Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANAJEMEN FARMASI KOMUNITAS

STUDI KELAYAKAN APOTEK

Disusun Oleh :

Adeltrudis Dopo Wage 1061621001

Aga Suryo Sardhito 1061621002

Amal Hayati 1061621003

Andhyta Dewandari P. 1061621004

Anita Pursitasari 1061621005

Anjar Rizqy Saputra 1061621006

Program Studi Profesi Apoteker

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

2017
STUDI KELAYAKAN
PENDIRIAN APOTEK BEE FARMA

1. Latar Belakang Pendirian Apotek


Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya mempunyai dua
fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit bisnis (profit
oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik adalah
menyediakan obatobatan dan perbekalan farmasi yang dibutuhkan masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi
bisnis, apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan karena investasi yang ditanam
pada apotek dan operasionalnya cukup besar. Pada saat ini kegiatan pelayanan
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi
menjadi pelayanan yang berfokus pada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien.Peran apoteker diharapkan dapat menyeimbangkan antara aspek
kefarmasian dan aspek ekonomi demi kepentingan pasien.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.1332/Menkes/SK/X/2003, definisi
apotek adalah tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian, penyalur sediaan, dan perbekalan
kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini seorang apoteker
bertanggungjawab atas pengelolaan apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat
akan lebih terjamin keamanannya, baik kualitas maupun kuantitasnya.
Apotek sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan berkewajiban menyediakan
sumber informasi mengenai perbekalan farmasi bagi pasien, tenaga kesehatan yang lain
dan masyarakat pada umumnya. Apotek juga dituntut mampu memberikan pelayanan
swamedikasi, hal ini didorong oleh kecenderungan masyarakat yang lebih memilih
swamedikasi untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan. Seorang apoteker di apotek
memiliki kewenangan dan tanggung jawab penuh terhadap perbekalan farmasi, selain
juga harus dapat menjalankan fungsi sebagai seorang manager yang baik melalui kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian semua kegiatan di apotek.
Seorang apoteker yang profesional diperlukan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang
juga harus ditunjang dengan pola pikir dan perilaku yang sesuai dengan kode etik profesi
serta undang-undang yang berlaku. Selain untuk sarana pelayanan kesehatan, apotek juga
merupakan salah satu sarana pengabdian apoteker yang telah disumpah.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/Per/X/1993 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu
tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan
farmasi kepada masyarakat. Untuk dapat memenuhi peraturan tersebut, studi kelayakan
dilakukan sebelum apotek didirikan.
Kelurahan Bugangan, Kecamatan Semarang Timur merupakan salah satu wilayah
dengan pekembangan yang pesat. Wilayah ini berada di kawasan berdekatan dengan
perguruan tinggi ditambah lagi dengan banyaknya pemukiman kost mahasiswa semakin
meramaikan daerah ini. Kelurahan Bugangan dilengkapi dengan adanya swalayan,
warnet, rumah makan dan usaha perdagangan lainnya yang berkembang pesat sehingga
kawasan Apotek BEE FARMA mudah dijangkau oleh masyarakat, oleh karena itu
Apotek BEE FARMA memang layak untuk dibangun di daerah Bugangan karena
daerahnya merupakan lokasi yang strategis dan memiliki peluang bisnis yang cukup baik.
2. Tujuan Pendirian Apotek

1. Memberi peluang kerja (berperan dalam mengurangi angka pengangguran).

2. Sarana untuk pelayanan kebutuhan perbekalan farmasi bagi masyarakat yang terjamin

kualitas dan khasiatnya.

3. Sarana untuk lebih mengenalkan profesi Apoteker kepada masyarakat luas. Dengan

berupaya menerapkan No Pharmasis No servis.

3. Nama dan Lokasi Apotek


Tempat Praktek APOTEK BEE FARMA
Alamat Jl.Bugangan Raya No. 1, Bugangan, Semarang
APA Kurnia Sari, S.Farm., Apt.
Alamat Jl. Musi Raya No. 6A, Semarang
Aping Indah Divya, S.Farm., Apt
Alamat Jl. Tirtoyoso V/12 Rejosari, Semarang
Pemilik Sarana Apotek Slamet Raharjo, S.Farm., Apt.

4. Sarana Kesehatan Lain di Sekitar Apotek


5. Alat dan Perbekalan Farmasi yang Diperlukan

5.1 Bangunan milik sendiri, Luas bangunan 20x15 m terdiri atas:


a. Ruang tunggu, kasir, ruang kerja apoteker dan konsultasi obat, ruang
pelayanan resep, tempat penyimpanan obat, ruang peracikan, ruang pencucian
alat, dapur, toilet dan tempat parkir
b. Bangunan dilengkapi dengan telepon, komputer, penerangan, televisi, sumber
air, alat pemadam kebakaran, ventilasi dan sanitasi yang mendukung, kipas
angin dan tempat sampah
5.2 Papan nama
Papan nama berukuran panjang 100 cm dan lebar 60 cm dengan tulisan putih
di atas dasar biru tua, tinggi huruf minimal 7 cm dengan tebal 7 mm, dilengkapi
dengan neon box. Papan nama apotek diletakkan di depan bangunanyang
merupakan identitas apotek, berisi nama apotek dan APA dengan No. SIA dan No.
SP/SIK terpasang jelas.
5.3 Perlengkapan :
Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan adalah :
Gelas ukur
Labu erlenmeyer
Beker glass
Literan plastik 1 dan 2 liter
Corong glass
Timbangan dan anak timbangan (g/mg)
Termometer
Mortir dan stamper
Spatel logam/tanduk plastik atau porselen
Batang pengaduk
Penangas air
Kompor atau alat pemanas yang sesuai
Panci rak tempat pengeringan alat
Cawan porselin
Spatula porselin
Botol timbang
Alat perbekalan farmasi :
Botol berbagai ukuran
Tensimeter
Alat ukur gula darah, kolesterol, asam urat (Easy touch 3 in 1)
Pot plastik berbagai ukuran
Lemari pendingin
Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
Lemari untuk penyimpanan racun, narkotika, psikotropika dan bahan obat
yang berbahaya lainnya.
Wadah pembungkus dan pengemas :
Etiket (biru dan putih)
Kertas puyer
Streples
Wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat (tas plastik)
Alat administrasi :
blanko pesanan obat
blanko kartu stock obat
blanko salinan resep
blanko faktur dan blanko nota penjualan
buku defecta
buku ED
buku Farmakope
buku ISO atau MIMS
buku pembelian
buku penerimaan
buku pembukuan keuangan
buku pencatatan narkotik
buku pesanan obat narkotik
buku laporan obat narkotik
buku pencatan penyerahan resep
buku resep jika dokter akan beli obat
kwitansi
alat-alat tulis dan kertas

5.4 Perbekalan farmasi yang diperlukan


Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)
Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas
Alat kesehatan : master, perban, termometer, sarung tangan, perban, alkes
steril, perbekalan rumah sakit.
Bahan baku
Perlengkapan bayi
6. Tenaga Kerja

6.1 Struktur organisasi

PSA APA

Aping

AA Pembantu Umum

Gambar 1. Struktur organisasi Apotek BEE FARMA

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 11 orang, dengan rincian sebagai berikut
:
APA : 1 orang
Apoteker Pendamping : 3 orang
AA : 6 orang
Pembantu Umum : 1 orang

Jam kerja : 08.00-21.00 WIB, dibagi menjadi 2 shift (masing-masing 6,5 jam), yaitu jam

08.00-14.30 WIB terdiri dari 2 apoteker, 2 asisten apoteker, 1 pembantu umum dan jam

14.30-21.00 WIB terdiri dari 2 apoteker, 2 asisten apoteker (hari minggu buka).

6.2 Job Description

6.2.1 Apoteker Pengelola Apotek

6.2.1.1 Tugas dan wewenang:


a. Memimpin seluruh kegiatan apotek

b. Menginformasikan customer aturan pemakaian obat, efeksamping, dosis, dan

monitoring

c. Memuat laporan penjualan

d. Memeriksa penjualan per shift, laporan kasir, laporan pembelian

e. Mengatur jadwal asisten apoteker/ juru racik/ kurir

f. Kontrol kinerja karyawan

g. Tanggung jawab semua operasional yang bersifat operasi ke Dinas Kesahatan

h. Mengontrol laporan sebelum diberikan ke PSA

i. APA bertanggungjawab atas kelancaran segala bidang dalam apotek serta

bertanggungjawab terhadap kelancaran hidup apotek yang dipimpinnya.

6.2.2 Apoteker Pendamping

6.2.2.1 Tugas dan wewenang:

a. Melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban APA, bilamana APA berhalangan

selama jam kerja apotek.

b. Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting yang

mendasar dan strategis, harus mendapat persetujuan dari APA.

c. Apoteker Pendamping bertanggungjawab penuh kepada APA dan melaksanakan

tugas dan fungsi sebagai apoteker pendamping sesuai dengan petunjuk dan atau

instruksi dari APA.

6.2.3 Asisten Apoteker

6.2.3.1 Tugas dan wewenang :

a. Melaksanakan pekerjaan yang seusai dengan profesinya sebagai asisten apoteker,

yaitu meliputi :
Pelayanan kefarmasian (pelayanan obat bebas dan obat dengan resep) sesuai

petunjuk pimpinan apotek.

Mengerjakan pengubahan bentuk pembuatan sedan racikan dan meracik.

Menghubungi dokter yang bersangkutan apabila resep tidak dapat dibaca.

Menyusun, membendel dan menyimpan resep dengan baik.

Mencatat laporan penggunaan obat dan perbekalan farmasi (narkotik,

psikotropik, statistik resep dan OGB, OWA) dan waktu kadaluarsa.

Mendata kebutuhan obat dalam defekta dan membantu kelancaran kegiatan

pembelian.

Menerima barang pesanan, memeriksa dan menandatangani faktur, mencatat ke

dalam buku pembelian (komputer) dan menjaga agar daftar harga tetap up to

date.

Memelihara kebersihan, kerapihan serta keteraturan ruang pelayanan dan

peracikan obat.

Mengelompokkan dan menata obat sesuai abjadnya.

Bertanggung jawab atas selisih barang yang ada di stock

Melakukan kesesuaian jumlah barang yang masuk dengan yang di stock

c. Dalam keadaan tertentu dapat menggantikan tugas kasir, reseptir dan lain

sebagainya.

d. Bertanggungjawab kepada pimpinan apotek atas segala kebenaran tugas yang

diselesaikannya. Berwenang melaksanakan pelayanan kefarmasian sesuai

petunjuk dan atau instruksi pimpinan apotek.

6.2.4 Pembantu Umum

6.2.4.1 Tugas dan wewenang Commented [a1]: Tolong ditambahin ya


6.3 Standar Operating Procedure (SOP)

6.3.1 SOP Pelayanan OTC

a. Pasien datang,

b. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang

dibutuhkan,

c. Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian

bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,

d. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

e. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan

permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,

f. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi

dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan

efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika

diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.

6.3.2 SOP Pelayanan OWA

a. Pasien datang,

b. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang

dibutuhkan,

c. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialaminya dan gejala penyakitnya,

d. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan

bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),

e. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan

maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, begitu juga untuk

pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,

f. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,


g. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas,

h. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi :

dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan

efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika

diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,

i. Catat nama pasien, alamat, dan nomor telepon pasien.

j. Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patient data record.

6.3.3 SOP Pelayanan Resep

a. Menerima resep pasien,

b. Lakukan skrining resep meliputi administrasi, farmasetika dan klinik,

c. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga,

d. Pasien diberi nomor antrian,

e. Tulis nomor struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan print out

f. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep dengan print out,

g. Siapkan obat sesuai dengan resep,

h. Jika obat racikan maka patuhi SOP meracik,

i. Buat etiket dan cocokkan dengan resep,

j. Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan

kuitansi (jika diminta oleh pasien),

k. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi

dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan

efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan jika

diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,

l. Catat nama pasien, alamat dan nomor telepon pasien.

m. Buat catatan khusus tentang pasien


6.3.4 SOP Meracik Obat

a. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik

b. Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara

mencampur.

c. Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya untuk

diracik.

d. Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.

e. Siapkan bat sesuai resep dan cocokkan dengan yang tertera pada struknya

f. Jika ada bahan yang harus ditimbang makapersiapkan lebih dahulu.

g. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hati-hati.

h. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.

i. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian serahkan

pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.

j. Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.

k. Cucilah tangan sampai bersih.

6.3.5 SOP Menimbang

a. Bersihkan timbangan,

b. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang

c. Ambil bahanbahan sesuai dengan permintaan resep,

d. Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada ring

timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off),

e. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring timbangan

sebelah kanan,

f. Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangnya sudah seimbang

atau belum,
g. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang

ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol,

h. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai nama yang

tertera pada botol persediaan bahan,

i. Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta sesuai dengan resep

kemudian dikembalikan ketempatnya,

j. Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep kemudian

dikembalikan ketempatnya.

6.3.6 SOP Konseling OTC

a. Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan sudah

berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,

b. Menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut

c. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek

seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,

d. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien

dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya,

e. Menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut, bila ada yang

kurang atau salah maka farmasi wajib membenarkan dan melengkapinya.

6.3.7 SOP Konseling OWA

a. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan sudah

berapa lama pasien mengalami gejala tersebut,

b. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk

pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,


c. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obat tersebut meliputi dosis,

frekuensi, durasi, dan cara penggunaan. Bila ada yang kurang atau salah maka

farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,

d. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut,

e. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek seperti

yang diharapkan maka obat boleh diberikan,

f. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk makan sebaiknya

dirujuk ke dokter,

g. Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan apoteker

untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.

6.3.8 SOP Konseling resep

a. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,

b. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pada pasien

tentang keluhan yang dialaminya,

c. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan penggunaan

obat tersebut,

d. Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis,

frekuensi, durasi, cara penggunaan),

e. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk

memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan

obat,

f. Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara

penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping yang

terjadi,
g. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan

mengganggu,

h. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang

perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,

i. Catat nama pasien dan no telp pasein,

j. Buat catatan khusus tentang pasien sebagai.

6.3.9 SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang

a. Saat barang datang dari PBF,

b. Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama

barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),

c. Cek kondisi barang (rusak, pecah, tersegel atau tidak),

d. Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan no.

SIK/SIA/NIP seta dibubuhi stempel apotek,

e. Faktur diambi 1 lembar untuk arsip apotek,

f. Serahkan faktur kepada bagian administrasi untuk diedit di komputer,

g. Cocokkan harga yang sudah ada di komputer dengan harga yang tertera pada

faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,

h. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,

i. Hargai barangbarang/obat bebas dan letakkan sesuai dengan spesifikasinya.

Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek

farmakologinya atau berasarkan abjad,

j. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masingmasing.

7. Prospek Pemasaran
Berdasarkan datadata yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi

strategis daerah / peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal

yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan (SWOT ANALISIS).

1. Kekuatan/Strength

Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah

sebagai berikut :

a. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan

kefarmasian pharmaceutical care.

b. Apoteker Apotek BEE FARMA menerapkan konsep pelayanan kefarmasian

No Pharmacist No Service

c. Letak apotek berada di Bugangan Raya. di daerah perumahan ramai penduduk.

d. Mempunyai SDM yang berpotensi di bidangnya, kreatif, penuh inovasi, dan

semangat kerja yang tinggi. Pelayanan sepenuh hati dengan keramahan dan

senyum.

e. Apoteker yang selalu standby di apotek, siap memberikan layanan terbaiknya dan

konsultasi seputar obat.

f. Pelayanan cepat dengan konsep untuk obat racikan maksimal 20 menit.

g. Harga bersaing dengan apotek lain dan disesuaikan dengan tingkat perekonomian

warga sehingga dapat terjangkau.

h. Apotek yang bersih dan nyaman, disertai dengan TV, toilet, ruang tunggu,

dan parkir yang luas.

2. Kelemahan / Weakness

a. Merupakan apotek baru yang belum dikenal oleh masyarakat dan belum

mempunyai langganan yang loyal.


b. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan.

c. Kesadaran masyarakat untuk membeli obat di apotek masih rendah.

Untuk menutupi kelemahan tersebut maka :

a. Nama apotek harus dibuat besar dan diberi neon box, tanda/marka apotek

dipasang tepi jalan.

b. Disediakan parkir yang luas dan gratis.

3. Peluang / Opportunity

a. Jumlah Penduduk disekitar apotek cukup padat, sehingga menjadi

sumber pelanggan apotek yang potensial.

b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan

untuk menjadi pelanggan.

c. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan masyarakat ini

lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan mungkin lebih peduli

dengan pola hidup sehat.

d. Penduduk golongan geriatri cukup banyak dengan permasalahan

penyakitpenyakit degeneratif.

4. Ancaman / Threaths

Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek sekitar lokasi.

Berikut diuraikan fasilitas apotek pesaing :

Apotek Viva Generik : Letak strategis dekat dengan area pertokoan yang ramai, areal

parkir cukup luas dan gratis. Menyediakan konseling pada pasien, baik langsung

maupun lewat telepon.

5. Strategi Pemasaran dan Rencan pengembangan Apotek

Apotek BEE FARMA berusaha untuk memperoleh keuntungan dan

kenaikan omset dari tahun ke tahun sehingga diperlukan strategi pemasaran


yang baik. Rencana strategi yang dilakukan adalah kualitas pelayanan yang

prima kepada konsumen. Pelayanan yang baik dari Apotek BEE FARMA

diharapkan dapat menarik banyak konsumen untuk menjadi pelanggan tetap. Aspek-

aspek yang menjadi prioritas utama dalam peningkatan pelayanan, meliputi:

a. Keramahan dalam pelayanan (menerapkan sistem 5 S Senyum, Salam, Sapa,

Sopan, Santun)

b. Ruang tunggu yang nyaman dengan fasilitas minum gratis, toilet, televisi, leaflet

kesehatan, koran, dan majalah.

c. Konsultasi obat selama apotek buka.

d. Pelayanan informasi Obat (PIO).

e. Pelayanan penimbangan BB dan tinggi badan gratis.

f. Tempat parkir luas dan gratis.

g. Delivery drug System (minimal Rp. 70.000 radius 5 km)

8. Studi Kelayakan
9. Modal Commented [a2]: BEPnya belum

a. Modal tetap
- Perlengkapan penunjang (Mebel, kulkas) Rp. 90.000.000,-
- Perlengkapan apotek Rp. 60.000.000,-
- Biaya perizinan Rp. 10.000.000,-
- Kendaraan Rp. 50.000.000,-
b. Modal Operasional Rp. 250.000.000,-
c. Cadangan modal Rp. 50.000.000,-
Total Modal Rp. 810.000.000,-

Anda mungkin juga menyukai