Laporan 2 Pemtem Alif

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS PERBEDAAN INTERPOLASI SPASIAL METODE INVERSE DISTANCE WEIGHTED (IDW)

DAN KRIGING
Alif Algifari
15114086
Teknik Geodesi dan Geomatika, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung, Bandung,
Indonesia
alifalgifari@students.itb.ac.id

Interpolasi adalah metode untuk mendapatkan data berdasarkan beberapa data yang telah diketahui.
Dalam pemetaan, interpolasi spasial adalah proses estimasi nilai pada wilayah yang tidak disampel atau
diukur, sehingga terbentuk peta atau sebaran nilai pada seluruh wilayah. Interpolasi spasial
mengasumsikan bahwa atribut data bersifat kontinu di dalam ruang dan atribut ini saling berhubungan
(dependence) secara spasial. Metode interpolasi yang sering digunakan dalam Sistem Informasi
Geografis, masing masing metode memiliki karakteristik serta kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Metode interpolasi tersebut antara lain Inverse Distance Weighted (IDW), Natural Neighbor, Kriging dan
Spline.
Metode Inverse Distance Weighted (IDW) merupakan metode deterministik yang sederhana dengan
mempertimbangkan titik disekitarnya. Asumsi dari metode ini adalah nilai interpolasi akan lebih mirip
pada data sampel yang dekat daripada yang lebih jauh. Bobot (weight) akan berubah secara linear sesuai
dengan jaraknya dengan data sampel. Bobot ini tidak akan
Kriging adalah metode geostatistik yang digunakan untuk mengestimasi nilai dari sebuah titik atau
blok sebagai kombinasi linier dari nilai conto yang terdapat disekitar titik yang akan diestimasi. Bobot
kriging diperoleh dari hasil variansi estimasi minimum dengan memperluas penggunaan semi-variogram.
Estimator kriging dapat diartikan sebagai variabel tidak bias dan penjumlahan dari keseluruhan bobot
adalah satu. Bobot inilah yang dipakai untuk mengestimasi nilai dari ketebalan, ketinggian, kadar atau
variabel lain. Kriging memberikan lebih banyak bobot pada conto dengan jarak terdekat dibandingkan
dengan conto dengan jarak lebih jauh, kemenerusan dan anisotropi merupakan pertimbangan yang
penting dalam kriging, bentuk geometri dari data dan karakter variabel yang diestimasi serta besar dari
blok juga ditaksir.
Pada praktikum ini dilakukan analisis perbandingan hasil interpolasi dan nilai Root-Mean-Square
Error dari metode interpolasi IDW dan Krigging serta variasi tipenya. Berikut beberapa tabel hasil
pengolahan data :

Metode Sampling Min. Neighbours = 10 ; Max. Neighbours = 15


Eksponen 1 Eksponen 2 Eksponen 10
Spot Height Random 32.041 33.154 39.186
Spot Height Semi-Random 34.194 34.459 35.959
Spot Height Stratified 28.688 25.983 26.415
Tabel 1 Hasil Perbandingan RMS Interpolasi IDW dengan variasi nilai eksponen

Metode Sampling Eksponen Min. Neighbours = 3 Min. Neighbours = 10 Min. Neighbours = 100
Max. Neighbours = 3 Max. Neighbours = 15 Max. Neighbours = 150
Spot Height Random 1 34.973 32.401 31.475
Spot Height Semi-Random 1 36.779 34.194 33.244
Spot Height Stratified 2 25.246 25.983 25.931
Tabel 2 Hasil Perbandingan RMS Interpolasi IDW dengan Mengubah Min. Neighbours dan Max. Neighbours

Metode Sampling Ordinary Universal


Circular Spherical Gaussian Circular Spherical Gaussian
Spot Height Random 33.026 32.986 32.96 33.026 32.986 32.96
Spot Height Semi-Random 33.988 33.899 33.895 33.988 33.899 33.895
Spot Height Stratified 23.336 23.471 23.719 23.336 23.471 23.719
Tabel 3 Hasil Perbandingan RMS Interpolasi Kriging dengan Mengubah Tipe dan Model Tipe

Metode Sampling Metode Interpolasi Hasil Visualisasi ArcGIS Hasil Visualisasi Surfer
Spot Height Random IDW, dengan
-Eksponen 1
-Min. Neighbours = 100
-Max. Neighbours = 150

Kriging, dengan
-Tipe Ordinary/Universal
-Tipe Model Gaussian

Spot Height Semi- IDW, dengan


Random -Eksponen 1
-Min. Neighbours = 100
-Max. Neighbours = 150

Kriging, dengan
-Tipe Ordinary/Universal
-Tipe Model Gaussian

Spot Height Stratified IDW, dengan


-Eksponen 2
-Min. Neighbours = 3
-Max. Neighbours = 3

Kriging, dengan
-Tipe Ordinary/Universal
-Tipe Model Circular
Tabel 4 Hasil Visualisasi Metode Interpolasi Inverse Distance Weighted (IDW) dan Kriging

Data Hasil Visualisasi ArcGis Hasil Visualisasi Surfer

SRTM_5km

Tabel 5. Visualisasi SRTM_5km

Perbandingan hasil interpolasi dan nilai RMSE Tabel Hasil dari pengolahan data dengan
variasi metode interpolasi diperlihatkan dan disusun dalam table 1, 2, dan 3. Data spot height
random dengan RMSE terkecil adalah metode IDW dengan min neighbours = 100, max
neighbours = 150 dan eksponen 1 serta metode kriging dengan ordinary/universal gaussian. Data
spot height semi-random dengan RMSE terkecil adalah metode IDW dengan min neighbours =
100, max neighbours = 150 dan eksponen 1 serta metode kriging dengan ordinary/universal
gaussian. Data spot height stratified dengan RMSE terkecil adalah metode IDW dengan min
neighbours = 3, max neighbours = 3 dan eksponen 2 serta metode kriging dengan
ordinary/universal circular. Perbandingan visualisasi yang dihasilkan spot height random jenis
ordinary/universal gaussian memiliki bentuk paling sesuai dengan figur SRTM 5 KM. Maka
metode yang akan digunakan adalah yang menghasilkan visualisasi yang paling baik dan benar
serta interpolasi yang memiliki RMSE paling kecil.

Referensi :
https://id.wikipedia.org/wiki/Kriging
http://www.academia.edu/18155069/INTERPOLASI_DATA_METODE_IDW_DAN_KRIGING
,
https://denmoko.wordpress.com/2012/05/10/interpolasi-inverse-distance-weighted/

Anda mungkin juga menyukai