PENDAHULUAN
Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang
dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka
memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan
hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.
Teori yaitu sesuatu yang menggambarkan variabel bebas dan variabel terikat yang
menjadi landasan teori dalam penelitian. Landasan teori adalah teori-teori relevan yang
digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti sebagai jawaban
sebentara terhadap rumusan masalah.
Landasan teori ini juga berfungsi untuk memberikan gambaran umum tentang latar
belakang penelitian dansebagai landasan pembahasan hasil penelitian.Ada perbedaan
mendasar tentang peranan landasan teori, antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Dalam penelitian kuantitatif peneliti berangkat dari teori menunju data,dan berakhir pada
penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan.Sedangkan dalam penelitian
kualitatif peneliti berangkat dari data dan menggunakanteori sebagai penjelas, serta
berakhir pada kontruksi teori baru yang ditemukannyaoleh peneliti setelah menganalisis
dan menyimpulkan data.
Kerangka teori/tinjauan pustaka merupakan suatu literatur yang dijadikan sebagai
referensi atau landasan teoritis dalam penelitian yang terdapat ringkasan dan teori yang
ditemukan dari sumber bacaan (literatur) dan ada kaitannya tema yang akan diangkat
dalam penelitian. Dapat dilihat bahwa tinjauan pustaka[4] memiliki tujuan: menentukan
dan membatasi permasalahan penelitian, meletakkan penelitian pada perspektif sejarah
dan asosiasoinal, menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu dan
menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan usulan untuk penelitian
lebih lanjut.
Membuat tinjauan pustaka yang baik tidak lah mudah dan memerlukan
keterampilan dan usaha dari kita. Perlu diketahui bahwa tinjauan pustaka bukan hanya
sekedar daftar hasil penelitian sebelumnya yang sudah diterbitkan. Lebih dari pada itu,
kita harus melakukan evaluasi dan sintesis sehingga sebuah tinjauan pustaka yang kita
hasilkan memiliki nilai akademik yang tinggi.
Perlu dilakukan tinjauan pustaka lebih dahulu agar kemudian penelitian dapat
menyusun pertanyaan penelitian atau hipotesis. Dalam Tinjauan pustaka (berisi variabel
terikat, variabel bebas, dan hubungan keduany, berisi dengan permasalahan yang akan
diteliti). Tinjauan/Telaah pustaka diperlukan untuk memberi-kan pemantapan dan
penegasantentang ciri khas penelitian yang hendak dikerjakan. Ciri khas penelitian ini
akantampak dengan menunjukkan bahawa buku-buku, buletin, skripsi yang ditelaah
belumatau tidak menjawab persoalan yang diajukan oleh peneliti.
II.1.2 Komponen Kerangka Teoritis
KONSEP
CONSTRUC
T
TEORI
KERANGKA
teoritis
PROPOSI
VARIABEL
HIPOTESIS
DEFINISI
OPRASIONAL
a. Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus
untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya. Ini disebut
konsep. Yakni istilah dan definisi yang digambarkan untuk menggambarkan
secara abstrak: kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat
perhatian.
2. Konsep-konsep yang lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan fakta atau
realitas Konsep jenis kedua lebih banyak diamati dalam penelitian sosial, tidak
mudah menghubungkannya dengan denomena yang diacunya. Konsep-konsep ini
memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dari kejadian-kejadian yang kongkrit,
sehingga tidak mudah menghubungkannya dengan kejadian, obyek atau individu
tertentu. Konsep yang abstrak seperti ini sering disebut konstruk (CONSTRUCT).
Contoh: Sikap, perilaku memilih, partisipasi kerja, produktivitas kerja, jabatan,
status pekerjaan
b. Konstruk (construct)
Construc sebenarnya bukan hanya merupakan konsep-konsep yang lebih
abstrak, melainkan mempunyai makna tambahan yang sengaja diadopsi untuk
keperluan ilmiah. Construct sengaja digunakan secara sistematis untuk penelitian
ilmiah melalui dua cara, yaitu: mengoperasionalisasikan construct ke dalam
konsep-konsep yang dapat diamati dan diukur menjadi variabel penelitian seperti
yang telah dibahas sebelum ini, dan menghubungkan construct yang satu dengan
cunstruc yang lain menjadi suatu konstruksi teori. Misalnya, inovasi dan kreatif
merupakan bagian dari fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja.
Bagaimana construct dalam riset?
Construct dalam riset tidak hanya diartikan lebih abstrak, namun juga menyangkut
apa yang dipersepsikan orang. Contruct dalam riset mempunyai makna yang
berbeda dengan konsep sebab construct merupakan abstraksi dari fenomena yang
dapat diamati dari berbagai dimensi.
Contoh:
Penggunaan Construct
Dengan mengoperasionalkan construct ke dalam konsep-konsep yang dapat
diamati dan diukur menjadi variabel penelitian. Menghubungkan construct yang
lain menjadi konstruksi teori. Misal: Inovatif dan Kreatif merupakan bagian dari
fungsi kepuasan kerja dan prestasi kerja.
c. Teori
Menurut Kerlinger: Teori merupakan serangkaian asumsi,
construct,konsep (consepts), definisi (definitions), dan proposisi (propositions)
untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar variabel
Teori mengandung 3 hal
d. Proposisi
Dalam ilmu sosial, realitas biasanya diabstraksikan sebagai hubungan antara
dua konsep. Hubungan yang logis antara dua konsep disebut proposisi. Proposisi
disajikan dalam bentuk suatu kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan
antara dua konsep.
2. Tahap Empirisasi
Perlu adanya pemahaman pada tahap empirisasi, karena pengetahuan tentang
variabel, hipotesa dan definisi operasional juga diperlukan agar peneliti
mempunyai gambaran yang jelas tentang data yang hendak dikumpulkannya
dalam suatu penelitian
a. Variabel
Agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, mereka harus
dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang berarti
sesuatu yang mempunyai variabel nilai. Caranya adalah dengan memilih dimensi
tertentu konsep yang mempunyai variasi nilai
Variabel merupakan proxy atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai. Nilai variabel tergantung pada construct yang
diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa angka atau atribut yang menggunakan
ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.
1. Fungsi variabel
2. Skala Nilai variabel
3. Perlakukan Terhadap variabel
Kedua tipe variabel ini merupakan kategori variabel penelitian yang paling
sering digunakan dalam penelitian karena mempunyai kemampuan aplikasi
yang luas. Penjelasan dan prediksi fenomena secara sistematis digambarkan
dalam variabilitas variabel-variabel dependen yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel-variabel independen. Variabel independen
dinamakan pula dengan variabel yang diduga sebagai sebab (presumed couse
variabel) dari variabel dependen, yaitu variabel yang diduga sebagai akibat
(presumed effect variabel).
Variabel independen juga dapat disebut sebagai variabel yang mendahului
(antecendent variable) dan variabel dependen sebagai variabel konsekuensi
(consequent variable)
Gambar 1.1 Hubungan antara variabel independen (pemecahan saham)
Contoh lain penelitian yang menggunakan lebih dari satu variable dependen dan
variable independen antara lain, penelitian yang menguji :
3. Variable Moderating
Variabel moderating, yaitu tipe variabel-variabel yang memperkuat atau
memperlemah hubungan langsung antara variabel independen dengan variabel
dependen. Hubungan langsung antara variable-variable independen dengan
variable-variable dependen kemungkinan dipengaruhi oleh variable-variable lain.
Salah satu diantaranya adalah variabel moderating. Variabel moderating
merupakan tipe variabel yang mempunyai pengaruh terhadap sifat atau arah
hubungan antar variabel. Sifat atau arah hubungan antara variabel-variabel
independen dengan variabel-variabel dependen kemungkinan positif atau negatif
dalam hal ini tergantung pada variabel moderating. Oleh karena itu, variabel
moderating dinamakan pula dengan variabel contingency.
Contoh
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh struktur organisasional
(desentralisasi atau sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam
penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja, dinyataan bahwa struktur
organisasional merupakan faktor moderating yang mempengaruhi hubungan
antara partisipasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pada struktur
organisasi desentralisasi. Sebaliknya, partisipasi mempunyai hubungan negatif
dengan kinerja pada struktur organisasi sentralisasi. Pengaruh variabel
moderating (struktur organisasional) terhadap sifat dan arah hubungan antara
variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen (kinerja) dijelaskan
dengan gambar 1.2.
4. Variable Intervening
Variabel intervening adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel-variabel
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening
merupakan variabel yang terletak diantara variabel-variabel dengan variabel-
variabel dependen, sehingga variable independen tidak langsung menjelaskan
atau mempengaruhi variable dependen.
Hubungan antara variabel independen (partisipasi), variable intervening
(motivasi) dan variable dependen (kinerja).
b. Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan, karena merupakan instrumen kerja dari teori. Berdasar teori-teori
yang dikemukakan, dapat digunakan untuk menyusun kerangka berpikir,
selanjutnya dapat digunakan untuk menyusun hipotesis. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah, yang dijabarkan dari landasan
teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Karena sifatnya masih
sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang
terkumpul atau penelitian ilmiah.
Hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima. Hipotesis penelitian
harus dirumuskan dalam kalimat positif. Hipotesis tidak boleh dirumuskan dalam
kalimat bertanya, kalimat menyuruh, kalimat menyarankan atau kalimat
mengharapkan.
- Fungsi hipotesis
Hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua
variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris.
Hipotesis dalam penelitian dikembangkan dari telaah teoritis sebagai jawaban
sementara dari masalah atau pertanyaan penelitian yang memerlukan pengujian
secara empiris.
Tujuan penelitian (terutama penelitian dasar) adalah menguji teori atau hipotesis.
Agar dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-variabel yang
diteliti dan dugaan mengenai hubungan antar variabel.
1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel
lain atau hipotesis yang dirumuskan untuk menentukan titik peluang, hipotesis
yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan taksiran (estimatif)
Contoh:
2. Hipotesis Komparatif
Hipotesis yang dirumuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan
yang bersifat membedakan.
Contoh:
3.Hipotesis Asosiatif
Hipotesis ini dirmuskan untuk memberikan jawaban pada permasalahan yang
bersifat hubungan.
Ada 3 jenis:
Format
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk rumusan,
diantaranya dalam bentuk:
- pernyataan jika-maka ( if-then statement) atau proposisi,
- hipotesis nol (null hypothesis),
- hipotesis alternatif (alternative hypothesis)
Pernyataan Hipotesis nol dalam contoh tersebut dapat disajikan secara statistik
sebagai berikut:
H0: @A = @M atau H0: @A - @M = 0
H0 menunjukkan format hipotesis nol
@A adalah rata-rata persepsi akuntan terhadap etika bisnis.
@M adalah rata-rata persepsi akuntan terhadap etika bisnis.
Ada perbedaan motivasi kerja yang signifikan antara pekerja pada perusahaan
asing dengan perusahaan nasional. Pekerja pada perusahaan asing mempunyai
motivasi kerja yang lebih tinggi daripada pekerja pada perusahaan nasional atau
pekerja pada perusahaan nasional mempunyai motivasi kerja lebih rendah
daripada pekerja pada perusahaan asing.
c. Definisi Operasional
Konsep-konsep yang sudah diterjemahkan menjadi satuan yang lebih
operasional, yakni variabel dan konstruk, biasanya belum sepenuhnya siap untuk
diukur. Hal ini karena variabel dan konstruk mempunyai beberapa dimensi yang
dapat diukur secara berbeda.
Analisa data
Mengumpulkan untuk
Mengungkapkan
data yang menyimpulkan
dugaan, asumsi
diperlukan kebenaran
dugaan
Ada Hubungan antara Sikap terhadap pelajaran Kimia dengan prestasi belajar
Kimia
Hipotesis null merupakan negasi dari hipotesis alternative. Ia akan menyatakan bahwa
tidak adanya suatu hubungan, perbedaan maupun pengaruh suatu variabel. Pada
penelitian korelasional, ia akan menyatakan tidak adanya hubungan antara sikap terhadap
Kimia dengan prestasi belajar Kimia.
2. Hipotesis Dua Arah dan Hipotesis Satu Arah
Hipotesis dua Arah adalah hipotesis yang belum memastikan kemana arah hasil
dari hipotesis tersebut. Perbedaan antarvariabel belum ditentukan, mana yang lebih tinggi
atau lebih rendah dari kelompok yang dibandingkan. Hubungan antarvariabel masih
terbuka, mungkin positif-mungkin negatif. Begitu juga dengan suatu dampak-perubahan
suatu variabel, ia memiliki dampak. Tetapi, dampak tersebut belum ditentukan apakah
mengurangi, menambah atau lebih tinggi/ rendah akibat variabel tertentu. Ia hanya
menyatakan adanya hubungan perbedaan maupun pengaruh suatu variabel. Contoh :
Terdapat perbeedaan konsep diri antara mahasiwa yang berasal dari kota, sub-
urban, dan desa
Terdapat hubungan antara status gizi dengan kemampuan kognitif siswa SD
Terdapat perbedaan skor kecemasan klien setelah dan sebelum diterapi dengan
teknik kognitif behavioral
Hipotesis dua arah masih membuka bagaimana hubungan perbedaan maupun pengaruh
suatu variabel. Pada penelitian korelasional, ia hanay menyatakan adanya hubungan
antara status gizi dengan kemampuan kognitif siswa. Ia belum menyatakan apakah
hubungan tersebut positif atau negatif. Pada penelitian komperatif, ia hanya menyatakan
adanya perbedaan konsep diri diantar kelompok yang dibandingkan. Ia belum
menyatakan kelompok mana yang memiliki konsep diri yang lebih tinggi atau lebih
rendah. Pada penelitian eksperimen, ia menyatakan bahwa ada perbedaan skor sebelum
dan sesudah terapi. Ia belum menyatakan apakah terapi tersebut meningkatkan atau
menurunkan kecemasan.
Hipotesis satu arah adalah hipotesis yang sudah memastikan kemana arah hasil dari
hipotesis tersbut. Perbedaan antara kelompok dari suatu variabel sudah ditentukan.
Kelompok tertentu lebih tinggi atau lebih rendah dari kelompok lainnya, tidak hanya
menentua ia berbeda. Hubungan antarvariabel sudah ditentukan positif atau negative,
ektivitasi pengaruh dari suatu variabel sudah ditentukan, ia mampu meningkatkan-
menurunkan-lebih tinggi-lebih rendah diantara kelompok yang dibandingkan. Contoh:
Mahasiwa yang berasal dari kota memiliki konsep diri yang lebih tinggi dari yang
berasal dari desa dan sub-urban
Terdapat hubungan negatif antara status gizi dengan kemampuan kognitif siswa
SD
Terapi kognitif behavioral dapat menurunkan kecemasan
Hipotesis Mayor
Ada hubungn leadilan organisasi terhadap komitemen organisasi
Hipotesis Minor
Ada hubungan keadilan distributi tehadap komitmen organisasi
Ada hubungan keadilan procedural terhadap komitmen organisasi
Ada hubungan keadilan interpersonal terhadap komitmen organisasi
Ada hubungan keadilan informasional terhadap komitmen organisasi
Dari contoh diatas, kita dapat melihat dengan jelas perbedaan hipotesis mayor
dan minor dari penelitian diatas. Hipoteis mayor berkaitan langsung dengan apa yang
diteliti. Hipotesis minoe merupakan pecahan dari hipotesis mayor. Hipotesis mayor
adalah melihat hubungan keadilan, organisasi dengan komitemen organsasi. Melalui
hipotesis minor ini kita bisa melihat komponen yang mana yang lebih tinggi memiliki
hubungan dengan hal yang diteliti.
4. Hipotesis Utama, Kedua, Ketiga dan lain-lain
Hipotesis utama adalah hipotesis umum dilihat dari tujuam atau permasalahan
yang akandiungkap. Kajian utama suatu penelitian sudah menggambarkan yang akan
diungkap. Kajian utama suatau penelitian bertujuan menjawab hipotesis utama tersebut.
Satu kelompok data yang dihasilkan dapat dibuat beberapa hipotesis berikutnya yang
menjadi teman hipotesis utama.
Seberapa banyak hipotesis yang dibuat tergantung pada permasalhaan dan
pertanyaan penelitian. Jika ada tiga tujuan atau permasalhan penelitian, peneliti dapat
membuat tiga hipotesis tersebut. Contoh: melihat hubungan antara keadilan organisasi
dengan komitmen organisasi. Dua hipotesis berikutnya atau hipotesis tambahan yaitu
mengetahui lebih banyak dinamika suatu variabel dari permasalahan tersebut. Pada
umumnya terutama penelitian mahasiswa S1 hipotesis yang dibuat yaitu hipotesis utama.
II.4.5 Kedudukan Hipotesis dalam Penelitian
Hipotesis haruslah sejalur dengan apa yang akan diteliti. Dari judul penelitian saja
kita sebenarnya sudah bisa mengetahui apa hipotesis penelitian tersebut. Contoh dari
hipotesis Utama diatas, kita ingin melihat hubungan antara keadilan organisasi dengan
komitmen organisasi. Untuk itu, pertanyaan yang diajukan adalah bagaimana hubungan
kedua variabel tersebut. Pertanyaan penelitian harus menggunakan kata Tanya dan tanda
Tanya akhirnya. Hipotesis kemudian memberikan dugaan tentang hubungan tersbut.
Berdarakan kajian literature, terdapat hubungan di anatar kedua variabel tersebut. Hal
yang ingin dilihat adalah hubungan,untuk itu teknik analisis statistic yang digunkana
berupa korelasi. Hasil penelitian pun membrikan jawaban tentang hipotesis tadi, apa yang
dihipotesisan terbukti . Hipotesis tersebut terbukti apabila nilai P yang diajukan kurang
dari ditetapkan (P= 0.000).
(Gambar)
III.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini dapat disimpulkan bahwa kerangka teoretis
merupakan pondasi utama dimana penelitian itu ditunjukan. Kerangka teoritis membahas saling
ketergantungan antarvariabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang
diteliti.Membangun kerangka konseptual akan dapat membantu peneliti dalam mengendalikan
maupun menguji suatu hubungan, serta meningkatkan pengetahuan atau pengertian peneliti
terhadap suatu fenomena yang diamati.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang
akan diteliti. Kerangka berfikirmerupakan konseptual mengenai bagaimana satu teori berhubungan
di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah
penelitian.Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang akan diteliti. Kerangka berfikirmerupakan konseptual mengenai bagaimana satu teori
berhubungan di antara berbagai faktor yang telah diidentifikasikan penting terhadap masalah
penelitian.
Dari kerangka teoretis, hipotesis dapat dibangun untuk melihat apakah fenomena dari teori
tersebut valid atau tidak.Hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang telah dirumuskan. Dikatakan sementara karena baru merupakan jawaban yang berdasarkan
pada teori-teori dengan kata lain masih perlu dilakukan pengujian secara empirik.
III.2 Saran
Dari makalah diatas, saran yang penulis sampaikan kepada pembaca agar pembaca lebih
memahami proses penelitian khususnya tentang kerangka teoretis dan penyusunan hipotesis
sehingga apabila melakukan penelitian dapat sebuah kesimpulan yang valid dan penulis
menyarankan pula sebagai bahan kajian berikutnya diharapkan mampu menggunakan referensi
yang lebih banyak sehingga dapat menambah bahan kajian untuk review makalah ini.
DAFTAR ISI
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT. Rineka Cipta
https:// wardoyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/10078/Kuliah+3.pdf
https://rowlandpasaribu.files.wordpress.com/2013/03/04-kerangka-teoritis1.pdf
Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba Empat