Nim : 18201521065
Dinasti abbasiyah
Al-mansur adalah saudara dari abul abbas yang menjadi pendiri dinasti abbasiyah
yang sebenarnya dan menjadi khalifal pengganti abul abbas, ketika ia meninggal ia
meninggalkan seorang pewaris, yaitu al-mahdi akan tetapi ia terkenal kikir oleh sebagian
kalangan.. Dalam sejarah al-mahdi telah memperbaiki semua komunikasi didalam
kekaisarannya, perhatian terhadap seni dan pendirian kota dan sekolah. Usahanya untuk
menghentikan pemberontakan gagal sehingga terjadi pemberontakan dimana-mana. Setelah
kematian al-mahdi,anaknya yang bernama al-hadi menggatikannya dan ia pun juga gagal
menghentikan pemberontakan sehingga dia digantikan oleh saudaranya yang bernama harun,
dan harun pun dapat meredam pemberontakan.
Sebelum kematiannya, harun meninggalkan dua orang pewaris yaitu al-amin dan al-
mamun, al-amin berkuasa diwilayah barat dan al-mamun berkuasa diwilayah timur bersama
dengan bangsa persia, karena merasa terancam denganal-amin, maka al-mamun mengepung
baghdad dan membunuh al-amin dalam perang saudara, dan al-mamun pun menjadi khalifah
satu-satunya di dinasti abbasiyah. Dan pada masa al-mamun inilah disebut sebagai masa
keemasan peradaban islam oleh para sejarawan, karena pada masa ini terjadi ekspansi ilmu
pengetahuan, seni, dan budaya dan pada masa ini terjadi penerjemahan besar-besaran
terhadap ilmu-ilmu yang berbahasa asing.
Putra harun yang lain yang bernama al-miktasim menjadi kholifah, dan pada masa
inilah awal mula kehancuran dinasti abbasiyah, karena banyaknya pengikut abbasiyah yang
tidak setia. Dan al-waqid masa jabatannya dipercepat dan digantikan oleh saudaranya, yaitu
al-mutawakkil yang terlambat berusaha kembali kedalam hukum islam, al-mutawakkil
dibunuh oleh salahsatu penjaga turki dan digantikan oleh putranya yaitu al muntasir, dan dia
berkuasa selama 6 bulan dan dibunuh oleh penjaga istana turki.
Rival dinasti
Pada masa ini awal kehancuran diasti abbasiyah, para panglima dan gubernur didaerah
membentuk dinastinya sendiri dan keluar dari barisan dinasti abbasiyah. Setelah terjadi
perang salib, dinasti abbasiyah menghadapi ancamanbangsa mongol. Awalnya, Mongol
terdiri dari suku-suku nomaden yang terorganisir secara longgar di Mongolia, Manchuria, dan
Siberia. Beberapa waktu sebelum 1200 kepala suku Mongol dengan nama Temujin (1162-
1227), kemudian dikenal sebagai Genghis Khan (yang berarti "Raja Perkasa") , bersatu dan
terorganisir suku yang tersebar menjadi kekuatan tempur yang unggul. Sebagai master tak
perlu dari Mongolia, ia dan penerusnya ditetapkan pada karir yang spektakuler yaitu
penaklukan, menyebarkan teror dan kehancuran apapun.
OPINI