Bab I Pendahuluan: Chronic Kidney Disease (CKD) Adalah Kasus Penurunan Fungsi Ginjal
Bab I Pendahuluan: Chronic Kidney Disease (CKD) Adalah Kasus Penurunan Fungsi Ginjal
PENDAHULUAN
Ginjal adalah salah satu organ utama sistem kemih atau uriner (tractus
urinarius) yang berfungsi menyaring dan membuang cairan sampah metabolisme
dari dalam tubuh. Fungsi ginjal secara umum antara lain yaitu sebagai ultrafiltrasi
keseimbangan elektrolit, pemeliharaan keseimbangan asam basa, eritropoiesis
yaitu fungsi ginjal dalam produksi eritrosit, regulasi kalsium dan fosfor atau
mengatur kalsium serum dan fosfor, regulasi tekanan darah, ekresi sisa metabolik
dan toksin (Baradewo,Wilfriad & Yakobus,2009).
Saat ini jumlah CKD sudah bertambah banyak dari tahun ke tahun. Jumlah
kejadian CKD didunia tahun 2009 menurut USRDS, terutama di Amerika rata-
rata prevalensinya 10-13% atau sekitar 25 juta orang yang terkena Penyakit Ginjal
Kronis. Sedangkan di Indonesia tahun 2009 prevalensinya 12,5% atau 18 juta
orang dewasa yang terkena Penyakit Ginjal Kronis (Thata, Mohani, Widodo,
2009). Menurut data Dinas Kesehatan Jawa Tengah jumlah penderita CKD di
Jawa Tengah tahun 2004 sekitar 169 kasus (Firmansyah, 2010).
TINJAUAN PUSTAKA
A. Ginjal
Anatomi Ginjal
c. Medulla berada dibawah Cortex. Bagian ini merupakan area yang berisi
8 sampai 18 bagian berbentuk kerucut yang disebut piramid, yang
terbentuk hampir semuanya dari ikatan saluran berukuran mikroskopis.
d. Pelvis renalis berada di tengah tiap ginjal sebagai saluran tempat urin
mengalir dari ginjal ke kandung kemih.
e. Vena Renal dan Arteri Renal Dua dari pembuluh darah penting, vena
renal dan arteri renal. Dua pembuluh ini merupakan percabangan dari
aorta abdominal (bagian abdominal dari arteri utama yang berasal dari
jantung) dan masuk kedalam ginjal melalui bagian cekung ginjal.
g. Glomerulus adalah filter utama dari nefron dan terletak dalam Bowman'
capsule.
a. Penyakit DM
b. Penyakit hipertensi
c. Kelainan autoimun
a. Pre-renal
b. Renal
c. Post renal
Gejala klinis : bengkak, mual dan muntah, anemia, bau mulut yang
khas (bau seperti urin), sampai koma.
Diagnosa :
4. BUN (Blood Urea Nitrogen) normal 20 mg/ hari, bila nilai BUN
dan serum kreatinin meningkat berarti LFG mengalami penurunan.
1 Normal >100-125
TATALAKSANA TERAPI
A. Tujuan Terapi
B. Sasaran Terapi
Sasaran terapi untuk gagal ginjal adalah meningkatkan output urin,
memelihara keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit, menghilangkan
sampah metabolit dan tingkat kerusakan ginjal, komplikasi, orang-orang
yang beresiko terkena gagal ginjal.
C. Tatalaksana Terapi
a. Terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya.
b. Pencegahan dan terapi terhadap kondisi komorbid.
c. Pencegahan dan terapi terhadap penyakit kardiovaskular.
d. Pencegahan dan terapi terhadap komplikasi.
e. Terapi pengganti ginjal berupa dialysis atau transplantasi ginjal.
D. Strategi Terapi
a. Meningkatkan output urin dan GFR.
b. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Menghilangkan sampah metabolit.
d. Meminimalkan nephrotoxic injury lebih lanjut.
E. Algoritma Terapi
F. Tata Laksana Terapi Chronic Kidney Disease
2. Terapi Farmakologi
Banyak terjadi pada sebagian besar keluhan pasien CKD dan dapat
diatasi dengan pemberian eritropoetin manusia yang diperoleh dari
rekombinasi genetik. Dosis permulaan 50 IU/kg secara subkutan 2
x seminggu (Mardjono, 2007).
A. Kasus
1. Database Pasien
Nama : Ny. P
Jenis kelamin : Wanita
Umur : 67 Tahun
Ruangan : Amarilis II (2.14)
MRS : 4 September 2012
KRS : 20 September 2012 (meninggal dunia)
Riwayat penyakit : CKD (Chronik Kidney Disease), Nefropati
diabetik, DM Type II
2. Anamnese
Mengeluh gatal sekujur tubuh.
3. Diagnosa
- Diagnosa awal
CKD dan DM Type II
- Diagnosa setelah pemeriksaan dan hasil laboratorium
CKD, Anemia berat, DM Type II dan hipertensi
Subjektif
Riwayat CKD dan DM Type II, merasa gatal di sekujur tubuh.
Objektif
Nadi : 102 x/menit
Suhu : 370C
Pernafasan : 22 x/menit
Data TD
Pemeriksaan 4/9 5/9 6/9 7/9 13/9 16/9 17/9 18/9 Nilai normal
HbsAg (-) Non reaktif (-)
HbA1C 11,3 <6%
Serum
Glukosa sewaktu 187 109 181 < 125 mg/dl
Ureum 168 10,0-50,0 mg/dl
189,0 128,0 157,0
Asam urat 6,2 2,4 5,7 mg/dl
Creatinin 7 5,19 6,18 6,28 0,60-0,90 mg/dl
Albumin 3,5 3,7 3,4 3,2-5,2 mg/dl
Kalium 4,1 4,4 5,7 3,5-5,0 mmol/l
Natrium 139 137 135 135-145 mmol/l
Chlorida 109 95,0 -105 mmol/l
Calsium 7,9 8,1 8,1 -10,4 mmol/l
Hematologi
Leukosit 6,50 6,42 7,90 3,6 11 10^3/ul
14,32
Eritrosit 3,20 3,69 3,82 3,35 3,8 -5,2 10^6/ul
Hemoglobin 8,40 9,70 9,70 10,30 11,7-15,5 g/dl
11,00 11,60 10,30
Hematokrit 28,70 30,40 35 47 %
33,00 34,30
MCV 89,70 89,40 89,80 90,70 80 100 fl
MCH 30,30 29,80 30,40 30,70 26 34 pg
MCHC 33,80 33,30 33,80 33,90 32 36 g/dl
Trombosit 217 152 210 141 150 440
10^3/ul
RDW 14,00 15,00 11,5 14,5 %
14,90 15,30
Diff count
Eosinofil absolut 0,51 0,79 0,05 0,01 0,0450,44
10^3/ul
Basofil absolut 0,01 0,03 0,02 0,01 0-0,2 10^3/ul
Netrofil absolut 4,53 4,34 7,15 1,8 8
12,86
Limfosit absolut 0,59 0,40 0,28 0,19 0,9 5,2 10^3/ul
Monosit absolut 0,86 0,86 1,11 0,54 0,16 1 10^3/ul
Eosinofil 7,80 0,30 0,10 2 4%
12,30
Basofil 0,20 0,50 0,10 0,10 0 1%
Neutrofil 69,70 67,60 90,60 50 70%
89,80
Limfosit 9,10 6,20 2,00 2,40 25 40%
Monosit 13,20 7,80 6,80 2 8%
13,40
Sediaan Dosis 4/9 5/9 6/9 7/9 8/9 9/9 10/ 11/ 12/ 13/ 14/ 15/ 16/ 17/ 18/ 19/
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
Parenteral
Nacl 0,9 % 20tpm
Injeksi
Furosemid amp
e
Ceftriaxon 2.1
Citicolin 2.500
Cello della 1.1
Gastrofer
Tripenem 3.1
Obat
Asam folat 2.1
Sohobion 1.1
Callos 1.1
Micardis 1.80
Cetirizine 1.1
Glurenorm 1.1
Clonidin 2.1
Furosemid 3.1
e
Amdixal 1.1
DMP 3.1
Alprazola 1.0,5
m
Keterangan: