Anda di halaman 1dari 6

Indrani Nur dan Fitria Saftarina | Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor Resiko Infertilitas

Pengaruh Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor


Risiko Infertilitas

Fitria Saftarina1, Indrani Nur Winarno Putri2


1
Bagian Kedokteran Okupasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Mahasiswa,Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Sindrom Polikistik Ovarium merupakan sekumpulan dari gejala yang dialami oleh perempuan usia reproduktif yang dapat
menyebabkan gangguan berupa infertilitas pada jangka pendek dan gangguan metabolic seperti resistensi insulin dan
menjadi faktor resiko diabetes melitus tipe-2 dalam jangka panjang. Menurut Ivo Broses Duke dalam American Journal of
Obstetric and Gynecology menyebutkan bahwa sekitar 4-18 % perempuan usia reproduktif mengidap polikistk ovarium di
seluruh dunia , sementara di Indonesia sendiri belum ada data yang pasti menyebutkan jumlah penderita sindrom ini yang
mungkin disebabkan system pencatatan dan pelaporan yang kurang baik. Hal yang memicu penyakit ini adalah fakor
genetik, obesitas dan haid yang tidak teratur. Diagnosis dapat diitegakkan dengan menemukan gejala seperti oligoovulasi,
hiperandrogenemia, dan gambaran polikistik ovarium pada pemeriksaan sonografi. Sindrom polikistik ovarium dapat
meningkatkan faktor resiko infertilitas , dimana infertilitas sendiri dapat diartikan sebagai suatu keadaan pasangan yang
tidak memiliki anak dalam kurun waktu 1 tahun dengan akivitas seksual aktif yang regular dan tanpa menggunakan metode
kontrasepsi apapun. Keterkaitan antara sindrom polikistik ovarium dengan peningkatan faktor resiko infertilitas terdapat
pada gangguan siklus ovulasi yang terjadi pada sindrom ini.

Kata kunci :infertilitas, oligoovuasi, polikistik ovarium

Effect of Polycystic Ovary Syndrome to Increase Infertility Risk Factors


Abstract
Polycystic Ovary Syndrome are symptoms in female with reproductive-age which cause disturbance, such as infertility for
short term and metabolic dysfunction such as insulin resistance that caused diabetes mellitus tipe - II for long term. Ivo
Brosens in American Journal of Obstetric and Gynecology said that around 4-18% reproductive-age female around the
world have this kind of syndrome, meanwhile in Indonesia there are no definitive data for this syndrome it is caused by less
support of recording and reporting system . Genetic factor, obesity, and oligomenorhea are the etiology. Criteria
diagnostic are oligoovulation , hiperandrogenemia, and polycystic ovary in sonography examination. Polycystic ovary
syndrome is often associated to the increasing of infertility factor. Infertility is a condition whose a couple dont have a
children in one year sexual activity without any contraception method. The relation between polycystic ovary syndrome
and the enhancement of infertility risk factor can cause the ovulation cycle disorder in this syndrome.

Keyword :infertility, oligoovulation, polycystic ovary

Korespondensi :Indrani Nur Winarno Putri, alamat Jl. Abdul Muis 8 , Gedong Meneng, Bandar Lampung, HP 082182662574,
e-mail indraniputri@rocketmail.com

Pendahuluan 1935pertama kali dideskripsikan sebagai


Sering kali ditemukan wanita dengan amenorrhea yang terkait dengan bilateral
keluhan mengenai haid yang tidak teratur , polikistik ovarium.2 Namun, saat ini diartikan
ataupun sedikit , kegemukan dengan jaringan menjadi suatu kondisi klinis metabolik yang
lemak yang meningkat, timbul jerawat pada Sering terjadi pada perempuan usia
bagian wajah atau badan, tumbuhnya rambut reproduktif dalam jangka pendek yang akan
yang berlebihan pada wajah atau badan, dan menyebabkan disfungsi reproduksi. Namun,
apabila wanita tersebut sudah menikah dan jika terjadi dalam jangka panjang juga akan
ingin memiliki anak akan menjadi sulit hamil, menyebabkan gangguan metabolik .3 Salah
mungkin wanita ini mengalami gejala atau satu kriteria diagnosis untuk sindrom polikistik
manifestasi klinis yang disebut dengan ovarium ini adalah didapatkan 2 atau lebih
sindrom ovarium polikistik atau polycystic kriteria berikut yaitu haid yang tidak teratur ,
ovary syndrome (PCOS). 1 anovulasi kronik , didapatkan bukti dalam
Sindrom polikistik ovarium (SOPK pemeriksaan biokimia adanya
atauPolycistic Ovary Syndrome) dikenal juga hiperandrogenisme dan bukti
dengan Stein-Leventhal Syndrome. Pada adanyagambaran polikistik ovarium dalam

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |43


Indrani Nur dan Fitria Saftarina | Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor Resiko Infertilitas

pemeriksaan sonografi.4 Adanya anovulasi gonadotropin yang dihubungkan dengan


kronik merupakan suatu faktor resiko interaksi antara genetik dan
terjadinya kanker ovarium. Oleh karena itu, lingkungan.9Sindroma polikistik ovarium
pengobatan pada kista ovarium tidak hanya adalah suatu penyakit hormonal yang biasa
terbatas pada memperbaiki masalah jangka dikaitkan dengan gangguan menstruasi ,
pendek seperti masalah reproduksi tapi juga hirsutisme , jerawat di wajah, obesitas ,
efek jangka panjang yang mungkin terjadi. infertilitas dan aborsi yang dalam beberapa
Dari seluruh perempuan usia reproduksi kasus akan mempengaruhi kualitas hidup.
yang tersebar di seluruh dunia, kurang dari Penamaan penyakit ini didapatkan karena
20% diantaranya yang mengidap sindrom adanya lesi di ovarium yang membesar dan
polikistik.5 Untuk Indonesia, belum ada data didalamnya diisi dengan kista yang multiple.9
resmi yang menunjukkan jumlah penderita Penyebab sindrom polikistik ovarium ini
sindrom polikistik karena tidak adanya belum diketahui, namun diduga terdapat
kejelasan dalam pelaporan dan pencacatan keterkaitan dengan proses pengaturan ovulasi
kasusnya. Namun, sebagai gambaran di RS dan ketidakmampuan enzim yang berperan
Dharmais ditemukan kira-kira 30 penderita dalam sintesis estrogen di ovarium.9 Berikut ini
setiap tahunnya. Data hasil penelitian di RSU penjabaran mengenai etiologi dan
Raden Mattaher,Jambi terdapat 47 orang yang patogenesis sindrom polikistik ovarium :
menderita kista ovarium dari tahun 2009 1. Peningkatan faktor pertumbuhan
2010. Di RSUP H. Adam Malik,Medan terdapat menyebabkan peningkatan respon
jumlah seluruh penderita kista ovarium tahun ovarium terhadap Luteinizing Hormone
2008 2009 sebanyak 47 orang. Di Rumah (LH) dan Follicle Stimulating Hormone
Sakit Umum Dr.Pirngadi Medan dari bulan (FSH), sehingga perkembangan folikel
Januari 2010 sampai dengan Oktober 2010 ovarium bertambah dan produksi
penderita kista ovarium pada wanita usia androgen akan meningkat.
subur berjumlah 34 orang, sementaradi Perkembangan folikel yang berlebihan ini
Rumah Sakit ST. Elisabeth,Medan, data akan menyebabkan banyaknya folikel
seluruh penderita kista ovarium yang yang bersifat kistik.10
diperoleh terdapat 116 orang penderita pada 2. Adanya hubungan antara obesitas dan
tahun 2008 2012 .6 peningkatan resiko polikistik ovarium
Infertilitas adalah suatu keadaan melalui peningkatan resistensi insulin
dimana tidak memiliki anak setelah 1 tahun yang menyebabkan sel teka
menjalani aktifitas seksual secara regular memproduksi androgen dan
tanpa menggunakan teknik kontrasepsi menghambat Sex Hormone Binding
apapun.7 Banyak hal yang dapat menyebabkan Globulin (SHBG) sehingga androgen bebas
infertilitas pada seorang wanita seperti karena meningkat. Keadaan ini menyebabkan
kelainan anaotmi , kelainan fisiologi ataupun androgen banyak di aromatisasi menjadi
kelainan faktor genetik . Faktor menstruasi, estrogen yang akan menghasilkan LH dan
faktor ovulasi, dan disfungsi uterin di anggap memicu pematangan folikel. 10
memiliki peran yang paling penting terhadap 3. Hiperandrogen , anovulasi dan polikistik
infertilitas . Prevalensi infertilitas dengan ovarium disebabkan oleh factor genetic
penyebab idiopatik dilaporkan sekitar 22-28% terkait kromosom X. 10
dan sebanyak 21% perempuan berumur Penegakan diagnosis sindrom polikistik
kurang dari 35 tahun dan 26% diatas 35 ovarium dapat dilakukan dengan melihat
tahun.8 tanda-tanda berikut :
1. Hiperandrogenemia: baik secara biokimia
Isi atau pemeriksaan fisik tanpa ada atau
Polikistik ovarium merupakan kumpulan adanya gangguan system endorkrin
dari tanda dan gejala yang heterogen sehingga pengecekan dapat dilakukan dengan
dapat menyababkan penurunan tingkat melihat pertumbuhan bulu pada tubuh
kesuburan.Diagnosisnya dapat ditegakkan penderita atau dapat dilakukan dengan
dengan menemukan gejala klinis. Gejala yang Ferriman Gallwel Score. Untuk
akan timbul tergantung dari derajat keakuratan hasil dapat pula di cek melalui
abnormalitas sistem metabolisme dan

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |44


Indrani Nur dan Fitria Saftarina | Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor Resiko Infertilitas

direct radioimmunoassay (RIA) dengan gangguan ovulasi memiliki gejala klinis


menghitung kadar testosterone bebas.2 amenorea, beberapa diantaranya
2. Anovulasi, yaitu tidak adanya ovulasi menunjukkan gejala oligomenorea.
selama 3 bulan atau lebih . Sementara Amenorea primer dapat disebabkan oleh
oligoovulasi yaitu ovulasi yang terjadi kondisi seperti sindrom polikistik,
lebih dari 35 hari.2 sindrom turner, terhambatnya pubertas,
3. Adanya polikistik ovarian dalam kelainan system endokrin dan adanya
pemeriksaan penunjang seperti tumor.12
ultrasonografi.2 2. Gangguan pada tuba. Keadaan ini
4. Gabungan dua diantara 3 gejala diatas biasanya disebabkan oleh adanya infeksi
yaitu : oleh Chlamidia ,Gonorrhea ataupun TBC.
- Oligovulasi dan adanya polikistik Selain itu, adanya endometriosis juga
ovarium sering dikaitkan menjadi penyebab
- Hiperandrogenemia dan adanya gangguan tuba yang berefek pada
polikistik ovarium.2 meningkatkan infertilitas. 11
Infertilitas merupakan kondisi dimana 3. Gangguan uterus, termasuk mioma
suatu pasangan tidak dapat memiliki anak submukosum, polip endometrium,
dalam 12 bulan hubungan seksual yang leiomyomas, dan sindrom asherman.11
regular dan tanpa menggunakan teknik Pemeriksaan yang dapat dilakukan
kontrasepsi apapun infertilitas ini disebut juga untuk menegakkan diagnosis infertilitas
infertilitas primer.Sedangkan infertilitas adalah pemeriksaan terkait fase ovulasi,
sekunder merupakan keadaan dimana pemeriksaan terkait kemungkinan adanya
seorang wanita tidak dapat memiliki anak atau infeksi , pemeriksaan kelainan uterus ,
mempertahankan kehamilannya. Untuk pemeriksaan kelainan tuba, dan pemeriksaan
mendiagnosis seorang wanita mengalami lendir senggama. Pada infertilitas terkait
infertilitas dapat diperiksa dengan dengan sindrom polikistik ovarium yang harus
menggunakan tes ovulasi dan potensi tuba.11 diperiksa adalah pemeriksaan terkait fase
Faktor resiko terjadinya infertilitas ovulasi yang dapat diperiksa dengan :
biasanya terkait dengan gaya hidup,yaitu 1. Anamnesis: menanyakan frekuensi
konsumsi alcohol, merokok, IMT <19 ataupun keteraturan menstruasi.
>29 ,olahraga yang berat seperti aerobik 2. Tes kadar progesteron: apabila
selama 3-5 jam perminggu, dan pekerjaan perempuan tersebut memiliki
yang terpapar zat kimia ataupun radiasi sinar- keteraturan haid namun infertilitas dalam
X.8 Sedangkan faktor penyebab infertilitas 1 tahun dan perempuan dengan
pada perempuan seperti gangguan ovulasi oligomenorhea.
yang disebabkan oleh banyak hal. WHO 3. Pengukuran kadar FSH dan LH: dilakukan
mengklasifikasikan gangguan ovulasi menjadi pada perempuan dengan siklus haid tidak
4 yaitu kegagalan pada hipotalamus dan teratur.
hipofisis , gangguan fungsi ovarium, kegagalan 4. Pengukuran kadar prolactin: dilakukan
ovarium yang ditandai dengan peningkatan apabila terdapat kecurigaan adanya
kadar gonadotropin namun kadar estradiol kelainan ovulasi terkait tumor.
yang rendah dan hiperprolaktinemia. Selain 5. Pemeriksaan cadangan ovarium
itu, infertilitas pada wanita dapat pula Untuk pemeriksaan cadangan ovarium,
disebabkan oleh adanya infeksi dan parameter yang dapat digunakan adalah
endometriosis.12 AMH (antimullerian hormone)dan folikel
Penyebab infertilitas secara umum antral basal (FAB). Berikut nilai AMH dan
dibagi menjadi 3 yaitu : FAB yang dapat digunakan:
1. Gangguan ovulasi seperti SOPK, gangguan a. Hiper-responder (FAB > 20 folikel /
pada siklus haid, insufiensi ovarium AMH > 4.6 ng/ml
primer Infertilitas yang disebabkan oleh b. Normo-responder (FAB > 6-8 folikel /
gangguan ovulasi dapat diklasifikasikan AMH 1.2 -4.6 ng/ml)
berdasarkan siklus haid, yaitu amenore c. Poor-responder (FAB < 6-8 folikel /
primer atau sekunder. Namun, tidak AMH < 1.2 ng/ml)13
semua pasien infertilitas dengan

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |45


Indrani Nur dan Fitria Saftarina | Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor Resiko Infertilitas

Keadaan infertilitas ini terjadi akibat citratedengan dosis sebanyak 50 mg yang


absennya ovulasi dan disfungsi endometrium, dikonsumsi 1 kali sehari selama lima hari
penelitian oleh Lopes et al memperlihatkan dapat dimulai pada kapan saja namun jika
dosis konvensional progesteron mungkin pada wanita yang sedang menstruasi di
belum cukup untuk memperbaiki PCOS terkait mulai pada hari ke 5 menstruasi. Bila
endometrial disfungsi. Apabila pengaturan dengan dosis awal pasien tidak mengalami
ovulasi dapat membantu menghasilkan ovulasi dilanjutkan dengan dosis 100 mg
konsepsi, kejadian aborsi spontan , kelahiran selama 5 hari setelah 30 hari dari dosis
preterm , dan pre-eklamsia tetap dapat awal. Dapat juga menggunakan
mudah terjadi.5 Hal ini diperkuat pula oleh AromataseInhibitor Letrozole yang
penelitian Palomba et al pada wanita hamil 12 merupakan kelas terbaru yang dapat
minggu dengan PCOS ditemukan kualitas menginduksi ovulasi.15
plasenta yang lebih rendah dari berat b) Mengatasi infertilitas
plasenta, volume , ketebalan dan densitas Kombinasi antara mengatasi masalah
dibandingkan dengan wanita hamil 12 minggu ovulasi yang tidak teratur ,
tanpa PCOS. 14 hiperandrogenemia, dan pola hidup sehat
Penatalaksanaan infertilitas yang untuk menurunkan berat badan menjadi
dikaitkan hubungannya dengan sindrom cara yang dianggap paling baik untuk
polikistik ovarium adalah : mengatasi masalah kesuburan ini.14
a. Mengontrol haid yang tidak teratur.
Mengendalikan siklus haid dapat Ringkasan
dilakukan dengan pemberian kontrasepsi Sindrom polikistik ovarium merupakan
oral yang selama beberapa dekade suatu kumpulan gejala yang dialami oleh
dianggap paling manjur dan paling aman. perempuan usia produktif dan dapat
Kontrasepsi oral tidak boleh diberikan menyebabkan gangguan kesuburan pada fase
pada wanita dengan trombosis vena atau akut dan dapat menyebabkan gangguan
wanita perokok berusia lebih dari 35 metabolisme pada fase kronik. Prevalensi dari
tahun. Kontrasepsi oral yang dapat sindrom polikistik ovarium ini sekitar 4-18%
menjadi pilihan adalah perempuan usia reproduksi yang mengidap
medroxyprogesterone yang diminum 7-10 polikistik ovarium di seluruh dunia. Prevalensi
hari setiap 3 bulan sekali. Dalam 1 kali yang cukup tinggi ini menyebabkan
fase minum obat dapat mengahasilkan 4 perempuan perlu mengetahui gejala dari
siklus haid normal, dan haid akan dimulai penyakit ini diantaranyahiperandrogenemia ,
dari seminggu setelah dimulainya terapi. adanya gambaran polikistik ovarium pada
Selain itu, mengontrol kadar insulin dapat pemeriksaan sonografi, dan adanya
memperbaiki siklus menstruasi. oligoovulasi atau anovulasi pada penderita.
Didapatkan bukti penelitian bahwa Infertilitas merupakan keadaan dimana
dengan menurunkan berat badan dapat wanita dari suatu pasangan tidak kunjung
meningkatkan fase siklus haid yang hamil atau memiliki anak dalam jangka waktu
normal.14 1 tahuntelah berhubungan seksual yang
b. Mengatasi Hirsutisme. regular tanpa menggunakankontrasepsi
a) Medikamentosa apapun. Faktor resiko terjadinya infertilitas
Meningkatkan sex hormone binding diantaranya adalah kelainan pada tuba,
globulin (SHBG) dan menurunkan kadar kelainan pada uterus ataupun kelainan pada
insulin contohnya metformin sebanyak kadar hormone yang dapat juga dapat
500 mg yang dikonsumsi 2 kali dalam menyebabkan gangguan ovulasi.
sehari dan dinaikkan dosisnya menjadi 3 Hubungan antara sindrom polikistik
kali sehari apabila tidak terjadi ovulasi ovarium dengan infertilitas dapat dikaitkan
dalam 6 minggu. Selain itu, dapat juga dengan adanya gangguan ovulasi pada
dengan memblokade kerja dari hormone seorang individu dengan sindrom polikistik
testosterone menggunakan sprinolactone ovarium sehingga memperkecil kemungkinan
yang dapat dikombinasikan juga dengan pertemuan antara sperma dengan ovum.Oleh
kontrasepsi oral dapat meningkatkan karena itu, penatalaksanaan infertilitas
respon sebesar 75%.14Clomiphene disesuaikan dengan etiologinya seperti pada

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |46


Indrani Nur dan Fitria Saftarina | Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor Resiko Infertilitas

bahasan ini adalah sindrom polikistik ovarium http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2


dengan memperbaiki siklus ovulasi. 6212182
6. Dumaris S, Hiswani, Jemadi. Karakteristik
Simpulan Penderita Kista Ovarium yang di Rawat
Sindrom polikistik ovarium merupakan Inap di RS St Elizabeth Medan tahun
kumpulan gejala yang ditandai oleh 2008-2012. Medan: Departemen
peningkatan hormon androgen di dalam Epidemiologi Jurusan Kesehatan
darah, oligoovulasi atau anovulasi, dan adanya Masyarakat Fakultas Kedokteran
gambaran polikistik ovarium pada Universitas Sumatera Utara; 2012.
pemeriksaan sonografi.Sindrom ini dapat 7. Gurunath S, Pandian Z, Richard AR,
menyebabkan gangguan infertilitas dimana Bhatthacharya S. Defining infertility a
suatu pasangan tidak dapat memiliki anak systemic review of prevalence studies.
dalam waktu 12 bulan aktifitas seksual regular Hum Reprod Update [internet]. 2011
tanpa menggunakan metode kontrasepsi [diakses tanggal 26 Oktober 2015];
apapun. 17(5):575-88. Tersedia
dari:http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme
Daftar Pustaka d/21493634
1. Ali B. Sindrom ovarian polikistik dan 8. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
penggunaan GnRH. Indonesia. Jakarta: Himpunan
DivisiImunoendokrinologi,Departemen Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas
Ginekologi dan Obstetric, Fakultas Indonesia; 2013.
Kedokteran Universitas Indonesia 9. Irani M, Merhi Z. Role of vitamin D in
[internet]. 2012 [diakses tanggal 27 ovarian physiology and its implication in
Oktober 2015]; 39(8). Tersedia dari: reproduction: a systematic review. Fertil
http://www.kalbemed.com/Portals/6/06 Steril[internet].2014[diakses tanggal 26
_196Sindrom%20Ovarium%20Polikistik% Oktober 2015];102(2):460-8. Tersedia
20dan%20Penggunaan%20Analog%20Gn dari:
RH.pdf http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
2. Fahimeh, RT. Polycystic ovary syndrome 4933120
:an apparently simple yet challenging 10. Kasim-Karakas SE., Cunningham,WM.,
diagnosis. Int J Endocrinol Metab Tsodikov, A.Relation of nutrients and
[internet]. 2015[diakses tanggal 26 hormones in polycystic ovary syndrome.
Oktober 2015]; 13(3):e28557.Tersedia Am J Clin Nutr[internet]. 2007[diakses
dari: tanggal 26 Oktober 2015 ]; 85(3):688-94.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2 Tersedia dari :
6401145 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1
3. Moran L, Norman RJ. Understanding and 7344488
managing disturbances insulin 11. ASRM. Definitions of infertility recurrent
metabolism and body weight in women pregnancy loss : a committee opinion.
withpolycystic ovary syndrome. Best Fertil Steril [internet]. 2013[diakses
Practice and Research Clinical Obstetrics tanggal 26 Oktober 2015 ]; 99(1):63.
and Gynecology. 2004; 5(8):719-36. Tersedia dari:
4. Carmina E, Azziz R. Diagnosis, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
phenotype,and prevalence of polycystic 3095139
ovary syndrome.Fertil Steril. 12. Balen AH, Jacobs HS. Infertility in practice
2006;86(Suppl1):S7-8. 2nd edition [internet]. London: Churchill
5. Ivo B, Giuseppe B. Menstrual Livingstone; 2003[diakses tanggal 26
preconditioning for the prevention of Oktober 2015 ]. Tersedia dari:
major obstetrical syndromes in polycistic http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article
ovary syndrome. American Journal of s/PMC1995495/
Obstetric and Gynecology [internet]. 13. Wiweko B, Prawesti D, Hestiantoro A,
2015[diakses tanggal 26 Oktober 2015 ]; Sumapraja K, Natadisastra M, Baziad A.
213(4):488-93. Tersedia dari: Chronological age vs biological age: an
age-related normogram for antral follicle

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |47


Indrani Nur dan Fitria Saftarina | Sindrom Polikistik Ovarium terhadap Peningkatan Faktor Resiko Infertilitas

count, FSH and anti-Mullerian hormone s/PMC/1069067/


[internet]. 2010 [diakses tanggal 26 15. Franik S, Kremer JAM, Nelen WLDM,
Oktober 2015 ]. Tersedia dari: Farkuhar C. Aromatase inhibitor for
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article subfertile women with polycystic ovary
s/PMC3843177/ syndrome. Cochrane Database Syst
14. Michael TS. Polycystic ovarian syndrome : Rev[internet]. 2014[diakses tanggal 26
diagnosis and management Oktober 2015 ]; 24:2. Tersedia dari :
[internet].Marshfield Clinic; 2004[diakses http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.10
tanggal 27Oktober 2015]. Tersedia dari : 02/14651858.CD010287.pub2/pdf
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/article

Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |48

Anda mungkin juga menyukai