Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman yang serba modern ini teknologi menjadi hal penting. Teknologi
dapat memudahkanpekerjaan dan memperpendek jarak yang sebenarnya ribuan
mil, misalnya dengan menggunakan telepon. Salah satu hal penting yang
mendukung keberadaan teknologi adalah sarana, misalnya energi atau gelombang
sebagai media.
Banyak barang elektronik yang memanfaatkan sifat-sifat gelombang,
misalnya sifat gelombang yang dapat merambat di ruang hampa digunakan manusia
untuk membuat bolam lampu dimana ruang dalam bolam tersebut adalah ruang
hampa.
Banyak alat-alat elektronik di sekitar kita yang teknologinya memanfaatkan
gelombang, namun sebagian besar dari kita belum sepenuhnya tahu dan paham.
Setiap hari, kita mendengar berbagai macam suara. Atau dalam bahasa IPA
disebut bunyi. Bunyi yang kita dengar ada yang menyenangkan da nada pula yang
membisingkan. Ada bunyi yang keras, lemah, tinggi, rendah, dan sebagainya. Kita
dapat mendengar bunyi dari alat music. Alat music akan mengeluarkan bunyi jika
dimainkan. Tapi, dalam keadaan diam, alat music tidak mengeluarkan bunyi.
Pada saat bicara, pita suara yang terdapat di dalam tenggorokan kita bergetar.
Itu merupakan tanda jika bunyi dikeluarkan oleh benda yang bergetar. Tanpa bunyi
manusia akan kesulitan untuk berkomunikasi. Maka dari itu, bunyi merupakan hal
yang terpenting dalam kehidupan kita sehari-hari.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah Bunyi ini yaitu ;
1. Apa pengertian dan karakteristik bunyi ?
2. Bagaimana Intensitas bunyi ?
3. Bagaiman telinga dan responya terhadap bunyi (keyaringan) ?
4. Apa saja sumber bunyi ?
5. Bagaimana kualitas bunyi dan derau ?
6. Bagaimana efek doppler pada bunyi ?

1
7. Bagaimana gelombang kejut dan dentuman sonik ?
8. Apa apilikasi bunyi ?
1.3. Tujuan
Dari perumusan masalah di atas dapat dirumuskan tujuan penyusunan makalah
ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dan karakteristik bunyi ?
2. Untuk mengetahui Bagaimana Intensitas bunyi ?
3. Untuk mengetahui Bagaimana telinga dan responya terhadap bunyi
(keyaringan) ?
4. Untuk mengetahui Apa saja sumber bunyi ?
5. Untuk mengetahui Bagaimana kualitas bunyi dan derau ?
6. Untuk mengetahui Bagaimana efek doppler pada bunyi ?
7. Untuk mengetahui Bagaimana gelombang kejut dan dentuman sonik ?
8. Untuk mngetahui Apa apilikasi bunyi ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bunyi dan Karakteristik Bunyi


Bunyi dikaitkan dengan indera pendengaran kita dan, oleh karena itu,
dengan fisiologi telinga kita dan psikologi otak kita, yang menafsirkan sensasi yang
merangsang telinga kita; yakni, gelombang tekanan longitudianal.
2.1.1 Karakteristik bunyi
Dua batu dipukulkan dibawah air dapat didengar oleh perenang dibawah
permukaan air, karena getaran dibawa ke telinga oleh air. Bila anda menempatkan
telinga anda rata ke tanah, anda dapat mendengar kereta atau truk yang mendekat.
Dalam hal ini tanah tidak benar-benar menyentuh gendang telinga anda, namun
gelombang longitudinal ditransmisikan oleh tanah juga disebut gelombang bunyi,
karena getarannya yang menyebabkan telinga luar dan udara didalamnya bergetar.
Bunyi tidak dapat melakukan perjalanan tanpa adanya materi. Misalnya, bel
berdering didalam stoples hampa-udara tidak dapat didengar, dan bunyi tidak dapat
melakukan perjalanan melalui cakupan kososng luar angkasa.
Laju bunyi (speed of sound) berbeda dalam material yang berbeda. Di udara
pada 0oC dan 1 atm, bunyi berjalan pada kecepatan 331 m/s.laju bunyi dalam
berbagai material diberikan dalam Tabel 12-1. Nilai-nilai agak tergantung pada
temperatur, terutama untuk gas. Misalnya, di udara dekat temperatur kamar, laju
meningkat sekitar 0,60 m/s untuk setiap peningkatan temperatur satu derjat Celcius:

v = (331 + 0,607) m/s, (laju bunyi di udara)

Dimana T adalah temperatur dalam oC. Dua aspek bunyi yang terdengar
langsung dengan jelas bagi manusia: kenyaringan dan titiniada. Dimana
Kenyaringan ini berkaitan dengan intensitas (energi per satuan waktu yang
melintasi satuan luas) dalam gelombang bunyi. Sedangkan Titiniada itu bunyi yang
mengacu pada apakah itu tinggi, seperti bunyi piccolo atau bola, atau rendah, seperti
bunyi bass drum atau bass dawai. Kuantitas yang menetukan Titiniada adalah
Frekuensi. Rentang frekuensi ini disebut kisaran terdengar (audible range). Batasan

3
ini agak berbeda dari satu orang ke orang lain. Salah satu kecenderungan umum
adalah bahwa seiring orang bertambah usia, mereka kurang mampu mendengra
frekuensi tinggi, sehingga batas-frekuensi tinggi mungkin 10.000 Hz atau kurang.
Gelombang bunyi yang frekuensinya berada di luar kisaran terdengar bisa
mnecapai telinga, frekuensi ini di atas 20.000 Hz ini disebut Ultrasonik. Gelombang
bunyi dapat dianalisis dari sudut pandang tekanan. Memang gelombang
longitudinal ini disebut gelombang tekanan. Gelombang bunyi yang frekuensinya
dibawah kisaran terdengar (yaitu, kurang dari 20 Hz) disebut infrasonik. Sumber
gelombang infrasonik termasuk gempa bumi, petir, gunung berapi dan gelombang
yang dihasilkan oleh mesin bergetar berat.gelombang frekuensi rendah ini
berpengaruh melalui resonansi, menyababkan gerak dan iritasi organ tubuh.

Gambar 2.2.2. Membran drum, sembari bergetar, bergantian mengkompresi udara


dan, seiring surut (bergerak ke kiri), menyebabkan regangan (rarefaction) atau
ekspansi udara.
Berbicara, tentang substansi yang menjalar apabila gelombang bunyi
mencapai tapal batas maka gelombang bunyi tersebut akan terbagi dua yaitu
sebagian energi ditransmisikan/diteruskan dan sebagian lagi direfleksikan/dipantul
kan. Suatu penelitian mengenai terjadinya penjalaran bunyi, mendeteksi dan
penggunaan bunyi sangat penting untuk mengetahui lebih lanjut akan pengalihan
energi mekanik (Giancoli, 1998). Gambar 2.2 dan 2.3 adalah perambatan
gelombang bunyi pada kondisi medium yang berbeda.

4
Gambar 2.1 1. Rambatan gelombang bunyi dari medium kurang rapat kemedium
yang lebih rapat

Gambar 2.1 2. Rambatan gelombang bunyi dari medium lebih rapat


kemedium kurang rapat
Hewan menggunakan gelombang bunyi/suara untuk memperoleh
perubahan informasi dan untuk mendeteksi lokasi dari suatu objek. Misalnya ikan
lumba-lumba, kelelawar, menggunakan gelombang bunyi untuk mengemudi dan
menentukan lokasi makanan, apabila cahaya tidak cukup untuk pengamatan.
Manusia berusaha menggunakan gelombang bunyi sebagai pengganti cahaya.
Syarat terdengarnya bunyi ada tiga macam yaitu ada sumber bunyi, ada medium
(udara), dan ada penerima/pendengar.
Pada udara, variasi-variasi tekanan ini berbentuk kompresi (compressions)
dan regangan (rarefactions) yang periodik. Pada gambar 2.4 dan 2.5, bel
meradiasikan nada murni (pure tone) ke semua arah, sehingga menciptakan satu
dataran gelombang melingkar. Getaran yang terjadi terus-menerus (continuaes)
hingga berhenti pada bel menyebabkan deret kompresi dan regangan udara yang

5
bergerak secara longitudinal dari sumber. Amplitudo gelombang dibawa serta oleh
tekanan, yang mana semakin besar amplitudo maka semakin besar juga kompresi
dan regangan yang terjadi.

Gambar 2.1.3 Radiasi bunyi dari bel

Gambar 2.1.4 Dua implus tunggal yang memiliki ketinggian (magnitude) atau
amplitudo berbedamenjauh dari sumber bunyi.
Perubahan tekanan yang membawa informasi bunyi ini bergerak pada arah
yang sama dengan muka gelombang, yaitu secara longitudinal, sehingga dapat
dikatakan bunyi merupakan gerakan gelombang mekanis yang longitudinal.

6
2.2.Intensitas Bunyi
Kenyaringan (loudness) adalah sensasi dalam kesadaran manusia dan
berhubungan dengan kuantitas yang terukur secara fisik, intensitas
gelombang.Intensitas didefinisikan sebagai energi yang diangkut oleh gelombang
per satuan waktu diseluruh satuan luas tegak lurus terhadap aliran energi. Intensitas
sebanding dengan kuadrat amplitudo gelombang.Intensitas memiliki satuan daya
per satuan luas, atau watt/meter (W/m).
Telinga manusia rata-rata dapat mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah
10-12 W/m2 dan setinggi 1 W/2 (dan bahkan lebih tinggi, meskipun di atas
menyakitkan). Ini adalah rentang intensitas yang sangat lebar, mencakup faktor 1012
dari terendah hingga tertinggi. Agaknya karena rentang yang lebar ini, apa yang
kita rasakan sebagai kenyaringan tidak. Berbanding lurus dengan intensitas. Untuk
menghasilkan bunyi yang terdengar sekitar dua kali lebih keras membutuhkan
gelombang bunyi yang memiliki intensitas sekitar 10 kalinya. Ini kira-kira berlaku
pada setiap tingkat bunyi untuk frekuensi di dekat pertengahan kisaran
terdengar.Sebagai contoh, gelombang bunyi berintensitas 10-2 W/m2 terdengar bagi
rata-rata manusia seperti sekitar dua kali lebih keras daripada yang berintensitas 10-
3
W/m2, dan empat kali lebih keras daripada 10-4W/m2..

2.2.1 Tingkat Bunyi


Karena hubungan antara sensasi subjektif dari kenyaringan dan kuantitas
intensitas yang terukur secara fisik, tingkat intensitas bunyi biasanya ditentukan
pada skala logaritmik. Unit pada skala ini adalah bel, mengikuti penemu Alexander
1
Graham Bell, atau jauh lebih umum, desibel (Db), Yang merupakan 10 bel, (10 Db
=1 bel).Tingkat bunyi didefinisikan dalam konteks intensitas 1, sebagai berikut:

di mana I0 adalah intensitas tingkat referensi yang dipilih, dan logaritmanya


berbasis 10, I0 biasanya diambil sebagai intensitas minimum yang terdengar dengan

7
telinga baik ambang batas pendengaran ,yang mana I0= 1,0 10 -10 W/m2. Jadi,
misalnya, tingkat bunyi dari bunyi berintensitas I=1,010 -10 W/m2 adalah
Bunyi adalah aliran energi yang dibawa gelombang udara dalam suatu daerah
per satuan luas . Intensitas bunyi dalam arah tertentu di suatu titik adalah laju energi
bunyi rata-rata yang ditransmisikan dalam arah tersebut melewati satu-satuan
luasan yang tegak lurus arah tersebut di titik bersangkutan. Untuk tujuan praktis
dalam dalam pengendalian kebisingan lingkungan, tingkat tekanan bunyi sama
dengan tingkat intensitas bunyi.
Intesitas bunyi pada tiap titik dari sumber dinyatakan dengan :

Ambang batas pendengaran manusia, yaitu nilai minimum intensitas daya bunyi
yang dapat dideteksi telinga manusia, adalah 10-6 W/cm2. Tingkat tekanan bunyi
beberapa macam bising dan bunyi tertentu ditunjukkan dalam tabel 2.6 1

8
Tabel 2.6 1 Skala intensitas Kebisingan

2.3.Telinga dan responsnya; kenyaringan (Loundes)


Telinga manusia adalah detektor bunyi yang sanagat sensitif. Detektor
bunyi mekanik (mikrofon) hanya mampu sedikit menyamai telinga dalam
mendeteksi bunyi intensitas rendah.
Fungsi telinga adalah untuk mengubah getaran gelombang menjadi
sinyallistrik yang dibawa ke otak melalui saraf.
Telinga terdiri dari tiga yaitu; telinga luar, telinga tengah dan telinga bagian dalam.

Gambar. Diagram dari telinga manusia

9
2.3.1 Respons dari telinga
Telinga tidak sama sensitifnya terhadap semua frekuensi. Utnuk mendengar
kenyaringan yang sama untuk bunyi frekuensi yang berbeda memerlukan intensitas
yang berbeda. Pada grafik ini, setiap kurva mewakili bunyi yang tampaknya sama-
sama kerass. Bilangan yang melabeli setiap kurva mewakili tingkat kenyaringan
(loudness level-satuannya disebut pohon), yang secara numerik sama dengan
tingkat bunyi dalam dB pada 1000 Hz. Sebagai contoh, kurva berlabel 40
merupakan bunyi yang didengar oleh orang biasa dengan kenyaringan yang sama
seperti bunyi 1000 Hz dengan tingkat bunyi 40 dB. Dari kurva 40 pohon ini, kita
melihat bahwa nada 100 Hz harus berada pada tingkat 62 dB agar dianggap sama
keras dengan nada 1000 Hz yang hanya 40 dB.

Gambar. Sensitivitas telinga manusia sebagai fungsi frekuensi.


2.4.Sumber-sumber bunyi: Dawai dan Kolom Udara yang Bergetar
Sumber bunyi adalah objek bergetar. Hampir semua objek dapat bergetar dan
karenanya menjadi sumber bunyi. Pada alat musik, sumber bunyinya dibuat
bergetar dengan memukul, memetik, menggesek, atau meniup. Diproduksilah
gelombang stasioner dan sumber itu bergetar pada frekuensi resonansi alami.

10
Gambar. Gelombang stasioner pada sebuah dawai hanya tiga frekuensi terendah
yang ditampilkan.
2.4.1 Alat-alat musik berdawai
Gelombang stasioner seperti pada gambar 12-7 adalah dasar untuk semua
alat musik berdawai. Titiniadanya biasanya ditentukan oleh frekuensi resonansi
terendah, yaitu frekuensi fundamental, yang berkaitan dengan simpul-simpul
(node) yang terjadi hanya dibagian ujung. Panjang gelombang fundamental pada
dawai adalah sama dengan dua kali panjang dari awal. Oleh karena itu, frekuensi
fundamental adalah 1 = v/ = v/2, dimana vadalah kecepatan gelombang dawai
(bukan diudara). Kemungkinan frekuensi untuk gelombang stasioner pada tali yang
terbentang adalah kelipatan bilangan bulat dari frekuensi fudamentalnya:

Alat musik berdawai tidak begitu keras jika mereka bergantung pada dawai-dawai
bergetar untuk menghasilkan gelombang bunyi karena dawai-dawai itu terlalu tipis
untuk menekan dan mengembangkan cukup banyak udara.

11
2.5.Kualitas Bunyi, dan Derau (Noise); superposisi
Sama seperti kenyaringan dan titinada yang dapat dikaitkan dengan kuantitas
terukur secara fisik, demikian juga kualitas. Kualitas bunyi tergantung pada
keberadaan overtonr-jumlahnya dan amplitudo relatifnya.
Amplitudo rellatif dari overtone untuk nada tertentu akan berbeda bagi alat
musik yang berbeda, yang memberi masing-masing alat musik karakteristik
kualitas atau warna bunyinya. Sebuah grafik batang yang menunjukkan amplitudo-
amplitudo relatif dari harmonik untuk nada tertentu yang dihasilkan oleh suatu alat
musik disebut spektrum bunyi.
Suatu bunyi umum, seperti yang ditimbulkan dengan memukulkan dua batu satu
sama lain, adlah bunyi yang memiliki kualitas tertentu, tetapi tidak dapat ditentukan
titinadanya yang jelas. Bunyi seperti ini adalah campuran dari bnayak frekuensi
yang tidak berkaitan satu sama lain. Sebuah spektrum bunyi yang dihasilkan dari
kebisingan seperti ini tidak akan menunjukan garis diskret. Sebaliknya kebisingan
itu akan menunjukan suatu spektrum frekuensi yang kontinu, atau hampir terus
menerus. Bunyi seperti ini disebut derau (noise) dalam perbandinganya terhadap
bunyi lebih harmonis dari frekuensi-frekuensi yang merupakan kelipatan sederhana
atas frekuensi fundamental.

2.5.1.SifatSifat Bunyi
Pengertian mengenai sifat-sifat dasar fisik bunyi merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk diketahui dalam mengembangkan suatu pendekatan secara
sistematis terhadap masalah kontrol kebisingan. Bunyi mempunyai beberapa sifat
seperti: asal dan perambatan bunyi, frekuensi bunyi, cepat rambat bunyi, panjang
gelombang, intensitas, kecepatan partikel dan lain-lainya sebagai berikut.
2.5.2.Asal dan Perambatan Bunyi
Semua benda yang dapat bergetar mempunyai kecenderungan untuk
menghasilkan bunyi. Bila ditinjau dari arah getarnya, bunyi termasuk gelombang
longitudinal dan bila dilihat dari medium perambatannya, bunyi termasuk
gelombang mekanik.

12
2.5.3. Frekuensi Bunyi
Frekuensi merupakan gejala fisis obyektif yang dapat diukur oleh instrumen-
instrumen akustik. Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa
dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang
menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi
hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam
satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang
menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi adalah banyaknya getaran per
banyaknya waktu pada waktu lampau satuan dari ukuran sebuah frekuensi
didefinisikan sebagai banyaknya siklus perdetik (cps). Sekarang, frekuensi
ditentukan dalam satuan yang disebut Hertz (Hz). Satu Hertz sama dengan satu
siklus perdetik. Frekuensi yang dapat didengar oleh Manusia berkisar 20 sampai
20.000 Hz dan jangkauan frekuensi ini dapat mengalami penurunan pada batas atas
rentang frekuensi sejalan dengan bertambahnya umur manusia (lipscomb & Taylor,
1978). Jangkauan frekuensi audio manusia akan berbeda jika umur manusia juga
berbeda. Frekuensi bunyi dapat didefinisikan sebagai jumlah periode siklus
kompresi dan regangan yang muncul dalam satu satuan waktu
f= 1/T
dimana : f = Frekuensi
(Hz) T = Waktu (detik)
Gelombang dengan berbagai macam frekuensi yang terbentuk pada gelombang
sinusoida dapat ditunjukkan pada gambar 2.6 berikut.

13
Gambar 2.4.1. Gelombang sinusoida dengan beberapa macam frekuensi;gelombang
yang bawah mempunyai frekuensi yang lebih tinggi
Sedangkan periode adalah banyaknya waktu per banyaknya getaran, sehingga
periode berbanding terbalik dengan frekuensi.

Dalam tabel 2.4 1. berikut dapat dilihat perbedaan dari jarak rentang frekuensi yang
dapat ditransmisikan dan diterima oleh beberapa sumber dan penerima bunyi
2.4.1 Jarak rentang frekuensi yang ditransmisikan dan diterima oleh sumber dan
penerima bunyi.

14
2.5.4 Cepat Rambat Bunyi
Bunyi bergerak pada kecepatan berbeda-beda pada tiap media yang dilaluinya.
Pada media gas udara, cepat rambat bunyi tergantung pada kerapatan, suhu, dan
tekanan.

Pada media padat bergantung pada modulus elastisitas dan kerapatan,


sedangkan pada media cair bergantung pada modulus bulk dan kerapatan.

15
Karena bunyi merupakan gelombang maka bunyi mempunyai cepat rambat yang
dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu :
1. Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan
partikel medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi
merambat paling cepat pada zat padat. Tabel 2.2 disajikan beberapa
kecepatan bunyi dalam material tertentu.
Tabel 2.5 1 Cepat rambat bunyi pada berbagai material ( Hemond, 1983).

2. Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin
cepat bunyi merambat. Hubungan ini dapat dirumuskan kedalam persamaan
matematis (v = v0 + 0,6.t) dimana v0 adalah cepat rambat pada suhu nol
derajat dan t adalah suhu medium. Besar kecilnya cepat rambat bunyi pada
suatu medium sangat tergantung pada temperatur medium tersebut (Beranek
& Lver, 1992).

16
2.5.4 .Kecepatan Partikel
Radiasi bunyi yang dihasilkan suatu sumber bunyi akan mengelilingi udara
sekitarnya. Radiasi bunyi ini akan mendorong patikel udara yang dekat dengan
permukaan luar sumber bunyi. Hal ini akan menyebabkan bergeraknya partikel-
partikel di sekitar radiasi bunyi yang disebut dengan kecepatan partikel pada
persamaan.

Dengan menggunakan kesetimbangan momentum antara momentum linear dan


impuls gaya pada gelombang longitudinal untuk permasalahan solid borne
makadapat dianologikan menjadi persamaannya adalah :

dengan asumsi bahwa :


1. Gelombang yang terjadi di solid adalah gelombang bidang
2. Persamaan di atas dapat diturunkanmenjadi gerak di benda solid
3. Reaksi medium solid berupa tegangan, sedangkan pada udara berupa tekanan.

17
2.6.Efek Doppler
Anda mungkin telah memperhatikan bahwa titinada dari sirene pada truk
pemadam kebakaran yang sedang ngebut terdengar turun tiba-tiba saat melintasi
anda. Ketika sumber bunyi bergerak menuju pengamat, titnada yang didengar oleh
pengamat lebih tinggi daripada ketika sumber itu tidak bergerak; dan ketika
sumbernya menajuh dari pengamat, titinadanya lebih rendah. Fenomena ini dikenal
sebagai efek doppler dan terjadi untuk semua gelombang.

Gambar. (a) kedua pengamat di trotoar mendengar frekuensi yang sama dari truk
pemadam kebakaran yang tidak bergerak. (b) Efek Doppler: pengamat yang
didekati ole truk pemadam kebakaran mendengar bunyi berfrekuensi lebih tinggi,
dan pengamat dibelakang truk pemadam kebakaran mendengar bunyi berfrekuensi
rendah
2.7.Gelombang Kejut dan Dentuman Sonik (Sonic Boom)
Sebuah onjek seperti pesawat yang melaju lebih cepat dari kecepatan bunyi
dikatakan memiliki laju supersonik. Laju seperti ini sering diberikan bilangan
match, yang didefinisikan sebagai rasio dari laju objek terhadap laju bunyi dalam
medium lingkungnya. Sebagai contoh, sebuah pesawat yang melaju secepat 600
m/s diatmosfer, dimana laju bunyi hanya 300 m/s, memiliki kecepatan Mach 2.

18
Gambar. Gelombang bunyi yang dipancarkan oleh suatu benda (a) pada saat tidak
bergerak atau (b, c, dan d) bergerak. (b) jika kecepatan benda kurang dari kecepatan
bunyi, efek Doppler terjadi. (c) pada saat vobj = vsnd , gelombang menumpuk didepan,
membentuk hambatan bunyi. (d) jika kecepatan benda lebih besar dari kecepatan
bunyi, gelombang kejut dihasilkan.
Ketika sumber bunyi bergerak pada kecepatan subsonik (kurang dari
kecepatan bunyi), titinada bunyi diubah sebagaimana telah kita lihat (efek doppler).
Tetapi jika sumber bunyi bergerak lebih cepat dari kecepatan bunyi, efek yang lebih
dramatis yang dikenal sebagai gelombang kejut (shock wave) terjadi. Dalam kasus
ini, sumbernya benar-benar bergerak lebih cepat (outrunning) terhadap
gelombang yang dihasilkannya.
Ketika sebuah pesawat bergerak pada kecepatan supersonik, leboh besar
dari kecepatan bunyi diudara., derau yang dibuatnya dan gangguan udaranya akan
membentuk gelombang kejut yang mengandung sejumlah besar energi bunyi.
Ketika gelombang kejut itu melewati pendengar, ia terdengar sebagai dentuman
sonik (sonic boom) yang keras. Sebuah dentuman sonik hanya berlangsung
sepersekian detik, tetapu energi yang dikandungnya kadang-kadang cukup untuk
memecahkan jendela dan menyebabkan kerusakan lainnya.

19
2.8.Apilikasi: Sonar, Ultrasound, dan Pencitraan Medis.
2.8.1 Sonar
Pantulan bunyi digunakan dalam berbagai penerapan untuk menetukan
jarak Sonar atau teknik Pulsa Gema digunakan untuk menemukan benda-benda di
bawah air. Sebuah pemancar mengirimkan pulsa bunyi melalui air, dan detektor
menerima pantulannya, atau gema, beberapa waktu kemudian. Analisis gelombang
terpantul dari berbagai struktur dan batas-batas didalam bumi menugkapkan pola
karakteristik yang juga berguna dalam eksplorasi minyak dan mineral. (Radar yang
digunakan di bandara untuk melacak pesawat melibatkan teknik pulsa gema yang
sama kecuali bahwa ia menggunakan gelombang elektromagnetik [EM], yang
seperti cahaya tampak, bergerak dengan kecepatan 3 x 108 m/s).

2.8.2 Pencitraan Medis Ultrabunyi


Penggunaan diagnostik ultrabunyi dalam kedokteran, dalam bentuk gambar
(kadang-kadang disebut sonogram), adalah sebuah apilikasi penting dan menarik
dari prinsip-prinsip fisika. Teknik pulsa gema digunakan, seperti sonar, kecuali
bahwa frekuensi yang digunakan adalah kisaran 1 sampai 10 MHz (1 MHz = 106
Hz). Sebuah pulsa bunyi berfrekuensi tinggi diarahkan ke tubuh, dan pantulannya
dari batas atau antarmuka diantara organ serta struktur dan lesi lainnya, atau kanting
cairan, dapat dibedakan; aksi katup-katup jantung dan perkembangan janin dapat
diperiksa;dan informasi tentang bergbagai organ tubuh, seperti otak, jantung dan
hati dan ginjal, dapat diperoleh.
Teknik pulsa gema untuk pencitraan medis bekerja sebagai beriut. Sebuah
pulsa singkat ultrabunyi dipancarkan oleh tranduser yang mengubah pulsa listrik
menjadi gelombang pulsa gelombang bunyi. Sebagian pulsa itu terpantul sebagai
gema disetiap anatrmuka dalam tubuh, dan sebagian pulsa (biasanya) terus
menembus.

20
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan pernah bisa lepas yang
ada kaitannya dengan bunyi. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang
dihasilkan dari benda-benda yang bergetar. bunyi memiliki sifat-sifat dan
karakteristik tertentu.
Dalam perambatannya bunyi memerlukan waktu dan medium untuk
merambat dari satu benda menuju benda yang lainnya. Tiap medium memiliki
waktu yang berbeda dalam perambatannya. Perambatan bunyi tidak dipengaruhi
oleh frekuensi. Dengan adanya bunyi, kehidupan manusia dapat terbantu.

21

Anda mungkin juga menyukai