Anda di halaman 1dari 12

TUGAS KIMIA

DISUSUN
OLEH

NAMA : WINDA MARSELINA


KELAS : X. RSBI

SEKOLAH MENENGAH ATAS


SMA NEGERI 2 PARIAMAN

0
MINYAK BUMI

Minyak bumi adalah campuran komplek hidrokarbon plus senyawaan


organik dari Sulfur, Oksigen, Nitrogen dan senyawa-senyawa yang
mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan Tembaga.

Minyak bumi sendiri bukan merupakan bahan yang uniform, melainkan


berkomposisi yang sangat bervariasi, tergantung pada lokasi, umur
lapangan minyak dan juga kedalaman sumur.

Dalam minyak bumi parafinik ringan mengandung hidrokarbon tidak


kurang dari 97 % sedangkan dalam jenis asphaltik berat paling rendah 50
%.

Pembentukan Minyak Bumi, Gas Alam, dan Batu Bara

Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan


bermotor danindustri berasal dari minyak bumi,gas alam dan batu bara.
Ketiga jenis tersebut bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-
sisa organisme sehinggga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas
alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati
sekitar 150 juta tahun yang lampau.Sisa-sisa organisme itu mengendap di
dasar lautan yang kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut
lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh suhu dan tekanan
lapisan di atasnya. Sementara itu,dengan meningkatnya tekanan dan suhu,
bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya
menjadi minyak dan gas.

Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan


tahun.Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori
bagaikan air dalam batu karang .Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari
suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh
lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di
dasar lautan, banyak sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal
ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, seingga sebagian lautan menjadi
daratan.

1
Adapun batu bara yang dipercaya berasal dari pohon-pohon dan
pakis yang hidup sekitar 3 juta tahun yang lalu, kemudian terkubur
mungkin karena gempa bumi atau letusan gunung berapi.

Cara Penambangan Minyak Bumi

Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak


bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Di Indonesia penambangan
minyak terdapat di berbagai tempat, misalnya Aceh, Sumatera Utara ,
Kalimantan , dan Irian Jaya.Minyak mentah (crude oil ) berbentuk cairan
kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat
digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi
harus diolah terlebih dahulu.

Minyak mentah (cruide oil ) mengandung sekitar 500 jenis


hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hinggga 50, karena titik didih karbon
telah meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C dalam
molekulnya.Oleh karena itu pengolahan (pemurnian =refining ) minyak bumi
dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke
dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.Mula-mula
minyak mentah pada suhu sekitar 400C, kemudian dialirkan ke dalam
menara fraksionasi.

Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan
turun ke bawah,sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
dan naik ke bagian atas melalui sungkup.

Proses Penyulingan Minyak Bumi Dan Hasilnya

Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan


minyak mentah menjadi produk yang dapat dijual (marketeble product)
melalui kombinasi proses fisika dan kimia.

Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan

tersebut antara lain:

1. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul terkecil.

2
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau bensin
(Indonesia)

memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci dalam


penyulingan yang digunakan sebagai bahan pembakar motor (:t 45% dari
minyak mentah diproses untuk menghasilkan gasolin.

b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin dan
kerasin.

Beberapa naphta digunakan sebagai :

- Pelarut dry cleaning (pencuci)

- Pelarut karet

- Bahan awal etilen

- Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl sebagai


jP-4

c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan sebagai

- Minyak tanah

- Bahan bakar jet untuk air plane

2. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan bakar diesel


yang penggunaannya sebagai bahan bakar transportasi truk-truk berat,
kereta api, kapal kecil komersial, peralatan pertanian dan lain-lain.

3.Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul tinggi.


Fraksi ini biasanya dirubah menjadi minyak pelumas (lubricant oils),
minyak dengan berat jenis tinggi dari bahan bakar, lilin dan stock
cracking. 4.Residu termasuk aspal, residu bahan bakar minyak dan
petrolatum.

Pemrosesan Minyak Bumi

3
Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :

1. Proses pemisahan (separation processes)

2. Proses konversi (convertion processes)

Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen


minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa beberapa tipe dari
destilasi. Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk
memperbaiki kualitas dari produk minyak mentah yang diperoleh. Misalnya
pada tahun 1912 permintaan gasolin melebihi supply dan untuk memenuhi
permintaan tersebut maka digunakan proses "pemanasan" dan "tekanan"
yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak diharapkan. Molekul besar
menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin, proses ini disebut
cracking.

a. Proses Pemisahan (Separation Processes)

Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya


sederhana tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan interaksinya.
Proses pemisahan tersebut adalah :

1. Destilasi

Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan atmosfer,

fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih


tinggi dimana zat-zathidrokarbon mulai terurai (biasanya kira-kira antara
suhu 375 -400C) karena itu lebih baik jika minyak pelumas disuling
dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan tekanan diperoleh dengan
menggunakan sebuah pompa vakum(vacuum pump).

2. Absorpsi

Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih


tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap gasolin alami dari
gas-gas basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank penyimpanan gas sebagai
hasil dari pemanasan matahari yang kemudian diserap ulang oleh tanaman.

4
Steam stripping pada umumnya digunakan untuk mengabsorpsi
hidrokarbon fraksi ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.

Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:

- Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat dicampurkan


pada bensin.

- Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang sangat ringan
(misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen, metana, etana) dan fraksi
yang lebih berat yaitu yang mempunyai komponen-komponen yang lebih
tinggi.

- Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari berbagai gas


ampas dari suatu instalasi penghalus.

3. Adsorpsi

Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari gas.

Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak adalah :

- Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural gasoline) dari


gas-gas

buni, dalam hal ini digunakan arang aktif.

- Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna dan hal-hal


lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan tanah liat untuk
menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksida-aluminium).

4. Filtrasi

Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang mengandung


destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk decolorisasi fraksi.

5. Kristalisasi

5
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan ukuran
kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak diinginkan dipindahkan
dan menjadi lilin mikrokristalin yang diperdagangkan.

6. Ekstraksi

Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan tertentu


dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut yang berbeda.

b. Proses Konversi (conversion processes)

Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara konversi di USA,


mekanisme yang terjadi berupa pembentukan "ion karbonium" dan "radikal
bebas".

Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar yang penting:

1. Cracking atau Pyrolisis

Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan molekul-molekul


hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih kecil dengan
adanya pemanasan atau katalis.

C7H15C15H30C7H15 C7H16 + C6H12CH2 + C14H28CH2

Minyak gas berat gasolin gasalin (anti knock) recycle stockDengan adanya
pemanasan yang cukup dan katalis maka hidrokarbon paraffin akan pecah
menjadi dua atau lebih fragmen dan salah satunya berupa olefin. Semua
reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi yang tinggi.
Proses cracking meliputi:

* Proses cracking thermis murni

Proses ini merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar dari zat


hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi yang bekerja pada bahan awal
selama waktu tertentu. Pada pelaksanaannya tidak mungkin mengatur
produk yang dihasilkan pada

6
Suatu proses crackingi, biasanya selain menghasilkan bensin (gasoline)
juga mengandung molekul-molekul yang lebih kecil (gas) dan molekul-
molekul yang lebih besar (memiliki titik didih yang lebih tinggi dari
bensin). Proses cracking dilakukan untuk menghasilkan fraksi-fraksi
bensin yang berat yaitu yang mempunyai bilangan oktan yang buruk karena
umunya bilangan oktan itu meningkat jika titik didihnya turun. Maka pada
cracking bensin berat akan diperoleh suatu perbaikan dalam kualitas
bahan pembakarnya yang disebabkan oleh 2 hal,yaitu:

- Penurunan titik didih rata-rata

- Terbentuknya alken

Oleh karena itu bilangan oktan dapat meningkat dengan sangat tinggi,
misalnya dari

45-50 hingga 75-80.

* Proses cracking thermis dengan katalisator

Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking dapat terjadi pada suhu
yang lebih rendah. Keuntungan dari proses thermis-katalisator adalah:

- Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik karena


disebabkan oleh pendeknya waktu cracking pada suhu yang lebih rendah.

- Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih baik.

Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses isomerisasi, dimana


alkena alkena dengan rantai luru dirubah menjadi hidrokarbon bercabang,
selanjtnya terjadi aromatik-aromatik dalam fraksi bensin yang lebih
tinggi yang juga dapat mempengaruhi bilangan oktan.

* Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas air

Bila minyak dengan kadar aromatik rendah dipanaskan dengan AlCl3 bebas
air pada suhu 180-2000C maka akan terbentuk bensin dalam keadaan dan
waktu Tertentu. Bahan yang tidak mengandung aromatik (misalnya parafin

7
murni) dengan 2 atau 5% AlCl3 dapat merubah sebagian besar (90%) dari
bahan itu menjadi bensin, bagian lain akan ditingga/ sebagai arang dalam
ketel. Anehnya pada proses ini bensin yang dihasilkan tidak mengandung
alkena-alkena tetapi masih memiliki bilangan oktan yang lumayan, hal ini
mungkin disebabkan kerena sebagian besar alkena bercabang. Kerugian
dari proses ini adalah :

- Mahal karena AlCl3 yang dipakai akan menyublim dan mengurai.

- Bahan-bahan yang dapat dikerjakan terbatas.

- Pada saat reaksi berlangsung, banyak sekali gas asam garam maka harus
memakai

alat-alat yang tahan korosi.

2. Polimerisasi

Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu ikatan


bersama darilight gasoline.

C C katalis C C

C – C = C + C – C = C C – C – C – C = C+ C


- C- C- C = C - C

suhu /tekanan C C C

rantai pendek tidak jenuh rantai lebih panjang

Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon yang


dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang bisa digunakan
sebagai:

- Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan oktan yang
tinggi.

- Bahan baku petrokimia.

8
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon
tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still. Contohnya: Propilen, n-
butilen, isobutilen.

CH3 CH3 CH3 H3PO4

2CH3 – C - CH2 CH3 - C - CH2 - C = CH2 C12H24

CH3 tetramer atau tetrapropilen

Isobutelin diisobutilen (campuran isomer)

3. Alkilasi

Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari aromat atau

hidrokarbon parafin.

C katalis C

C=C+C-C-CC-C-C-C

etilen isobutan 2,2-dimetilbutan atau neoheksan (unsaturated)


(isounsaturated) ( saturated branched chain) Proses alkilasi adalah
eksotermik dan pada dasarnya sama dengan polimerisasi, hanya berbeda
pada bagian-bagian dari charging stock need be unsaturated. Sebagai
hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung olefin

dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada
reaktifitas dari

karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen dan
amilen.

4. Hidrogenasi

9
Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin. Katalis hidrogen
adalah logam yang dipilih tergantung pada senyawa yang akan di reduksi
dan pada kondisi hidrogenasi, misalnya Pt, Pd, Ni, dan Cu.

C H2 C

C – C – C = C - C C - C – C – C - C

C katalis C C diisobutilen isooktan

Disamping untuk menjenuhkan ikatan ganda, hidrogenasi dapat digunakan


untuk mengeliminasi elemen-elemen lain dari molekul, elemen ini termasuk
oksigen, nitrogen, halogen dan sulfur.

5. Hydrocracking

Proses hydrocracking merupakan penambahan hidrogen pada proses


cracking.

C17H15C15H30C7H15 + H2 C7H16 + C7H16 + C15H32

heavy gas oil straight chain branched chain recycle stock

6. Isomerisasi

Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam molekul tanpa


adanya perubahan nomor atom.

3000C

C-C-C-CC-C-C

AlCl3

Proses ini menjadi penting karena dapat menghasilkan iso-butana yang


dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar gasoline penerbangan.

CH3

10
CH3 - CH2 - CH2 - CH3 CH3 - CH - CH3

n-butana iso-butana

7. Reforming atau Aromatisasi

Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk memperoleh


produk yang memiliki bilangan oktan yang tinggi, dalam proses ini biasanya
menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium.

CH3

panas

CH3 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH2 - CH3 + 4H2

Cr2O3 dlm Al2O3

11

Anda mungkin juga menyukai