Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SIP

REVIEW PAPER
KELOMPOK 3
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Nama Anggota: 1. Dea Cahya Edinita


2. Eva Lauw
3. Erlangga Kautsar
4. Suharianto
Judul Paper : A planning support system for assessing strategies of local urban planning
agencies
Jurnal : HAL
Tahun : 2014
Penulis : Stephan Kamps, Ccile Tannier

1. PENDAHULUAN
Dalam melakukan penyusunan suatu perencanaan pada wilayah atau lokasi tertentu,
sebagai planner diharapkan dapat mengumpulkan terlebih dahulu data-data yang berkaitan
dengan wilayah tersebut. Dalam melakukan suatu perencanaan kota dibutuhkan proyeksi
dan prediksi dari suatu rencana yang digunakan untuk tujuan tertentu, salah satunya adalah
sebagai media evaluasi proses perencanaan seperti halnya penelitian yang dilakukan oleh
Stephan Kamps dan Ccile Tannier ini.

PSS (Planning Support System) merupakan sebuah sistem yang dapat membantu
perencana untuk membuat suatu analisis atau tugas perencanaan menggunakan perangkat
lunak, atau dapat dikatakan DSS. Perkembangan sistem ini meliputi perencanaan untuk
melakukan pengelolaan anggaran, alokasi sumber daya, penjadwalan, dan yang lainnya.
Untuk itu dalam penelitian ini akan dilakukan pembuktikan dalam kemampuan
pengembangan Sistem Pendukung Perencanaan (PSS), dimana hal tersebut yang akan
membantu perencana dalam proses memahami, pengevaluasian yang mengarah kepada
proses perencanaan kota, studi kasus penelitian ini dilaksanakan di University of Franche-
Comt.
2. TUJUAN PENELITIAN
Dalam melakukan perencanaan tentu membutuhkan alat-alat yang mempermudah
kegiatan perencanaan itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah pengembangan fungsi
PSS ( Planning Support System ) dalam pengevaluasian berfungsinya suatu proses
perencanaan kota dan bukan mengevaluasi suatu solusi perencanaan kota yang didapat dari
perencanaan yang sama.
3. STRUKTUR SDSS YANG DIUSULKAN
Struktur SDDS didasarkan pada proses yang mengarah kepada kebutuhan pemerintah
dalam merencanakan dan mengelola pembangunan suatu perkotaan. Ketiga lapisan dalam
PSS yang diusulkan memiliki peran penting dalam suatu perencanaan dan pengembangan
pertama. Dalam lapisan pertama, model seluler mewakili struktur spasial, dimana model
ini menghasilkan kualitas spasial suatu kota yang kemudian terbagi dengan parameter
seperti kepadatan bangunan, kualitas perumahan dan nilai ekonomis. Model seluler ini
mensimulasikan perubahan struktur spasial yang disebabkan oleh proses otonom dan
tindakan dari pengembang dan perusahaan perumahan yang nantinya memunculkan efek
dari penduduk dan perumahan pada struktur ruang dan kualitas spasial. Pada lapisan kedua
yaitu lapisan hunian perkantoran yang mewakili beberapa aspek dinamika perkantoran
yang memiliki pengaruh yang besar dalam perencanaan kota dan pembangunan kota.
Dalam hal ini model hunian perkotaan dapat digunakan mengevaluasi kecenderungan untuk
memindahkan penduduk perkotaan dalam mencari tempat tinggal sesuai dengan kualitas
yang diinginkan. Lalu, pada lapisan ketiga menggambarkan pelaku-pelaku yang
bertanggung jawab atas perencanaan dan pengembangan kota. Di lapisan ini akan
dikembangkan model simulasi multigen yang mewakili pelaku-pelaku yang bertanggung
jawab dan tindakan serta interaksi mereka. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah
model yang akurat dalam mensimulasikan proses perencanaan dan pengembangan kota.
Model ini membantu dalam pembuatan kebijakan perencanaan serta pengendalian oleh
badan perencana serta instansi terkait. Model simulasi multi agen dapat mengubah model
seluler dan mensimulasikan perubahan struktur ruang.
4. MEMBANDINGKAN SISTEM TIGA PERENCANAAN
Sistem perencanaan di Perancis, Inggris, dan Belanda memiliki tujuan yang sama,
tetapi saran dan kebijakannya berbeda. Sistem perencanaan di Iinggris meggunakan sistem
discretionry dimana definisi perencaan didefinisikan secara global. Sedangkan Perancis dan
Belanda menggunakan sistem perencaan peraturan, dimana perencaan harus mengeluarkan
izin bangunan semata mata berdasarkan rencana penggunaan lahan. Karena itu,
terciptanya suatu recana merupakan proses yang penting di Perancis dan Belanda,
sedangkan di Inggris memiliki badan perencaan yang lebih spasial. Badan perencanaan
Perancis, Inggris, dan Belanda memiliki proses perencanaan yang berbeda. Di Perancis dan
Inggris lembaga perencanaan memiliki agen untuk menambah pendapatan dengan cara
mengambil kerjasama dari pengembang untuk membiayai segala sesuatu demi kepentingan
publik. Inggris memiliki definisi perencaan khusus pada pasal 106 (Cullingworth dan
Zadin, 2006), sedangkan Perancis (Zona damenagement concerte), akan tetapi Belanda
tidak memiliki instrumen semacam itu, oleh karena itu badan perencanaan Belanda perlu
mencari cara lain untuk menghasilkan uang untuk membiayai pembangunan mereka.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan paper tersebut, penulis mengatakan bahwa terdapat berbagai macam cara
dalam melakukan perencanaan. Keberadaan PSS ( Planning Support System ) merupakan
perkembangan modern dalam dunia perencanaan kota. Dalam melakukan perencanaan
berbagai negara memiliki berbagai macam penyelesaian yang tepat dan cepat dalam
menyelesaikan permasalahan, akan tetapi hal tersebut tidaklah mudah jika tidak di bantu
dengan PSS ( Planning Support System ) yang memadai. Pengembangan demi
pengembangan haruslah dilakukan demi peningkatan kerja seorang perencana itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai