Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Pertambangan merupakan salah satu kegiatan dasar manusia yang berkembang


pertama kali bersama-sama dengan pertanian. Oleh Karena itu keberadaan
pertambangan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan/peradaban manusia.
Pertambangan merupakan suatu kegiatan yang unik. Hal ini disebabkan karena
endapan bahan galian pada umumnya tersebar secara tidak merata di dalam kulit
bumi baik jenis, jumlah, kadar (kualitas) maupun karakteristiknya.
Sumber daya mineral (endapan bahan galian) mempunyai sifat khusus bila
dibandingkan dengan sumber daya yang lain. Sifat yang dimaksud adalah bahwa
sumber daya mineral merupakan wasting assets atau non renewable resource,
artinya bila endapan bahan galian tersebut ditambang di suatu tempat, maka
bahan galian tersebut tidak akan dapat diperbaharui kembali, atau dengan kata lain
industri dasar tanpa daur. Oleh karena itu didalam mengusahakan industri
pertambangan selalu berhadapan dengan sesuatu yang sangat terbatas, baik lokasi, jenis,
jumlah maupun mutu materialnya. Keterbatasan ini ditambah lagi dengan keterbatasan
yang muncul akibat usaha meningkatkan keselamatan kerja serta menjaga kelestarian
lingkungan hidup. Jadi di dalam mengelola sumber daya mineral diperlukan
penerapan sistem penambangan yang sesuai dan tepat, baik ditinjau dari segi teknis
maupun ekonomis, agar manfaatnya dapat maksimal.
Tujuan indutri pertambangan adalah untuk memanfaatkan sumberdaya mineral
yang terdapat di dalam kulit bumi demi kesejahteraan manusia.
Industri pertambangan di suatu daerah akan menimbulkan baik dampak penting
positif maupun dampak penting negatif terhadap lingkungan hidup sekitarnya.
Dampak penting positifnya antara lain :
1. Menambah pendapatan dan devisa Negara.
2. Memberi kesempatan kerja.
3. Meningkatkan kondisi sosial, ekonomi dan budaya daerah setempat.
4. Memberi kemungkinan alih teknologi.

1
Metode Tambang Terbuka
5. Menjadi pusat pengembangan wilayah dan masyarakat setempat.
Dampak penting negatifnya antara lain :
1. Mengubah lingkungan hidup, karena :
- Tanah atas yang subur berpotensi hilang.
- Vegetasi dibabat, daerah menjadi gundul, maka akan mudah tererosi dan
longsor.
- Berpotensi mencemari sungai, danau, dan laut.
- Terjadi polusi suara dan udara (debu batu bara, debu jalan angkut,
dll).
2. Mengubah morfologi dan tata guna lahan.
3. Berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya di
wilayah setempat.

2
Metode Tambang Terbuka
BAB II
PEMBAHASAN

Pertambangan merupakan rangkaian upaya pencarian, pengambilan, dan


pengolahan bahan-bahan mineral seperti emas, besi, tembaga dan lain-lainnya agar
bahan tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pertambangan sering
diasosiasikan dengan penambangan terbuka (open mining pit) atau penambangan bawah
tanah (underground mining). Kedua jenis penambangan ini jelas merusak lingkungan,
baik secara geologis maupun ekosistem lingkungan. Pada zaman dimana ruang
lingkungan alami yang tidak terusik semakin sedikit, maka dari itu sangat dibutuhkan
metode penambangan yang memiliki tingkat kerusakan yang sangat kecil.
Jawaban dari masalah tersebut ialah ISL (In Situ Leaching) atau ISR (In Situ
Recovery).
Penambangan ISL ialah jenis penambangan di mana bahan mineral diambil
menggunakan bahan kimia. Berdasarkan Bates dan Jackson (1987), ISR dapat
didefinisikan sebagai pengambilan komponen deposit mineral yang berharga tanpa
harus pemisahan secara fisik dari batuan. In Situ sendiri berasal dari Bahasa Latin
yang berarti in the place atau dalam tempat sehingga dapat diartikan sebagai
penambangan/pengambilan di dalam daerah tersebut.
Metode ISR menggunakan larutan kimia umumnya merupakan oksigen dan
soda yang diinjeksi ke zona mineral dalam tanah sehingga logam dapat diambil melalui
proses peluluhan. Daerah penambangan ISR meliputi daerah sumur (well field) dan
pabrik proses ekstraksi larutan akhir. Di daerah sumur, larutan kimia peluluh dipompa
ke dalam zona mineral melalui lubang sumur injeksi. Larutan tersebut kemudian
melarutkan logam yang dicari dalam zona mineral sehingga menjadi larutan akhir
(pregnant solution). Larutan akhir tersebut menuju ke lubang produksi dan kembai ke
permukaan tanah menuju pabrik ekstraksi. Dalam pabrik tersebut larutan akhir diproses
sehingga menghasilkan konsentrasi kimia dari logam tersebut. Setelah proses
pengolahan, larutan akhir dipisah menjadi larutan peluluh dan konsenstrasi mineral

3
Metode Tambang Terbuka
yang diambil. Larutan peluluh kemudian kembali diinjeksikan ke dalam tanah sampai
mineral atau logam yang dicari sudah habis.

Gambar 1 The In Situ Recovery Process

4
Metode Tambang Terbuka
Penambangan ISR dapat mengambil mineral dengan kerusakan minimal terhadap
kondisi alami lingkungan. Dibandingkan dengan metode penambangan konvensional,
pada metode ISL :
1. Tidak mempunyai daerah penambangan yang luas.
2. Tidak ada timbunan batu hasil penggalian.
3. Volume dampak ditimbulkan dari penambangan(yang dapat mengkontaminasi
permukaan, udara dan persediaan air) cenderung lebih kecil.
4. Tidak ada polusi gas.
Resiko utama dalam melakukan penambangan ISR adalah kontaminasi tanah, air
permukaan dan akuifer yang diakibatkan dari bahan larutan kimia yang diinjeksikan.
Walaupun kontaminasi bersifat lokal, namun dapat berdampak pada ekonomi regional,
flora dan fauna. Karena itulah, penambangan ISR harus selalu diawasi baik dari
kegiatan penambangan sampai proses reklamasi daerah. Resiko kontaminasi dapat
berkurang dengan kontrol dan pengawasan kondisi lingkungan yang baik.
Secara geologis, terdapat dua parameter utama agar deposit mineral dapat diambil
melalui metode ISR, yakni :
1. Mineralisasi harus terdapat di daerah yang permeable.
2. Lixiviant (larutan peluluh) harus sesuai untuk peluluhan selektif mineral pada
deposit.
Permeabilitas tanah sangatlah penting karena apabila tanah bersifat impermeabel,
maka lixiviant tidak dapat bergerak dari lubang sumur injeksi menuju lubang produksi.
Variasi permeabilitas dapat mempengaruhi jalur aliran larutan dalam tanah dan juga
zona peluluhan. Namun, metode ISR tidak dapat digunakan apabila zona mineral
mempunyai permeabilitas yang lebih kecil dari batuan sekitarnya.
Kemampuan peluluhan selektif sehingga dapat membawa bahan mineral tertentu saja
juga sangat penting dalam metode ISR. Peluluhan komponen yang berbahaya atau
peluluhan kuat pada batuan dapat mengganggu proses ISR. Karena itulah, pemilihan
jenis lixiviant yang tepat serta kalibrasi tingkat peluluhan sangat penting dalam
pengambilan logam. Selain itu, distribusi mineralisasi juga mempengaruhi kemampuan
untuk peluluhan komponen logam.

5
Metode Tambang Terbuka
Untuk memenuhi kriteria dan parameter-parameter yang dibutuhkan dalam
melaksanakan penambangan ISR, diperlukan eksplorasi dan perencanaan terlebih
dahulu. Eksplorasi awal termasuk investigasi hidrogeologi daerah, komposisi mineral
daerah, litologi (deskripsi batuan berdasarkan karakteristik batuan), dan lainnya.
Sedangkan estimasi permeabilitas batuan umumnya dilakukan dengan metode logging
geofisika (resistivitas, Spontaneous Polarization, dan sebagainya). Tanpa adanya
serangkaian kegiatan eksplorasi dan evaluasi, kegiatan penambangan ISR ini tidak dapat
berjalan. Karena itulah, dibutuhkan para engineer yang berkualitas dan berintegritas
untuk menjalankan penambangan ISR ini.

6
Metode Tambang Terbuka
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
a. Dampak negatif terhadap lingkungan akan menjadi lebih rendah.
b. Emisi lebih rendah.
c. Energi yang dibutuhkan lebih kecil.
d. Harga lebih murah bila dibandingkan dengan metode pertambangan bawah
tanah.
e. Penggunaan yang potensial dari sumber dengan grade yang lebih rendah.

2. Saran
a. Sebaiknya dilakukan berbagai kajian multidimensi ilmu agar penggunaan
ISL, terutama untuk penambangan emas dan tembaga lebih optimal.
b. Sebaiknya dilakukan penelitian untuk mengatasi penyebaran cairan
leaching di luar area deposit uranium yang dapat mengontaminasi air
tanah.

7
Metode Tambang Terbuka
DAFTAR PUSTAKA

- Bates, R.L., Jackson, J.A. (Eds.). 1987. Glossary of Geology, Third


- Edition. American Geological Institute. 30 Januari 2017.
- Equedia.com. <http://www.equedia.com/wp-content//2013/08/nicholsranch.jpg>
- Mining.com . <http://www.mining.com/wp-content/uploads//11/rick-mills.jpg>
- Seredkin, Maxim, dkk. 2016. In Situ Recovery, an Alternative to Conventional
Methods of Mining:
- Exploration, Resource Estimation, Environmental Issues, Project Evaluation and
Economics. Elsevier. 30 Januari 2017.

8
Metode Tambang Terbuka
LAMPIRAN 1

9
Metode Tambang Terbuka
LAMPIRAN 2

10
Metode Tambang Terbuka

Anda mungkin juga menyukai