Anda di halaman 1dari 5

H.

L Bloom

Suatu penyakit dapat terjadi oleh karena adanya ketidakseimbangan faktor-faktor


utama yang dapat memengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Paradigm hidup sehat yang
diperkenalkan oleh H.L.Bloom mencakup 4 faktor yaitu faktor genetik/biologis (keturunan),
perilaku (gaya hidup) individu atau masyarakat, faktor lingkungan (social, ekonomi, fisik,
politik) dan faktor pelayanan kesehatan (jenis, cakupan dan kualitasnya). Berdasarkan hasil
penelusuran kasus di atas, jika dilihat dari segi konsep kesehatan masyarakat, maka ada
beberapa faktor yang menjadi faktor resiko terjadinya penyakit demam berdarah dengue,
yaitu :

1. Faktor Genetik/Biologis

Pasien dalam kasus ini berusia 15 tahun. Pada usia tersebut, pasien termasuk ke
dalam usia yang rentan untuk mengalami penyakit terutama penyakit menular yang
disebabkan oleh binatang yakni DBD. Hal ini disebabkan karena pada usia remaja awal,
daya tahan tubuh belum terbentuk sempurna. Sistem imun tubuh manusia terbentuk
sempurna pada usia dewasa. Selain itu pasien tergolong seorang perempuan yang dalam
beberapa penelitian dijelaskan terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian
DBD.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Wibisono (1997) mengemukakan


bahwa kerentanan penjamu terhadap DBD dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Devi et al (2015) dijelaskan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan derajat infeksi
dengue. Hal ini terkait dengan faktor hormonal yang dapat memengaruhi angka
kejadian DBD. Hormon glikoprotein memengaruhi perkembangan sel fagosit
mononuklear dan sel granulosit sebagai respon pertahanan tubuh.

Kerja hormon dipengaruhi oleh adanya protein spesifik yang disebut reseptor.
Reseptor hormon glikoprotein yaitu FSH dan LH terdapat di membran plasma gonad.
Aktivasi sel FSH dan LH yang dipengrauhi oleh hipotalamus dapat ditekan oleh steroid
gonad sehingga pada anak hormon estrogen sangat rendah dan estrogen memengaruhi
lemak dalam tubuh. Sehingga rendahnya estrogen pada anak perempuan menyebabkan
leptin yang dihasilkan oleh sel lemak dalam tubuh masih sedikit. Leptin merupakan
protein yang mengatur berat badan. Sehingga anak perempuan cenderung memiliki berat
badan kurang dengan imunitas rendah akan rentan terhadap penyakit karena memiliki
imunitas selular rendah sehingga respon imun dan memori imunologik belum
berkembang sempurna.

2. Faktor Lingkungan
Penilaian rumah sehat pasien sesuai persyaratan kesehatan perumahan
menurut Keputusan Menteri Kesehatan No.829/Menkes/SK/VII/1999, yaitu :

Aspek Komponen Rumah

a. Langit-langit
Terdapat langit-langit pada rumah pasien. Hal ini menunjukkan fungsi langit-
langit sebagai penahan debu, kotoran dan hal polusi lainnya yang jatuh dari atap
cukup diperhatikan oleh keluarga pasien sehingga hal ini tidak menjadi faktor
risiko terjadinya penyakit menular yakni DBD
b. Dinding
Dinding yang tersusun dari semen yang dicat, tidak lembab dan tampak bersih
tidak berlumut sudah cukup baik untuk pasien dan keluarga.
c. Lantai
Lantai sebagian besar keramik dan masih ada beberapa yang terbuat dari semen,
tidak licin dan mudah dibersihkan serta tinggi lantai dari permukaan tanah 20
cm sudah baik untuk pasien dan keluarga
d. Tata ruang
Ruang tidur
Satu ruang tidur dihuni oleh 2 orang dan ada ruang tidur berisi 3 orang dengan
luas < 8m2. Kondisi ini tidak layak berdasarkan kriteria rumah sehat akrena dapat
mengganggu aktifitas penghuninya.
Dapur
Dapur pasien terletak di sebelah ruang tidur dan terdapat satu dapur yang
berdekatan dengan kamar mandi, berdinding semen, beratap genteng, tanpa
ventilasi udara. Pasien sehari-hari masak dengan kompor gas namun di dalam
dapur terdapat hewan peliharaan yakni ayam hal ini tentunya tidak baik bagi
kesehatan pasien dan keluarga karena kondisi tersebut mengurangi higienitas
dalam mempersiapkan makanan sehingga dapat menurunkan imunitas penghuni
rumah.
Kamar mandi
Kamar mandi terletak di luar rumah, berdinding semen, beratap genteng dengan
ventilasi cukup untuk pertukaran udara dan pasien menggunakan jamban jongkok,
hal ini cukup baik bagi kesehatan pasien dan keluarga.
e. Ventilasi
Jumlah ventilasi pada kamar pasien terdri dari 1 buah dengan ukuran 20 cmx 8 cm
dengan kondisi tertutup tanpa jendela. Hal ini tentunya sangat jauh dari pesyaratan
rumah sehat yaitu luas ventilasi tetap minimal 5% dari luas lantai dan luas
ventilasi insidentil minimal 5%, hal ini menyebabkan pertukaran udara di dalam
kamar pasien tidak baik terlebih ketika nyamuk demam berdarah di dalamnya
yang terperangkap hal ini tentunya menyebabkan masalah kesehatan bagi pasien
dan keluarga
f. Pencahayaan
Pencahayaan alamiah yang masuk ke dalam kamar pasien tidak ada sehingga
tampak gelap ketika siang hari, hal ini menyebabkan kelembaban ruangann
meningkat dan fungsi cahaya matahari sebagai pembunuh kuman penyakit tidak
berjalan efektif
g. Luas Bangunan Rumah
Luas bangunan rumah pasien 40 m2, jika ditinjau sesuai kriteria rumah sehat
Permenkes yaitu 8m2/orang, rumah pasien belum termasuk kriteria, luas
bangunan tidak sebanding dengan jumlah penghuninya, hal ini tidak baik untuk
kesehatan di samping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen dan mudahnya
tertular penyakit, terutama apabila ada anggota keluarga yang memiliki penyakit
menular seperti halnya demam berdarah dengue.

Dalam kasus ini, lingkungan tempat tinggal yang mendukung terjadinya


penyakit demam berdarah dengue yang dialami oleh pasien adalah :

- Ruang dapur yang berdekatan dengan kamar


Dapur dapat menjadi awal mula menyebarnya nyamuk selain di dapur barang-
barang bekas juga banyak terkumpul. Ketika dekat dengan kamar tidur dan
jendela tidak dimiliki maka kemungkinan terperangkanya nyamuk A.aegypti
cukup besar dan terinfeksinya pasien dengan nyamuk tersebut menjadi mudah
- Jarak antara ruangan terlalu berdekatan
Penyebaran nyamuk yang dapat dengan mudah menularkan dari satu anggota
keluarga ke anggota keluarga lain kemungkinan menjadi sangat besar ketika
ruangan antar satu ruangan terlalu dekat
3. Faktor Perilaku
- Kebiasaan menggantung pakaian
Kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar dapat menjadi tempat bagi
nyamuk A.aegypti untuk lebih lama menetap. Ketika anggota keluarga tidur
atau melakukan aktivitas di dalam kamar tanpa disadari nyamuk dapat
menghisap dan timbulah manifestasi klinis DBD
- Kebiasaan menumpuk barang-barang bekas
Kebiasaan menumpuk barang bekas menjadi salah satu tempat yang baik bagi
nyamuk untuk berkembang biak. Hal ini jika dibiarkan potensi untuk
terjadinya demam berdarah dengue menjadi semakin besar.
- Jarang membersihkan tempat penampungan air
Anggota keluarga pasien jarang membersihkan tempat penampungan air dan
hal ini apabila tidak diperhatikan maka jentik-jentik yang berpotensi untuk
menjadi nyamuk kemudian lama-kelamaan apabila dibiarkan dapat
mengakibatkan kejadian DBD semakin besar
- Makanan yang dibiarkan menyatu dengan hewan peliharaan
Ketika makanan tidak dijaga higienitas dan dibiakan menyatu dengan hewan
peliharaan maka makanan tersebut untuk berpotensi menimbulkan penyakit
semakin besar. Bakteri akan tumbuh dengan baik di lingkungan yang kurang
bersih. Dan jika makan tersebut dikonsumsi oleh anggota keluarga maka
sistem imun akan menjadi menurun dan menjadi sakit dan ketika sakit maka
potensi untuk terkena penyakit menular menjadi besar
4. Faktor Pelayanan Kesehatan
- Belum optimal penyuluhan mengenai demam berdarah dengue
Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua pasien yang kurang baik akan
memengaruhi tindakan yang diambil untuk merawat anggota keluarga.
Penyuluhan sangat diperlukan sebagai salah satu pintu wawasan bagi setiap
keluarga di suatu daerah.
Lingkungan tempat tinggal pasien belum dilakukannya penyuluhan yang
optimal mengenai DBD sehingga hal ini dapat saja menjadi salah satu faktor
risiko yang mendukung terjadinya penyakit DBD di lingkungan pasien.
Dari beberapa uraian faktor tersebut di atas, dapat diketahui bahwa banyak hal
yang data menyebabkan pasien terkena demam berdarah dengue. Ketidakseimbangan
antara faktor penjamu, agen dan lingkungan dapat menyebabkan timbulnya suatu
penyakit. Selain itu, adanya faktor-faktor dalam empat determian kesehatan seperti
faktor biologis/genetik, lingkungan, perilaku dan faktor pelayanan kesehatan
masyarakat dapat menjadi penyebab timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat.

Program Puskesmas Gunungsari terhadap Demam Berdarah Dengue

Anda mungkin juga menyukai