Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN GERAKAN 3M PLUS DALAM PERILAKU PSN

(PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK) DI LINGKUNGAN KAMPUS


PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS RIAU

Risnia Erma Yuliana


Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau Pekanbaru 28293
email: risniayuliana27@gmail.com

ABSTRAK

Sampai saat ini kebersihan di lingkungan kampus Pendidikan Biologi masih


rendah. Banyaknya tempat yang menjadi sarang nyamuk juga sangatlah banyak, hal
ini disebabkan peran mahasiswa dalam perilaku PSN (Pemberantasan Sarang
Nyamuk) masih belum jadi kepedulian untuk menjaga kesehatan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan gerakan 3M Plus pada mahasiswa
Pendidikan Biologi, Penelitian ini merupakan penelitian tentang bagaimana
penerapan gerakan 3M Plus dalam perilaku PSN di lingkungan kampus. Hal ini
dikarenakan banyaknya populasi nyamuk dan tempat-tempat yang menjadi sarang
nyamuk di lingkungan kampus sehingga lingkungan menjadi tidak bersih dan sehat.
Maka untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat diperlukan suatu gerakan
dalam perilaku memberantas sarang nyamuk di lingkungan kampus, gerakan yang
dilihat cukup optimal dan efektif ialah gerakan 3M Plus. Berdasarkan hasil
wawancara dan observasi yang telah dilakukan agar penerapan gerakan 3M Plus
dapat diterapkan pada mahasiswa dapat diawali dengan memberikan contoh
memperhatikan gerakan 3M Plus lalu mengajak mahasiswa lainnya untuk ikut
berpartisipasi dalam perilaku PSN ini, sehingga mahasiswa lainnya juga mengetahui
tentang pentingnya penerapan 3M Plus di kampus.

Kata kunci : penerapan; gerakan; 3m plus; pemberantasan sarang nyamuk

PENDAHULUAN
PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yaitu upaya untuk mengurangi jumlah
nyamuk dengan melakukan pemberantasan pada jentiknya. Pemberantasan jentik
nyamuk adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk membasmi atau memberantas
telur, jentik, dan kepompong nyamuk dengan berbagai cara, dengan tujuan untuk
menekan laju pertumbuhan nyamuk. PSN merupakan cara pengendalian vektor
sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit. Kampanye PSN sudah digalakkan pemerintah dalam hal ini Departemen
Kesehatan dengan semboyan 3M Plus.
Adapun cara yang efektik untuk dilakukan dalam perilaku PSN ialah penerapan
gerakan 3M Plus. Sebagaimana menurut pendapat Prof. Tjandra Yoga yang
merupakan co-chair dari pertemuan TAG APSED (Technical Advisory Group Asia
Pasific Strategy On Emerging Infectious Diseases) beliau mengatakan, sampai saat
ini pengendalian vector nyamuk dengan program "3M Plus" masih tetap menjadi
cara penanggulangan utama. 3M yang dimaksud adalah menguras, menutup, dan
mengubur atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat
perkembangbiakan nyamuk. Sedangkan yang dimaksud dengan Plus adalah segala
bentuk kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat
penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti
nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai dll, serta rutinitas
menjaga kebersihan lingkungan dan pribadi.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, bahwa perilaku mahasiswa dalam
pemberantasan sarang nyamuk masih rendah. Hal ini dikarenakan belum optimalnya
kegiatan 3M Plus yang dilakukan oleh mahasiswa. Ketidakpedulian mahasiswa
dalam perilaku PSN dapat dilihat dari kebiasaan mahasiswa dalam membuang
sampah tidak pada tempatnya, membiarkan air tergenang didalam ember bekas dan
sebagainya.
Berdasarkan keterangan subjek peneliti (Mahasiswa), dalam mewujudkan
perilaku PSN di kampus maka dibutuhkan suatu penerapan gerakan untuk
memberantas sarang nyamuk di lingkungan kampus yaitu dengan cara 3M Plus.
Gerakan tersebut bertujuan untuk mengajak mahasiswa dalam perilaku PSN dan
menciptakan lingkungan kampus yang bersih dan sehat. Sebagaimana terdapat
didalam peraturan UndangUndang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam hal ini penulis mengangkat judul
penerapan gerakan 3M Plus dalam perilaku pemberantasan sarang nyamuk di
lingkungan kampus pendidikan biologi Universitas Riau.

BAHAN DAN METODE


Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata dalam bentuk tulisan maupun
lisan dari individu dan perilaku yang diamati. Sedangkan pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah pendekatan fenomenologis, yaitu metode penelitian yang
memungkinkan penelitian untuk melakukan wawancara dan observasi, bertinteraksi
dan berusaha memahami hal-hal yang berkaitan dengan objek penelitian.
Teknik pengambilan responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan
dengan pertimbangan tertentu dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
(Sugiyono, 2009). Adapun yang menjadi kriteria dalam penelitian ini yaitu:
Mahasiswa aktif Pendidikan Biologi UR, dan mahasiswa yang memiliki kepedulian
terhadap kebersihan lingkungan kampus.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunkan wawancara dan observasi. Observasi ini dilakukan dengan cara
menggunakan Catatan Anekdot (Anecdotal Record) Alat untuk mencatat gejala-
gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian. Pencatatan ini dilakukan
terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian tersebut.
Prosedur penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dari informan yakni :
Memilih topik berupa pengumpulan fenomena, instrumentasi berupa menentukan
teknik pengumpulan data, pelaksanaan penelitian berupa pengurusan wawancara, dan
pengolahan data. Analisis data yang dilakukan melalui serangkaian langkah, yaitu :
Reduksi data, yaitu mencari data-data yang relevan dengan konteks penelitian, dan
Display data, yaitu penyajian data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan dengan subjek,
penerapan gerakan 3M Plus dalam perilaku PSN di lingkungan kampus pendidikan
biologi UR harus dilakukan, hal ini dikarenakan masih banyak terlihat air yang
tergenang didalam ember bekas dan juga membiarkan tong sampah dalam keadaan
terbuka, adapun cara yang efektik untuk dilakukan dalam perilaku PSN ialah
penerapan gerakan 3M Plus dengan cara menyampaikan dampak buruk yang
diakibatkan dari sarang nyamuk, dan mengajak seluruh mahasiswa untuk
menerapkan gerakan 3M plus yaitu menguras, menutup, dan mengubur dan plus nya
yaitu seperti kegiatan menanam tumbuhan yang tidak di sukai nyamuk ,
membersihkan lingkungan dan sebagainya. Responden menananggapi bahwa tingkat
kebersihan dan kesehatan lingkungan kampus belum mencapai standar yang
diinginkan dikarenakan menurut pendapat responden masih banyak ketidakpedulian
bahkan sifat egoisme mahasiswa dalam PSN tersebut.
Hasil Observasi lingkungan tempat sarang nyamuk di kampus pendidikan
biologi UR pada Gambar 1.

Gambar 1. Tempat yang menjadi sarang nyamuk.


Dari Gambar diatas saat melakukan observasi di kampus pada hari selasa, 30
Mei 2017 pukul 09.00 WIB dapat dilihat bahwa sudah banyak tempat yang menjadi
potensi sarang nyamuk di kampus dan juga belum ada penanganan yang dilakukan.
Pemberantasan nyamuk harus dimulai dari tempat-tempat sarang nyamuk (habitat)
nya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ditjen PP dan PL (2011) yang menyatakan
bahwa Pemberantasan nyamuk atau pengendalian vektor adalah upaya menurunkan
faktor risiko penularan oleh vektor dengan meminimalkan habitat perkembangbiakan
vektor, menurunkan kepadatan dan umur vektor, mengurangi kontak antara vektor
dengan manusia serta memutus rantai penularan penyakit. Gambar 1 juga
menunjukan bahwa beberapa lokasi di kampus sudah banyak menjadi sarang
nyamuk.
Hal sepele yang juga belum diperhatikan ialah kurangnya kebiasaan menutup
tempat sampah hal ini dilihat dari Gambar 2.

Gambar 2. Tempat sampah yang tidak ditutup


Dari Gambar 2 terlihat bahwa menunjukan perilaku dalam PNS yaitu menutup
tempat sampah, hal ini dapat menyebabkan nyamuk bersarang. Nyamuk dapat
bersarang dikarenakan sampah yang menumpuk di tong sampah berhari-hari dan
bahkan tergenang air jika dibiarkan terus-menerus. Mahasiswa harus berperan
langung dalam penerapan PNS sebagaimana menurut pendapat Rezaki, S dan Hindra
(1999) Pemberantasan ditujukan pada manusia dan terutama pada vektornya dengan
melaksanakan PSN. Untuk menunjukkan rasa kepedulian terhadap lingkungan
dengan menerapkan gerakan 3M Plus dalam perillaku PSN yang berdampak
langsung terhadap perbaikan lingkungan ke arah yang lebih baik. Gerakan 3M plus
dapat diterapkan misalnya dalam seminggu gerakan ini diadakan sekali untuk
menjaga lingkungan kampus agar terbebas dari gangguan nyamuk.
Hasil Observasi Penerapan 3M Plus yang dilakukan beberapa mahasiswa di
kampus Pendidikan Biologi pada Gambar 3.

Gambar 3. Mahasiswa yang menerapkan 3M Plus dalam perilaku PSN


Pada Gambar 3 dapat dilihat bahwa mahasiswa yang menerapkan gerakan 3M Plus
dalam perilaku PSN dapat mengurangi populasi sarang nyamuk sehingga terciptanya
lingkungan yang sehat dan tidak ada lagi gangguan dari nyamuk. Sesuai dengan pendapat
Depkes RI (2005) penerapan gerakan 3M Plus dapat dilakukan dengan: menutup
lubang lubang pada potongan bambu atau pohon, dan lain-lain, menggunakan obat
nyamuk atau anti nyamuk dan, menanam tanaman pengusir nyamuk seperti serai.

KESIMPULAN
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat maka dibutuhkan peran
mahasiswa dalam menjaga lingkungan kampusnya. Cara yang efektif ialah dengan
penerapan gerakan 3M Plus. Dan untuk menerapkan gerakan 3M Plus pada
mahasiswa dalam perilaku memberantas sarang nyamuk ialah dengan mengajak,
menjadi contoh serta menginfokan pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Penerapan gerakan 3M dalam pelaksanaan PSN dapat menciptakan lingkungan
kampus yang bersih dan sehat. Semakin banyak yang menerapakan gerakan tersebut
maka akan semakin bersih dan sehat lingkungan dikampus.

DAFTAR PUSTAKA
Alodokter. 2017. Mengenal Habitat dan Kebiasaan Nyamuk Demam Berdarah Agar
Mudah Menanggulanginya. http://www.alodokter.com. ( 25 Mei 2017 )
Gama, Z.P. & A. L. 2010. Strategi Pemberantasan Nyamuk Aman Lingkungan.
Jakarta. Jurnal Pembangunan dan Alam Lestari
Nuryanti. 2013. Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk di Masyarakat.
https://journal.unnes.ac.id. (27 Mei 2017)
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online.
http://kamusbesarbahasaindonesia.org. (28 Mei 2017)
Sandi, M.S. & Kartika, K. A. 2016. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku
Pencegahan Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue di Desa
Antiga. E-Jurnal Medika
Wulandari, D.A. 2016. Analisa Menguras Menutup dan Mengubur (3M Plus) Pada
Kepala Keluarga di Dusun Branjangan Tijayan Manisrenggo Klaten.
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai