Anda di halaman 1dari 4

MASALAH KEMANDULAN DAN ABORTUS

Kehamilan merupakan proses kompleks biologis dan psikologis. Sehubungan dengan


relasi ibu-anak ini, kita perhatikan wanita yang sengaja menghindari kehamilan dan
mengalirkan sifat keibuannya kepada subsitut (pengganti) dari anaknya. Secara tidak sadar,
wanita tersebut ingin sekali menghindari bahaya-bahaya yang ikut terbawah sebagai
konsekuensi dari setiap kehamilan dan secara suka rela bersedian untuk tidak menghayati
keningmatan dari fungsi keibuanya ingin di puaskan secara tidak langsung, yaitu dengan
jalan menjadi ibu, akan tetapi dengan jalan mengambil pengganti anak yang sebenarnya
(dengan menekuni lektual dan lain-lain). Pengganti ini menimbulkan rintangan tersebut
terhadap fungsi keibuannya dan dapat menyebabkan sterilitas/kemandulaan.
Tipe wanita seperti ini kemudian di dorong oleh keinginan menghukum diri sendiri
dengan mengunjung banyak dokter, membeli jenis obat, menjalani beberapa pembedahan dan
kedukun untuk menumui fungsi keibuannya. Wanita secara rasional ingin menjadi seorang
ibu yang sejati dengan melahirkan anak, akan tetapi secara emosional dan psikis dan dia
menolak kelahiran anak.
Semakin tinggi sifat keibuan pada seorang wanita dan semakin tinggi kualitas
emosional keibuannya, akan semakin ringan semua beban derita yang diakibatkan kehamilan,
melahirkan bayi, dan fungsi keibuannya.
Ciri-ciri keibuan sebagai kompleks emosional itu bersifat psikologis. Setiap wanita
normal dapat memiliki sifat keibuan ini, sekalipun belum perna hamil dan melahirkan.
Keibuan ini menjadi aktual jika benar-benar menjalankan fungsi dengan memberi cinta kasih
pemeliharaan dan bimbingan.
Adat kebiasaan menyatakan bahwa wanita yang tidak mampu melahirkan adalah
Inferior. Wanita yang tidak mampu mencari solusi dengan cara normal kesulitan psikologis
akibat kemandulannya biasanya mengembangkan mekanisme perilaku yang Neuerotis atau
mengembangkan perilaku yang Steriotipe dan menjadi Agresif serta mudah emosional
terutama terhadap suami, atau menjadi sangat Narsistis dan manja yang memustatkan
perhatian pada organ yang lemah dan di khawatirkan (yakni, Uterus) serta menjadi pasien
langganan dari spesialis kandungan dengan keluhan yang tidak ada habisnya.
Ibu yang pendengki dan iri hati kepada ibu-ibu yang hamil serta hak milik orang lain
merupakan tipe lain wanita yang mengalami kemandulan. Timbul obsesi untuk memiliki
segala sesuatu yang dimiliki tetangga atau orang lain untuk memuaskan hatinya, seperti pada
kompleks hastrasi/iri zakar pada anak gadis kecil. Sedngkan tipe wanita yang Pseudo-
keibuan, memilih pekerjaan yang bersifat keibuan, perawat. Pengaruh taman kanak-kanak,
anggota badan sosial tertentu, dan lain-lain.

Wanita kelompok ini dikelompokkan dalam tiga tipe-tipe wanita.


1. Wanita agresif maskulin, dengan sikap keras kepala, menolak pengganti anak
dengan adopsi, harus anak sendiri, bersifat sombong dan keras kepala.
2. Wanita narsistis, tampak hidup rukun dengan imbalan atas pengorbanannya
adalah kesuksesan suami dengan jabatan, ilmu, dan kedudukan sosial yang
tinggi. Dia harus menjadi bagian dari suaminya karena kesuksesan suami
berkat usahanya. Suami tidak boleh gagal dalam apapun. Wanita seperti tinggi
hati dan ambisius.
3. Wanita bersifat keibuan yang sejati dengan rasa tawakal dan tabah menerima
nasib karena kemandulan suaminya/impotensi suaminya. Sikap keibuan selalu
mendorong dirinya untuk setiap kali menghibur suaminya yang dianggapnya
menjadi anaknya.

ABORTUS
Abortus dapat terjadi dengan sengaja dan terjadi dengan sendirinya. Abortus yang disengaja
dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Ajaran agama normal masyarakat melarang
abortus yang disengaja.
Pada dasarnya, wanita berhak melakanakan fungsi keibuannya, kalau dia
menghendakinya dan berhak menolak jika memang tidak menghendaki. Kita perlu
mengetahui motivasi yang mendorong wanita menginginkan anak dan motivasi yang
mendorong wanita ingin memusnahkan janin dalam kandungannya, baik pada kehamilan
ikatan nikah maupun diluar nikah, kehamilan pertama ataupun yang sudah berulang-
ulang.berbagai faktor yang dapt penyebab seorang melakukan abortus sengaja (aborsi), antara
lain kemiskinan, moralitas, sosial, ketakutan terhadap orangtua, rasa malu dan aib, hubungan
cinta yang tidak harmonis, kehamilan yang tidak dikehendaki/tidak sengaja, calon ayah tidak
bertanggung jawab, dan lain-lain.
Penjelasan di bawah ini menguraikan beberapa tipe wanita yang melakukan aborsi.
a. Wanita yang bersifat aktif agresif dan revolusioner. Wanita tipe ini berusaha
mementang norma sosial dan sanksi tradisional. Wanita menyimpan dendam
dan kemarahan kepada suami/kekasihmya. Ide-idenya bersifat negatif terhadap
janin yang di kandungannya, bayi dianggap sebagai beban dan menyulitkan
dirinya. Dengan tanpa keraguan dan hati yang dingin, wanita ini melakukan
aborsi. Apabila ide terhadap bayi positif, nayi tersebut merupakan
kebanggaan, dan pada saat lahir, bayi akan di rawat tanpa menghiraukan
cemoohan masyarakat.
b. Wanita yang pasif dan lemah. Ia tiak menghendaki fungsi keibuan dan
menolak janinnya. Kehamilan di anggap sebagai kecelakaan dan nasib buruk,
dan tidak ada pilihan lain kecuali aborsi. Walaupun wanita ingin menjadi ibu,
tetapi dia takut akan sanski dari masyarakat.
c. Wanita dengan sadar dan pertimbangan yang masuk mengahayati keadaan
dirinya/kehamilannya sebagai sesuatu yang belum diharapkan. Hati wanita ini
pasrah menanggung konsekuensi dari perbuatannya dengan cara melakukkan
aborsi.

Moralitas sosial ini tidak banyak berpengaruh terhadap wanita hamil yang yng
sudah menikah. Sanksi sosial dikenakan kepada wanita hamil di luar nikah.
Aborsi yang di lakukan pada wanita menikah dilandasi motivasi lain, sebagai
contoh pertimbangan ekonomi, gangguan terhadap rencara tertentu, hambatan
karier, keinginana menikmati hidup berdua, belum sanggap menjadi ibu, tidak
ingin memperbanyak anak, dan lain-lain.
Dalam kehidupan-kehidupan sosial, tekanan sosial sangat berpengarui
fungsi reproduksi pada wanita. Faktor emosional yang terus ditekan akan
menggangu alam bawah sadarnya.

PSEUDOSIESIS/KEHAMILAN PALSU

Wanita pseudosiesis mengalami tanda-tanda hamil antara lain berhentinya


menstruasi, perut membesar, payudara juga membesar dan menghasilkan air susu,
pingul melebar, perubahan-perubahan endokrin dan sebagainya. Akan tetapi,
kenyataan tidak terdapat kehamilan pada wanita tersebut.
Komponen-komponen yang ada pada wanita pseusosiesis, tersebut adalah :
a. Sikap yang ambivalen terhadap kehamilan, yaitu ingin sekali jadi hamil,
sekaligus di barengi dengan tidak ingin hamil. Ingin memiliki anak akan
tetapi takut memiliki anak.
b. Keinginan hamil tidak timbul dari dorongan sifat keibuan, tetapi dorongan
oleh motif sekunder lain, berupa agresivitas, dendam dan sikap
bermusuhan yang semuanya ini bersumberkan dari harga diri/narsisme
yang ekstrem.
c. Keinginana di barengi dengan rasa bersalah dan dorongan untuk
menghukum diri sendiri yang kemudian dikompensasikan dalam bentuk
agresivitas.
d. Secara simultan bersamaan muncul kesedihan untuk menyadari sekaligus
perasaan tidak mau menyadari bahwa kehamilannya ilusi belaka.
Wanita yang menderita pseudosiesis ingin menonjolkan egonya, dengan menutupi
segala kekurangan sendiri. Wanita bangga hati karena dapat membohongi orang lain,
dengan jalan mencari fantasi-fatasi kebohongan dan menutupi kelemahannya sendiri.
Pada umumnya trauma-trauma dari abortus yang disengaja ditimbulkan,
kecuali, jika terdapat luka-luka organik yang cukup serius. Sebagai akibatnya, organ
genetali wanita tersebut kehilangan kapasitas untuk berproduksi sehingga menjadi
steril.
ABORTUS SPONTAN DAN KELAHIRAN BAYI PREMATUR.

Menurut ilmu kedokteran dan kebidanan, terjadi abortus spontan dan kelahiran bayi
prematur antar lain karena defisiensi/keusakan primer dari ovarium/idung telur, gangguan
pada triod/kelenjar gondok, gangguan pada hipofisis dan gangguan pada hormon lainnya,
dan penyebab lainnya. Kebanyakan peristiwa abortus sangat di pengaruhi oleh faktor-
faktor psikogenik.
a. Faktor terletak pada psikis
b. Wanita hamil yang bersangkutan ada keinginana yang tidak didasari untuk
abortus atau membuang bayi dalam kandungan yang di dorong oleh
keinginan bawah sadar.
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa wanita yang mengalami keguguran berulang pada
umumnya memiliki tendensi yang destruktif terhadap ego sendiri atau terhadap orang lain,
seperti di pengaruhi perasaan dendam dan agresi kepada suami, keterlibatan profesional yang
sangat kuat, ambisi-ambisi tertentu tersebut kehidupan bebas, dan lain-lain.

HUBUNGAN DENGAN JANIN

Hubungan ibu dengan anaknya di mulai sejak hamil, ketika ibu mengkhayal dan
memimpikan dirinya sebagai ibu (RUBIN,1975). Hubungan ibu dengan anak
berkembang dalam 3 fase selama habil.
Fase 1 Ia menerima kenyataan biologis tentang kehamilan dengan saya hamil dan
menyatakan ide tentang anak di dalam tubuhnya dan gambaran dirinya sebagi berikut
(LUMLEY,1982).
Pikiran berpusat pada dirinya
Menyadari kenyataan dirinya hamil
Janin adalah bagian dari dirinya
Janin seolah-olah tidak nyata

Fase 2 Pada saat ini merasakan hal-hal sebai sebikut


Menerima tumbuhnya janin yang merupakan makhluk yang berada dengan
dirinya (bulan ke-5)
Terlibatya dalam hubungan ibu-anak, asuhan dan tanggung jawab
Tumbuh kesadaran bahwa bayinya adalah makhluk lain yang terpisah dari
tubuhnya
Menerima kenyataan hamil, mendengar denyut jantung janin, dan merasakan
gerakan janin. Ia akan senang pada anak kecil.

Fase 3 ini adalah proses attacment dan ibu merasakan hal-hal sebagai berikut
Merasa realistis
Mempersiapkan kelahiran
Mempersiapkan diri menjadi orang tua
Spekulasi mengenai jenis kelamin anak

Anda mungkin juga menyukai