Revisi - Kasus Besar Anestesi Pediatri
Revisi - Kasus Besar Anestesi Pediatri
Disusun oleh :
22010115210108
Pembimbing :
dr. Yasmine K.
SEMARANG
2015
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 22010115210108
Pembimbing
dr. Yasmine K.
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
A. FISIOLOGI ANAK
Pasien anak bukan merupakan orang dewasa dalam bentuk kecil. Secara
fisiologi, anatomi, farmakologis pada anak dan orang dewasa berbeda, oleh
karenanya risiko morbiditas dan mortalitas juga semakin tinggi dengan makin
mudanya usia.
Berikut adalah fisiologi sistem organ pada anak:
Sistem organ Deskripsi
Sistem saraf pusat Pertumbuhan otak terbentuk
sempurna pada usia 11 tahun
Spinal cord L3 pada saat lahir dan
L1 pada umur 1 tahun
Sistem saraf parasimpatis berfungsi
sejak lahir
Sistem saraf simpatis berfungsi
mulai 4-6 bulan
B. ANESTESI UMUM
Anestesia umum adalah tindakan meniadakan nyeri secara sentral
disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih kembali (reversibel).
Komponen anesthesia yang ideal terdiri:
1. Hipnotik
2. Analgesia
3. Relaksasi otot
1. Faktor respirasi
Makin tinggi konsentrasi zat yang dihirup, makin tinggi tekanan
partial, makin tinggi terjadinya difusi. Difusi akan terganggu bila
terdapat penghalang, missal udem paru, fibrosis paru.
2. Faktor sirkulasi
Blood gas partiion coefisien adalah rasio konsentrasi zat anestesi
dalam darah dan dalam gas bila keduanya dalam keadaan seimbang.
Bila BG koefisien tinggi maka akan cepat larut dalam darah. Bila BG
koefisien rendah akan cepat mengalami keseimbangan maka penderita
mudah tidur waktu induksi dan mudah bangun waktu anestesi diakhiri.
1. Faktor jaringan
Perbedaan tekanan parsial dalam sirkulasi dan jaringan
Kecepatan metabolism obat
Aliran darah dalam jaringan
Tissue/blood partition coefisien
2. Faktor zat anestesi
Potensi dari obat anestesi berbeda-beda, untuk mengukurnya dikenal
dengan MAC (minimal alveolar concentration), dimana konsentrasi
obat inhalasi dalam alveoli yang dapat mencegah respon terhadap
nyeri terhadap insisi pembedahan pada 50% individu. Makin rendah
MAC makin tinggi potensi obat anestesi itu.
Guedel membagi menjadi 4 stadium menurut kedalaman anestesi
dengan melihat pernapasan, gerakan bola mata, tanda pada pupil, tonus
otot, dan reflex.
Keuntungan cara ini adalah selain cepat juga praktis karena dapat
berjalan secara mulus dan cepat, terutama apabila telah terpasang infus.
Kerugiannya biasanya sangat sukar untuk memasang infus dan anak anak /
bayi sering berontak juga kesukaran mencari pembuluh vena.
1. Pentothal
Dapat diberikan pada bayi / anak, namun pada neonatus sangat peka
terhadap obat ini dan metabolisme berlangsung lama. Dosis untuk induksi
bayi / anak : 4 5 mg /kg BB
2. Methohexital (Brevital)
3. Diazepam.
Absorbsi oral lebih cepat pada anak daripada dewasa. Masa pemulihan
obat ini lebih lama dari pentothal atau methohexitol. Dosis : 0,4 mg per kg
BB, diberikan hati hati Karena menimbul kan rasa sakit padapembuluh
darah.
4. Ketamin.
5. Propofol
Cukup efektif untuk anak anak, tapi sering menimbulkan rasa sakit dan
terbakar sehingga cara pemberiannya memerlukan teknik yang khusus.
Dosis bolus untuk induksi 2-2.5 mg/kg, dosis rumatan untuk anestesi
intravena total 4- 12 mg/kg/jam dan dosis sedasi untuk perawatan intensif
0.2 mg/kg.
6. Midazolam
2. Anestesi Inhalasi
Open drop method : zat anestesi diteteskan pada kapas yang diletakkan di
depan hidung penderita sehingga kadar zat anestesi yang dihisap tidak
diketahui dan pemakaiannya boros karena zat anestesi menguap ke udara
terbuka.
Semiopen drop method : cara ini hampir sama dengan open drop, hanya
untuk mengurangi terbuangnya zat anestesi maka digunakan masker.
1. Sevofluran
Merupakan halogenasi eter, Induksi dan pulih dari anestesi lebih cepat
dibandingkan dengan isofluran. Bau tidak menyengat dan tidak merangsang
jalan napas.Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan
aritmia.Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran dan belum ada
laporan toksik terhadap hepar. Setelah pemberian dihentikan sevofluran
dikeluarkan dengan cepat oleh tubuh.
2. Halothane
3. Isoflurane
4.Enflurane
Induksi anestesi dengan gas ini tidak begitu lancar dan mulus , anak
sering menahan nafas, batuk batuk, dapat terjadi spasme larynx. Koefisien
kelarutan gas`dalam lemak lebih rendah dari halothan , induksi lebih cepat
dari halothan dan pemulihannyapun lebih cepat. Efek samping: hipotensi,
menekan pernapasan, aritmi, dan merangsang SSP. Pasca bedah dapat timbul
hipotermi (menggigil), serta mual dan muntah.
5. Desfluran
Efek samping
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : An. C
Umur : 11 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Ruang : Anak Lantai Dasar
No. CM : C524951
Tgl Operasi : 9 November 2015
MRS : 3 November 2015
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama:
Tidak punya anus
Pulmo
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) suara tambahan (-/-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, tampak kolostomi pada kuadran kiri bawah,
feses (+) kekuningan
Auskultasi : bising usus (+) normal
Palpasi : supel, hepar dan lien tidak teraba,
Perkusi : timpani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Ekstremitas: Superior Inferior
V. TINDAKAN OPERASI
Posterior Sagittal Anorectoplasty (PSARP)
- Propofol 20 mg
- Rocuronium 4 mg
- Fentanyl 20 mcg
Maintanance : Sevoflurane dan O2 ventilator
4. Terapi cairan
BB : 8,4 kg
Jumlah perdarahan : 40 cc
Kebutuhan cairan :
- Ringer Laktat
5. Pemakaianobat/bahan/alat :
I. Obatsuntik:
Propofol 1 amp
Sulfas atropin 1 amp
Rocuronium 1
Tramadol 1
Midazolam 1
Fentanyl 1
Obat inhalasi :
Sevoflurane 46 cc
O2 anestesi 3 L/menit
Total = 240 L
II. Cairan : Ringer Laktat 2 botol
III. Alat/lain-lain : Spuit 3 cc 3
Spuit 5 cc 3
Spuit 10 cc 3
ET No 3,5 jenis KK I
Nasal Canul I
Lead EKG III
Nasal O2 I
Goedel I
Corigated I
1. Pemantauan di recovery room:
- Beri oksigen 3 L/menit nasal kanul atau masker 6 L/menit post operasi
- Bila Steward Score 5, pasien boleh pindah ruangan
- Bila sadar, mual (-), muntah (-), upaya makan dan minum secara
bertahap
2. Perintah di ruangan
- Bila terjadi kegawatan menghubungi anestesi (8050)
- Program cairan RL 10 tetes/menit
- Program analgetik paracetamol Paracetamol 500 mg/ 8 jam per oral
mulai pukul 13.00 selama dua hari.
- Jika menggigil diberi selimut dan cairan hangat
- Jika mual diberi inj. antiemetik
- Pengawasan keadaan umum dan tanda vital.
- Jika tidak terjadi terjadi mual dan muntah bisa diberi makan bertahap.
BAB IV
PEMBAHASAN
Teknik dan alat anestesi yang dipakai untuk bayi dan anak pada umumnya
berbeda dengan alat yang dipakai oleh dewasa. Anatomi dan fisiologi pada bayi
dan anak juga berbeda dengan dewasa. Oleh karena itu maka pengelolaan dan
tekniknya pun berbeda dengan dewasa. Penyulit yang ada adalah usia yaitu masuk
dalam kategori bayi (11 bulan). Pada pasien bayi, kadar obat yang dibutuhkan
lebih sedikit daripada pasien dewasa pada umumnya. Selain itu Risiko terjadinya
morbiditas serta mortalitas juga semakin tinggi dengan makin mudanya usia.
KESIMPULAN
Anestesi pada bayi atau anak agak berbeda dengan anestesi pada dewasa
muda pada umumnya. Perbedaan anatomi maupun fisiologi yaitu yang
menyangkut sistem respirasi, kardiovaskuler maupun metabolisme memerlukan
perhatian dan pemilihan teknik maupun agen yang tepat. Pemilihan teknik
maupun obat anestesi yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien
sebelum, pada saat operasi serta setelah operasi.
DAFTAR PUSTAKA