Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM RASKIN

Raskin merupakan subsidi pangan dalam bentuk beras yang diperuntukkan bagi rumahtangga
berpenghasilan rendah sebagai upayadari pemerintah untuk meningkatkan ketahananpangan dan
memberikan perlindungan sosial padarumah tangga sasaran. Keberhasilan Program Raskin
diukur berdasarkantingkat pencapaian indikator 6T, yaitu: tepat sasaran,tepat jumlah, tepat
harga, tepat waktu, tepat kualitas,dan tepat administrasi.Program ini bertujuan untuk mengurangi
bebanpengeluaran Rumah Tangga Sasaran (RTS) melaluipemenuhan sebagian kebutuhan
pangan pokok dalambentuk beras dan mencegah penurunan konsumsienergi dan protein.Selain
itu raskin bertujuan untukmeningkatkan/membuka akses pangan keluargamelalui penjualan
beras kepada keluarga penerimamanfaat dengan jumlah yang telah ditentukan.

Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan yang sering diajukan (Frequently Asked Questions/FAQ)


terkait dengan Program Raskin.

1. Apa itu Program Raskin?


Program Raskin adalah salah satu program penanggulangan kemiskinan dan
perlindungan sosial di bidang pangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat
berupa bantuan beras bersubsidi kepada rumah tangga berpendapatan rendah (rumah
tangga miskin dan rentan miskin).

Program Raskin adalah program nasional lintas sektoral baik vertikal (Pemerintah Pusat
sampai dengan Pemerintah Daerah) maupun horizontal (lintas Kementerian/Lembaga),
sehingga semua pihak yang terkait bertanggung jawab sesuai dengan tugas pokok dan
fungsi masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan dan pencapaian tujuan Program
Raskin.

2. Apa tujuan Program Raskin?


Program Raskin bertujuan untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga sasaran
dalam memenuhi kebutuhan pangan pokok dalam bentuk beras.

Lebih jauh, program raskin bertujuan untuk membantu kelompok miskindan rentan
miskin mendapat cukup pangan dan nutrisi karbohidrat tanpa kendala. Efektivitas Raskin
sebagai perlindungan sosial dan penanggulangan kemiskinan sangat bergantung pada
kecupan nilai transfer pendapatan dan ketepatan sasaran kepada kelompok miskin dan
rentan.

3. Siapa yang berhak menerima beras Raskin?


Rumah tangga yang berhak menerima beras Raskin, atau juga disebut Rumah Tangga
Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) Program Raskin, adalah rumah tangga yang
terdapat dalam data yang diterbitkan dari Basis Data Terpadu hasil PPLS 2011 yang
dikelola oleh Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) dan
disahkan oleh Kemenko Kesra RI.

PROGRAM KUBE

1. PENGERTIAN
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) adalah kelompok warga atau keluarga binaan sosial yang
dibentuk oleh warga atau keluarga binaan sosial yang telah dibina melalui proses kegiatan
PROKESOS untuk melaksanakan kegiatan kesejahteraan sosial dan usaha ekonomi dalam
semangat kebersamaan sebagai sarana untuk meningkatkan taraf kesejahteraan sosialnya.
2. KUBE merupakan metode pendekatan yang terintegrasi dan keseluruhan proses PROKESOS
dalam rangka MPMK
3. KUBE tidak dimaksudkan untuk menggantikan keseluruhan prosedur baku PROKESOS kecuali
untuk Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir Miskin yang mencakup keseluruhan proses.
Pembentukan KUBE dimulai dengan proses pembentukan kelompok sebagai hasil bimbingan
sosial, pelatihan ketrampilan berusaha, bantuan stimulans dan pendampingan.

TUJUAN DAN SASARAN


Tujuan KUBE diarahkan kepada upaya mempercepat penghapusan kemiskinan, melalui :
1. Peningkatan kemampuan berusaha para anggota KUBE secara bersama dalam kelompok
2. Peningkatan pendapatan
3. Pengembangan usaha
4. Peningkatan kepedulian dan kesetiakawanan sosial diantara para anggota KUBE dan dengan
masyarakat sekitar.
5.

Sasaran PROKESOS dalam kaitan dengan kebijakan MPMK adalah PMKS yang hidup dibawah garis
kemiskinan dengan rincian sebagai berikut :
1. Keluarga Fakir Miskin yang dibina melalui Program Bantuan Kesejahteraan Sosial Fakir miskin
2. Kelompok Masyarakat Terasing yang dibina melalui Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial
Masyarakat Terasing.
3. Para Penyandang Cacat yang dibina melalui Program Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial
Penyandang Cacat
4. Lanjut Usia yang dibina melalui Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
5. Anak Terlantar yang dibina melalui Program Pembinaan Kesejahteraan Sosial Anak Terlantar
6. Wanita Rawan Sosial Ekonomi yang dibina melalui Program Peningkatan Peranan Wanita di
Bidang Kesejahteraan Sosial
7. Keluarga Muda Mandiri yang dibina melalui Program Pembinaan Keluarga Muda Mandiri
8. Remaja dan Pemuda yang dibina melalui Program Pembinaan Karang Taruna
9. Keluarga Miskin di Daerah Kumuh yang dibina melalui Program Rehabilitasi Sosial Daerah
Kumuh (RSDK).

PROSES PEMBENTUKAN KUBE


Selain KUBE yang ditumbuhkembangkan melalui Program Bantuan Kesejahteraan Fakir Miskin,
langkah / kegiatan pokok pembentukan KUBE untuk sasaran PMKS lainnya adalah :
1. Pelatihan ketrampilan berusaha, dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan praktis
berusaha yang disesuaikan dengan minat dan ketrampilan PMKS serta kondisi wilayah,
termasuk kemungkinan pemasaran dan pengembangan basil usahanya. Nilai tambah lain dari
pelatihan adalah tumbuhnya rasa percaya diri dan harga diri PMKS untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dan memperbaiki kondisi kehidupannya
2. Pemberian bantuan stimulan sebagai modal kerja atau berusaha yang disesuaikan dengan
ketrampilan PMKS dan kondisi setempat. Bantuan ini merupakan hibah (bukan pinjaman atau
kredit) akan tetapi diaharapkan bagi PMKS penerima bantuan untuk mengembangkan dan
menggulirkan kepada warga masyarakat lain yang perlu dibantu
3. Pendampingan, mempunyai peran sangat penting bagi berhasil dan berkembangnya KUBE,
mengingat sebagian besar PMKS merupakan kelompok yang paling miskin dan penduduk
miskin. Secara fungsional pendampingan dilaksanakan oleh PSK yang dibantu oleh infrastruktur
kesejahteraan sosial di daerah seperti Karang Taruna (KT), Pekerja Sosial Masyarakat (PSM),
Organisasi Sosial (ORSOS) dan Panita Pemimpin Usaha Kesejahteraan Sosial (WPUKS).

Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3)


Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3)

APA ITU LK3????


Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) adalah lembaga atau organisasi yang
memberikan pelayanan konseling, konsultasi, pemberian / penyebarluasan informasi,
Outreach/penjangkauan, perlindungan, pendampingan dan pemberdayaan keluarga secara
profesional. termasuk merujuk sasaran ke lembaga pelayanan lain yang mampu memecahkan
masalahnya....

TUJUAN LK3 Meningkatkan kemampuan keluarga melalui pemberian konseling untuk


memahami dan memiliki alternatif - alternatif pemecahan permasalahan mereka sendiri
Memberikan Pelayanan Sosial keluarga untuk memecahkan masalah dan melaksanakan fungsi
sosialnya secara memadai memberikan informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan
upaya - upaya pemecahan masalah keluarga menumbuhkan kepedulian keluarga, kelompok,
masyarakat dan organisasi terhadap permasalahan keluarga dan cara mengatasinya sehingga
dapat berperan serta secara aktif

SASARAN LK3
Individu, Keluarga, kelompok instansi dan organisasi yang membutuhkan informasi untuk
mengatasi masalah keluarga Keluarga yang membutuhkan pelayanan advokasi sosial Keluarga
yang mengalami masalah psikososial Masyarakat atau karyawan/ pekerja pada instansi/
organisasi

PRINSIP LK3
Menjaga kerahasian klien partisipasi keluarga secara aktif menjunjung tinggi harkat dan
martabat keluarga tidak diskriminatif mewujudkan tanggung jawab sosial memberikan
keleluasaan kepada klien untuk menentukan alternative pemecahan masalah.

FUNGSI LK3

Pencegahan Perlindungan Pengembangan dan Pemberdayaan Rujukan

PELAYANAN YANG DIBERIKAN ???

Konseling, memberikan bantuan pelayanan kepada keluarga yang mengalami masalah


psikososial Konsultasi,memberikan bantuan penasihatan kepada keluarga, kelompok,
masyarakat dan organisasi oleh seseorang atau tim yang memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kualifikasi professional yang memadai Pendampingan, memberikan pelayanan lanjutan
kepada sasaran Rujukan, memberikan rekomendasi kepada institusi/ lembaga yang sesuai
dengan masalah yang dialami sasaran Penjangkauan (Outreach) kegiatan bimbingan sosial
kelompok dan menemukan kasus - kasus Perlindungan, memberikan bantuan perlindungan
sehingga keluarga terhindar dari kerentanan yang dialaminya Pemberian Informasi, berkaitan
dengan issue dan upaya peningkatan kesejahteraan keluarga serta informasi bagi pihak yang
ingin berpartisipasi dalam usaha kesejahteraan sosial

JARINGAN KERJA LK3


Lembaga Adat/Kekerabatan Lembaga Bantuan Hukum Lembaga Pelayanan Kesejahteraan
Sosial Lembaga Pelayanan Kesehatan Lembaga Pendidikan Orsos/LSM (Nasional/Internasional)
Media Massa Lembaga Terkait lainnya

PENANGGUNG JAWAB DAN PENGELOLA LK3


Penanggung jawab kelembagaan adalah instansi sosial yang ada di Kabupaten atau Kota dan
atau pelaksana teknis program pemberdayaan keluarga di Kabupaten/kota Penanggung jawab
operasional adalah pimpinan lembaga yang diberikan kewenangan untuk melaksanakan program
LK3 berdasarkan surat keputusan kepala instansi sosial provinsi dan mendapat rekomendasi dari
kepala instansi Pengelola LK3 diharapkan dapat menyesuaikan situasi dan kondisi serta potensi
sumber daya manusia yang ada di Kabupaten/Kota, jika memungkinkan memanfaatkan tenaga
yang tersedia dan relevan dengan pelaksanaan LK3 atau hendaknya memanfaatkan disiplin
Ilmu/Profesi. Diposkan oleh Lembaga Konsultasi Kesejahteraan

Pemberdayaan Fakir Miskin merupakan salah satu upaya strategis nasional dalam mewujudkan
system ekonomi kerakyatan yang berkeadilan sosial dan melindungi hak asasi manusia terutama
dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Kementerian Sosial sebagai bagian dari lembaga
yang berfokus pada program pembangunan kesejahteraan sosial melaksanakan kegiatan yang
bertujuan untuk memberdayakan kelompok masyarakat miskin. Salah satu program yang
dilaksanakan adalah menyelenggarakan Program Pemberdayaan Fakir Miskin (P2FM) dengan
pendekatan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dengan pemberian modal usaha yang disalurkan
melalui perbankan. Adapun bentuk program yang dilaksanakan adalah Bantuan Langsung
Pemberdayaan Sosial (BLPS) dengan penguatan modal usaha untuk memfasilitasi kelompok
fakir miskin yang telah diwadahi dalam KUBE untuk mengelola Usaha Ekonomi Produktif
(UEP).

A. SASARAN dan KRITERIA

1. Sasaran bagi pelaksana Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS, adalah :

a. Kementerian Sosial RI;


b. Dinas/Instansi Sosial Provinsi;
c. Dinas/Instansi Sosial Kabupaten/Kota penerima program;
d. Para Pendamping;
e. Pihak yang terkait lainnya.

2. Sasaran Program dan kriteria Kabupaten/Kota maupun KUBE yang layak mendapatkan
Program Pemberdayaan Fakir Miskin melalui BLPS, adalah :

a. Kabupaten/Kota

a. Memiliki unit satuan kerja Dinas/Instansi Sosial;


b. Memiliki tenaga pendamping kecamatan berasal dari Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan
(TKSK), dapat berasal dari unsure Karang d. Taruna, PSM atau Orsos;
c. Memiliki tenaga pendamping desa/kelurahan berasal dari unsure Karang Taruna, PSM atau
Orsos;
d. Memiliki KUBE produktif/berkembang yang pernah diberdayakan melalui dana
dekonsentrasi/APBD Sosial /Masyarakat;
e. Diprioritaskan bagi Kabupaten/Kota yang bersedia menyiapkan dana APBD sebagai dana
penyertaan, khususnya penyediaan dana pendampingan bagi pendamping social di
desa/kelurahan dalam rangka keberlanjutan program.

c. Sasaran Khusus

1. Ditujukan pada upaya pemberdayaan fakir mjiskin yang membutuhkan penanganan secara
cepat dan spesifik atau pertimbangan khusus yang menjadi prioritas;
2. Model sinergitas P2FM-BLPS dengan program lain dalam upaya peningkatan kualitas hasil
hidup, seperti : Sinergitas P2FM-BLPS dengan Program Keluarga Harapan (PKH),
Pemberdayaan Fakir Miskin dengan pola kemitraan dengan lembaga lainnya dan dunia usaha.
3. Stimulan UEP Pengembangan Program Lanjutan (Pola terpadu KUBE-LKM). Dalam rangka
penguatan menuju kemandirian, KUBE yang telah mendapatkan BLPS tahun sebelumnya, dapat
dialokasikan kegiatan lanjutan melalui stimulan pengembangan lanjutan dengan penumbuhan
lembaga keuangan mikro. Calon KUBE penerima stimulant pengembangan lanjutan ini telah
diseleksi dan dikategorikan berkembang baik (sesuai SK Direktur Jenderal Pemberdayaan
Sosial).

Anda mungkin juga menyukai