Budaya Sopan Santun Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
Budaya Sopan Santun Dalam Pembelajaran Jarak Jauh Di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
divaalifiar@gmail.com
Abstrak
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) termasuk salah satu kampus yang
menerapkan kegiatan perkuliahan secara daring. Proses perkuliahan pun dilakukan melalui
Microsoft Teams, Google Meet maupun Zoom. Dengan memanfaatkan teknologi sebaik
mungkin diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dilakukan secara efektif di masa
pandemi ini. Dalam pembelajaran jarak jauh, pola komunikasinya tentu tidak bisa disamakan
dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini disebabkan ada media yang memisahkannya. Mulai
dari aturan berperilaku, pengolahan kata, dan tata bahasa yang disampaikan dalam
pembelajaran jarak jauh tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka.
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethos. Secara umum, artinya kebiasaan
atau kehendak baik yang bersifat tetap. Etika adalah konsep penilaian sifat kebenaran atau
kebaikan dari tindakan sosial berdasarkan kepada tradisi yang dimiliki oleh individu maupun
kelompok. Dalam melaksanakan kegiatan belajar tentunya ada etika yang harus dijaga oleh
setiap mahasiswa agar kegiatan perkuliahan berjalan dengan kondusif ketika pembelajaran
jarak jauh berlangsung. Sementara itu, komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok seperti halnya di kelas. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Budaya Sopan Santun dalam
Pembelajaran Jarak Jauh di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)”.
Kata kunci : covid – 19, etika, budaya, sopan santun, pembelajaran jarak jauh (PJJ)
Abstract
The change in the education system with the implementation of Distance Learning was
motivated by the Covid-19 pandemic for the last 2 years. The spread of the virus created a new
era in the world. All activities in various sectors are disrupted. Everything is being done to
break the chain of transmission by doing physical distancing as a way to stop the spread of
Covid-19. During the Covid-19 pandemic, the pattern of learning that was originally carried
out face-to-face had to be shifted to online learning at schools and universities. In the process
of implementing distance learning, interactions between students and lecturers are carried out
online. Online learning is done through an online platform.
University of Prof. Dr. Moestopo (Beragama) is one of the campuses that implements
online lecture activities. The lecture process is also carried out through Microsoft Teams,
Google Meet and Zoom. By utilizing technology as well as possible, it is hoped that it can help
the learning process be carried out effectively during this pandemic. In distance learning, the
communication pattern certainly cannot be equated with face-to-face learning. This is because
there is a medium that separates them. Starting from the rules of behavior, word processing,
and grammar delivered by distance learning is certainly different from face-to-face learning.
Ethics comes from the ancient Greek word ethos. In general, it means a permanent habit
or good will. Ethics is the concept of assessing the nature of the truth or goodness of social
action based on the traditions possessed by individuals and groups. In carrying out learning
activities, of course, there are ethics that must be maintained by every student so that lecture
activities run conducive when distance learning takes place. Meanwhile, group communication
is communication that takes place between several people in a group as well as in class.
Therefore, the authors are interested in conducting research with the title “Culture of Politeness
in Distance Learning at Prof. University. Dr. Moestopo (Beragama)".
This study uses a qualitative method. Data were collected by interview technique. The
resource persons involved were lecturers and students from Prof. University. Dr. Moestopo
(Beragama). In this study, the theory used is effective intercultural workgroup communication
theory. Basically, this theory focuses on groups with members from different cultural
backgrounds. This study aims to determine the level of politeness of students, how important
is the sense of courtesy in distance learning, and how to implement a culture of courtesy in
distance learning. The results of this study can be concluded that it is important to understand
and apply the culture of courtesy in distance learning. With that, good character is formed so
that the learning process will take place effectively.
Permasalahan yang menjadi topik utama dunia pada tahun 2020 adalah Covid-19.
Penyebaran virus tersebut menimbulkan era baru di dunia. Semua aktivitas di berbagai sektor
menjadi terganggu. Segala hal diupayakan untuk memutus mata rantai penularan dengan
dilakukannya physical distancing sebagai cara untuk menghentikan penyebaran Covid-19.
Tentunya hal ini berdampak pada bidang pendidikan yang mengalami perubahan metode
dalam pembelajaran sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus ini, pemerintah
menerapkan aturan pembelajaran jarak jauh. Selama masa pandemi Covid-19, pola
pembelajaran yang semula dilakukan tatap muka secara langsung terpaksa dialihkan menjadi
pembelajaran secara daring di sekolah maupun perguruan tinggi. Dalam proses pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh atau yang kemudian disingkat PJJ ini, interaksi antara mahasiswa dan
dosen dilakukan secara daring. Pembelajaran secara daring dilakukan melalui platform online.
Ketika pembelajaran daring dilaksanakan berbeda halnya seperti pembelajaran biasa di kelas.
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) termasuk salah satu kampus yang
menerapkan kegiatan perkuliahan secara daring. Proses perkuliahan pun dilakukan melalui
Microsoft Teams, Google Meet maupun Zoom. Dengan memanfaatkan teknologi sebaik
mungkin diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dilakukan secara efektif di masa
pandemi ini. Dalam pembelajaran jarak jauh, pola komunikasinya tentu tidak bisa disamakan
dengan pembelajaran tatap muka. Hal ini disebabkan ada media yang memisahkannya. Mulai
dari aturan berperilaku, pengolahan kata, dan tata bahasa yang disampaikan dalam
pembelajaran jarak jauh tentu berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Dalam melaksanakan
kegiatan belajar tentunya ada etika yang harus dijaga oleh setiap mahasiswa agar kegiatan
perkuliahan berjalan dengan kondusif ketika pembelajaran jarak jauh berlangsung
Mahasiswa dan dosen dituntut untuk beradaptasi dengan metode pembelajaran yang
baru ini. Tentu tidak semua orang dapat menyesuaikan diri dengan hal ini. Faktanya masih ada
mahasiswa yang bingung menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Bahkan ada
beberapa dosen yang merasa sulit menggunakan metode baru ini dalam menyampaikan materi.
Intensitas interaksi antar dosen dan mahasiswa menjadi menurun dari biasanya. Dosen juga
kesulitan melihat tingkat pemahaman mahasiswa saat proses pembelajaran berlangsung.
Dapat dilihat dari interaksi yang terjadi, baik antar mahasiswa dengan mahasiswa lain
maupun dengan dosennya menjadi tidak optimal karena hanya terbatas pada hubungan secara
virtual dan tidak dapat berinteraksi di kehidupan nyata. Sedangkan menurut Aridarmaputri,
Akbar dan Yunairrahmah (2016) menyatakan bahwa interaksi sosial adalah hubungan sosial
yang bersifat dinamis antara individu dengan individu lain, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok lain yang dibutuhkan oleh manusia. Namun, sayangnya kebutuhan
ini tidak dapat dilakukan dengan normal seperti biasanya. Seperti halnya dalam kegiatan
pembelajaran banyak dikeluhkan oleh mahasiswa sebab ditemukan banyak permasalahan
selama mengikuti kelas online yang menganggu kegiatan pembelajaran menjadi tidak optimal.
Namun, tidak ada pilihan lain untuk menjalankan proses pembelajaran selain via online
dikarenakan situasi yang belum memungkinkan untuk melakukan pembelajaran secara tatap
muka.
Etika
Dilansir dari Wikipedia, kata 'etika' berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu ethos.
Secara umum, artinya kebiasaan atau kehendak baik yang bersifat tetap. Etika adalah konsep
penilaian sifat kebenaran atau kebaikan dari tindakan sosial berdasarkan kepada tradisi yang
dimiliki oleh individu maupun kelompok. Pembentukan etika melalui proses filsafat sehingga
etika merupakan bagian dari filsafat. Unsur utama yang membentuk etika adalah moral. Etika
hanya mengatur tentang cara manusia dalam bertindak dan tidak memperhatikan kondisi fisik
dari manusia. Ruang lingkup etika meliputi analisis dan penerapan konsep mengenai
kebenaran, kesalahan, kebaikan, keburukan dan tanggung jawab. Pengelompokan etika secara
umum terdiri dari etika deskriptif, etika normatif, etika deontologi dan etika teleologi. Manfaat
dari etika adalah adanya pengendalian diri individu. yang dapat mempermudah pemenuhan
atas kepentingan kelompok sosial.
Isu etika dalam pembelajaran interaksi secara tatap muka akan mendapatkan umpan
balik secara langsung sehingga dapat melihat apakah seseorang berperilaku sesuai nilai atau
norma yang telah disepakati bersama. Sedangkan melalui media ada jarak yang menyebabkan
etika dan perilaku tidak terlihat secara nyata. Hal ini dikatakan sebagai psychological distance.
Budaya sopan santun adalah budaya yang sudah ada di Indonesia sejak dahulu kala.
Pada dasarnya, budaya ini tidak hanya ada di Indonesia. Sikap sopan santun merupakan sikap
yang dijunjung tinggi hampir di seluruh wilayah di dunia. Namun, terkhusus di Indonesia, sikap
sopan santun ini sudah menjadi budaya yang sudah diwariskan dari nenek moyang bangsa
Indonesia. Sebagai akibatnya, budaya sopan santun tersebut sangat penting untuk dilestarikan
dalam berbagai sendi kehidupan, tidak terkecuali dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pembelajaran jarak jauh sebagaimana kita ketahui pada prinsipnya adalah proses
pembelajaran dengan menggunakan media sebagai penyampai pesannya sehingga terjadi jarak
antara dosen, fasilitator atau tutor dengan para peserta didiknya. Oleh karena itu, interaksi yang
dilakukan bersifat komunikasi bermedia atau intermediated communication. Komunikasi tatap
muka dengan komunikasi bermedia sangat berbeda, hal ini dikarenakan tidak hadirnya secara
utuh tanda-tanda non verbal sebagaimana yang diungkapkan oleh Rice (1984) bahwa
komunikasi bermedia tidak bisa sepenuhnya menyertakan emosi atau hubungan personal dalam
interaksinya yang disebut komunikasi hyper-personal. Komunikasi Hyper Personal atau Hyper
Personal Communication adalah bagian dari komunikasi interpersonal yang dilakukan secara
virtual melalui dunia maya dan komunikator atau sumber mempunyai kebebasan untuk
menghasilkan, memperbaiki pesan yang ingin disampaikan. Namun, karakteristik komnikasi
online menyebabkan ketidakjelasan. Dikarenakan ketidakjelasan sering terjadi sehingga
munculnya rasa saling tidak mengenal maka membuat komunikasi tersebut tidak bersifat
personal. Dengan rasa tidak mengenal itulah, maka nilai-nilai atau norma budaya tidak selalu
diterapkan dengan baik dalam proses interaksi. Dalam proses pembelajaran biasanya
komunikasi terjadi secara top down atau dari atas ke bawah yaitu dosen ke mahasiswa. Hal ini
sifat peserta hanya berperan sebagai penerima. Ada juga metode yang bersifat horizontal
dimana interaksi dosen dan mahasiswa bersifat lebih sejajar. Hal ini ditandai dengan adanya
diskusi ataupun tukar pendapat antara dosen dengan mahasiswa. Interaksi ini tidak di dominasi
oleh dosen maupun tutor saja.
Atas dasar permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka penulis menetapkan bahwa
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mengetahui tingkat kesopanan mahasiswa,
seberapa penting rasa sopan santun dalam PJJ, serta bagaimana cara mengimplementasikan
budaya sopan santun dalam PJJ di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan wawancara dengan salah satu mahasiswa FIKOM Universitas Prof. Dr.
Moestopo (Beragama) yaitu Audry Triani Noverana mengatakan bahwa menurutnya etika yang
seharusnya diterapkan ketika pembelajaran jarak jauh seperti saat ini adalah mematikan
microphone ketika tidak sedang berbicara di kelas untuk meminimalisir suara yang dapat
menganggu ketika pembelajaran sedang berlangsung, menyalakan kamera, serta menggunakan
bahasa yang baik dan sopan ketika berbicara di kelas.
Audry juga menambahkan bahwa penerapan budaya sopan santun ketika pembelajaran
jarak jauh di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) masih
belum maksimal dikarenakan beberapa mahasiswa yang hadir terlambat ketika kelas sudah
dimulai, tidak ada yang menyalakan kamera ketika dosen meminta, serta berbagai alasan teknis
yang menghambat proses pembelajaran di kelas. Pentingnya menerapkan budaya sopan santun
ketika pembelajaran jarak jauh juga didukung oleh pernyataan Audry bahwa sudah selayaknya
sebagai peserta didik mengikuti pembelajaran jarak jauh dengan mempersiapkan diri dan
peralatan yang akan digunakan untuk menunjang perkuliahana agar berjalan dengan baik dan
adanya saling menghargai dan dihormati antar dosen maupun mahasiswa.
Pernyataan lainnya juga didukung oleh Rafid Ahmad Fauzi selaku salah satu
mahasiswa FIKOM Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Menurut Rafid, etika
pembelajaran jarak jauh yang semestinya diterapkan di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas
Prof. Dr. Moestopo (Beragama) adalah mengikuti dan menaati aturan dosen yang berlaku,
Misalnya, ketika dosen meminta mahasiswa untuk menyalakan kamera maka sebagai
mahasiswa harus menaati arahan tersebut. Hal lainnya juga seperti fokus memperhatikan
materi yang telah diberikan oleh dosen dengan tidak melakukan hal lain ketika dosen sedang
memberi materi dan hadir di kelas dengan tepat waktu.
Rafid juga menambahkan bahwa budaya sopan santun yang terjadi di FIKOM
Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) adalah masih banyaknya mahasiswa yang kurang
memperhatikan dosen seperti adanya mahasiswa yang mengikuti kuliah sambil bekerja
maupun kegiatan lainnya. Hal ini juga turut menghambat proses penyerapan materi yang pada
akhirnya ketika dosen menanyakan pertanyaan tidak ada respon dari mahasiswa yang
bersangkutan. Sehingga, seharusnya terdapat sanksi yang diberikan oleh dosen kepada
mahasiswa yang masih suka mengabaikan hal-hal tersebut. Dari sisi mahasiswa sendiri juga
harus meningkatkan kesadaran individu bahwa pentingnya fokus disaat kuliah sedang
berlangsung.
Selain FIKOM dan juga FISIP, saya melakukan wawancara dengan mahasiswa di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Berdasarkan
wawancara dengan Nila Widyaningtyas selaku salah satu mahasiswa FEB Universitas Prof.
Dr. Moestopo (Beragama) mengatakan bahwa yang menjadi budaya sopan santun di FEB
adalah merespon percakapan dosen. Percakapannya dapat berupa pertanyaan mengenai
pembelajaran atau pertanyaan umum lainnya. Selain itu, menyalakan kamera juga termasuk
etika sopan santun karena dengan melakukan hal tersebut memicu timbulnya rasa menghargai
antara dosen maupun mahasiswa. Namun, penerapan sejauh ini belum maksimal dikarenakan
masih rendahnya kesadaran dari masing-masing individu yang belum mau melakukan hal
tersebut. Nila juga menambahkan bahwa pentingnya penerapan budaya sopan santun dalam
pembelajaran jarak jauh dikarenakan pada situasi saat ini merupakan kondisi yang terbatas
terlebih untuk bertemu satu sama lain maka dari itu budaya sopan santun ini tetap harus
dilaksanakan walaupun tidak dapat bertemu secara langsung baik dosen maupun mahasiswa.
Dengan menerapkan budaya sopan santun itu juga turut tidak melupakan penerapan budaya
sopan santun yang biasanya terjadi sehingga ketika keadaan akan kembali normal seperti
sediakala kita tidak akan kehilangan budaya sopan santun tersebut
Dari definisi di atas ini berkaitan dengan studi kasus yang telah diuraikan bahwa para
mahasiswa yang melakukan Pembelajaran Jarak Jauh memiliki tujuan yang sama,
permasalahan yang sama dan juga mereka saling berinteraksi satu sama lain guna mencapai
tujuan yang diinginkan.
Dalam uraian ini, teori komunikasi kelompok yang berkaitan adalah Effective
Intercultural Workgroup Communication Theory. Dalam teori ini, suatu kelompok dengan
keberagaman budaya (input) memiliki frekuensi berinteraksi yang menciptakan pengaruh pada
tiap anggota kelompok (process) dan menimbulkan hasil baik kepuasan / ketidakpuasan
(output). Keberagaman budaya terbagi menjadi beberapa bagian, namun yang berkaitan dengan
permasalahan diatas adalah individualism. Anggota kelompok dengan orientasi individualisme
merupakan individu yang cenderung memprioritaskan kepentingan pribadi dibandingkan
kepentingan kelompok. Biasanya individu dengan orientasi ini bergabung dengan kelompok
karena kepentingan tertentu. Sama halnya dengan kelompok belajar. Diperlukannya pertemuan
tatap muka agar pembelajaran menjadi optimal.
Dalam proses pembelajaran jarak jauh, kita harus tetap memberikan rasa hormat
terhadap lawan bicara kita. Etika komunikasi yang baik ini adalah komponen utama dalam
sikap sopan santun. Dengan memiliki etika komunikasi yang baik, budaya sopan santun dapat
terlaksana dan pembelajaran jarak jauh dapat berjalan dengan baik. Dengan adanya kesulitan
baik dari pihak dosen maupun mahasiswa tentu nilai kesopanan harus diterapkan sebagai
bentuk apresiasi dan rasa hormat antar satu sama lain dalam keberlangsungan Pembelajaran
Jarak Jauh di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama). Banyaknya kendala seperti jaringan
internet, kuota, dan kesadaran dari masing-masing individu menjadi salah satu faktor
penghambat implementasi budaya sopan santun tersebut belum maksimal.
Adanya keterbatasan baik jarak maupun teknologi memicu kurang efektifnya pembelajaran
jarak jauh. Akan tetapi, nilai-nilai kesopanan dapat diterapkan dengan cara berikut :
Kesimpulan
Dengan adanya wabah virus Covid – 19 inilah menjadi alasan mengapa segala aktivitas
dibatasi, perubahan sistem maupun aturan yang diterapkan. Hal ini juga berdampak pada sektor
pendidikan. Perubahan sistem pendidikan yang diterapkan oleh pemerintah guna menekan
angka penularan virus Covid – 19 di Indonesia serta menerapkan social distancing. Perubahan
sistem yang semula dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) menjadi Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) atau daring. Dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang
dilaksanakan selama pandemi Covid-19 ini, terdapat masalah-masalah baru yang muncul
dari sisi kesopanan mahasiswa dalam mengikuti kelas.
Dalam hal ini, berkaitan dengan Effective Intercultural Workgroup Theory yang
dimana dalam suatu kelompok mempunyai anggota yang memiliki budaya yang berbeda-beda.
Sama halnya dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini yang terdiri dari perbedaan budaya
sopan santun di masing-masing mahasiswa. Anggota kelompok cenderung memprioritaskan
kepentingan pribadi dibandingkan kepentingan kelompok.
Saran
Melalui tulisan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan sopan santun
mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dan dapat
mengimplementasikannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Etika.
https://www.researchgate.net/publication/345310096_Budaya_Sopan_Santun_dalam_Pembel
ajaran_Jarak_Jauh Diakses pada hari Senin, 13 Desember 2021 pukul 11.00 WIB
https://edarxiv.org/n9ub2/ Diakses pada hari Selasa, 21 Desember 2021 pukul 21.45 WIB