien mengatakan


anaknya sudah BAB 4 kali (
05:00- 10:00 )

DO :

-Turgor kulit kurang elastic

-Kulit tampak kering

-Mukosa bibir kering

-Kelopak mata cekung

-Wajah tampak pucat

- Akral hangat

-BB : 13 Kg

-TB : 92 Cm

-Bising usus : 26 x/menit

-Hemoglobin 10,3 ( 10,5-13,5


g/dL )

-IMT : 15,4

3 DS : Resiko infeksi Tindakan Invasive

30
-Keluarga klien mengatakan
anaknya demam

DO :

- TTV

N : 110 x/menit

S : 37,1oC

R : 26 x/menit

-Klien tampak gelisah

-Leukosit 13280 ( 6000-17500/L)

3.4 Diagnosa Keperawatan

Nama Klien / Umur : An. A / 1th

No. Kamar / Ruangan : 204 / IKA II

No Masalah Keperawatan TGL. Ditemukan TGL. Teratasi Nama Jelas

1 Resiko Gangguan keseimbangan 24-Mei-2017 26-Mei-2017 Kelompok 8


cairan dan elektrolit b/d Output
yang Berlebihan

2 Perubahan Nutrisi Kurang dari 24-Mei-2017 26-Mei-2017 Kelompok 8


Kebutuhan Tubuh b/d Intake
yang Tidak Adekuat

3 Resiko infeksi b/d Tindakan 24-Mei-2017 26-Mei-2017 Kelompok 8


Invasive

31
3.5 Perencanaan Keperawatan

Nama Klien / Umur : An. A / 1th

No. Kamar / Ruangan : 204 / IKA II

TGL. No. Tujuan Intervensi Rasional


DX

24- 1. Setelah dilakukan 1. Pantau intake dan 1. Untuk


05- tindakan keperawatan output cairan tubuh klien mengetahui berapa
17 3x24jam diharapkan masukan dan
kebutuhan volume cairan pengeluaran yang
dan elektrolit klien dialami klien
terpenuhi.
2. Hitung balance cairan 2. Untuk
Kriteria hasil : tubuh klien mengetahui
keseimbangan
1. Mukosa bibir lembab
cairan tubuh klien
2. Turgor kulit elastic seimbang atau
tidak
3. BAB 1 x/hari
3.Anjukan untuk minum 3. Untuk
4. Feses lunak/mulai ada
minimal 8 gelas perhari memenuhi
ampasnya
kebutuhan cairan
tubuh klien

4.Dorong asupan oral 4. Untuk


tambahan seperti minum memenuhi
susu atau makan buah kebutuhan cairan
buahan tubuh klien melalui
makanan atau
minuman

32
5.Kolaborasi pemasangan 5. Untuk
infuse ( IVFD Dekstrose memenuhi
5% 1000 ml/24 jam) kebutuhan cairan
tubuh klien melalui
intravena

Kolaborasi

1.Beri terapi obat diatab ( 1.Untuk mengatasi


L-bio 1 x 1 sachet ) untuk diare dengan teknik
meredakan diare dan farmakologi
anjurkan minuman oralit
buatan ( larutan gula
garam 1 gelas/hari )

24- 2. Setelah dilakukan 1. kaji status nutrisi dan 1.Untuk memantau


05- tindakan keperawatan berat badan klien kebutuhan nutrisi
17 3x24jam diharapkan yang dibutuhkan
kebutuhan nutisi klien klien
terpenuhi.
2. Anjurkan untuk makan 2. Untuk mencegah
Kriteria hasil : sedikit tapi sering serta terjadinya
makan selagi hangat mual/muntah
1.Tidak ada penurunan
sehingga nutrisi
berat badan yang berarti
dapat masuk ke
2.Menunjukan anak
peningkatan berat badan
3.Atur posisi semi fowler 3.Untuk mencegah
3.Makanan yang ketika makan terjadinya tersedak
disajikan habis 1 porsi maupun mual

33
4.Dorong asupan oral 4.Untuk memenuhi
tambahan seperti minum kebutuhan nutrisi
susu klien

5.Kolaborasi dengan ahli 5. Pemberian terapi


gizi untuk menentukan yang tepat kepada
diet yang tepat ( diet klien sesuai dengan
bubur dan rendah serat ) indikasi

24- 3 Setelah dilakukan 1.Kaji tanda tanda ifeksi 1. Untuk


05- tindakan keperawatan dan pantau ttv klien mengetahui adanya
17 3x24jam diharapkan infeksi yang terjadi
klien memperlihatkan pada klien atau
tidak adanya tanda-tanda tidak
infeksi.
2.Atur ruangan senyaman 2.Untuk
Kriteria hasil : mungkin dan batasi menciptakan
pengunjung lingkungan yang
1.Tidak nampak tanda-
nyaman bagi klien
tanda infeksi
sehingga mudah
2.Suhu dalam batas untuk istirahat
normal ( 36,5-37,5 )
3. Mengajarkan teknik 3. Untuk mencegah
3.Gelisah berkurang cuci tangan 6 langkah prantara bakteri
kepada keluarga maupun atau virus dari
4. Anak tenang dan
klien tangan ke tubuh
nyaman
klien

4.Kolaborasi pemberian 4.Mencegah dan


terapi antibiotic pada klien mengatasi infeksi
( Ceftriaxone 2 x 0,3 gr ) melalui terapi
farmakologi

34
3.6 Catatan Keperawatan

Nama Klien / Umur : An. A / 1th

No. Kamar / Ruangan : 204 / IKA II

TGL. & No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf


JAM Dx

24-05-17

09.00 1 1. Memantau intake dan output cairan tubuh klien Kelompok 8

Hasil :

-keluarga klien mengatakan klien sudah BAB 3 x ( 05:00-


09:00 ) + 300 cc didalalm popok, feses kuning cair

-Makanan yang disajikan habis porsi + 100 cc

-Klien minum susu + 100 cc

2. Anjukan untuk minum minimal 8 gelas perhari

Hasil : Klien mau minum air maupun susu, klien malas


09.30 Kelompok 8
untuk minum, keluarga memberikan minum sedikit tapi
sering 1 sdt.

3. Kolaborasi pemasangan infuse

09.40 Hasil : Klien terpasang infuse IVFD Dekstrose 5% 1000 Kelompok 8


ml/24 jam

4.Mengajarkan keluarga klien bagaimana cara pembuatan


cairan oralit sederhana ( larutan garam gula )
14.30 Kelompok 8
Hasil : Keluarga klien dapat membuat larutan oralit yang
telah diajarkan ( 1 sdt garam + 6 sdt gula + air 300 cc )

35
6.Mengukur balance cairan tubuh klien

19.45 Hasil : Kelompok 8

-Balance Cairan

Intake :

a)minum + makan = 500 cc

b)infus 2kolf = 1000 cc

Total intake : 1500 cc

a)BAK = 400 cc

b)BAB = 800 cc

b)IWL= (30 1) x 13 = 377 cc

Total output : 1477 cc

1.500-1.577 = -77 cc

36
14.30 2 1. Mengkaji status nutrisi dan berat badan klien Kelompok 8

Hasil : Keluarga klien mengatakan klien kurang nafsu


makan dan makanan yang dihabiskan hanya 5 sendok
makan ( habis porsi ), klien tampak lemas, BB : 13 Kg
14.35 Kelompok 8
2. Menganjurkan untuk makan sedikit tapi sering serta
makan selagi hangat

Hasil : Keluarga klien mengatakan klien makan tapi


hanya sedikit sedikit kuarang nafsu makan, tapi selain
makan klien dipadu dengan minum cairan oralit dan susu
14.40 Kelompok 8
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet
yang tepat

Hasil : Klien mendapatkan diet bubur dan rendah serat

08.00 3 1. Mengkaji tanda tanda infeksi dan memantau ttv klien Kelompok 8

Hasil :

-Keluarga klien mengatakan anaknya demam

-Akral hangat, Klien tampak gelisah

- TTV

N : 110 x/menit

S : 37,1oC

R : 26 x/menit

10.40 2. Mengatur ruangan senyaman mungkin dan batasi Kelompok 8


pengunjung

Hasil : Mengganti laken 1 x/hari dan mengizinkan

37
pengunjung mengunjungi klien sesuai dengan jam besuk

13.30 3. Mengajarkan teknik cuci tangan 6 langkah kepada Kelompok 8


keluarga maupun klien

Hasil : Ibu klien dapat mengikuti prosedur yang diajarkan


perawat

4.Kolaborasi pemberian terapi antibiotic pada klien


17:00 (Ceftriaxone 2 x 0,3 gr) Kelompok 8

Hasil : Klien diberikan obat antibiotic Ceftriaxone 300 cc

TGL. & No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf


JAM Dx

25-05-17

09.00 1 1. Memantau intake dan output cairan tubuh klien Kelompok 8

Hasil :

-Keluarga klien mengatakan klien sudah BAB 2 x


(05:00-09:00 ) + 100 cc didalalm popok, feses kuning dan
mulai ada ampasnya sebesar biji jagung

-Makanan yang disajikan habis porsi +100 cc

-Klien minum susu dan oralit + 300 cc


09.05 Kelompok 8
2. Kolaborasi pemasangan infuse

Hasil : Klien terpasang infuse IVFD Dekstrose 5% 1000


ml/24 jam

20.00 3. Mengukur balance cairan tubuh klien Kelompok 8

38
Hasil :

-Balance Cairan

Intake :

a)minum + makan = 500 cc

b)infus 2kolf = 1000 cc

Total intake : 1500 cc

a)BAK = 600 cc

b)BAB =500 cc

b)IWL= (30-1) x 14 = 406 cc

Total output : 1506 cc

1.500-1.506 = -6 cc

16.00 2 1. Mengkaji status nutrisi dan berat badan klien Kelompok 8

Hasil : Keluarga klien mengatakan klien masih kurang


nafsu makan tapi mau makan sedikit tapi sering, klien
tampak lebih bersemangat, KU ; sedang, makanan yang
disajikan habis porsi, klien mau minum susu dan
larutan oralit. BB : 13 Kg BB : 14 Kg

2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet


17.30 Kelompok 8
yang tepat

Hasil : Klien mendapatkan diet bubur dan rendah serat

08.00 3 1. Mengkaji tanda tanda infeksi dan memantau ttv klien Kelompok 8

Hasil :

39
-Keluarga klien menyatakan tidak ada keluahan

-Akral hangat, gelisah klien berkurang

- TTV

N : 110 x/menit

S : 36,8oC

R : 26 x/menit

09.00 2. Mengatur ruangan senyaman mungkin dan batasi Kelompok 8


pengunjung

Hasil : Mengganti laken 1 x/hari dan mengizinkan


pengunjung mengunjungi klien sesuai dengan jam besuk
17.15 Kelompok 8
3.Kolaborasi pemberian terapi antibiotic pada klien
(Ceftriaxone 2 x 0,3 gr)

Hasil : Klien diberikan obat antibiotic Ceftriaxone 300 cc

TGL. & No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf


JAM Dx

26-05-17 1

10.00 1. Memantau intake dan output cairan tubuh klien Kelompok 8

Hasil :

-Keluarga klien mengatakan klien sudah BAB 1 x


(05:00-10:00 ) + 100 cc didalalm popok, feses kuning
kecoklatan dan sudah tampak lunak, tidak menunjukan
tanda tanda dehidrasi

40
-Makanan yang disajikan habis 1 porsi +200 cc

-Klien minum susu + 200 cc

10.00 2. Kolaborasi pemasangan infuse Kelompok 8

Hasil : Klien terpasang infuse IVFD Dekstrose 5% 1000


ml/24 jam

3. Mengukur balance cairan tubuh klien


20.15 Kelompok 8
Hasil :

-Balance Cairan

Intake :

a)minum + makan = 500 cc

b)infus 2kolf = 1000 cc

Total intake : 1500 cc

a)BAK = 600 cc

b)BAB =500 cc

b)IWL= (30-1) x 14 = 406 cc

Total output : 1506 cc

1.500-1.506 = -6 cc

16.20 2 1. Mengkaji status nutrisi dan berat badan klien Kelompok 8

Hasil : Keluarga klien mengatakan klien mulai nafsu


makan, klien tampak lebih bersemangat, KU ; Baik,
makanan yang disajikan habis 1 porsi, klien mau minum
susu. BB : 14 Kg, Klien tidak menunjukan tanda tanda

41
dehidrasi

`17.20 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet Kelompok 8


yang tepat

Hasil : Klien mendapatkan diet bubur dan rendah serat

09.20 3 1. Mengkaji tanda tanda infeksi dan memantau ttv klien Kelompok 8

Hasil :

-Keluarga klien menyatakan tidak ada keluahan

-Akral hangat, gelisah klien berkurang

- TTV

N : 117 x/menit

S : 36,6oC

R : 25 x/menit

17.00 2.Kolaborasi pemberian terapi antibiotic pada klien Kelompok 8


(Ceftriaxone 2 x 0,3 gr)

Hasil : Klien diberikan obat antibiotic Ceftriaxone 300 cc

3.7 Catatan Perkembangan

Nama Klien / Umur : An. A/ 1th

No. Kamar / Ruangan : 204 / IKA II

No. Dx TGL SOAP Paraf

1 24-05-2017 S : -Keluarga klien mengatakan klien sudah Kelompok 8

42
BAB 7 x dalam sehari

O : -Klien tampak lemah

-Feses berwarna kuning cair

A : Masalah belum teratasi tujuan belum tercapai

P : 1. Pantau intake dan output cairan tubuh

2. Dorong asupan oral dengan pemberian


susu dan larutan oralit

3. Hitung balance cairan tubuh klien

4. Beri terapi sesuai dengan indikasi ( IVFD


Dekstrose 5% 1000 ml/24 jam )

2 24-05-2017 Kelompok 8
S : -Keluarga klien mengatakan klien kurang
nafsu makan, makanan yang dihabiskan
hanya 5 sdm, klien malas minum maupun
makan, tapi mau makan atau minum sedikit
tapi sering.

O : -KU : lemah

-Makanan yang disajikan habis porsi

-Turgor kulit kurang elastic, mukosa bibir


kering, kelopak mata cekung, BB : 13 Kg

A : Masalah belum teratasi tujuan belum tercapai

P : 1. kaji status nutrisi dan berat badan klien

43
2.Anjurkan makan sedikit tapi sering

3.Dorong asupan oral tambahan ( susu )

4.Kolaborasi dengan ahli gizi

3 24-05-2017 S : -Keluarga klien mengatakan anaknya demam Kelompok 8

O : - Akral hangat, Klien tampak gelisah

- TTV

N : 110 x/menit

S : 37,1oC

R : 26 x/menit

A : Masalah belum teratasi tujuan belum tercapai

P : 1.Pantau ttv klien dan tanda tanda infeksi

2.Kolaborasi pemberian antibiotic


ceftriaxone 2 x 0,3 gr ( iv )

1 25-05-2017 S : -Keluarga klien mengatakan klien BAB 4x Kelompok 8


dalam sehari

O : -KU : Sedang

-Feses kuning dan ada ampasnya

A : Masalah teratasi sebagian tujuan belum


tercapai

P : 1.Kaji intake dan output cairan tubuh klien

2.Hitung balance cairan tubuh

44
3.Dorong asupan oral dengan susu

4.Beri terapi sesuai dengan indikasi ( IVFD


Dekstrose 5% 1000 ml/24 jam )

S : -Keluarga klien mengatakan klien kurang


2 25-05-2017 Kelompok 8
nafsu makan, makanan yang dihabiskan
hanya 5 sdm, tetapi klien mau makan dan
minum sedikit tapi sering, klien mau minum
susu dan oralit sedikit demi sedikit

O : -KU : Sedang

-Makanan yang disajikan habis porsi

-Turgor kulit kurang elastic, mukosa bibir


lembab, BB : 14 Kg

A : Masalah teratasi sebagian tujuan belum


tercapai

P : 1. kaji status nutrisi dan berat badan klien

2.Anjurkan makan sedikit tapi sering

3.Dorong asupan oral tambahan ( susu )

4.Kolaborasi dengan ahli gizi

S : -Keluarga klien menyatakan tidak ada


3. 25-05-2017 Kelompok 8
keluhan pada anaknya saat ini

45
O : -Akral hangat, gelisah klien berkurang

- TTV

N : 110 x/menit

S : 36,8oC

R : 26 x/menit

-Tidak tampak tanda-tanda infeksi

A : Masalah teratasi sebagian tujuan belum


tercapai

P : Lanjutkan Intervensi

1. Pemberian terapi antibiotic

1 26-05-2017 S : -Keluarga klien mengatakan klien BAB 2 Kelompok 8


x/hari , feses lunak kuning kecoklatan

O : KU : Baik

-Mukosa bibir lembab, turgor kulit elastic

-Feses lunak kuning kecoklatan

A : Masalah teratasi tujuan tercapai

P : Lanjutkan Intervensi

1. Observasi pemantauan kebutuhan cairan


tubuh klien (tidak terpasang infuse)

2 26-05-2017 Kelompok 8
S : - Keluarga klien mengatakan klien mulai
nafsu makan, klien tampak lebih
bersemangat, KU ; Baik, makanan yang

46
disajikan habis 1 porsi,

O : -KU : Baik

-Makanan yang disajikan habis 1 porsi

-Turgor kulit kurang elastic, mukosa bibir


lembab, BB : 14 Kg

A : Masalah teratasi tujuan tercapai

P : Intervensi dihentikan

S : -Keluarga klien menyatakan tidak ada


3 26-05-2017 Kelompok 8
keluhan pada anaknya saat ini

O : -Akral hangat, gelisah klien berkurang

- TTV

N : 117 x/menit

S : 36,6oC

R : 25 x/menit

-Tidak tampak tanda-tanda infeksi

A : Masalah teratasi tujuan tercapai

P : Intervensi dihentikan

47
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Diare pada anak merupakan masalah kesehatan dengan angka kematian yang masih
tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan
yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk
mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi
akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta.

Untuk memperoleh hasil yang baik maka pengobatan harus rasional. Sejak tahun 1992,
secara umum, diare dapat menyebabkan kematian, tuberkulosa, infeksi saluran nafas.
Namun untuk kelompok usia 1 4 tahun, diare merupakan penyebab kematian terbanyak
(23,2%) sedangkan urutan ke dua (18,2%) penyebab kematian karena infeksi
saluran nafas.

Dari data-data di atas menunjukan bahwa diare pada anak masih merupakan masalah
yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan rasional. Terapi yang rasional
diharapkan akan memberikan hasil yang maksimal, efektif, efisien dan biaya yang
memadai.

4.2 Saran

Pencegahan diare bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang bersih dan
sehat :

1. Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh makanan.


2. Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3. Sebaiknya air minum dimasak benar-benar mendidih, bersih, tidak berbau, tidak
berwarna dan tidak berasa.
4. Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5. Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan muka.

48
DAFTAR PUSTAKA

Doenges,ME, et all. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ed.3. Jakarta:EGC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

49

Anda mungkin juga menyukai