Anda di halaman 1dari 22

PENGAUDITAN 2

Dosen Pengampu:

Dwi Koerniawati, M.Ak, Ak, CA

Nama Kelompok:

Aditya Putri

Nur Aisyah

Yumni Rusadi

Mery Retnaningtyas

Zurin Nur Maulida (G72215025)

Ainur Rahmah

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

SURABAYA

2017
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji berserta syukur Kami serahkan kehadiran Allah swt yang telah menciptakan
manusia beserta alam dan isinya. Shalawat dan salam juga Kami sanjung sajikan kepangkuan
junjungan alam Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ummat manusia dari alam yang
tidak berilmu pengetahuan ke alam yang berilmu pengetahuan, seperti sekarang ini. Serta para
sahabat yang telah mendahului
Akhirnya kami dapat mewujudkan satu karya tulis yang berbentuk makalah ini untuk
memenuhi mata kuliah Pengauditan 2 yang di ampu oleh Bu Dwi Koerniawati, M.Ak, Ak, CA.
Kami menyadari sebagai manusia dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, besar harapan Kami mendapat masukan, saran dan kritikan dari
pembaca karya tulis ini. Semoga makalah ini dapat memberi solusi bagai permasalahan
perekonomiaan di Indonesia serta dapat bermanfaat bagi pembaca dari karya tulis ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Surabaya, 13 September 2017

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembahasan kali ini mengenai jenis-jenis jasa assurance dari akuntan publik yang
melibatkan laporan keuangan historis seperti telaah laporan keuangan historis dan penugasan
assurance terbatas yang melibatkan laporan keuangan historis untuk memenuhi kebutuhan
spesifik pengguna laporan keuangan. Bab ini juga membahas jasa assurance untuk beberapa
jenis penugasan atestasi yang tidak melibatkan laporan keuangan historis, seperti penugasan
WebTrust dan SysTrust dan laporan atas proyeksi laporan keuangan.

Banyak perusahaan nonpublik meminta laporan keuangan mereka ditelaah atau dikompilasi
oleh akuntan publik, bukan untuk diaudit. Manajemen perusahaan yakin bahwa audit tidak
diperlukan karena tidak ada persyaratan dari bank atau pun pengawas dan laporan untuk
penggunaan internal juga tidak perlu diaudit. Sebaliknya perusahaan dapat melibatkan akuntan
publik untuk membantu menyusun laporan keuangan, baik untuk penggunaan internal, sesuai
permintaan kreditur.

Standar jasa akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review.

Sebuah penugasan jasa review memungkinkan keterlibatan akuntan dalam memberikan


assurance terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai degan SAK, termasuk pengungkapan
informatif yang tepat atau basis akuntansi komprehensif yang lain seperti basis kas akuntansi.
Akuntan publik harus independen dari klien untuk dapat melakukan jasa review

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana jasa asuransi dan pengauditan?
1.2.2. Apa definisi dan jenis jenis pengauditan?
1.2.3. Apa jenis-jenis audit?
1.2.4. Apa jenis auditor dan kantor akuntan publik?
1.2.5. Apa dasar-dasar prosedur pengauditan?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui tentang jasa asuransi dan pengauditan.
1.3.2. Untuk mengetahui definisi dan jenis dari pengauditan
1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis audit
1.3.4. Untuk mengetahui jenis auditor dan kantor akuntan publik
1.3.5. Untuk mengetahui dasar-dasar prosedur pengauditan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jasa Asuransi dan Pengauditan

Jasa asurans adalah jasa professional independen untuk memperbaiki kualitas informasi
bagi para pengambil keputusan. Jasa asurans memiliki nilai karena pemberi jaminan bersifat
independen dan tidak bisa dengan informasi yang diperiksanya. Jasa asurans dapat diberikan
oleh kantor-kantor Akuntan Publik (KAP) atau professional-profesional lainnya. Contohnya
seperti Lembaga Konsumen di Amerika Serikat sebagai suatu organisasi nirlaba melakukan
pengujian atas berbagai macam produk yang digunakan oleh para konsumen dan melaporkan
hasil penilaian atas kualitas produk yang diujinya dalam laporan Konsumen. Informasi yang
tercantum dalam laporan tersebut dimaksudkan agar para konsumen dapat mengambil keputusan
yang didasarkan pada informasi yang benar tentang produk yang dibelinya. Informasi yang
tercantum dalam laporan konsumen dipandang lebih bisa dipercaya oleh kebanyakan konsumen
daripada informasi yang diberikan oleh para produsen karena lembaga konsumen bersifat
independen terhadap para produsen. Kantor-kantor akuntan public sering mendapat penugasan
untuk memberikan jasa asurans atas informasi, seperti asurans tentang peramalan keuangan
perusahaan dan asurans tentang pengawasan web site.

Salah satu jenis jasa asurans yang diberikan oleh kantor-kantor akuntan publik adalah
jasa atestasi yaitu jenis jasa asurans yang dilakukan kantor akuntan publik dengan menerbitkan
suatu laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan tentang keandalan pernyataan tertulis yang
dibuat oleh pihak lain. Ada tiga bentuk jasa atestasi yaitu:

a) Audit atas laporan keuangan historis yaitu salah satu bentuk jasa atestasi yang dilakukan
auditor. Dalam pemberian jasa ini auditor menerbitkan laporan tertulis yang berisi
pernyataan pendapat apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku.
b) Review atas laporan keuangan historis yaitu jenis lain dari jasa atestasi yang diberikan
kantor-kantor akuntan publik. Audit menghasilkan asurans yang tinggi sedangkan review
hanya menghasilkan asurans yang moderat atas laporan keuangan, dan untuk
mendapatkan asurans demikian dibutuhkan bukti yang lebih sedikit.
c) Jasa atestasi lainnya. Kantor-kantor akuntan publik dapat memberikan berbagai macam
jasa atestasi. Kebanyakan dari jasa atestasi merupakan perluasan dari audit atas laporan
keuangan, karena pemakai laporan membutuhkan asurans independen.

Kebanyakan jasa asurans lain yang diberikan kantor-kantor akuntan publik tidak merupakan jasa
atestasi. Perbedaannya ialah bahwa akuntan publik tidak diminta untuk menerbitkan laporan
tertulisdan asurans tidak mengenai keandalan pernyataan tertulis yang dibuat pihak lain dalam
kaitannya dengan suatu kriteria tertentu.

Kantor akuntan publik juga memberikan berbagai jenis jasa lain yang pada umumnya
tidak merupakan jasa asurans. Tiga contoh jenis jasa bukan asurans yang sering diberikan kantor-
kantor akuntan publik yaitu jasa akuntansi dan pembukuan, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi
manajemen. Tujuan utama penugasan konsultasi manajemen adalah memberikan rekomendasi
kepada manajemen, sedangkan tujuan utama suatu penugasan jasa asurans adalah untuk
memperbaiki kualitas informasi.

2.1.1. Jasa bukan ansuran


Selain memberi jasa ansuran kantor akuntan publik juga memberi jasa bukan ansuran
antara lain, jasa akuntan dari pembuktian, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.
Tugas utama dari jasa konsultasi manajemen adalah memberi rekomendasi kepada
manajemen sedangkan tugas dari jassa ansuran adalah memperbaiki informasi. Meskipun
kualitas informasi menjadi kriteria yang penting, tetpi hal itu tudak menjadi sasaran utama.
Contohnya seperti, seorang akuntan mendapat tugas unutk merancang dan menerapkan sistem
baru. Tugas seperti ini masih ada perbaikan. Biasanya penugasan antara keduanya akan
tumpang tindih apabila perbaikan informasi untuk para pengambil keputusan menjadi tujuan atau
sasaran utama.

2.2. Definisi dan Jenis-Jenis Pengauditan


2.2.1. Definisi
Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti
yang berhubugan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi secara eobjektif untuk
menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang ditetapkan dan
mengomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
2.2.2. Proses Sistematis
mengandung arti bahwa pengauditan berdasaran pada (paling tidak sebagian diantaranya)
disiplin dan filosofi metoda ilmiah. Hal ini benar, karena audit menyangkut perumusan dan
pengujian hipotesa dan menggunakan observaasi, induksi, dan deduksi. Namun demikian
kebanyaan auditor tidak sepenuhnya menggunakan metode ilmiah, karena metode penyelidikan
secara ilmiah sangat terstruktur yang seringkali tidak diperlukan dalam audit.

2.2.3. Memperoleh dan Mengevaluasi bukti secara obyektif.


Kegiatan ini merupakan hal penting dalam pengauditan. Jenis bukti yang diperoleh dan
kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda antara audit satu dengan yang
lain, tetapi semuana berpusat pada proses ini. Dalam audit laporan keuangan, bukti tentang
tingkat kepatuhan tentang tingkat kepatuhan asersi dalam laporan keuangan dengan kerangka
laporan keuangan yang berlaku terdiri dari data akutansi dan informasi yang diperoleh melalui
wawancara, obervasi, pemeriksaan atas aset, dan korespondensi dengan pelanggan. Contohnya,
auditor biasanya memeriksa kontrak pembelian atau faktor yang yang telah dibayar untuk
memastikan bahwa perusahaan benar-benar memilliki persediaan, obervasi hitung fisik untuk
memastikan keberadaanya, dan memeriksa kebenaran penjumlahan dalam buku pembantu
persediaan perpetual untuk memastikan ketelitian perhitugan jumlah ruppiah yang dilaporkan
dalam neraca.
Setelah memperoleh bukti, auditor masih harus mengevaluasi kembali agar bisa membuat
petimbangan akutansi yang diperlukan sebelum samapai pada kesimpukan. Pertimbangan seperti
itu membutuhkan analisis yang sangat matang serta tepat.
Dalam definisi pengauditan di atas dinyatakan bahwa proses mendapatkan dan evaluasi
bukti harus dilaksanakan secara obyektif. Keobyektifan dalam proses berkaitan dengan
kemampuan auditor untuk melaksanakan sifat tidak memihak dalam memilih dan evaluasi bukti.
Sifat tidak memihak in adalah bagian pentingn dari konsep independensasi

2.2.4. Asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi


Asersi atau opernyataan yang dibuat manajemen perusahaan yangmelekat pada
seperangkat laporan keuangan adalah subyek dari audit atas laporan tersebut. Oleh karena itu
apabia seorang auditor akan mengaudit suatu laporan keuangan, maka ia harus paham asersi
yang melekat pada setiap hal atau pos yang dilaporkan dalam laporan keuangnan. Sebagai contoh
, dalam laporan keuangan sebuah perusahaan manufaktur tercantum persediaan Rp
752.400.000,00. Asersi-asersi yang melekat dalam pos ini antara lain:
Persediaan secara fisik benar-benar ada
Dimililki perusahaan untuk dijual atau digunakan
Meliputi seluruh produk
Rp 752.400.000,00 merupakan angka terendah di antr cost dan harga pasar persediaan
tersebut
Diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca, dan pengungkapan dalam nearaca telah
dilakukan secara memadai.
Hal penting yang perlu dicatat adalah bahwa asersi-asersi tersebut dibuat oleh penyusun
laporan keuangan yaitu manajemen perusahaan, untuk selanjutnya dikomunikasikan kepada
pemakai laporan keuangan jadi bukan merupakan asersi dari auditor.

Mengingat bahwa subyek pengauditan adalah informasi tentang tindakan-tindakan dan


kejadian-kejadian ekonomi, maka asersi-asersi haruslah bisa dinyatakansecara kuantitatif dan
harus dapat diaudit . sebagai contoh : cost sebuah gedung bisa dinyatakan dalam kuantitas atau
angka, demikian pula jumlah lembar saham yangberedar, tetapi moralkaryawantidak dapat
dinyatakan dalam kuantitastertentu.

2.2.5. Tingkat kepatuhan antara asersi dengankriteria yang telah ditetapkan.

segala sesuatu yang dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan utama,
yaitu untuk merumuskan suatu pendapat auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-
tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi yang telah diaudit. Pendapat atau opini auditor akan
meunjukkan seberapa jauh asersi-asersi tersebut sesuai dengan standar atau criteria yang telah
ditetapkan. Sebagai contoh dalam hal audit atas persediaan, criteria yang digunakan adalah
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku untuk persediaan yang mensyaratkan bahwa
persediann harus benar-benar ada dan benar-benarmilik perusahaan, dan apanila asersi-asersi lain
yang melekat pada pos persediaan..Rp752.400.000 juga sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, maka auditor akan berkesimpulan bahwa telah terdapat kepatuhan
sepenuhnya antara asersi-asersi dengan criteria yang ditetapkan.

2.2.6. Mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Dalam hal audit laporan keuangan, pengkomunikasian disebut laporan auditor yang berisi
kesimpulan yang dicapai auditor mengenai sesuai tidaknya laporan keuangan dengan kerangka
pelaporan keuangan yang berlaku. Audit jenis lainnya juga mengharuskan auditor untuk
menyampaikan laporan hasil temuannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Definisi pengauditan mencakup tahap pelaporan dari suatu audit. Dengan laporan tersebut,
auditor mengkomunikasikan pendapatnya atau hasil evaluasinya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.

2.3. JENIS-JENIS AUDIT


2.3.1. Audit Laporan Keuangan

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menenentukan apakah laporan keuangan


sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa- dinyatakan sesuai dengan
criteria tertentu yang telah ditetapkan. Asumsi yang mendasari suatu audit laporan keuangan
adalah bahwa laporan-laporan tersebut akan digunakan oleh berbagai pihak untuk berbagai
tujuan.

Apabila pemakai laporan keuangan berkeyakinan bahwa audit tidak cukup member
informasi sesuai dengan tujuan yang bersangkutan, maka pemakai bisa mencari informasi
tambahan. Sebagai contoh, suatu audit umumatas suatu perusahaanbisa member informasi
keuangan yang memadai bagi seorang bankir yang sedang mempertimbangkan pemberian
pinjaman ada suatu perusahaan, tetapi suatu perusahaan yang sedang mempertimbangkan untuk
melakukan merger dengan perusahaan yang diaudit juga perlu mengetahui tentang harga
pengganti aset tetap dan informasi lain yang relevan untuk pengambilan keputusan. Persahaan
tersebut bisa menggunakan auditornya sendiri untuk mendapatkan informasi tambahan tersebut.

2.3.2. Audit Kepatuhan


Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yang diaudit telah
mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang. Audit
kepatuhan untuk suatu perusahaan dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang
akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan,
mengkaji ulang tariff upah untuk disesuaikan dengan tariff upah minimum yang ditetapkan
pemerintah (UMR), atau memeriksa perjanjian yang dibuat dengan bankir atau pemberi
pinjaman lainnya untuk memastikan bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan yang
ditetapkan dalam perjanjian.

Hasil audit kepatuhan biasanya dilaporkan kepada seseorang atau pihak tertentu yang lebih tinggi
yang ada dalam organisasi yang diaudit dan tidak diberikan kepada pihak-pihak di luar
perusahaan.

2.3.3. Audit Operasional.

Auditor Operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur dan metoda yang
diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

Dalam audit operasional, pengkajian tidak hanya terbatas pada akuntansi, tapi bisa meliputi juga
struktur organisasi, operasi computer, metoda produksi, pemasaran, dan bidang-bidang yang lain
asalkan auditor menguasai bidang yang diaudit.

2.4. AUDITOR DAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP)


2.4.1. Jenis-jenis Auditor

Auditor dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu auditor pemerintah, auditor internal, dan
auditor independen (akuntan publik). Berikut akan dijelaskan masing-masing jenis auditor
tersebut.

2.4.2. Auditor pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan negara
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini dilakukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang dibentuk sebagai perwujudan dan Pasal 23 ayat 5 Undang Undang Dasar
1945 yang berbunyi sebagai berikut
Untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu badan
pemeriksa keuangan yang pengeluarannya ditetapkan oleh undang-undang. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada dewan perwakilan rakyat.

Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada Pemerintah
sehingga diharapkan dapat melakukan audit secara independen, namun demikian badan ini
bukanlah badan yang berdiri di atas Pemerintah. Hasil audit yang dilakukan BPK disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai alat kontrol atas pelaksanaan keuangan negara. Di
Amerika Audit semacam ini dilakukan oleh The United States General Accounting Office
(GAO) badan ini melaporkan tugasnya dan hanya bertanggungjawab kepada Congress.
Tanggung jawab pokok para staff audit yang bergabung GAO adalah melakukan fungsi audit
untuk kepentingan Congress. Tugas mereka kebanyakan hampir sama dengan apa yang
dilakukan oleh kantor-kantor akuntan publik. Banyak informasi keuangan yang dibuat oleh
berbagai instansi pemerintah harus diaudit terlebih dahulu oleh GAO sebelum disampaikan ke
Congress. Oleh karena kewenangan untuk melakukan pengeluaran dan penerimaan pada
instansi-instansi pemerintah telah dirumuskan dalam undang-undang, maka audit yang dilakukan
kepanyakan merupakan audit kepatuhan.

Selain BPK, di indonesia kita juga mengenal adanya Badan Pengawas Keuangan Dan
Pembangunan (BPKP) yang merupakan internal auditor pemerintah yang independen terhadap
jajaran organisasi pemerintahan. Upaya yang diperankan intenal auditor pemerintah merupakan
dorongan bagi diterapkannya good governance pada setiap jenjang pemerintahan serta pengelola
kekayaan negara yang dipisahkan. Selain itu, internal auditor pemerintah merupakan kekuatan
pendorong dalam upaya peningkatan efektivitas, efisiensi, dan kehematan penyelenggaraan
pelayanan publik dan pembangunan nasional. Sesuai dengan latar belakang dan kompetensi
mereka di bidang akuntansi dan auditing, para auditor BPKP memberikan layanan audit, antara
lain :

1. Audit khusus (audit investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi praktik tindak
pidana korupsi dan penyimpangan lain.
2. Audit terhadap laporan keuangan dan BUMN/BUMD/Badan Usaha Lainnya.
3. Audit terhadap pemanfaatan pinjaman dan hibah luar negeri.
4. Audit terhadap peningkatan penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNPB).
5. Audit terhadap kegiatan yang dananya bersumber dari APBN.
6. Audit dalam rangka memenuhi permintaan stakeholder tertentu.

2.4.3. Audit Internal

Audit inetrnal adalah auditor yang bekerja pada suatu entitas (perusahaan) dan oleh
karena nya berstatus sebagai pegawai pada entitas tersebut. Tugas audit yang dilakukannya
terutama ditujukan untuk membantu manajemen entitas tempat dimana ia bekerja, sama seperti
halnya GAO melakukan tugasnya untuk Congress. Pada perusahaan perusahaan besar, jumlah
staff auditor internal bisa mencapai ratusan orang. Pada umumnya mereka wajib memberikan
laporan langsung kepada pemimpin tertinggi perusahaan (direktur utama), atau pada pula yang
melapor kepada pejabat tinggi tertentu lainnya dalam perusahaan (kontroler), atau bahkan ada
pula yang berkewajiban melapor kepada komite audit yang dibentuk oleh dewan komisaris.

Tanggungjawab auditor internal pada berbagai perusahaan sangat beranekaragam,


tergantung pada kebutuhan perusahaan yang bersangkutan. Kadang-kadang staff auditor internal
hanya terdiri dari satu atau dua orang yang sebagian besar waktunya digunakan untuk melakukan
tugas rutin berupa audit kepatuhan. Pada perusahaan lain, staff auditor internal bisa banyak
sekali jumlahnya dengan tugas bermacam-macam termasuk melakukan tugas-tugas diluar bidang
akuntansi. Pada tahun-tahun terakhir ini banyak auditor internal terlibat pula dalam pengauditan
operasional atau meningkatkan keahliannya di bidang evaluasi atas sistem komputer.

Agar dapat melakukan tugasnya secara efektif, auditor internal harus independen
terhadap fungsi-fungsi ini dalam organisasi tempat ia bekerja, namun demikian ia tidak bisa
independen terhadap perusahaannya karena ia adalah pegawai dari perusahaan yang diaudit.
Auditor internal berkewajiban memberi informasi kepada manajemen yang berguna untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan efektifitas perusahaan. Pihak luar perusahaan
pada umumnya tidak bisa mengandalkan hasil audt yang tidak independen. Kedudukan tidak
independen inilah yang membedakan auditor internal dengan auditor eksteren yang independen
dari kantor-kantor akuntan publik.
2.4.4. Auditor independen (akuntan publik)

Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum akuntan publik adalah
melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan entitas (perusahaan dan
organisasi lainnya) . pengauditan ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terbuka (perusahaan
yang menjual sahamnya ke masyarakat melalui pasar modal), perusahaan-perusahaan besar dan
juga pada perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari
laba. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang harus diaudit laporan keuangannya, dan serta
banyak pihak lainnya mengenal laporan ini, maka orang awam sering mengartikan auditor sama
dengan akuntan publik, padahal banyak jenis auditor berbeda-beda fungsi dan pekerjaannya.
Dewasa ini keberadaan akuntan publik di indonesia diatur dalam Undang-Undang no 5 tahun
2011 tentang akuntan publik. Menurut undang-undang tersebut, akuntan publik adalah akuntan
yang telah memperoleh izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di
indonesia.

Bidang jasa akuntan publik meliputi :

Jasa astetasi, meliputi :


a. Jasa audit umum atas laporan keuangan
b. Jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
c. Jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma
d. Jasa review atas laporan keuangan dan
e. Jasa astetasi lainnya sebagai tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP)
f.
Jasa non astetasi, yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan
publik dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Izin akuntansi publik dikeluarkan oleh Menteri Keuangan dan berlaku selama 5 tahun (dapat
diperpanjang). Akuntan yang mengajukan permohonan untuk menjadi akuntan publik harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Memiliki sertifikat tanda lulus ujian sertifikasi akuntan publik (USAP) yang sah yang
diterbitkan oleh institut akuntan publik indonesia (IAPI) atau perguruan tinggi
terakreditasi oleh IAPI untuk menyelenggarakan pendidikan profesi akuntan publik.
Apabila tanggal kelulusan USAP telah melewati masa 2 tahun maka wajib menyerahkan
bukti telah mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan (PPL) yang paling sedikit 60
Satuan Kredit PPL (SKP) dalam 2 tahun terakhir.
Berpengalaman praktik di bidang audit umum atau laporan keuangan paling sedikit 1000
jam dalam 5 tahun terakhir dan paling sedikit 500 jam diantaranya memimpin dan/atau
mensupervisi perikatan audit umum, yang disahkan oleh Pemimpin/Pimpinan rekan
KAP.
Berdomisili di wilayah Republik Indonesia yang dibuktikan oleh Kartu Tanda Penduduk
(KTP) atau bukti lainnya.
Memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Tidak pernah dikenakan saksi pencabutan izin akuntan publik
Tidak pernah dipidana yang mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan pidana
kejahatan yang diancam penjara 5 tahun atau lebih
Tidak berada dalam pengampunan

Untuk memperoleh sertifikat tanda lulus ujian sertifikasi akuntansi publik (USAP), para
calon akuntan publik wajib mengikuti ujian nasional yang diselenggarakan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Ujian ini diselenggarakan dua kali dalam setahun dan
berlansung selama dua hari penuh yang meliputi 4 mata ujian , yaitu :

1) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


2) Auditing dan Asurans
3) Akuntansi Manajemen, Manajemen Keuangan, dan Sistem Informasi
4) Lingkungan Bisnis, Hukum Komersial, dan Perpajakan

2.5. DASAR-DASAR PROSEDUR PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN


2.5.1. Lingkungan Auditing

Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu:


1) Auditing dan profesi akuntan publik
2) Teori Konsep Dasar, dan Standart Auditing
3) Audit Laporan Keuangan dan Laporan Audit.

2.5.2. Perencanaan Audit

Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu:

1) Penerimaan penugasan dan perencanaan audit


2) Materialitas, risiko, dan strategi audit pendahuluan
3) Tujuan dan bukti audit
4) Kertas kerja audit
5) Pemahaman terhadap struktur pengendalian intern.

2.5.3. Metodologi Pengujian Audut

bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu:

1) Pengujian pengendalian dan pengujian substansif


2) Sampling audit
3) Auditing pada sistem PDE

Dalam buku yang kedua, dibahas dasar-dasar prosedur pengauditan laporan keuangan. Untuk
mempelajari materi yang ada di buku ini, mahasiswa diharapkan tidak memilikii masalah yang
berarti dalam memahami konsep-konsep dasar yang telah dibahas auditing 1. Buku yang kedua
bersifat lebih teknis dan operasional.

Perencanaan audit dan metodologi pengujian yang telah di bahas di auditing I digunakan
sebagai dasar untuk :

Mengembangkan tujuan audit spesifik dalam siklius yang sedang diperiksa


Mempertimbangkan tingkat materialitas, risiko dan strategi audit
Memperoleh pemahaman terhadap struktur pengendalian intern dan menaksir risiko
pengendalian
Mengembangkan program audit untuk memebuhi tingkat resiko deteksi yang di
tentukan.
2.5.4. Jasa Kompilasi Dan Review

Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan


manajemen tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apapun terhadap laporan
tersebut.

Akuntan harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi
industri tempat operasi satuan usaha, agar ia dapat melakukan kompilasi laporan keuangan dalam
bentuk yang tepat dalam bentuk satuan usaha yang beroperasi dalam industri tersebut. Standart
ini tidak menghalangi akuntan untuk menerima suatu penugasan kompilasi atas suatu satuan
usaha dari industri yang akuntan tersebut tidak mempunyai pengalaman.

Dalam melakuakan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara garis
besar sifat transaksi satuan usaha tersebut, bentuk catatan akuntansinya. Kualifikasi para petugas
pembukuannya, basis akuntansi yang di gunakan untuk penyajian laporan keuangan serta bentuk
dan isi laporan keuangan. Akuntan biasanya memperoleh pengetahuan mengenai hal tersebut
melalui pengalamannya atau melalui pengajuan pertanyaan kepada pegawai satuan usaha
tersebut.

Setelah menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan keuangan yang telah
dikompilasi dan mempertimbangkan laporan keuangan tersebut layak bila ditinjau dari segi
bentuknya dan bebas dari kekeliruan material yang nyata.
Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa diaudit atau review oleh akuntan harus disertai dengan
suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa :
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar
b. Kompilasi terbatas pada penyajian dalam bentuk informasi laporan keuangan yang
merupakan representasi manajemen atau pemilik
c. Laporan keuangan belum diaudit atau di-review dan dengan demikian akuntan tidak
menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun
Statement on standards for accounting and review services (SSARS) menjabarkan 3 jenis laporan
kompilasi, yaitu :
a. Kompilasi dengan pengungkapan penuh
b. Kompilasi dengan mengecualikan semua pengungkapan secara substansial
c. Kompilasi tanpa independensi

2.5.5. Review atas laporan keuangan


Tujuan review sangat berbeda dengan tujuan kompilasi maupun audit. Hasil review yang
dilaksanakan melalui prosedur pengajuan pertanyaan dan analisis harus menjadi dasar yang
memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi
material yang harus dilakukan atas laporan keuangan.
Prosedur pertanyaan dan analisis biasanya mencakup hal berikut ini :
a. Pengajuan pertanyaan mengenai prinsip dan praktik akuntansi serta metode yang
diterapkan oleh satuan usaha tersebut
b. Pengajuan pertanyaan tentang prosedur pencatatan, pengklasifikasian dan pengikhtisaran
transaksi serta penghimpunan informasi untuk diungkapkan dalam laporan keuangan
c. Prosedur analitis yang dirancang untuk mengidentifikasikan hubungan dan hal-hal yang
kelihatan tidak biasa
Laporan keuangan yang direview oleh akuntan harus disertai dengan laporan akuntan yang
menyatakan bahwa :
a. Review dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan IAI
b. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah penyajian manajemen
satuan usaha tersebut
c. Review terutama mencakup pengajuan pertanyaan kepada para pejabat penting
perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data keuangan
d. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit
e. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas
laporan keuangan
2.6. Contoh laporan kompilasi

Laporan kompilasi

Kami telah melakukan kompilasi neraca PT KXT tanggal 31 desember 20X3 dan laporan laba
rugi, laporan laba ditahan, serta laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir pada
tanggal tersebut, sesuai dengan standar yang ditetapkan ikatan akuntan indonesia. Suatu
kompilasi dibatasi hanya pada penyajian dalam bentuk laporan keuangan informasi yang
merupakan penyajian manajemen (pemilik). Kami tidak mengaudit atau me-review laporan
keuangan terlampir, dan oleh karena itu kami tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan
lain apapun, namun, kami mengetahui adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi yang
berterima umum, sebagaimana yang dijelaskan dalam paragraf berikut ini.
(paragraf terpisah)
Seperti yang diungkapkan dalam catatan X atas laporan keuangan, prinsip akuntansi yang
berterima umum menentukan bahwa tanah harus dinyatakan dengan harga perolehan.
Manajemen telah memberitahu kami bahwa perusahaan telah mencatat nilai tanah dengan harga
taksiran, dan oleh karena itu bila prinsip akuntansi yang berterima umum dipatuhi, akun tanah
dan akun modal akan turun sebesar Rp.50.000.000.
(atau)
Laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 20X3 tidak disajikan.
Prinsip akuntansi yang berterima umum menentukan bahwa laporan tersebut harus disajikan bila
laporan keuangan dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil usaha. (jika laporan
arus kas tidak disajikan, maka paragraf pertama laporan kompilasi atau review harus diubah).

2.6. Contoh Laporan Review

Laporan review

Kami telah melakukan review atas neraca PT KXT tanggal 31 desember 20X3, laporan
laba rugi, laporan laba ditahan, serta laporan arus kas yang berkaitan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan ikatan akuntan indonesia. Semua
informasi yang dimuat dalam laporan keuangan terlampir adalah penyajian manajemen (pemilik)
PT KXT.
Review terutama mencakup pengajuan pertanyaan kepada para pejabat perusahaan dan
prosedur analitis yang diterapkan atas data keuangan. Review memiliki lingkup yang jauh lebih
sempit dibandingkan dengan audit yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang
ditetapkan ikatan akuntan indonesia dengan tujuan untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan secara keseluruhan. Oleh karena itu, kami tidak memberikan pendapat semacam itu.
Berdasarkan hasil review, dengan pengecualian pada masalah yang kami jelaskan dalam paragraf
berikut, tidak terdapat penyebab yang menjadikan kami yakin bahwa laporan keuangan yang
kami sebutkan diatas tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
(paragraf terpisah)
Seperti diungkapkan dalam catatan X atas laporan keuangan, prinsip akuntansi yang berterima
umum menetapkan bahwa kos (cost) persediaan barang meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Manajemen telah memberitahu kami bahwa persediaan
produk jadi dan persediaan produk dalam proses dinyatakan dalam laporan keuangan yang kami
sebutkan diatas hanya terbatas sebesar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung saja,
dan bahwa pengaruh dari tidak dipatuhinya prinsip akuntansi yang berterima umum terhadap
posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas belum ditentukan.
(atau)
Seperti yang diungkapkan dalam catatan X atas laporan keuangan, perusahaan telah menerapkan
(jelaskan metode baru yang diterapkan) sedangkan sebelumnya diterapkan (jelaskan metode
sebelumnya). Meskipun (jelaskan metode baru yang diterapkan) sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berterima umum, namun perusahaan tidak dapat memberikan dasar pertimbangan yang
memadai bagi perubahan tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Jasa asurans bahwasanya jasa professional independen untuk memperbaiki kualitas informasi
bagi para pengambil keputusan dan memiliki nilai karena pemberi jaminan bersifat independen
dan tidak bisa dengan informasi yang diperiksanya. Jasa asurans dapat diberikan oleh kantor-
kantor Akuntan Publik (KAP) atau professional-profesional lainnya. Kebanyakan jasa asurans
lain yang diberikan kantor-kantor akuntan publik tidak merupakan jasa atestasi.

Selain memberi jasa ansuran kantor akuntan publik juga memberi jasa bukan ansuran antara
lain, jasa akuntan dari pembuktian, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi manajemen.

Di dalam audit laporan keuangan, bukti tentang tingkat kepatuhan tentang tingkat kepatuhan
asersi dalam laporan keuangan dengan kerangka laporan keuangan yang berlaku terdiri dari data
akutansi dan informasi yang diperoleh melalui wawancara, obervasi, pemeriksaan atas aset, dan
korespondensi dengan pelanggan dan setelah memperoleh bukti, auditor masih harus
mengevaluasi kembali agar bisa membuat petimbangan akutansi yang diperlukan sebelum
samapai pada kesimpukan.

Sebuah penugasan jasa review memungkinkan keterlibatan akuntan dalam memberikan


assurance terbatas bahwa laporan keuangan telah sesuai degan SAK, termasuk pengungkapan
informatif yang tepat atau basis akuntansi komprehensif yang lain seperti basis kas akuntansi.
Akuntan publik harus independen dari klien untuk dapat melakukan jasa review.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono Jusuf, Al.2014. Auditing (Pengauditan Berbasis ISA). Edisi II. Yogyakarta : STIE
YKPN

Halim, Abdul dan Totok Budisantoso. 2014. Auditing 2. Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan
Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

Anda mungkin juga menyukai