Anda di halaman 1dari 10

Tujuan dan manfaat klasifikasi

Klasifikasi yang bertujuan untuk menyederhanakan objek studi itu pada hakekatnya
tidak lain adalah mencari keseragaman dari keanekaragaman, dan dapat dijabarkan
sebagai berikut :
a. menyederhanakan objek studi agar mudah dipelajari.
b. mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup untuk membedakan tiap-tiap jenis.
c. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-cirinya.
d. mengetahui hubungan kekerabatan.
Manfaat dari klasifikasi adalah sebagai berikut :
a. Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam mempelajari
organisme yang beraneka ragam.
b. Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara
organisme satu dengan lainnya.

Beberapa ahli yang pernah melakukan klasifikasi makhluk hidup, antara


lain Aristoteles (tahun 384 -322 SM, mengklasifikasikan hewan), Theophrastus (tahun
371 287 SM, mengklasifikasikan tumbuhan), John Ray (tahun 1627 1705,
mengklasifikasikan tumbuhan ke dalam kelompok yang lebih kecil dan mengenalkan
istilah species), Carolus Linnaeus (tahun 1707 1778, mengemukakan pemberian
nama ilmiah untuk setiap jenis organisme), Ernst Haeckel (tahun 1834 1919,
mengusulkan dikelompokannya protista ke dalam kingdom tersendiri), Edouard
Chatton (tahun 1883 1937, menguraikan perbedaan prokariota dan eukariota), dan
R.H. Whittaker (tahun 1920 1980, mengusulkan klasifikasi 5 kingdom), dan Carl
Woese (tahun 1928 2012, mengusulkan klasifikasi 6 kingdom).

Beberapa dasar klasifikasi digunakan dalam melakukan klasifikasi, antara lain


berdasarkan ciri-ciri fisik, morfologi, cara bereproduksi, manfaat, ciri-ciri kromosom,
kandungan gen di dalam kromosom, dan kandungan zat biokimia, berdasarkan dasar-
dasar klasifikasi tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup dapat dibedakan menjadi
sistem alamiah, sistem artifisial (buatan) sistem filogenetik, dan sistem modern.

Klasifikasi Sistem Artisifal (Buatan)


Klasifikasi sistem Artisifal adalah klasifikasi untuk tujuan praktis, misalnya berdasarkan
kegunaannya. Berdasarkan kegunaannya, tumbuhan dikelompokan menjadi tanaman
obat (jahe, kina, kayu putih, ginseng), tanaman hias (mawar, melati, cempaka,
anggrek), tanaman makanan pokok (padi, jagung, gandum, ubi), tanaman sayuran
(bayam, kangkung, kacang panjang, kol), tanaman buah-buahan (jeruk, salak, pepaya,
apel), tanaman sandang (kapas), dan tanaman untuk papan (jati, bambu, meranti).
Klasifikasi sistem artifisial diperkenalkan pertama kali oleh seorang naturalis
berkebangsaan Swedia, Carl von Linne, yang lebih dikenal dengan nama Carolus
Linnaeus. Linnaeus mengemukakan makalahnya yang berjudul Systema Naturae pada
tahun 1735. Dalam makalah tersebut ia mengelompokan tumbuhan berdasarkan alat
reproduksi generatifnya (bunga). Kelompok mamalia diberi nama berdasarkan
keberadaan kelenjar susu (mamae) yang digunakan untuk merawat bayinya.

2. Klasifikasi Sistem Buatan

Dibandingkan sistem klasifikasi secara alami, sistem klasifikasi buatan lebih


baik, sempurna, dan mudah dipahami apabila dibandingkan sistem klasifikasi
sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von Linne
(1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli botani
berkebangsaan Swedia. Beliau dinobatkan sebagai Bapak Taksonomi.

Klasifikasi makhluk hidup menurut Linnaeus didasarkan atas persamaan dan


perbedaan struktur tubuh makhluk hidup, dengan cara-cara berikut.

a. Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh
luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
b. Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu
kelompok, adapun yang memiliki ciri berlainan dikelompokkan tersendiri.
c. Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan
pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang
dikelompokkan.

Tingkatan klasifikasi yang digunakan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut.

Kingdom/Regnum dunia/kerajaan
Filum/Divisio bagian/keluarga besar
Klassis kelas
Ordo bangsa
Familia suku
Genus marga
Species jenis

Keterangan :
Kingdom untuk hewan
Regnum untuk tumbuhan
Filum untuk hewan
Divisio untuk tumbuhan

Jika kita perhatikan klasifikasi tersebut terdiri atas beberapa tingkatan, mulai
dari kelompok besar, kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
Selanjutnya, kelompok kecil dibagi menjadi beberapa kelompok kecil lagi
sehingga akan terbentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil yang hanya
mempunyai anggota satu jenis makhluk hidup.

Tiap tingkatan kelompok inilah yang disebut takson. Takson disusun dari tingkat
tinggi ke tingkat rendah. Dengan demikian, semakin tinggi tingkatan takson,
maka semakin umum persamaan ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk
hidup.

Sebaliknya, semakin rendah tingkatan takson, maka semakin khusus persamaan


ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu makhluk hidup. Biasanya tingkatan ini memiliki
jumlah makhluk hidup yang sedikit. Agar lebih jelas, perhatikan Gambar
disamping.

Untuk memudahkan dalam pengelompokan makhluk hidup yang sangat banyak


ragamnya, maka disusunlah suatu aturan pengelompokan. Pengelompokan
dilakukan pada tingkatan tinggi sampai ke tingkatan rendah seperti berikut ini.

a. Kingdom/Regnum (Kerajaan/Dunia)
Tingkatan takson ini merupakan tingkatan tertinggi untuk makhluk hidup.
Semua hewan dimasukkan dalam kingdom Animalia dan semua tumbuhan
dimasukkan dalam kingdom Plantae. Bagaimana dengan manusia, masuk dalam
tingkatan klasifikasi apakah kita? Coba pikirkan mengapa manusia
dikelompokkan dalam salah satu kingdom itu?

b. Filum atau Divisio (Keluarga Besar)


Apabila kita mengelompokkan suatu makhluk hidup dalam kingdom, maka
dengan melihat persamaan ciri-cirinya akan dimasukkan ke dalam suatu
keluarga besar. Keluarga besar tersebut dimasukkan dalam filum untuk jenis
hewan dan dimasukkan ke dalam divisio untuk jenis tumbuhan. Misalnya seperti
hewan yang terlihat pada Gambar diatas.

Filum Chordata merupakan hewan bernotokorda dan hewan bertulang belakang.


Ada juga hewan yang memiliki kaki berbuku-buku dan kutikula yang keras
dimasukkan dalam filum Arthropoda.

Penamaan filum hewan tidak memiliki akhiran yang khas, sedangkan penamaan
divisio tumbuhan diberi akhiran yang khas, misalnya phyta dan mycota.
Tumbuhan yang berbiji dimasukkan dalam divisio Spermatophyta, jamur
berbasidium dimasukkan dalam divisio Basidiomycota.

c. Kelas
Tingkatan takson ini lebih rendah dari kelompok takson filum atau divisio,
artinya apabila kelompok makhluk hidup dalam divisio/filum memiliki ciri-ciri
yang sama, maka dimasukkan dalam satu kelas. Contoh kelas pada hewan, yaitu
hewan menyusui/Mamalia, misalnya anjing, kucing, kelinci, dan lain-lain.

Adapun kelas pada tumbuhan ada dua, yaitu tumbuhan berbiji berkeping satu
dan berkeping dua. Dengan demikian, tumbuhan mempunyai divisio:
Spermatophyta, kelas: Monocotyledonae dan Dicotyledonae.

d. Ordo (Bangsa)
Tingkatan takson yang lebih rendah dari kelas adalah ordo. Pada tumbuhan,
nama ordo pada umumnya diberi akhiran ales, sedangkan pada hewan tidak
memiliki akhiran. Contoh dari hewan mempunyai ordo Carnivora (bangsa
pemakan daging), Omnivora (bangsa pemakan tumbuht-umbuhan).

Adapun pada tumbuhan contohnya kelas Dicotyledonae mempunyai ordo


Graminales (bangsa rumput-rumputan), Rosales (bangsa mawar-mawaran).

e. Famili (Suku atau Keluarga)


Famili merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Pada tingkatan famili ini
terdapat suatu kelompok yang berkerabat dekat dan memiliki banyak persamaan
ciri. Nama famili pada tumbuhan pada umumnya diberi akhiran aceae,
sedangkan untuk nama hewan diberi akhiran idae. Contoh keluarga hewan, yaitu
Canidae (keluarga anjing), Falidae (keluarga kucing). Contoh keluarga tumbuhan
adalah Solanaceae (keluarga kentang), Rosaceae (keluarga mawar).

f. Genus (Marga)
Takson genus adalah nama takson yang lebih rendah dari famili. Nama genus
terdiri atas satu kata yang diambil dari kata apa saja, bisa dari nama hewan atau
tumbuhan, zat kandungan, dan sebagainya. Huruf pertamanya diawali dengan
huruf kapital dan ditulis dengan miring atau ditulis tegak dengan digaris bawah.
Contoh untuk hewan adalah Canis (marga anjing), Felis (marga kucing), Taenia
(marga cacing). Adapun contoh pada tumbuhan, yaitu Rosa (marga mawar),
Annona (marga sirsak dan srikaya), dan Solanum (marga terung-terungan).

g. Species (Jenis)
Species merupakan tingkatan takson paling rendah dan menjadi unit atau satuan
dasar klasifikasi. Species adalah kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan
perkawinan antarsesamanya dan akan menghasilkan keturunan yang subur
(fertil).

Penulisan kata species sama seperti penulisan dalam genus, hanya pada species
terdiri atas dua kata, yaitu kata yang berada di depan merupakan nama marga
(genus), sedangkan kata yang kedua menunjukkan jenisnya. Untuk kata yang
kedua, huruf awalnya tidak perlu menggunakan huruf kapital. Contohnya: Canis
familaris (anjing), Taenia solium (cacing pita), Rosa gallica (mawar), Carica
papaya (pepaya), Oryza sativa (padi).

Pernahkah Anda menemukan dalam satu species beberapa makhluk hidup


memiliki ciri khusus? Hal tersebut dinamakan sebagai varietas atau ras yang
bermakna variasi. Dalam satu species variasi tumbuhan disebut varietas, adapun
variasi dalam satu species hewan disebut ras. Contohnya: Hibiscus sabdarifa var
alba (rosela varietas putih).

Pada umumnya suatu makhluk hidup mempunyai nama lokal dari setiap daerah,
misalnya kota, negara. Contoh: nama buah pisang, orang Jawa Tengah sering
menyebutnya gedang. Apakah orang Sumatra mengerti bahwa yang disebut
gedang berarti pisang? Sedangkan orang Jawa Barat menyebut gedang untuk
buah pepaya.

Agar tercipta komunikasi yang lebih mudah antara pihak satu dengan pihak lain,
setiap makhluk hidup harus memiliki nama yang dikenal di seluruh dunia.
Tujuannya agar tercipta suatu sistem tata nama yang sederhana, mudah
dipahami, dan berlaku secara internasional.

Oleh sebab itu, para ilmuwan mengambil suatu keputusan berdasarkan


kesepakatan internasional dengan menggunakan metode binomial nomenclature,
yang diciptakan oleh Carolus Linnaeus. Binomial nomenclature adalah
pemberian nama dengan dua nama atau disebut dengan tata nama ganda, yaitu
selalu menggunakan dua kata nama genus dan nama species.
Tata Cara Penamaan Spesies

1) Nama suatu species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama
genus dan kata kedua merupakan penunjuk jenis.
2) Huruf pertama nama genus ditulis dengan huruf kapital, sedangkan huruf
pertama nama penunjuk jenisnya ditulis dengan huruf kecil.
3) Nama species menggunakan bahasa Latin atau yang dilatinkan.
Misalnya: Bambusa spinosa (bambu berduri), Carica papaya (pepaya).
4) Nama species dicetak miring, digaris bawah, atau dicetak dengan huruf yang
berbeda dengan teks lain.
5) Apabila nama tumbuhan terdiri atas lebih dari dua kata, kata kedua dan
berikutnya harus digabung atau diberi tanda penghubung.
Misalnya: Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis.
6) Apabila nama hewan terdiri atas tiga kata dan nama tersebut bukan nama
species melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di bawah
tingkat species maka ditulis terpisah,
contohnya Felis maniculata domestica (kucing rumah/piaraan).
7) Nama species juga mencantumkan inisial pemberi nama species tersebut,
contohnya Zea mays L. (yang memberi nama jagung adalah Linnaeus).

Coba Anda berikan nama dalam tingkatan klasifikasi mulai dari yang paling
tinggi sampai tingkatan paling rendah untuk tumbuhan rumput-rumputan,
misalnya padi (Oryza sativa) dan untuk hewan, misalnya kucing (Felis catus).

BMC Carolus Linnaeus lahir di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi
lmhult), di bagian selatan Swedia. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya
bernama Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih menjadi seorang anggota gereja yang
setia, sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu), namun ia kurang bersemangat mengikuti
kegiatan tersebut. Ketertarikannya dalam studi botani sempat membuat seorang dokter dari kotanya
terpesona dan ia dikirim untuk bersekolah di Universitas Lunduniversitas terdekat, kemudian
pindah ke Universitas Uppsala setelah satu tahun.
Dalam masa-masa ini Linnaeus mempunyai keyakinan bahwa dalam benang sari dan putik bunga
terkandung dasar-dasar klasifikasi tumbuhan, maka ia menuliskan sebuah makalah singkat pada
suatu mata kuliah yang berhasil membuatnya menjadi pembantu profesor. Tahun 1732 Badan
Akademik Ilmu Pengetahuan Alam di Uppsala membiayai ekspedisinya untuk meneliti Laplandia.
Hasilnya adalah tulisan berjudul Flora Laponica yang dicetak tahun 1737.

Pada tahun 1735 Linnaeus pindah ke Belanda. Di sana ia mendapatkan gelar dokter dari
Universitas Harderwijk. Gelar ini ialah satu-satunya gelar akademik yang berhasil didapatkan
Linnaeus, dan ia memperolehnya hanya dalam waktu enam hari, termasuk tiga hari mencetak
catatan-catatan botaninya dalam bahasa Latin.

Di Belanda Linnaeus bertemu dengan ahli botani Jan Frederik Gronovius dan memperlihatkannya
rancangan makalahnya mengenai taksonomi, yang berjudul Systema Naturae. Di dalamnya,
penggunaan deskripsi resmi physalis amno ramosissime ramis angulosis glabris foliis
dentoserratis diganti olehnya menjadi nama genus-species yang ringkas dan akrab pada zaman
sekarang Physalis angulata dan penggolongan taksa lebih tinggi dibuat secara berurutan.
Meskipun sistem ini, tatanama binomial (nomenklatur binomial), dikembangkan oleh Bauhin
bersaudara, Linnaeus dapat dikatakan sebagai yang mempeloporinya.

Pada tahun 1739 Linnaeus menikah dengan Sara Elisabeth Morea di Stockholm. Linnaeus diangkat
sebagai profesor dalam bidang kedokteran di Universitas Uppsala pada tahun 1741 dan ia pindah
ke sana, tetapi tidak berapa lama kemudian beralih menjadi profesor di bidang botani. Linnaeus
meneruskan kerja dalam sistem klasifikasi serta memperluas pula pada Kerajaan (Regnum) Hewan
dan Kerajaan Mineral. Pada tahun 1757 ia mendapat gelar kebangsawanan (von) dari Raja Swedia
Adolf Fredrik, sehingga dapat menggunakan nama Carl von Linn.

Pada akhir hidupnya, Linnaeus sering menderita sakit, seperti encok dan sakit gigi. Ia terkena
serangan stroke dua kali, yaitu pada tahun 1774 dan 1776, hingga kehilangan fungsi bagian
tubuhnya bagian kanan. Linnaeus meninggal dunia pada 10 Januari 1778 di Uppsala pada suatu
upacara di Katedral Uppsala dan kemudian ia dimakamkan di katedral tersebut.

Sumbangan utama Linnaeus bagi ilmu taksonomi ialah pembuatan konvensi penamaan organisme
hidup yang diterima secara universal dalam dunia ilmiahkarya Linnaeus tersebut menjadi titik awal
tatanama biologi. Selain itu, Linnaeus mengembangkan, selama pengembangan besar pengetahuan
sejarah alam pada abad ke-18, hal yang sekarang disebut sebagai taksonomi Linnaeus, yaitu
sistem klasifikasi ilmiah yang kini digunakan secara luas dalam biologi.

Sistem Linnaeus mengklasifikasikan alam dalam hirarki atau tingkatan-tingkatan, dimulai dengan
tiga kerajaan. Kerajaan dibagi ke dalam Kelas dan masing-masing Kelas terbagi dalam Ordo, yang
dibagi dalam Genera (bentuk tunggal: genus), yang dibagi dalam Spesies. Di bawah tingkatan
spesies, Linnaeus kadang menyebutkan takson yang tidak diberinya nama (untuk tumbuhan, hal ini
sekarang dinamai varietas).

Linnaeus menamai taksa dengan sesuatu yang mengena pada ciri khusus taksa tersebut. Sebagai
contoh, manusia adalah Homo sapiens, tetapi ia juga menyatakan bahwa ada species manusia
kedua, Homo troglotydes (bermakna orang goa, yang ia maksudkan untuk simpanse dan sekarang
ditempatkan dalam genus berbeda (bukan Homo) melainkan Pan troglotydes). Kelompok mamalia
dinamai berdasarkan kelenjar susu (mammae) karena salah satu definisi karakteristik mamalia
adalah bahwa mereka merawat bayinya. (Dari beberapa perbedaan antara mamalia dan hewan lain,
Linnaeus lebih memilih hal ini karena pandangannya pada pentingnya keberadaan induk betina.)

Hanya sistem pengelompokan hewan oleh Linnaeus yang masih tetap digunakan hingga kini, dan
pengelompokan itu sendiri sudah banyak berubah sejak dicetuskan oleh Linnaeus sebagaimana
prinsip-prinsip yang melandasi pengelompokan itu juga banyak berubah. Namun demikian, Linnaeus
tetap dianggap berjasa mengembangkan gagasan struktur hirarki klasifikasi yang didasari oleh sifat-
sifat teramati. Rincian dasar tentang hal yang dapat dianggap sah secara ilmiah untuk disebut sifat
teramati itu sendiri telah berubah seiring bertambahnya pengetahuan (contohnya, DNA yang pada
masa hidup Linnaeus tidak dikenal telah terbukti bermanfaat dalam mengklasifikasikan dan
menentukan hubungan organisme hidup satu dengan lainnya), namun prinsip-prinsip dasarnya tetap
masuk akal

Masa berlaku
2. Periode Sistem Habitus ( abad ke-4 SM abad ke-17 M) Pada periode ini dikenalah ilmu taksonomi
tumbuhan sebagai ilmu pengetahuan baru yang dipelopori oleh orang-orang Yunani seperti
Theophrastes (370 285 SM) murid seorang filsuf yunani Aristoteles. Aristoteles sendiri murid seorang
filsuf yunani Plato. Theophrastes mengklasifikasian tumbuhan berdasarkan habitus (perawakan). Sistem
klasifikasi yang diusulkan bangsa yunani yang dipelopori Theophrastes ini diikuti oleh kaum herbalis, dan
ahli-ahli botani, dan nama itu terus dipakai sampai selama lebih 10 abad. Pengklasifikasian tumbuhan
berdasarkan habitus (perawakan), membagi tumbuhan ke dalam 5 golongan yaitu pohon, perdu, semak,
tumbuhan memanjat, dan terna. Theophrastes-lah yang pertama mengelompokan tumbuhan menurut
umur yaitu tumbuhan berumur pendek (anual), tumbuhan berumur 2 tahun (bienial), dan tumbuhan
berumur panjang (perenial). Beberapa tokoh yang ikut memainkan peran dalam periode ini antara lain
yaitu Plinius (23 79 M), O.Brunfels (1464 1534 M), J. Bauhin (1560 1624 M), R. Morison (1620
1683). 3. Periode Sistem Numerik ( awal abad ke-18 M) Tidak seperti pada periode sebelumnya dimana
tumbuhan di klasifikasikan berdasarkan bentuk dan strukturnya, pada periode ini pengklasifikasian
tumbuhan berdasarkan hubungan kekerabatan antara tumbuhan. Pada periode ini tokoh yang paling
menonjol adalah Karl Linne (Carolus Linnaeus) (1707 1228 M). Dia menciptakan klasifikasi tumbuhan
berdasarkan sistem seksual yaitu berdasarkan kesamaan jumlah alat-alat kelamin, antara lain jumlah
benang sari seperti Monandria (berbenang sari tunggal), Diandria (berbenang sari dua) Triandria
(berbenang sari tiga) dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus ini
dikenal pula sebagai Sistem Numerik. Linnaeus juga dianggap sebagai pencipta sistem tata nama ganda
dalam bukunya Species Plantarum walaupun sebenarnya sistem tata nama ganda tersebut sudah rintis
oleh Casper Bauhin dalam bukunya Pinax Theatri Botanici. Tetapi karena mungkin Linnaeus-lah yang
pertama seara konsisten menggunakan nama ganda itu untuk jenis tumbuhan dalam bukunya Species
Plantarum tadi, nama Bauhin menjadi tersisihkan. Beberapa tokoh-tokoh yang ikut berperan pada
periode ini antara lain Peter Kalm (1716 1779 M), J.A. Murray (1740 1791 M), J. Schultes (1773
1831 M).

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Biografi c. linneus

Carolus Linnaeus lahir di Paroki Stenbrohult (sekarang termasuk wilayah administrasi lmhult), di
bagian selatan Swedia[3]. Ayahnya bernama Nils Ingemarsson Linnaeus dan ibunya bernama
Christina Brodersonia. Sejak kecil Linnaeus dilatih menjadi seorang anggota gereja yang setia,
sebagaimana ayahnya dan kakeknya (dari ibu) namun ia kurang bersemangat mengikuti kegiatan
tersebut.
Saat berusia 7 tahun, Nils menggaji seorang tutor bernam Johan Telander untuk Linnaeus. Pada
1717, Linnaeus dikirimkan ke Lower Grammar School di Vxj, dimna ia sering berkelana ke
pedesaan untuk mencari tumbuhan. Kepala sekolah yang juga guru Linnaeus pada tahun seniornya,
Daniel Lannerus, melihat ketertarikan Linnaeus di bidang botani dan memperkenalkannya kepada
Johan Rothman, seorang dokter sekaligus guru di Vxj. Rothman memperluas ketertarikan
Linnaeus di bidang botani dan bahkan kedokteran. Linnaeus akhirnya mendaftar di Universitas Lund
universitas terdekat, kemudian pindah ke Universitas Uppsala setelah satu tahun atas saran
Rothman.
Dalam masa-masa ini Linnaeus mempunyai keyakinan bahwa dalam benang
sari dan putik bunga terkandung dasar-dasar klasifikasi tumbuhan, maka ia menuliskan sebuah
makalah singkat pada suatu mata kuliah yang berhasil membuatnya menjadi pembantu profesor.
Tahun 1732 Badan Akademik Ilmu Pengetahuan Alam di Uppsala membiayai ekspedisinya untuk
meneliti Laplandia. Hasilnya adalah tulisan berjudul Flora Laponica yang dicetak tahun 1737.
Pada tahun 1735 Linnaeus pindah ke Belanda. Di sana ia mendapatkan gelar dokter dari
Universitas Harderwijk. Gelar ini ialah satu-satunya gelar akademik yang berhasil didapatkan
Linnaeus, dan ia memperolehnya hanya dalam waktu enam hari, termasuk tiga hari mencetak
catatan-catatan botaninya dalam bahasa Latin.

Anda mungkin juga menyukai