RINGKASAN
PENDAHULUAN
110
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
Beberapa istilah yang berhubungan dengan ini antara lain ketepatan (presicion)
dan kecermatan (accuracy) yang diuraikan di dalam makalah ini .
KETEPATAN PENGUKURAN
Sebelum menguraikan istilah tersebut di atas sebaiknya kita bicarakan dulu
mengenai galat dalam statistika . Seorang analis betapapun telitinya bekerja di
laboratorium akan melakukan suatu kesalahan/galat, hal ini wajar terjadi dan dapat
dilihat dari berfluktuasinya harga/nilai pengukuran yang diperoleh secara berulang kali .
Galat ini merupakan galat statistika yang tidak dapat dihindarkan sekalipun
menggunakan peralatan yang presisinya tinggi .
Yang dimaksud dengan ketepatan suatu pengukuran yaitu besar kecilnya
penyimpangan yang diberikan oleh hasil pengukuran itu dari harga yang sebenarnya .
Caranya dengan jalan membandingkan harga hasil pengukuran dengan harga yang
sebenarnya . Data yang " benar" yaitu yang tercantum pada bahan baku acuan (standard
reference material) (Imamkhasani,1987 ; Miller dkk, 1991 ; Vogel, 1968) . Data
bahan baku ini telah diuji berkali-kali dengan berbagai metode dari beberapa
laboratorium kimia baik di dalam maupun di luar negeri .
KECERMATAN PENGUKURAN
Jika suatu pengukuran dilakukan berulang kali sedangkan variasinya kecil maka
dapat dikatakan bahwa kecermatan pengukurannya tinggi . Kecermatan dan ketepatan
tidak bergantung satu dengan lainnya . Suatu hasil analisis bisa saja terjadi
ketepatannnya rendah namun kecermatannya tinggi . Hasil analisis yang ideal
mempunyai nilai baik ketepatan maupun kecermatan pengukuran yang tinggi pula .
Kecermatan dinyatakan dengan besarnya kecilnya standar deviasi atau
simpangan baku (S) . Apabila seorang analis melakukan analisis dengan berulang kali
dan setiap ulangan dianalisis dengan duplo (pengukuran berulang pada contoh yang
sama) maka simpangan bakunya (S) dapat dihitung dengan rumus (Miller dkk, 1991)
sebagai berikut
simpangan baku
S= / E(X- u nilai masingmasing pengamatan
N
nilai rata-rata pengamatan
banyaknya pengamatan berulang kali termasuk duplo
111
4 4 t (%CV)
di mana : CV =
Dari Tabel t dengan selang kepercayaan 95% diperoleh nilai t5% = 2,78, maka
nilai taksir pengukuran dari contoh asalnya = 10,10 % 2,78 x 0,016 atau 10,10 %
0,04 % berarti kandungan protein kasar jagung berkisar antara 10,06% - 10,14 % .
Kemungkinannya 5 % akan di luar kisaran tersebut .
Pada kasus di atas analis mengerjakannya hanya satu kali analisis protein
karena analis mengetahui benar bahwa pakan yang di bawa oleh peneliti itu berasal dari
sumber yang sama . Pada kesempatan yang berbeda analis mengerjakannya secara seri
duplo, maka derajat bebasnya (DB) = (5x 2) : 2 = 5 dan nilai ts% (selang kepercayaan
95%) = 2,58 . Semakin banyak pengamatan /pengukuran nilai t semakin kecil pula .
Dengan cara yang sama dapat juga di hitung dengan koefisien variasi (CV) .
Baik simpangan baku maupun CV menunjukkan variabilitas suatu percobaan .
1 12
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
rhoo~*%\
L"J
3 .Kecermatan rendah dan ketepatan tinggi, jika diperoleh data berfluktuasi besar namun
nilai rata-ratanya mendekati sasaran (Gambar c) .
Gambar c
4 . Kecermatan tinggi dan ketepatan tinggi, jika diperoleh data hasil analisis tidak
berfluktuasi dan rata-ratanya mendekati sasaran (Gambar d) . Metode inilah yang
diharapkan oleh seorang analis kimia di dalam laboratorium . Seringkali diperlukan
1 13
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
Gambar d
1 14
Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1999
KESIMPULAN
Kimiawan ataupun analis kimia yang sehari-harinya bergelut dengan salah satu
ilmu yang paling banyak menggunakan unsur kuantitatif dan menggunakan metode
analitik, melakukan percobaan, kadang perlu memodifikasi metode, untuk dapat
menarik sebanyak mungkin informasi dari hasil percobaannya secara tepat, akan
memperoleh manfaat banyak dari ilmu statistika . Oleh karena itu seorang analis perlu
memahami ilmu statistika walaupun yang sederhana .
DAFTAR BACAAN
Imamkhasani, S . 1987 . Memahami Reproducibilty dan Accuracy dalam Analisa
Kimia . Warta Kimia Analitik . edisi tahun ke II . Puslitbang Kimia Terapan-
LIPI 3 : 18-19
.Imamkhasani, S . 1987 . Teknik Sederhana : Uji Keandalan Analisa Kimia . Warta
Kimia Analitik . Edisi Tahun ke II . Puslitbang Kimia Terapan-LIPI 4 : 23-25 .
Miller, J .C dan J .N . Miller . 1991 . Statistika untuk Kimia Analitik . Edisi kedua.
Penerbit ITB Bandung . p . 4 ; 14 ; 37-40 .
Vogel, Al . 1968 . A Text book of Quantitatif Inorganic Analysis . Third Edition . The
English Language Book Society and Longmans . London . p . 1121-1127 .
1 15