Anda di halaman 1dari 13

PRINSIP HAMBURAN CAHAYA UNTUK MENGUKUR TINGKAT

KEKERUHAN AIR DENGAN TURBIDIMETER

OUTLINE MAKALAH

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan


Mata Kuliah Seminar Fisika

Oleh
YENNI LESTARI
NIM. 1405121113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air adalah senyawa yang paling penting di bumi. Air ditemukan di
permukaan dan juga di atmosfir bumi. Sebagian besar tubuh manusia terdiri
atas air. Air juga terdapat pada tumbuhan dan hewan. Di dalam kehidupan
seharihari, kita banyak menggunakan air untuk kebutuhan rumah tangga,
selain itu air juga digunakan dalam bidang industri. Untuk memenuhi semua
kebutuhan tersebut maka diperlukan air yang kualitasnya baik. Kualitas air
yang baik dilihat dari berbagai segi yaitu segi kimiawi, biologis, fisika,
maupun segi estetika. Salah satunya dari segi estetika kualitas air dilihat dari
tingkat kekeruhannya.
Kekeruhan adalah keadaan mendung atau kekaburan dari cairan yang
disebabkan oleh individu partikel (suspended solids) yang umumnya tidak
terlihat oleh mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran
kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air.
Turbidimeter (Turbidity meter) merupakan alat pengujian kekeruhan suatu
air atau larutan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat dinyatakan
sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya yang datang.
Turbidimeter alat pengukuran dengan memanfaatkan intensitas cahaya berkas
masuk setelah dilewatkan melalui larutan.
Turbidimeter adalah analisa yang berdasarkan hamburan cahaya.
Hamburan cahaya terjadi akibat adanya partikel yang terdapat dalam larutan.
Partikel ini menghamburkan cahaya ke segala arah yang mengenainya.
Sehingga sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan dan
ada yang dipantulkan, maka sinar yang diteruskan digunakan sebagai dasar
pengukuran (Day and Underwood, 2002). Alat ini banyak digunakan dalam
pengolahan air bersih untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan
memiliki kualitas yang baik dilihat dari tingkat kekeruhannya.
Batas maksimum tingkat kekeruhan air minum yang dianjurkan oleh
WHO (Badan Kesehatan Dunia) adalah 5 nephelometric turbidity units.
Untuk itu, pada seminar mata kuliah ini, penulis tertarik untuk mengkaji
prinsip hamburan cahaya untuk mengukur kekeruhan air dengan alat
turbidimeter karena dalam kehidupan sehari-hari kita harus menjaga
kesehatan tubuh kita, salah satunya dengan meminum air yang sesuai dengan
batas yang telah ditetapkan. Apalagi dibidang industri atau instansi tertentu
misal sebuah industri makanan, produksi air minum hasil penjernihan air
harus benar-benar terjamin kebersihan dan kesehatannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka masalah yang menjadi
pembahasan makalah ini adalah :
1. Bagaimana prinsip hamburan cahaya pada alat turbidimeter dalam
mengukur tingkat kekeruhan air ?

C. BATASAN MASALAH
Agar fokus pembahasan makalah ini jelas dan terstruktur, maka
pembahasan dibatasi hanya pada menentukan tingkat kekeruhan air
berdasarkan prinsip hamburan cahaya saja.

D. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui pembahasan makalah ini adalah :
1. Mengetahui prinsip hamburan cahaya untuk mengukur tingkat kekeruhan
air dengan turbidimeter.

E. MANFAAT
1. Sebagai syarat menyelesaikan mata kuliah Seminar Fisika di Pendidikan
Fisika FKIP Universitas Riau.
2. Penambah wawasan dan pengetahuan bagi penulis dan pembaca tentang
prinsip hamburan cahaya pada alat turbidimeter.
3. Sebagai referensi dan sumber informasi bagi penulis maupun pembaca.
BAB II

LANDASAN TEORI

1. PENGUKURAN

Pengukuran merupakan kegiatan pembandingan secara kuantitatif antara


standar yang telah ditentukan sebelumnya dengan yang diukur. Untuk
keperluan tersebut kita memerlukan instrument/alat ukur dengan metode
pengukuran tertentu. Kegiatan pengukuran memberikan hasil berupa besaran
yang dinyatakan dengan bilangan dan satuan yang bersangkutan.

Hasil pengukuran seringkali tidak tepat. Pengukuran idealnya adalah


mengukur masukan yang diinginkan. Tetapi pengukuran juga tidak pernah
lepas dari adanya masukan gangguan dan masukan ubahan (Doebelin, 1992).
Agar hasil pengukuran menjadi tepat, maka masukan gangguan itu harus
dihilangkan, dengan pengaturan instrument/alat ukur.

2. TINGKAT KEKERUHAN AIR

Tingkat kekeruhan air biasa disebut Turbiditas. Turbiditas pada air


disebabkan oleh adanya materi suspensi, seperti tanah liat/lempung, endapan
lumpur, partikel organik yang koloid, plankton, dan organisme mikroskopis
lainnya.

Turbiditas biasanya diukur dengan turbidimeter yang berprinsip pada


spektroskopi absorbsi, dan yang diukur absorbsi akibat partikel yang
tercampur. Turbiditas juga biasa diukur dengan turbidimeter atau
nephelometer yang berprinsip pada hamburan sinar dengan peletakan detektor
pada sudut 900 dari sumber sinar dan yang diukur adalah hamburan cahaya
oleh campurannya (Khopkar , 1990).

Tingkat kekeruhan atau turbiditas ini ditunjukkan dengan satuan


pengukuran yaitu Nephelometric Turbidity Units (NTU). Berdasarkan
ketentuan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), batas maksimum tingkat
kekeruhan air minum yang memenuhi syarat adalah 5 NTU [NN (Vol 1),
1988]. Sebagai standar kekeruhan dipergunakan suspence formazin (formazin
suspense)

Gambar 2.1 Standar Formazin Suspense dalam satuan NTU

3. TURBIDIMETER

Turbidimeter merupakan sifat optik akibat dispersi sinar dan dapat


dinyatakan sebagai perbandingan cahaya yang dipantulkan terhadap cahaya
yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspensi
merupakan fungsi konsentrasi jika kondisi-kondisi lainnya konstan.
Turbidimeter merupakan salah satu alat yang berfungsi untuk mengetahui
atau mengukur tingkat kekeruhan air dalam sampel. Jenis jenis turbidimeter
antara lain berbentuk bench top, on-line instruments dan portable. Pada
bagian alat turbidimeter yaitu terdiri dari tombol standar angka kekeruhan,
tempat sampel (untuk meletakkan botol sampel yang berisi sampel), tombol
zero, tombol test, tombol Kal (untuk mengakses kalibrasi modus dan tetap
aktif selama kalibrasi), display, botol standar, dan botol sampel.
Prinsip umum dari alat turbidimeter adalah sinar yang datang mengenai
suatu partikel ada yang diteruskan dan ada yang dipantulkan, maka sinar yang
diteruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Alat akan memancarkan
cahaya pada media atau sampel, dan cahaya tersebut akan diserap,
dipantulkan atau menembus media tersebut. Cahaya yang menembus media
akan diukur dan ditransfer ke dalam bentuk angka.
Keterangan bagian-bagian Turidimeter :
1. Standar angka kekeruhan
2. Tempat sampel :untuk meletakkan botol sampel yang berisi
sampel
3. Tombol zero
4. Tombol Test
5. Tombol Kal : untuk kalibrasi modus dan tetap aktif selama
kalibrasi
6. Display
7. Botol standar
8. Botol sampel : untuk meletakkan sampel

Alat akan memancarkan cahaya pada media atau sample, dan


cahaya tersebut akan diserap dan ada yang diteruskan, dipantulkan atau
menembus media tersebut. Cahaya yang menembus/diserap/terhambur
media akan diukur dan ditransfer kedalam bentuk angka yangmerupakan
tingkat kekeruhan, semakin banyak cahaya yang diserap maka
semakinkeruh.
4. HAMBURAN CAHAYA

Ada tiga tipe hamburan yang dikenal yaitu hamburan Rayleigh, hamburan
Tyndall dan efek Raman. Pada tahun 1928 C.V. Raman pertama kali
mengamati dan menjelaskan tentang hamburan cahaya pada zat cair. Pada
efek Raman, cahaya mengalami perubahan frekuensi dan perubahan fasa pada
saat cahaya tersebut melintasi suatu medium bahan. Intensitas hamburan
Raman sekitar seperseribu intensitas hamburan Rayleigh pada zat cair. Efek
ini dimanfaatkan pada spektroskopi Raman, yang cahayanya berasal dari
sinar laser yang akan dilewatkan melalui suatu bahan dan hamburannya
diteliti secara spektroskopis (Isaacs, 1997).

Tahun 1820-1893 John Tyndall mendapatkan teori bahwa sinar putih


terlihat berwarna biru jika sinar tersebut mengenai partikel yang sangat kecil.
Sehingga hamburan cahaya dipengaruhi oleh ukuran partikel yang dikenainya
(Jenkins dan White, 1976).

Selanjutnya pada tahun 1871 Rayleigh menjelaskan tentang hamburan


sinar oleh partikel kecil yang lebih kecil daripada panjang gelombang sinar
yang mengenainya. Teori ini menyatakan bahwa jika semakin pendek
panjang gelombang yang mengenai partikel, maka semakin banyak sinar yang
dihamburkan (Falk, 1986).

Peristiwa hamburan yang terjadi dapat dimanfaatkan untuk menentukan


tingkat kekeruhan air seperti pada gambar 3.3 berikut :

Intensitas awal Intensitas awal


sinar (Io) yang diteruskan
(Ip)

Intensitas yang
dihamburkan (Is)

Gambar Berkas cahaya mengenai partikel penghambur


: Partikel penghambur (misal air)

Is
Sumber Cahaya
I
Io

Ip

Gambar 4.1 Peristiwa yang dimanfaatkan untuk mengukur tingkat kekeruhan air

Pada gambar 4.1 dapat dilihat jika sebuah sumber sinar (laser)
memancarkan sinar dengan intensitas I dan kemudian mengenai kaca
pembagi berkas, maka sinar tersebut akan sebagian di transmisikan dengan
intensitas sebesar Io dan sebagian lagi akan direfleksikan dengan intensitas
sebesar Ip. Berdasarkan peristiwa tersebut maka dapat dituliskan hubungan
secara matematis sebagai berikut :

I = Io + Ip................................................................................................... (1.a)

Sinar yang ditransmisikan dengan intensitas sebesar Io akan diteruskan


menuju medium berpartikel. Pada medium ini terjadi peristiwa hamburan
sinar ke segala arah oleh partikel dalam medium dengan intensitas sebesar Is.
Dalam hal ini partikel dalam medium menimbulkan kekeruhan tertentu. Jadi
intensitas sinar yang dihamburkan (Is) tergantung pada besarnya tingkat
kekeruhan air (T) dan besarnya intensitas awal sinar (Io). Secara matematis
dapat ditunjukkan dengan persamaan seperti di bawah ini :
Is T Io.................................................................................................. (1.b)

Is = n T Io .......................................................................................... (1.c)

Dengan n = tetapan/nilai kesebandingan

Is
= n T.................................................................................... (1.d)
Io

Karena Io adalah sebagian dari I, dan Ip juga sebagian dari I maka dapat
dituliskan sebagai Io = I dan Ip = I dengan = Koefisien transmisi dan
= Koefisien refleksi. Sehingga persamaan (1.a) menjadi :
I = I + I .......................................................................................... (1.e)

Dari persamaan 2.5 diatas juga bisa dituliskan hubungan lain sebagai berikut:

+ = 1................................................................................................... (1.f)


Io Ip ................................................................................................(1.g)

Dari persamaan 1.g diatas, maka pengukuran Io (intensitas awal sinar yang
masuk ke medium) dapat dilakukan dengan pengukuran Ip (intensitas sinar
yang direfleksikan oleh kaca), dengan peletakan sensor. Dari kedua
persamaan (1.d) dan (1.g) maka dapat ditunjukkan dengan hubungan
matematis seperti di bawah ini :

Is

n.T
Ip

Is
nT ..............................................................................................(1.g)
Ip

Karena , adalah sebuah tetapan dalam proses pengkalibrasian yang


menunjukkan hubungan Is/Ip terhadap turbiditas standar air. Dari hubungan
tersebut didapat persamaan yang dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kekeruhan sampel air.
KERANGKA BERPIKIR

Turbidimeter menggunakan prinsip hamburan cahaya dimanfaatkan


sebagai prinsip dasar pembuatan alat ukur kekeruhan air. Alat akan
memancarkan cahaya. Ketika berkas cahaya mengenai medium berpartikel
penghambur misalnya air, sebagian besar cahaya akan ditransmisikan atau
diteruskan, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dihamburkan ke
segala arah secara acak oleh partikel-partikel tersebut. Keterangan bagian-
bagian Turbidimeter:

1. Standar angka kekeruhan


2. Tempat sampel untuk meletakkan sampel yang berisi sampel
3. Tombol zero untuk mereset kembali
4. Tombol test
5. Tombol kal untuk kalibrasi
6. Display untuk menampilkan angka
7. Botol standar untuk cadangan botol sampel
8. Botol sampel untuk tempat meletakkan sampel
Deterktor 900
Is

I
Io
Sumber Sinar

Ip Kaca
Pembagi Sampel
Berkas Larutan

Pada gambar diatas dapat dilihat jika sebuah sumber sinar (laser)
memancarkan sinar dengan intensitas I dan kemudian mengenai kaca
pembagi berkas, maka sinar tersebut akan sebagian di transmisikan dengan
intensitas sebesar Io dan sebagian lagi akan direfleksikan (dipantulkan)
dengan intensitas sebesar Ip. Sinar yang ditransmisikan dengan intensitas
sebesar Io akan diteruskan menuju medium berpartikel misalnya air. Pada
medium ini terjadi peristiwa hamburan sinar ke segala arah oleh partikel
dalam medium dengan intensitas sebesar Is. Sinar yang dihamburkan akan
dideteksi oleh detektor 90. Jika dalam medium tersebut terdapat lebih
banyak partikel maka sinar yang terhambur akan menjadi lebih banyak. Rasio
atau perbandingan dari kedua sinar yaitu sinar yang dipantulkan dan sinar
yang dihamburkan yang akan digunakan sebagai pengukuran turbiditas
(tingkat kekeruhan air) yang akan ditransfer dalam bentuk angka. Proses
umumnya dapat dilihat pada skema dibawah ini :
Sinar dengan Medium Sinar akan dihamburkan
Intensitas awal I0 berpartikel oleh partikel didalam
medium, dengan
intensitas sebesar IS

Semakin banyak partikel


di dalam medium atau
semakin keruh air maka
semakin banyak sinar
yang dihamburkan

Nilai IS/Ip

Sebagai ukuran untuk


menentukan tingkat
kekeruhan air

Gambar 3.2 Proses hamburan cahaya sebagai ukuran untuk menentukan tingkat
kekeruhan medium (air)
DAFTAR PUSTAKA

Barneta Yuniarti. 2007. https://repository.usd.ac.id/2294/2/023214020_full.pdf


(Diakses pada tanggal 01 Maret 2017).

Bauer, H.H., T. Falk and M. Hammerschmidt. 2006. Turbidity, Vol. 59 No. 7.


California.

Day, R. A. and A. L. Underwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi


Keenam. Jakarta. Erlangga.

Doebelin, ernest. 1992. Analilis Turbidimeter. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Isaacs, Stephen dan William B. Michael. 1997. Handbook in Research and


Evaluation. 3rd Ed. San Diego California: Educational and Industrial Testing
Services.

Jenkins, G.M and Whit. 1976. Turbidity. San Fransisco: Holden-Day.

Khopkar, S. M.. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. Penerbit


Universitas Indonesia.

Lehaw. 2012. Turbidimetri. http://lehaw.blogspot.co.id/2012/02/turbidimetri.html


(Diakses pada tanggal 01 Maret 2017).

Nia. 2012. Phmeter dan Turbidimeter.


http://instrumentanalis.blogspot.com/2012/10/phmeter-dan-turbidimeter.html
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).

Nova. 2014 https://www.slideshare.net/faridrzanie/instrumentasi-35969861


(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).

Purwady, Aditya. 2015. Turbidimeter .


http://jovicksmakpa1.blogspot.com/2015/12/turbidimeter.html (Diakses pada
tanggal 01 Maret 2017).

Anda mungkin juga menyukai