Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penelitian merupakan suatu proses dimana proses tersebut berawal pada minat
untuk mengetahui fenomena tertentu dan selanjutnya berkembang menjadi gagasan,
teori dan konseptualisasi (penentuan konsep dan variabel yang akan diteliti),
pemilihan metode penelitian yang sesuai, dan seterusnya. Hasil akhirnya akan
melahirkan gagasan ataupun teori baru sehingga merupakan proses yang tiada henti.

Kajian Pustaka merupakan salah satu rangkaian aktivitas penelitian


yang jarang sekali diperhatikan secara seksama, bahkan sering dianggap
remeh.padahal kajian pustaka merupakan salah satu hal yang penting dalam sebuah
penelitian. Mengingat dengan kajian pustaka, seorang yang akan melakukan
penelitian mendapatkan gambaran dan pengetahua n dalam
mempertegas penelitiannya. Kajian pustaka berisi uraian sistematis tentang hasil
penelitian terdahulu (prior research) t e n t a n g p e r s o a l a n ya n g a k a n d i k a j i
dalam tesis.
P e n e l i t i m e n g e m u k a k a n d a n m e n u n j u k k a n dengan tegas bahwa
masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti sebelumnya atau
perlu pengembangan lebih lanjut.D a n m e n j e l a s k a n h u b u n g a n a n t a r a
p e n e l i t i a n t e r s e b u t d e n g a n penelitian sebelumnya, juga menjelaskan uraian
teori penelitian sebelumnya, kemudian m e n j e l a s k a n p e r b e d a a n d a n
kontribusi penelitiannya, sehingga pembaca
m e n g e t a h u i perkembangan penelitian tersebut. Kajian pustaka bukanlah suatu
kumpulan fakta dan perasaan tapi merupakan argumentasi runtut yang mengarah
kepada penjelasan usulan penelitian. Dengan demikian kajian pustaka pada
sebuah penelitian merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam membantu
peneliti.

Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang
dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka
memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan
hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.

Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir.


Kerangka pikir pada umumnya hanya dipruntukkan pada jenis penelitian kuantatif.
Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini
dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Sedangkan untuk penelitian
tindakan kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada
partisipan.
Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk
menurunkan
hipotesis.Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetah
uan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis
disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari
nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya. Berdasarkan uraian
diatas, penulis akan menganalisis dalam bentuk karya tulis berupa makalah yang akan
berjudul Kerangka Teoritis dan Hipotesis

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan Penulisan
BAB II
ISI

II.1 Kerangka Teoritis


II.1.1 Pengertian Kerangka Teoritis

Teori yaitu sesuatu yang menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat yang
menjadi landasan teori dalam penelitian. Landasan teori adalah teori-teori relevan yang
digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti sebagai jawaban
sebentara terhadap rumusan masalah.

Landasan teori ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran umum tentang latar
belakang penelitian dansebagai landasan pembahasan hasil penelitian.Ada perbedaan
mendasar tentang peranan landasan teori, antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari teori menunju data,dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.Sedangkan dalam penelitian
kualitatif peneliti berangkat dari data dan menggunakanteori sebagai penjelas, serta
berakhir pada kontruksi teori baru yang ditemukannyaoleh peneliti setelah menganalisis
dan menyimpulkan data.
Kerangka teori/tinjauan pustaka merupakan suatu literatur yang dijadikan sebagai
referensi atau landasan teoritis dalam penelitian yang terdapat ringkasan dan teori yang
ditemukan dari sumber bacaan (literatur) dan ada kaitannya tema yang akan diangkat
dalam penelitian. Dapat dilihat bahwa tinjauan pustaka[4] memiliki tujuan: menentukan
dan membatasi permasalahan penelitian, meletakkan penelitian pada perspektif sejarah
dan asosiasoinal, menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu dan
menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan usulan untuk penelitian
lebih lanjut.
Membuat tinjauan pustaka yang baik tidak lah mudah dan memerlukan
keterampilan dan usaha dari kita. Perlu diketahui bahwa tinjauan pustaka bukan hanya
sekedar daftar hasil penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan. Lebih dari pada itu,
kita harus melakukan evaluasi dan sintesis sehingga sebuah tinjauan pustaka yang kita
hasilkan memiliki nilai akademik yang tinggi.
Perlu dilakukan tinjauan pustaka lebih dahulu agar kemudian penelitian dapat
menyusun pertanyaan penelitian atau hipotesis. Dalam Tinjauan pustaka (berisi variabel
terikat, variabel bebas, dan hubungan keduany, berisi dengan permasalahan yang akan
diteliti). Tinjauan/Telaah pustaka diperlukan untuk memberi-kan pemantapan dan
penegasantentang ciri khas penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini
akantampak dengan menunjukkan bahawa buku-buku, buletin, skripsi yang ditelaah
belumatau tidak menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti.
II.1.2 Komponen Kerangka Teoritis

KONSEP

CONSTRUC
T
TEORI
KERANGKA
teoritis
PROPOSI

VARIABEL

HIPOTESIS

DEFINISI
OPRASIONAL

II.1.3 Tahap- Tahap Teoritis


1. Kerangka teorisasi

a. Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus
untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya. Ini disebut
konsep. Yakni istilah dan definisi yang digambarkan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian.

Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirannya


dengan menggambarkan satu istilah untuk beberapa kejadian (events) yang
berkaitan satu dengan lainnya. Contoh: Konsep badan. Agar konsep tersebut dapat
diteliti secara empiris, konsep tersebut harus dijadikan variabel dengan
mengambil dimensi tertentu badan, misalnya tinggi badan, berat badan, dan
bentuk badan yang mengandung variasi nilai. Konsep penduduk, dapat
dirumuskan variabel-variabel jenis kelamin, suku bangsa , umur dan variabel-
variabel lain.

Terdapat dua jenis konsep


1. Konsep-kosep yang jelas hubungannya dengan fakta atau realitas yang mereka
wakili. Contoh: Meja. Konsep meja digunakan sebagai abstraksi dari semua
karakteristik meja yang dapat diamati secara langsung serta mudah diukur, yakni:
mempunyai permukaan datar, memiliki kaki dan digunakan untuk aktivitas-
aktivitas tertentu manusia

2. Konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan fakta atau
realitas Konsep jenis kedua lebih banyak diamati dalam penelitian sosial, tidak
mudah menghubungkannya dengan denomena yang diacunya. Konsep-konsep ini
memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari kejadian-kejadian yang kongkrit,
sehingga tidak mudah menghubungkannya dengan kejadian, obyek atau individu
tertentu. Konsep yang abstrak seperti ini sering disebut konstruk (CONSTRUCT).
Contoh: Sikap, perilaku memilih, partisipasi kerja, produktivitas kerja, jabatan,
status pekerjaan

b. Konstruk (construct)
Construc sebenarnya bukan hanya merupakan konsep-konsep yang lebih
abstrak, melainkan mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk
keperluan ilmiah. Construct sengaja digunakan secara sistematis untuk penelitian
ilmiah melalui dua cara, yaitu: mengoperasionalisasikan construct ke dalam
konsep-konsep yang dapat diamati dan diukur menjadi variabel penelitian seperti
yang telah dibahas sebelum ini, dan menghubungkan construct yang satu dengan
cunstruc yang lain menjadi suatu konstruksi teori. Misalnya, inovasi dan kreatif
merupakan bagian dari fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja.
Bagaimana construct dalam riset?

Construct dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, namun juga menyangkut
apa yang dipersepsikan orang. Contruct dalam riset mempunyai makna yang
berbeda dengan konsep sebab construct merupakan abstraksi dari fenomena yang
dapat diamati dari berbagai dimensi.
Contoh:

Construct Kepuasan Kerja. Kepuasan kerja merupakan abstraksi dari


fenomena psikologis seorang terhadap pekerjaan yang diamati berdasarkan
persepsi yang bersangkutan terhadap berbagai dimensi lingkungan pekerjaan yaitu:
dimensi Tugas yang dikerjakan, rekan-rekan sekerja, atasannya, kompensasi,
promosi karir dll.

Dimensi-dimensi construct yang tersusun menjadi construct yang lebih


abstraks yaitu construct kepuasan kerja. Misal dimensi contruct kepuasan terhadap
tugas dapat diobservasi berdasarkan tanggapan seseorang mengenai sifat, jenis,
kondisi atau hal lain yang ditugaskan misalnya rutinitas tugas, kompleksitas tugas
dan sebagainya.

Dengan demikian construct terdiri dari konsep-konsep yang dapat diamati


yang selanjutnya untuk keperluan penelitian diukur dengan menggunakan skala
pengukuran. Construct yang diukur dengan skala tertentu selanjutnya menjadi
variabel.

Penggunaan Construct
Dengan mengoperasionalkan construct ke dalam konsep-konsep yang dapat
diamati dan diukur menjadi variabel penelitian. Menghubungkan construct yang
lain menjadi konstruksi teori. Misal: Inovatif dan Kreatif merupakan bagian dari
fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja.

c. Teori
Menurut Kerlinger: Teori merupakan serangkaian asumsi,
construct,konsep (consepts), definisi (definitions), dan proposisi (propositions)
untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar variabel
Teori mengandung 3 hal

1. Teori adalah serangkaian proposisi antar konsep-konsep yang saling


berhubungan.
2. Teori menerangkan secara sistematis suatu fenomena dengan cara
menentukan hubungan antar konsep.
3. Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan konsep
mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana bentuk
hubungannya
- Tahap Teoritis
Perlu adanya pemahaman pada tahap teoritisasi, karena dengan adanya
pengetahuan tentang konsep, konstruk dan teori, peneliti akan dapat merumuskan
hubungan-hubungan teoritis secara baik.

d. Proposisi
Dalam ilmu sosial, realitas biasanya diabstraksikan sebagai hubungan antara
dua konsep. Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Proposisi
disajikan dalam bentuk suatu kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan
antara dua konsep.

Proposisi merupakan salah satu dari elemen teori, disamping construct,


konsep dan definisi, yang memberi gambaran fenomena-fenomena secara
sistematis melalui penentuan hubungan antar variabel. Proposisi merupakan
ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji
kebenarannya, mengenai konsep atau construct yang menjelaskan atau
memprediksi fenomena fenomena. Proposisi yang dirumuskan dengan maksud
untuk dapat diuji secara sistematis disebut dengan hipotesis.
Contoh Proposisi :
Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta akan turun.
Proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh perbedaan gaji

2. Tahap Empirisasi
Perlu adanya pemahaman pada tahap empirisasi, karena pengetahuan tentang
variabel, hipotesa dan definisi operasional juga diperlukan agar peneliti
mempunyai gambaran yang jelas tentang data yang hendak dikumpulkannya
dalam suatu penelitian
a. Variabel
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang berarti
sesuatu yang mempunyai variabel nilai. Caranya adalah dengan memilih dimensi
tertentu konsep yang mempunyai variasi nilai

- Variabel dan Construct


Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai.
Variabel merupakan penghubung antara contruct yang abstract dengan fenomena
yang nyata.

Variabel merupakan proxy atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai. Nilai variabel tergantung pada construct yang
diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa angka atau atribut yang menggunakan
ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.

Tipe Variabel Penelitian


Dilihat Dari:

1. Fungsi variabel
2. Skala Nilai variabel
3. Perlakukan Terhadap variabel

Variabel dilihat dari fungsinya:


1. Variabel independen. Variabel independen adalah tipe variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain.
2. Variabel dependen. Variabel dependen adalah tipe variabel yang
dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen.

Kedua tipe variabel ini merupakan kategori variabel penelitian yang paling
sering digunakan dalam penelitian karena mempunyai kemampuan aplikasi
yang luas. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis digambarkan
dalam variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Variabel independen
dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse
variabel) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat
(presumed effect variabel).
Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului
(antecendent variable) dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi
(consequent variable)
Gambar 1.1 Hubungan antara variabel independen (pemecahan saham)

dengan variable dependen (harga saham)

Pemecahan saham merupakan variable yang diduga secara logis


menjelaskan atau mempengaruhi variable harga saham (gambar 1.1).

Contoh lain penelitian yang menggunakan lebih dari satu variable dependen dan
variable independen antara lain, penelitian yang menguji :

Pengaruh pengumuman right issue (variable independen) terhadap tingkat


keuntungan (variable dependen) dan likuiditas saham (variable dependen).
Pengaruh desentralisasi (variable independen) dan karakteristik system informasi
akuntansi manajemen (variable independen) terhadap kinerja manajerial (variable
dependen).

3. Variable Moderating
Variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen. Hubungan langsung antara variable-variable independen dengan
variable-variable dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variable-variable lain.
Salah satu diantaranya adalah variabel moderating. Variabel moderating
merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah
hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel
independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif
dalam hal ini tergantung pada variabel moderating. Oleh karena itu, variabel
moderating dinamakan pula dengan variabel contingency.

Contoh
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh struktur organisasional
(desentralisasi atau sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam
penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja, dinyataan bahwa struktur
organisasional merupakan faktor moderating yang mempengaruhi hubungan
antara partisipasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pada struktur
organisasi desentralisasi. Sebaliknya, partisipasi mempunyai hubungan negatif
dengan kinerja pada struktur organisasi sentralisasi. Pengaruh variabel
moderating (struktur organisasional) terhadap sifat dan arah hubungan antara
variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen (kinerja) dijelaskan
dengan gambar 1.2.

Gambar 1.2. Hubungan Partisipasi, Desentralisasi, Sentralisasi, dan Kinerja

PARTISIPASI \ Desentralisasi Sentralisasi


STRUKTUR
Tinggi KINERJA TINGGI KINERJA RENDAH

Rendah KINERJA RENDAH KINERJA TINGGI

Pengaruh variabel moderting (struktur organisasional) terhadap antara variabel


independen (partisipasi) dengan variable dependen (kinerja).

Model penelitian yang menunjukkan pengaruh variable moderating terhadap


hubungan antara variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen
(kinerja).

4. Variable Intervening
Variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening
merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel dengan variabel-
variabel dependen, sehingga variable independen tidak langsung menjelaskan
atau mempengaruhi variable dependen.
Hubungan antara variabel independen (partisipasi), variable intervening
(motivasi) dan variable dependen (kinerja).

Hubungan antara variable independen (dentitas tenaga kerja), variabel dependen


(efektivitas organisasional), variabel moderating (keahlian manajerial) dan
variable intervening (sinergi kreatif).

Variabel dilihat dari Skala Nilainya


Variabel umumnya diukur dengan skala dalam kisaran nilai tertentu.
Berdasarkan skala nilainya, variable-variable penelitian diklasifikasikan
menjadi variable kontinu (contnous variable) dan variable kategoris (categoris
variable).

1. Variabel kontinyu adalah tipe variable-variable penelitian yang memiliki


kumpulan nilai yang teratur dalam kisaran tertentu. Nilai dalam variable
kontinu setidaknya menggambarkan peringkat atau jarak berdasarkan
skala pengukuran tertentu.

Skala nilai variable kontinu dapat berupa :

(1) perbedaan lebih atau kurang : tinggi-sedang-rendah, atau


(2) skor nilai yang berbeda dan mempunyai jarak : 1. Sampai dengan 7.

Tipe skala ini sering digunakan dalam penelitian-penelitian teori keprilakuan.


2. Variabel kategoris adalah tipe variable-variable penelitian yang memiliki
nilai berdasarkan kategori tertentu atau lebih dikenal dengan sebutan skala
minimal. Skala nilai pada variable ini hanya merupakan label untuk
mengidentifikasikan kategori atau kelompok variable yang bersangkutan.

Contoh variable kategoris dikotomi : jenis kelamin (pria-wanita), perilaku (baik-


buruk), sikap (positif-negatif), atau variabel kategoris politomis : agama, tingkat
pendidikan, kewarganegaraan.

Dilihat Dari Perlakuannya


Variable-variable penelitian dapat diklasfikasikan berdasarkan perlakuan
penelitian terhadap suatu variable, yaitu variable aktif (aktive variable) dan
variable atribut (attribute variable).

1. Variable aktif adalah variabel-variabel penelitian yang dimanipulasi


untuk keperluan penelitian ekperimen.
2. variabel atribut.Tidak semua variabel penelitian dapat dimanipulasi,
misal variabelvaribel yang berkaitan dengan karakteristik manusia
intelgensia, sikap, jenis kelamin, status sosial ekonomi. Variabel-varibel
tersebut umumnya tidak mungkin atau sulit untuk dimanipulasi. Variabel-
variabel penelitian yang tidak dapat dimanipulasi disebut dengan variabel
atribut.

b. Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan, karena merupakan instrumen kerja dari teori. Berdasar teori-teori
yang dikemukakan, dapat digunakan untuk menyusun kerangka berpikir,
selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah, yang dijabarkan dari landasan
teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Karena sifatnya masih
sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang
terkumpul atau penelitian ilmiah.
Hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima. Hipotesis penelitian
harus dirumuskan dalam kalimat positif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam
kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau kalimat
mengharapkan.
- Fungsi hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua
variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris.
Hipotesis dalam penelitian dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban
sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian
secara empiris.

Hipotesis dengan demikian mempunyai beberapa fungsi yang penting


dalam penelitian kuantitatif, antara lain sebagai berikut:

- Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional.


- Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara
empiris.
- Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memilih metode-metode
pengujian data.

- Rumusan hipotesis yg baik


Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. Tujuan
penelitian adalah memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.
Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara
empiris.

Tujuan penelitian (terutama penelitian dasar) adalah menguji teori atau hipotesis.
Agar dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-variabel yang
diteliti dan dugaan mengenai hubungan antar variabel.

Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat


dibandingkan dengan hipotesis rivalnya. Beberapa teori kemungkinan saling
bertentangan antara yang satu dengan yang lain atau teori yang satu lebih kuat
daripada teori yang lain. Hipotesis yang dikembangkan oleh peneliti harus
mempunyai dukungan teoritis yang lebih kuat daripada alternatif hipotesis
lainnya yang kemungkinan dapat dikembangkan berdasarkan teori-teori yang
lain.

- Macam-macam hipotesis penelitian

1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel
lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang, hipotesis
yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif)
Contoh:

- Pelayanan Rumah sakit Enggal Waras tidak Memuaskan


- Kinerja Keuangan Bank CBA Baik
- Semangat Kerja Karyawan PT. Yasinta Tinggi

Untuk penelitian yang bersifat deskriptif, yang bermaksud mendeskripsikan


masalah yang diteliti, hipotesis tidak perlu dibuat.

2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan
yang bersifat membedakan.

Contoh:

- Ada perbedaan pengalaman kerja sebelumnya antara laki-laki dan


perempuan
- Ada perbedaan kepemimpinan antara manajer laki-laki dan manajer
perempuan
- Ada perbedaan produktivitas kerja karyawan antara karyawan yang
dominan pada kebutuhan order tinggi dan karyawan yang dominan
pada kebutuhan order rendah

3.Hipotesis Asosiatif
Hipotesis ini dirmuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang
bersifat hubungan.
Ada 3 jenis:

a. Hipotesis Hubungan Asosiatif Simetri


Hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat kebersamaan antara dua
variabel atau lebih, tetapi tidak menunjukkan sebab akibat
Contoh:
- Ada hubungan antara return saham dengan return pasar
- Ada hubungan yang positif antara pengalaman kerja dan besarnya gaji
-
b. Hipotesis Hubungan Sebab Akibat
Hipotesis yang menyatakan hubungan bersifat mempengaruhi antara dua
variabel atau lebih.
Contoh:
- Disiplin pegawai yang tinggi berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja
- Motivasi kerja berpengaruh positif terhadap prestasi kerja
- Bauran pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian
semen
c. Hipotesis hubungan interaktif
ialah hipotesis hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat saling
mempengaruhi (hubungan interdependensi)
Contoh:
- Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara penambahan
gaji insentif dengan produktivitas karyawan
- Terdapat pengaruh imbal balik antara kenaikan pangkat dengan
tersedianya jabatan.

Format
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk rumusan,
diantaranya dalam bentuk:
- pernyataan jika-maka ( if-then statement) atau proposisi,
- hipotesis nol (null hypothesis),
- hipotesis alternatif (alternative hypothesis)

Format pernyataan jika-maka atau proposisi


Hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam dalam bentuk pernyataan
jika-maka atau berupa proposisi yang menyatakan hubungan antara variabel
dan perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variabel-
variabel tertentu yang dapat diuji:
Contoh:
JIKA karyawan mengalami tekanan dalam bekerja yang lebih rendah, MAKA
mereka akan memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Karyawan yang mengalami tekanan dalam bekerja lebih rendah, akan


memperoleh kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Format Hipotesis Nol

Hipotesis nol (null hypothesis) merupakan hipotesis yang menyatakan suatu


hubungan antara variabel yang definitif atau eksak sama dengan nol, atau secara
umum inyatakan bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan (signifikan) antar
variabel yang diteliti.
Pengertian hipotesis nihil atau nol (Ho) : Waktu menggunakan pengujan statistik
kita selalu bekerja dengan dua hipotesis yaitu hipotesis nihil atau nol (Ho) dan
hipotesis alternatif. Hipotesis nol inilah sebenarnya yang diuji secara statistik dan
merupakan pernyataan tentang parameter yang bertentangan dengan keyakinan
peneliti.

(Ho) sementara waktu dipertahankan benar-bernar hingga pengujian statistic


mendapatkan bukti yang menentang atau mendukungnya. Apabila dari pengujian
statistik diperoleh keputusan yang mendukung atau setuju dengan (Ho), maka
dapat dikatakan bahwa (Ho) diterima. Sebaliknya jika diperoleh keputusan yang
membelot atau bertentangan dengan keputusan (Ho), maka dapat diambil
tindakan bahwa (Ho) ditolak
Contoh

Tidak ada perbedaan signifikan antara persepsi akuntan dan mahasiswa


terhadap etika bisnis.

Pernyataan Hipotesis nol dalam contoh tersebut dapat disajikan secara statistik
sebagai berikut:
H0: @A = @M atau H0: @A - @M = 0
H0 menunjukkan format hipotesis nol
@A adalah rata-rata persepsi akuntan terhadap etika bisnis.
@M adalah rata-rata persepsi akuntan terhadap etika bisnis.

Format Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif (alternative hypothesis) merupakan lawan pernyataan dari


format hipotesis nol yang menunjukkan adanya hubungan atau perbedaan
(signifikan) antar variabel yang diteliti.

Pengertian hipotesis alternatif (Ha) = hipotesis penelitian = hipotesis kerja (H1)


Pihak peneliti tidak menguji (Ha) sebab (Ha) adalah lawan (Ho). Hipotesis
alternatif (Ha) hanya mengekspresikan keyakinan peneliti tentang ukuran-ukuran
populasi
Contoh:

Ada perbedaan motivasi kerja yang signifikan antara pekerja pada perusahaan
asing dengan perusahaan nasional. Pekerja pada perusahaan asing mempunyai
motivasi kerja yang lebih tinggi daripada pekerja pada perusahaan nasional atau
pekerja pada perusahaan nasional mempunyai motivasi kerja lebih rendah
daripada pekerja pada perusahaan asing.

Pernyataan Hipotesis alternatif dalam contoh tersebut dapat disajikan secara


statitik sebagai berikut:
HA: @A @N atau H0: @A - @N 0

- HA menunjukkan format hipotesis alternative


- @A adalah rata-rata motivasi kerja dari pekerja pada perusahaan asing.
- N adalah rata-rata motivasi kerja dari pekerja pada perusahaan nasional.

c. Definisi Operasional
Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang lebih
operasional, yakni variabel dan konstruk, biasanya belum sepenuhnya siap untuk
diukur. Hal ini karena variabel dan konstruk mempunyai beberapa dimensi yang
dapat diukur secara berbeda.

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan


bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu
informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan
variabel yang sama. Dari informasi tersebut dia akan mengetahui bagaimana
caranya pengukuran atas variabel itu dilakukan. Dengan demikian dia akan
menentukan apakah prosedur pengukuran yang sama akan dilakukan atau
diperlukan prosedur yang baru. Definisi Operasional adalah penentuan construct
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Menjelaskan cara tertentu yang
digunakan untuk mengoperasionalkan construct sehingga memungkinkan bagi
peneliti lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau
mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
II.2 Hipotesis
II.2.1 Pengertian Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Dikatakan sementara, atas dasar apa yang telah dikaji oleh peneliti melalui berbagai hal
dari berbagai sumber baik itu teori, hasil penelitian, temuan lapangan atau logika.
Penelitian membuat hipotesis yang kemudian membuktikan hipotesis tersebut melalui
data ilmiah di lapangan. Hipotesis merupakan acuan untuk menjawab suatu pertanyaan
penelitian.
Secara procedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian
teoritis, karena hipotesis penelitian merupakan rangkuman dari kesimpulan teoritis dari
kajian pustaka. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian
yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.
Penyusunan hipotesis merupakan suatu tahapan dalam penelitian yang juga penting.
Hepotesis memperjelas dan membimbing seorang peneliti untuk focus pada masalah
yang ditelitinya. Namun demikian, keberadaan hipotesis ini bukanlah sesuatu yang
esensial, artinya keberadaan hipotesis dalam suatu proses penelitian tidak harus ada.
Seseorang juga dapat menyusun hipotesis sebanyak mungkin selama hipotesis tersebut
sesuai dengan arah penelitian yang hendak dituju. Hipotesis lazimnya dimunculkan
berupa kumpulan pertanyaan yang hendak diuji kebenarannya melalui penyelidikan guna
mempersempit dan mempertajam daerah penyelidikan, lazimnya diperlukan adanya
hipotesis.
Hipotesis dapat berbentuk model matematika yaitu suatu bahasa matematika yang
menggambarkan sebuah system ataupun berbentuk pernyataan yang menjelaskan atau
menyatakan suatu dugaan terhadap suatu hubungan antar variabel.
Hal yang perlu diingat bahwa hipotesis penelitian berlaku untuk penelitian
kuantitatif selain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif hanya menjelaskan fenomena
apa adanya tanpa menarik kesimpulan dari hipotesis tertentu (pada umumnya). Penelitian
korelasi akan melihat apakah ada hubungan antarvariabel yang diteliti. Jika terdapat
hubungan, bagaimanakah hubungannya, apakah hubungan positif atau negatif. Penelitian
komparatif membandingkan nilai rata-rata antar kelompok melalui variabel, apakah
terdapat perbedaan nilai rata-rata antarkelompok yang dibandingkan. Jika terdapat
perbedaan kelompok manakah yang berbeda? Kelompok manakah yang memiliki skor
yang lebih tinggi atau rendah? Pada penelitian eksperimen hipotesis digunakan untuk
melihat apakah terdapat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain/ apakah
pengaruh tersebut dapat menaikan atau menurunkan sesuatu?
Contoh dalam penelitian kolerasi yang akan melihat apakah ada hubungan positif
antara keadilan organisasi dengan komitmen organisasi. Logika sederhana adalah
karyawan yang mendapatkan perlakuan adil di organisasi akan berkomitmen terhadap
organisasinya.
Contoh hipotesis pada penelitian komparatif. Penelitian akan membandingkan
perbedaan sikap di antara dua kelompok mahasiswa, yaitu: kedokteran dan psikologi.
Logika sederhana adalah terdapat perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelompok
mahasiswa tersebut. Mahasiswa psikologi diprediksi memiliki nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada mahasiswa kedokteran pada pelajaran sosiologi. Hal ini mengigt bahwa
materi psikologi berkaitan dengan hubungan antar manusia. Dimana sosiologi merupakan
pelajaran yang membahas tentang interaksi antar kelompok. Sementara mahasiswa
kedokteran (terutama pada fase praklinik) sangat jarang materi kuliah berkaitan dengan
interaksi antar manusia, materi tersebut lebih berkaitan dengan pelajaran biologi.
Contoh hipotesis pada penelitian eksperimen, sekelompok mahasiswa diberi
suatu pelatihan motivasi. Penelitian akan melihat apakah pelatihan motivasi tersebut
mampu menunjukkan peningkatan prestasi belajarnya. Prestasi belajar dapat dilihat
melalui prestasi akademik (IPK). Peneliti akan membandingkan prestasi belajar sebelum
dan setelah pelatihan. Mahasiswa tersebut idealnya memiliki perubahan prestasi belajar,
dimana terdapat peningkatan prestasi sebelum dengan sesudah pelatihan.
II.2.2 Manfaat Hipotesis
Hipotesis sangat penting dalam hal membawa kejelasan terhadap masalah
penelitian, dimana dugaan atau asumsi dapat membawa dan mengarahkan sesorang untuk
mengumpulkan data yang diperlukan dan menganalisisnya dengan lebih baik. Hal ini
dapat di gambarkan:

Analisa data
Mengumpulkan untuk
Mengungkapkan
data yang menyimpulkan
dugaan, asumsi
diperlukan kebenaran
dugaan

Proses Pengujian Hipotesis

Dengan demikian, hipotesis dapat bermanfaat dalam hal:


1. Penyusunan hipotesis membuat studi atau penelitian lebih focus. Hipotesis
mengarahkan secara lebih spesifik terhadap permasalahan penelitian yang
diselidiki.
2. Hipotesis dapat memberikan arahan tentang data apa yang harus sikumpulkan
an data apa yang tidka perlu dikumpulkan, sehingga sekali lagi akan
memberikan manfaat agar peneliti focus terhadap studinya.
3. Adanya hipotesis memungkinkan seseorang untuk menambahkan suatu
rumusan teori
4. Adanya hipotesis memungkinkan seseorang menyimpulkan secara spesifik
tentang apa yang benar dan apa yang salah
Wiliam Glenn (1994) menyatakan bahwa keberhasilan suatu hipotesis atau
manfaatnya terhadap ilmu pengetahuan bukan terletak pada diterimanya kebenaran, atau
karena kekuatannya untuk menggantikan, meguatkan atau mengurangi ide dari
pendahulu, namun lebih pada perannya dan kemampuannya dalam menstimulasi atau
merangsang penelitian yang hendak menjelaskan suatu dugaan, perkiraan dan suatu
bentuk kesamaran dan ketidakjelasan.
Setiap hipotesis yang baik dan bermanfaat selalu dapat memperkirakan sesuatu
secara logis dan ilmiah. Hipotesis dapat memperkirakan suatu dampak dan hasil dari
penelitian baik secara eksperimental di laboratorium, observasi maupun secara alami.
Suatu perkiraan atau prediksi secara statistika dapat berupa suatu kemungkinan-
kemungkinan. Jika dampak atau hasil penelitianbelum diketahui itulah yang disebut
sebagai hipotesis. Namun bila dampak atau hasil penelitian sudah dapat diketahui, maka
hal tersebut dapat disebut konsekuen. Jika suatu prediksi atau hipotesis tidak dapat
dibuktikan melalui pekerjaan eksperimen maupun obesrvasi, maka hipotesis tersebut
menjadi tidak berguna terhadap suatu metode dan harus menunggu hingga menunggu
metode ataupun peralatan yang dapat menguji hipotesis.
II.2.3 Karakteristik Hipotesis
1. Hipotesis sedapat mungkin dinyatakan secara sederhana, spesifik dan jelas secara
konseptualnya.
Dalam menyusun hipotesis sebaiknnya dihindari pemakaian kalimat yang
memungkinkan terjadinya banyak penafsiran. Selain itu pernataan yang diungkapkan
juga harus jells dan spesfik menunjuk pada suatu permasalahan tertentu dan hanya satu
demensi saja, sehingga uji hipotesis hanya aakn dilakukan pada suatu hubungan atau satu
dugaan pada satu waktu tertentu.
Contoh Hipotesis yang memenuhi dan tidak memenuhi kriteria sederhana, spesifik
dan jelas secara konseptual:

No Memenuhi Kriteria Kurang Memenuhi


Kriteria
1 Laju Reaksi oksidasi propane meningkat Laju Reaksi katalitik
dengan meningkatkan temperature oksidasi propane
reaksi meningkat dengan
berubahnya kondisi
reaksi

Pada contoh diatas, di contoh memenuhi kriteria, hipotesis menggunakan


pernyataan yang sederhana spesifik dan secara konseptual juga jelas. Hipotesis
memberikan gambaran yang sangat jelas pada peneliti untuk menguji suatu reaksi
oksidasi propane dengan mengatur perubahan temperature reaksi. Data yang
dikumpulkan dapat dianalisis, dan peneliti juga dengan mudah mengambil suatu
kesimpulan yang menunjukkan pengaruh peningkatan temperature terhadap laju oksidasi
propane. Sedangkan, pada contoh kurang memenuhi kriteria, hipotesis menggunakan
pernyataan yang sederhana, secara konseptual cukup jelas, namun tidak spesifik. Pada
contoh tersebut paling tidak terdapat tiga aspek didalamnya, yaitu :Laju reaksi oksidasi
propane,katalik yang menunjukkan katalis dalam reaksi oksidasi tersebut, serta
kondisi reaksi. Laju reaksi propane lebih cukup mudah untuk mengetahuinya selama
terdapat peralatan yang memadai dengan mengamati laju perubaham konstrasi waktu.
Namun, pada aspek katalitik yang menunjukkan pemakaian katalis reaskinya belum jelas.
Dengan demikian, peneliti akan menghadapi kesulitan untuk mengambil kesimpulan
ketika mendapati data tentang laju reaksi, mengingat setiap perubahan laju reaksi belum
tentu disebabkan oleh perubahan kondisi reaksi, dan menimbulkan aspek lainnya. Artinya
kondisi reaksi kurang jelas. Hal ini tentunya akan menyulitkan peneliti. Sebab peneliti
harus menguji banyak parameter kondisi reaksi dan berpotensi menimbulkan kerancuan
data yang diperoleh ketiak hendak mengambil kesimpulan.
2. Suatu Hipotesis harus dapat diverifikasi atau diuji
Artinya untuk melakukan uji hipotesis harus tersedia metode dan teknik serta
peralatan dan bahan yang tepat, sehingga memungkinkan diperolehnya data yang sesuai
dan dapat dilakukan analisis. Sebaik apapun hipotesis menjadi tidak berguna sama seklai
bila tidka terdapat suatu peralatan dan bahan, misalnya untuk dilakukan uji terhadap
hipotesis tersebut. Demikian juga hipotesis tersebut menjadi tidak berguna bila tidak
tersedia metode dan teknik analisis data yang sesuai, sebab bisa jadi tidka mungkin
diperoleh suatu data yang sesuai sebab bisa jadi tidak mungkin di peroleh data, maka
tidak akan dapat dilakukan analisi data tersebut.
Namun demikian, tetap perlu dipertimbangkan untuk menyusun suatu hipotesis yang
demikian selama peneliti yakin bahwa metode dan teknik untuk uji hipotesis masih
memungkinkan untuk dikembangkan, sehingga hal ini juga akan mendorong sesorang
peneliti untuk mencari dan mengembangkan suatu metode dan teknik yang perlu dan
sesuai untuk melakukan uji hipotesis.
3. Hipotesis hendaknya sesuai, berhubungan dan masih dalam karangka suatu
bidang pengetahuan
Artinya Suatu hal yang sangat penting bahwa hipotesis hendaknya muncul dari suatu
bagian ilmu pengetahuan, dan lebih baik lagi jika hipotesis tersebut akan memperkaya
bagian pengetahuan tersebur. Sebab hal inilah manfaat utama dari suatu kegiatan
penelitian. Hal ini hanya dapat dicapai jika suatu hipotesis berakar dari suatu bagiam ilmu
pengetahuan.
4. Suatu hipotesis hendaknya dapat dioperasionalkan
Artinya suatu hipotesis hendaknya dpaat diukur atau ditentukan besaraan atau
unitnya. Jika hipotesis tidak dapat dikur, maka hipotesis tidak dapat diuji dan diverifikasi,
shingga tidak mungkin dpaat ditarik suatu kesimpulan apapun dari penelitian yang
dilakukan.
II.2.4 Jenis-Jenis Hipotesis
1. Hipotesis Alternatif (Ha) dan Hipotesis Null
Hipotesis Alternatif (Ha) yang menunjukkan adanya hubungan perbedaan atau
pengaruh suatu variabel atau antarvariabel. Hipotesis ini adalah memberikan jawaban
yang ingin dicari oleh peneliti. Peneliti akan mengadakan serangkaian penelitian untuk
menjawab hipotesis. Dalam suatu penelitian, hipotesis ini wajib di buat, ia biasanya
ditemani oleh hipotesis null. Setiap jenis penelitian memiliki bentuk ciri khas tertentu
dalam pembuatan hipotesis ini. Contoh :

Ada Hubungan antara Sikap terhadap pelajaran Kimia dengan prestasi belajar
Kimia

Contoh hipotesis diatas menunjukkan adanya hubungan, perbedaan, maupun


pengaruh suatu variabel atau antarvariabel. Hipotesis diatas menunjukkan adanya
hubungan antara sikap terhadap pelajaran kimia dengan prestasi belajar kimia untuk
penelitian korelasional. Siswa yang memiliki sikap positif terhadap kimia idealnya
memiliki nilai belajar kimia yang bagus pula.
Hipotesis null (Ho) ini adalah negasi dari hipotesis alternative, hipotesis ini
menunjukkan tidak adanya hubungan, perbedaan maupun pengaruh dari suatu
variabel.Hipotesis nol sering juga disebut Hipotesa statistik,karena biasanya dipakai dalam
penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Ia selalu dipasangkan
dalam penelitian bertujuan untuk melihat hipotesis ini. Apabila hioptesis ini ditolak, maka
hipotesis alternative diterima. Diterima atau tidaknya hipotesis yang dibuat tergantung
pada jawaban dari hipotesis ini. Apabila hipotsis null diterima, maka hipotesis alternative
ditolak. Contoh:
Tidak Ada Hubungan antara Sikap terhadap pelajaran Kimia dengan prestasi
belajar Kimia

Hipotesis null merupakan negasi dari hipotesis alternative. Ia akan menyatakan bahwa
tidak adanya suatu hubungan, perbedaan maupun pengaruh suatu variabel. Pada
penelitian korelasional, ia akan menyatakan tidak adanya hubungan antara sikap terhadap
Kimia dengan prestasi belajar Kimia.
2. Hipotesis Dua Arah dan Hipotesis Satu Arah
Hipotesis dua Arah adalah hipotesis yang belum memastikan kemana arah hasil
dari hipotesis tersebut. Perbedaan antarvariabel belum ditentukan, mana yang lebih tinggi
atau lebih rendah dari kelompok yang dibandingkan. Hubungan antarvariabel masih
terbuka, mungkin positif-mungkin negatif. Begitu juga dengan suatu dampak-perubahan
suatu variabel, ia memiliki dampak. Tetapi, dampak tersebut belum ditentukan apakah
mengurangi, menambah atau lebih tinggi/ rendah akibat variabel tertentu. Ia hanya
menyatakan adanya hubungan perbedaan maupun pengaruh suatu variabel. Contoh :

Terdapat perbeedaan konsep diri antara mahasiwa yang berasal dari kota, sub-
urban, dan desa
Terdapat hubungan antara status gizi dengan kemampuan kognitif siswa SD
Terdapat perbedaan skor kecemasan klien setelah dan sebelum diterapi dengan
teknik kognitif behavioral

Hipotesis dua arah masih membuka bagaimana hubungan perbedaan maupun pengaruh
suatu variabel. Pada penelitian korelasional, ia hanay menyatakan adanya hubungan
antara status gizi dengan kemampuan kognitif siswa. Ia belum menyatakan apakah
hubungan tersebut positif atau negatif. Pada penelitian komperatif, ia hanya menyatakan
adanya perbedaan konsep diri diantar kelompok yang dibandingkan. Ia belum
menyatakan kelompok mana yang memiliki konsep diri yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Pada penelitian eksperimen, ia menyatakan bahwa ada perbedaan skor sebelum
dan sesudah terapi. Ia belum menyatakan apakah terapi tersebut meningkatkan atau
menurunkan kecemasan.
Hipotesis satu arah adalah hipotesis yang sudah memastikan kemana arah hasil dari
hipotesis tersbut. Perbedaan antara kelompok dari suatu variabel sudah ditentukan.
Kelompok tertentu lebih tinggi atau lebih rendah dari kelompok lainnya, tidak hanya
menentua ia berbeda. Hubungan antarvariabel sudah ditentukan positif atau negative,
ektivitasi pengaruh dari suatu variabel sudah ditentukan, ia mampu meningkatkan-
menurunkan-lebih tinggi-lebih rendah diantara kelompok yang dibandingkan. Contoh:

Mahasiwa yang berasal dari kota memiliki konsep diri yang lebih tinggi dari yang
berasal dari desa dan sub-urban
Terdapat hubungan negatif antara status gizi dengan kemampuan kognitif siswa
SD
Terapi kognitif behavioral dapat menurunkan kecemasan

Dari contoh diatas, pada penelitian korelasional dinyatakan bahwa terdapat


hubungan negatif antara status gizi dengan kemampuan kognitif. Hal tersebut berbeda
dengan hipotesis dua arah yang belum menyatakan kemana arah hubungannya. Pada
penelitian komperatif, peneliti telah menyatakan bahwa mahasiswa tertentu memiliki
konsep diri yang lebh tinggi dari mahasiswa yang lain. Ia juga dapat dinyatakan bahwa
mahasiswa tertentu memiliki konsep diri yang lebih rendah dari mahasiswa lain. Pada
penelitian eksperimen, hipotesis ini sudah menyatakan efek dari variabel bebas. Diamana
variabel bebas tersebut dapat menurunkan atau meningkatkan sesuatu. Pada hipotesis dua
arah, ia belum menyatakan apakah ia menurunkan atau meningkatkan.

3. Hipotesis Mayor dan Hipotesis Minor


Hipotesis mayor berkaitan dengan kerangka umum yang ingin dilihat dari suatu
penelitian. Hipotesis minor berkaitan dengan hal-hal yang lebih kecil yang ingin dilihat
dari variabel utama. Hipotesis minor merupakan turunan dari hipotesis mayor. Contoh:

Hipotesis Mayor
Ada hubungn leadilan organisasi terhadap komitemen organisasi
Hipotesis Minor
Ada hubungan keadilan distributi tehadap komitmen organisasi
Ada hubungan keadilan procedural terhadap komitmen organisasi
Ada hubungan keadilan interpersonal terhadap komitmen organisasi
Ada hubungan keadilan informasional terhadap komitmen organisasi

Dari contoh diatas, kita dapat melihat dengan jelas perbedaan hipotesis mayor
dan minor dari penelitian diatas. Hipoteis mayor berkaitan langsung dengan apa yang
diteliti. Hipotesis minoe merupakan pecahan dari hipotesis mayor. Hipotesis mayor
adalah melihat hubungan keadilan, organisasi dengan komitemen organsasi. Melalui
hipotesis minor ini kita bisa melihat komponen yang mana yang lebih tinggi memiliki
hubungan dengan hal yang diteliti.
4. Hipotesis Utama, Kedua, Ketiga dan lain-lain
Hipotesis utama adalah hipotesis umum dilihat dari tujuam atau permasalahan
yang akandiungkap. Kajian utama suatu penelitian sudah menggambarkan yang akan
diungkap. Kajian utama suatau penelitian bertujuan menjawab hipotesis utama tersebut.
Satu kelompok data yang dihasilkan dapat dibuat beberapa hipotesis berikutnya yang
menjadi teman hipotesis utama.
Seberapa banyak hipotesis yang dibuat tergantung pada permasalhaan dan
pertanyaan penelitian. Jika ada tiga tujuan atau permasalhan penelitian, peneliti dapat
membuat tiga hipotesis tersebut. Contoh: melihat hubungan antara keadilan organisasi
dengan komitmen organisasi. Dua hipotesis berikutnya atau hipotesis tambahan yaitu
mengetahui lebih banyak dinamika suatu variabel dari permasalahan tersebut. Pada
umumnya terutama penelitian mahasiswa S1 hipotesis yang dibuat yaitu hipotesis utama.
II.4.5 Kedudukan Hipotesis dalam Penelitian
Hipotesis haruslah sejalur dengan apa yang akan diteliti. Dari judul penelitian saja
kita sebenarnya sudah bisa mengetahui apa hipotesis penelitian tersebut. Contoh dari
hipotesis Utama diatas, kita ingin melihat hubungan antara keadilan organisasi dengan
komitmen organisasi. Untuk itu, pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana hubungan
kedua variabel tersebut. Pertanyaan penelitian harus menggunakan kata Tanya dan tanda
Tanya akhirnya. Hipotesis kemudian memberikan dugaan tentang hubungan tersbut.
Berdarakan kajian literature, terdapat hubungan di anatar kedua variabel tersebut. Hal
yang ingin dilihat adalah hubungan,untuk itu teknik analisis statistic yang digunkana
berupa korelasi. Hasil penelitian pun membrikan jawaban tentang hipotesis tadi, apa yang
dihipotesisan terbukti . Hipotesis tersebut terbukti apabila nilai P yang diajukan kurang
dari ditetapkan (P= 0.000).
(Gambar)

II.4.6 Penerimaan dan Penolakan Hipotesis


Hipotesis diterima dalah hipotesis yang didukung oleh data. Hipotesis yang
tidak didukung oleh data adalah hipotesis tersebut ditolak. Pada umumnya, hipotesis yang
dibuat dalam penelitian ilmiah adalah hipotesis null (Ho) dan Hipotesis Alternatif.
Ho diterima, Ha ditolak
Ho ditolak, Ha diterima
Apabila di dalam suatu penelitian hipotesis null (Ho) ditolka, hal tersebut
membuat hipotesis alternative (Ha) diterima. Contoh: dari hipotesis diatas, apabila
hipotesis null menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan anatara keadailan organisasi
dengan komitmen organisasi diterima. Maka hipotesis tersbutlah yang menjadi
kesimpulan dari penelitian. Apabila hipotesis alternative menytalan adanya hubungan
tidaklah berlaku. Sebaliknya apabila hipotesis null (Ho) ditolak, hipotesis alternative
diterima. Kesimpulan penelitian didasarkan atas hipotesis alternative tersbut. Hipotesis
yang menyatakan tidak adanya hubungan tersbut tidka berlaku. Kesimpulan dari
penelitian tersbut adalah keadilan organisasi dengan komitmen organisasi.
Untuk menentukan apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak yaitu dilihat
dari hasil uju statistka yang mmebrikan petunjuk terhadap hipotesis tersebut. Terdapat
dua cara untuk mengetahui penerimaan atau penolakan hipotesis tersbut. Hal tersbut
dapat dilakukan melalui cara manual ataupun cara SPSS.
Cara Manual:
r/t/F/z hitung > r/t/F/z hitung Ho ditolak, Ha diterima
r/t/F/z hitung< r/t/F/z hitung Ho diterima, Ha ditolak
Membandingkan r (jika uji korelasi), t (uji beda t test), F ( ujia beda nova) yang didapat
berdasarkan perhitungan dengan nilai tabel. Hal tersbut memang membutuhkan waktu
yang lama tidak sebentar untuk melihat. Kita harus mencari secara manual nilai uji
statistika tersbut. Kita menghitung deraja kebebasan dan baru bisa menentukan berapa
hasilnya.
Cara SPSS
LOS < 0.05 (0.01) Ho ditolak, Ha diterima
LOS > 0.05 (0.01) Ho diterima, Ha ditolak
Cara SPSS, peneliti cukup melihat nilai p(probality) yang dihasilkan. Apabila dinilai
yang dihasilkan kurang dari nilai yang ditetapkan, maka ditolaklah Ho dan diterima Ha.
Apabila nilai tersebut lebih dari nilai yang ditetapkan diterimanya Ho dan ditolaknya Ha.
Contoh: Peneliti ingin melihat perbedaan nilai UN Kimia diantara angkatan mahasiswa
di program studi Pendidikan Kimia. Pada hasil statistika pertama menunjukkan bahwa
nilai p yang dihasilkan diatas 0,005, yaitu: 0,779. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho
diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian kesimpulan dari uji statistika tersbut adalah
tidak ada perbedaan nilai UN kimia diantara angakatan mahasiswa pendidikan kimia. 1
II.4.7 Kesalahan dalam pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan, asumsi, perkiraan yang mungkin dapat terbukti
benar atau salah. Adalah suatu hal yang sangat mungkin terjadi bila seseorang mengambil
kesimpulan yang dalah dari suatu hipotesis. Hal ini dapat disebabkan oleh bebrapa
kemungkinan, antara lain:
a. Desain Penelitian yang dipilih tidak tepat
b. Prosedur dan teknik sampling tidak tepat
c. Metode pengumpulan data tidak akurat
d. Analisis data salah
e. Cara menarik kesimpulan salah

Oleh karena itu, sangat diperlukan kehati-hatian dalam melakukan proses


penelitian, sehingga hipotesis yang telah disusun dapat dibuktikan dengan cara dan
metode yang tepat dan benar. Dalam menyusun hipotesis harus selalu diingat bahwa
hipotesis sebaiknya menggunakan pernyatan yang sederhana, spesifik dan jelas secara
konsepual
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa kerangka teoretis
merupakan pondasi utama dimana penelitian itu ditunjukan. Kerangka teoritis membahas saling
ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang
diteliti.Membangun kerangka konseptual akan dapat membantu peneliti dalam mengendalikan
maupun menguji suatu hubungan, serta meningkatkan pengetahuan atau pengertian peneliti
terhadap suatu fenomena yang diamati.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Kerangka berfikirmerupakan konseptual mengenai bagaimana satu teori berhubungan
di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah
penelitian.Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Kerangka berfikirmerupakan konseptual mengenai bagaimana satu teori
berhubungan di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah
penelitian.

Dari kerangka teoretis, hipotesis dapat dibangun untuk melihat apakah fenomena dari teori
tersebut valid atau tidak.Hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang telah dirumuskan. Dikatakan sementara karena baru merupakan jawaban yang berdasarkan
pada teori-teori dengan kata lain masih perlu dilakukan pengujian secara empirik.
III.2 Saran

Dari makalah diatas, saran yang penulis sampaikan kepada pembaca agar pembaca lebih
memahami proses penelitian khususnya tentang kerangka teoretis dan penyusunan hipotesis
sehingga apabila melakukan penelitian dapat sebuah kesimpulan yang valid dan penulis
menyarankan pula sebagai bahan kajian berikutnya diharapkan mampu menggunakan referensi
yang lebih banyak sehingga dapat menambah bahan kajian untuk review makalah ini.
DAFTAR ISI

Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta

https:// wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10078/Kuliah+3.pdf

https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/03/04-kerangka-teoritis1.pdf

Noor, Juliansyah 2013. Metodologi Penelitian..Jakarta: Kencana

Restu Kartiko Widi. 2010.Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta :Graha Ilmu

Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Jakarta: Alfabeta

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai