PANDUAN
TENTANG
TAHUN 2017
1
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH H. DAMANHURI BARABAI
NOMOR : 445/ /SK/RSUD/2017
TANGGAL :
PANDUAN
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Tetapi sebaliknya bila informasi yang diterima tidak akurat atau salah
dalam menginterpretasikan informasi makan juga akan membahayakan
penanganan permasalahan kesehatannya. Bahkan sering kali karena
informasi yang sepotong-sepotong atau salah dalam menginterpretasikan
informasi seorang pasien berani menggurui dokter dan terlalu cepat
memvonis bahwa dokter salah dan tidak becus. Pasien kelompok demikian
ini selalu keras kepala dalam mempertahankan informasi yang didapat tanpa
mempertimbangkan masukan dari dokter tentang fakta yang sebenarnya
terjadi.
2
B. DEFINISI
Second opinion adalah pendapat medis yang diberikan oleh dokter kedua
atau ahli medis, ketika salah satu dokter memberikan diagnosis atau
merekomendasikan tindakan medis lain untuk individu. Individu pasien
didorong untuk mendapatkan opini kedua setiap kali dokter
merekomendasikan operasi atau menyajikan individu dengan diagnosis medis
yang serius. Hak istimewa pasien untuk meminta pemeriksaan dan evaluasi
kondisi kesehatan oleh dokter pertama.
C. TUJUAN
Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian salah diagnosis pada
pasien, dengan cara :
1. Untuk memastikan penyakit yang diderita oleh pasien dengan diagnosa
yang tepat.
2. Melakukan pemeriksaan ulang pada pasien yang memerlukan second
opinion.
3. Menetapkan standar pemberian second opinion secara komprehensif.
D. RUANG LINGKUP
Pasien yang memerlukan second opinion dapat terjadi pada pasien yang
dirawat di ruangan :
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gawat Darurat
Semua pekerja yang bekerja di rumah sakit harus memahami semua
pasien yang di rawat inap/rawat jalan memiliki kesempatan untuk
mendapatkan second opinion mengenai kesehatannya dan semua petugas
memiliki peran untuk memberikan arahan untuk mendapatkan second
opinion.
3
BAB II
TATA LAKSANA
B. PERANGKAT KERJA
Status rekam medis pasien.
4
penyakitnya berhubungan dengan organ dalam, dokter kedua yang
kita pilih bisa dokter spesialis penyakit dalam.
Jika sudah mendapat Second opinion tetapi berbeda dengan opini
yang kita dapatkan dari dokter pertama sedangkan anda masih
ragu maka carilah dokter ketiga.
Dalam mencari pendapat kedua, hindari kalimat pengaduan
misalnya dok, kemarin saya periksa ke dokter A dan hasilnya
seperti ini dan seperti ini. Sebaiknya mintalah pendapat seperti
biasa berdasarkan tanda dan gejala penyakit yang muncul.
Kemudian tanyakan jika ada masalah yang kurang jelas dan
konfirmasikan pendapat dokter pertama, misalnya dengan
menanyakan jadi saya tidak sakit ini ya dok? atau saya tidak
perlu menjalani terapi ini kan dok?.
Jika anda sudah yakin dengan dokter pertama atau kedua maka
tidak perlu mencari pendapat dokter selanjutnya.
b. Assesmen Ulang
Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang mengenai permintaan
Second opinion yang akan dilakukan :
Perawat penanggung jawab pelayanan yang bertugas akan
mengidentifikasi dan menerapkan Prosedur Pemberian Second
opinion.
prosedur Pemberian Second opinion pada pasien harus
diimplementasikan.
Mempersilakan pasien untuk melakukan konsultasi dengan
dokter yang diinginkan.
Dokter memberikan pemeriksaan dan konsultasi sesuai dengan
apa yang ditanyakan oleh pasien mengenai diagnosis penyakitnya.
Dokter dapat menanyakan pengobatan yang sebelumnya pernah
diberikan atau pemeriksaan yang telah dilakukan oleh pasien.
Dokter menulis hasil pemeriksaan di dalam catatan rekam medis.
Memberikan resep sesuai dengan kebutuhan pasien.
Perawat mempersilahkan pasien untuk menebus obat yang telah
diresepkan dokter.
D. BUKTI DOKUMEN
1. Dokumen Rekam Medis Pasien.
2. Dokumen Catatan Keperawatan.
5
BAB III
PENUTUP
Plt. Direktur
RSUD H. Damanhuri Barabai,