Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Belakang
Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting sekali
di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit paru.
Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan
terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya
dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita
diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat
astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah.
Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-
pasian penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga
pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah
arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbagan asam
basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar biokarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan
atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan
sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan
menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari
penelitian analisa gas darah dan keseimbangan asam-basa saja, kita harus menghubungkan
dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya

B. Pembahasan
1. pH
a. Definisi
pH darah arteri, menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah. pH kurang dari
7,0 disebut asam, dan lebih besar pH dari 7,0 disebut basa, atau alkali. Ketika pH
darah menunjukkan bahwa darah lebih asam, maka hal ini terjadi akibat kadar karbon
dioksida yang lebih tinggi. Sebaliknya ketika pH darah tinggi yang menunjukkan
bahwa darah lebih basa, maka hal ini terjadi akibat kadar bikarbonat yang lebih
tinggi.

b. Prosedur Pemeriksaan
A. Latar Belakang
Pemeriksaan analisis gas darah merupakan pemeriksaan laboratorium yang penting sekali
di dalam penatalaksanaan penderita akut maupun kronis, terutama penderita penyakit paru.
Pemeriksaan analisis gas darah penting baik untuk menegakkan diagnosis, menentukan
terapi, maupun untuk mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat terapi. Sama halnya
dengan pemeriksaan EKG pada penderita jantung dan pemeriksaan gula darah penderita
diabetes millitus. Dengan majunya ilmu pengetahuan, terutama setelah ditemukan alat
astrup, tekanan parsial O2 dan CO2 serta pH darah dapat diukur dengan mudah.
Pemeriksaan gas darah dan pH digunakan sebagai pegangan dalam penanganan pasien-
pasian penyakit berat dan menahun. Pemeriksaan analisa gas darah dikenal juga
pemeriksaan ASTRUP yaitu suatu pemeriksaan gas darah yang dilakukan melalui darah
arteri. Gas darah arteri memungkinkan untuk pengukuran pH (dan juga keseimbagan asam
basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar biokarbonat, saturasi oksigen, dan kelebihan
atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah secara luas digunakan
sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien penyakit berat yang akut dan
menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat menggambarkan hasil berbagai tindakan
penunjang yang dilakukan, tetapi kita tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari
penelitian analisa gas darah dan keseimbangan asam-basa saja, kita harus menghubungkan
dengan riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya

B. Pembahasan
1. pH
a. Definisi
pH darah arteri, menunjukkan jumlah ion hidrogen dalam darah. pH kurang dari
7,0 disebut asam, dan lebih besar pH dari 7,0 disebut basa, atau alkali. Ketika pH
darah menunjukkan bahwa darah lebih asam, maka hal ini terjadi akibat kadar karbon
dioksida yang lebih tinggi. Sebaliknya ketika pH darah tinggi yang menunjukkan
bahwa darah lebih basa, maka hal ini terjadi akibat kadar bikarbonat yang lebih
tinggi.

b. Prosedur Pemeriksaan
c. Analisis kliniss
pH <7, 35 (asidosis)
pH > 7, 45 (alkalosis)
pH = 7,4 (normal)
pH normal dapat menunjukkan gas darah yang benar-benar normal atau pH yang
normal ini mungkin suatu indikasi ketidakseimbangan yang terkompensasi.
Ketidakseimbangan yang terkompensasi adalah suatu ketidakseimbangan dimana
tubuh sudah mampu memperbaiki pH baik dengan perubahan respiratorik maupun
metabolik (tergantung pada masalah utama)
Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang bersifat
metabolik (adanya perubahan konsentrasi bikarbonat yang disebabkan gangguan
metabolisme) dan yang bersifat respiratorik (adanya perubahan tekanan parsial CO2
yang disebabkan gangguan respirasi). Perubahan PaCO2 akan menyebabkan
perubahan pH darah, pH darah akan turun (asidosis) jika PaCO2 meningkat (asidosis
respiratorik primer) atau jika HCO3 (asidosis metabolik primer). pH darah akan naik
(alkalosis) jika PaCO2 (alkalosis respiratorik primer) atau jika HCO3 (alkalosis
metabolik primer).

2. BE (Base Excess)
a. Definisi
BE digunakan untuk mengkaji komponen metabolik dari perubahan asam dan
basa dan menunjukkan apakah pasien mempunyai asidosis metabolik/alkalosis
metabolik. BE menunjukkan junlah asam yang dibutuhkan untuk mengembalikan
pH darah individu ke interval pH (7,35-7,45) dengan jumlah CO2 pada nilai standar.

b. Prosedur Pemeriksaan

c. Analisis klinis

BE > +3 menunjukkan pasien mempunyai darah yang memerlukan peningkatan


jumlah asam secara ABN untuk mengembalikan pH ke netral (menunjukkan
d. Analisis kliniss
pH <7, 35 (asidosis)
pH > 7, 45 (alkalosis)
pH = 7,4 (normal)
pH normal dapat menunjukkan gas darah yang benar-benar normal atau pH yang
normal ini mungkin suatu indikasi ketidakseimbangan yang terkompensasi.
Ketidakseimbangan yang terkompensasi adalah suatu ketidakseimbangan dimana
tubuh sudah mampu memperbaiki pH baik dengan perubahan respiratorik maupun
metabolik (tergantung pada masalah utama)
Proses perubahan pH darah ada dua macam, yaitu proses perubahan yang bersifat
metabolik (adanya perubahan konsentrasi bikarbonat yang disebabkan gangguan
metabolisme) dan yang bersifat respiratorik (adanya perubahan tekanan parsial CO2
yang disebabkan gangguan respirasi). Perubahan PaCO2 akan menyebabkan
perubahan pH darah, pH darah akan turun (asidosis) jika PaCO2 meningkat (asidosis
respiratorik primer) atau jika HCO3 (asidosis metabolik primer). pH darah akan naik
(alkalosis) jika PaCO2 (alkalosis respiratorik primer) atau jika HCO3 (alkalosis
metabolik primer).

3. BE (Base Excess)
a. Definisi
BE digunakan untuk mengkaji komponen metabolik dari perubahan asam dan
basa dan menunjukkan apakah pasien mempunyai asidosis metabolik/alkalosis
metabolik. BE menunjukkan junlah asam yang dibutuhkan untuk mengembalikan
pH darah individu ke interval pH (7,35-7,45) dengan jumlah CO2 pada nilai standar.

b. Prosedur Pemeriksaan

c. Analisis klinis

BE > +3 menunjukkan pasien mempunyai darah yang memerlukan peningkatan


jumlah asam secara ABN untuk mengembalikan pH ke netral (menunjukkan
Alkalosis) atau mengindikasikan pasien dengan asidosis metabolik/ primer atau
sekunder terhdap alkalosis respiratorik
BE < -3 biasanya menunjukkan pasien dengan asidosis, misal kebutuhan asam
yang berlebihan dipindahkan dari darah untuk mengembalikan pH kembali ke
normal (pasien dengan metabolic asidosis/ primer atau sekunder terhadap
alkalosis respiratoris)

EFY AFIFAH, M.Kes. PEMERIKSAAN ASTRUP (ANALISA GAS DARAH)


Diakses:http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/agd.pdf
Alkalosis) atau mengindikasikan pasien dengan asidosis metabolik/ primer atau sekunder terhdap
alkalosis respiratorik
BE < -3 biasanya menunjukkan pasien dengan asidosis, misal kebutuhan asam
yang berlebihan dipindahkan dari darah untuk mengembalikan pH kembali ke
normal (pasien dengan metabolic asidosis/ primer atau sekunder terhadap
alkalosis respiratoris)

EFY AFIFAH, M.Kes. PEMERIKSAAN ASTRUP (ANALISA GAS DARAH)


Diakses : http://staff.ui.ac.id/system/files/users/afifah/material/agd.pdf

Anda mungkin juga menyukai