Permanganometri merupakan titrasi yang dilakukan berdasarkan
reaksioleh kalium permanganat (KMnO4). Reaksi ini difokuskan pada reaksi oksidasi dan reduksi yang terjadi antara KMnO4 dengan bahan baku tertentu. Titrasi dengan KMnO4 sudah dikenal lebih dari seratus tahun. Kebanyakan titrasi dilakukan dengan cara langsung dengan alat yang dapat dioksidasi seperti Fe+, asam atau garam oksalat yang dapat larut dan sebagainya. Beberapa ion logam yang tidak dioksidasi dapat dititrasi secara tidak langsung dengan permanganometri seperti: ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg yang dapat diendapkan sebagai oksalat (Anonim, 2008). Dalam permanganometri, titran yang digunakan adalah kalium permanganat. Kalium permanganat telah digunakan sebagai zat pengoksida secara meluas lebih dari seratus tahun. Pereaksi ini mudah diperoleh, murah, dan tidak memerlukan indikator kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Setetes permanganat 0,1 N memberikan warna merah muda yang jelas kepada volume larutan dalam suatu titrasi. Warna ini digunakan untuk menyatakan berlebihnya pereaksi yang digunakan (Day dan Underwood, 1998). Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yangbersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat dapat tereduksi menjadi ion manganat (Mn2+) yang berwarna hijau (Rivai, 1995). Titrasi permanganometri harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat karena reaksi tersebut tidak terjadi bolak balik, sedangkan potensial elektroda sangat tergantung pada pH (Rivai, 1995). Reaksi yang terjadi antara permanganat dengan besi (II) pada proses titrasi permanganometri adalah: MnO4- + 8H+ + 5Fe2 Mn2+ + 4H2O + 5Fe3+ Kalium permanganat dibakukan dengan menggunakan natrium oksalat atau arsen (III) oksida sebagai standar primernya (Day dan Underwood, 1998). Reaksi yang terjadi pada proses pembakuan kalium permanganat adalah: 5C2O4- + 2MnO4- + 16H+ 10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O
Akhir titrasi ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang
disebabkan kelebihan permanganat (Rivai, 1995). Warna pada titik akhir ini tidak tetap bertahan, setelah beberapa lama lenyap kembali akibat reaksi antara kelebihan MnO4- dengan ion Mn2+ hasil titrasi: 2 H2O + 2 MnO4- + 3 Mn2 5 MnO2 + 4 H+ Namun karena reaksinya sangat lambat, warna tidak segera hilang dan tidak perlu menimbulkan keraguan apakah benar sudah tercapai titik akhir (Harjadi, 1993).