Anda di halaman 1dari 5

.

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


No. 13/09/53/Th. I, 2 September 2013

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


(ANGKA SEMENTARA)

JUMLAH RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR


TAHUN 2013 SEBANYAK 778.685 RUMAH TANGGA
JUMLAH SAPI dan KERBAU DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013
SEBANYAK 929.324 EKOR

A. USAHA PERTANIAN
Jumlah usaha pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada bulan Mei 2013 sebanyak 778.685
rumah tangga usaha pertanian, sebanyak 127 perusahaan pertanian berbadan hukum, dan sebanyak
465 usaha pertanian lainnya.
Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami kenaikan
sebanyak 49.348 rumah tangga dari 729.337 rumah tangga pada tahun 2003 (Sensus Pertanian 2003)
menjadi 778.685 rumah tangga pada tahun 2013, yang berarti rata-rata kenaikan per tahun sebesar
0,68 persen.
B. SAPI DAN KERBAU
Populasi sapi dan kerbau 2013 sebanyak 929.324 ekor, NAIK 0,07 persen dibandingkan dengan hasil
Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 sebanyak 928.703 ekor.

1. PENDAHULUAN
Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan
Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan
amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah
rekomendasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang menetapkan The World Programme
for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015. Pelaksanaan ST2013
dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan
pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan
Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertanian pada Mei-
Oktober 2014.
Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau
seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha
pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk
dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha.

Berita Resmi Statistik No. 13/09/53/Th. I, 2 September 2013


1
Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah
tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik
usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal
ini termasuk jasa pertanian.
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha
di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang
pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat
kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan,
pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda.
Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan
oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi
militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian.
Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013
baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha
konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/lainnya.
Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, data jumlah rumah tangga usaha pertanian (RTP) 2003
dihitung dari data mentah ST2003 dengan menggunakan konsep ST2013 dan master wilayah ST2013
untuk rumah tangga usaha pertanian.

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN


Berdasarkan hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah usaha pertanian di Provinsi
Nusa Tenggara Timur sebanyak 778.685 rumah tangga usaha pertanian, sebanyak 127 perusahaan
pertanian berbadan hukum, dan sebanyak 465 usaha pertanian lainnya. Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Kabupaten Belu, dan Kabupaten Kupang merupakan tiga provinsi dengan urutan teratas yang mempunyai
jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak, yaitu masing-masing 101.069 rumah tangga, 57.869
rumah tangga, dan 57.093 rumah tangga. Sementara itu, Kota Kupang merupakan wilayah yang paling
sedikit jumlah rumah tangga usaha pertaniannya, yaitu sebanyak 7.924 rumah tangga.

Gambar 1
Perbandingan Persentase Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan
Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum di Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2003 dan 2013

70
063

060
058
057

60

Rumah Tangga Usaha Pertanian


50
043

042

2003
Persentase (%)

040
037

40 Rumah Tangga Usaha Pertanian


2013
30 Perusahaan Pertanian Berbadan
Hukum 2003
20
Perusahaan Pertanian Berbadan
Hukum 2013
10

0
Pulau Flores Luar Pulau Flores

2 Berita Resmi Statistik No. 13/09/53/Th. I, 2 September 2013


Komposisi jumlah rumah tangga usaha pertanian di Pulau Flores dan di luar Pulau Flores selama
sepuluh tahun terakhir tidak banyak berubah. Berdasarkan hasil Sensus Pertanian (ST2003), 40,06 persen
rumah tangga usaha pertanian berada di Pulau Flores dan sisanya sebesar 59,94 persen berada di luar
Pulau Flores. Sementara menurut hasil ST2013, komposisinya adalah 39,51 persen di Pulau Flores dan
60,49 persen di luar Pulau Flores. Sedangkan untuk perusahaan pertanian berbadan hukum, berdasarkan
hasil ST2003, 37,14 persen perusahaan berada di Pulau Flores dan selebihnya sebesar 62,86 persen
berada di luar Pulau Flores. Sementara menurut hasil ST2013, komposisinya adalah 40,16 persen di Pulau
Flores dan 59,84 persen di luar Pulau Flores (lihat Gambar 1).
Berdasarkan angka sementara hasil pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2013, jumlah rumah
tangga usaha pertanian di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalami kenaikan sebanyak 49.348 rumah
tangga dari 729.337 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 778.685 rumah tangga pada tahun 2013,
yang berarti rata-rata kenaikan sebesar 0,68 persen per tahun. Secara absolut, kenaikan terbesar terjadi di
Kabupaten Timor Tengah Selatan yaitu 9.615 usaha selama sepuluh tahun, sedangkan penurunan terbesar
terjadi di Kabupaten Ende yaitu turun sebanyak 3.959 usaha selama sepuluh tahun. Namun secara
persentase, Kabupaten Sumba Barat Daya adalah kabupaten yang paling banyak mengalami kenaikan
yaitu sebesar 2,26 persen per tahun, sedangkan yang mengalami penurunan paling besar adalah
Kabupaten Ende yaitu sebesar 0,98 persen per tahun.
Sementara itu jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terbanyak berlokasi di Kabupaten
Rote Ndao yaitu sebanyak 31 perusahaan dan paling sedikit di Kabupaten Sumba Tengah dan Manggarai
Timur yaitu masing-masing sebanyak 1 perusahaan, bahkan di Kabupaten Sabu Raijua tidak terdapat
perusahaan berbadan hukum. Sementara usaha pertanian lainnya terbanyak terdapat di Kabupaten
Manggarai Barat, yaitu sebanyak 85 unit usaha dan paling sedikit di Kabupaten Ende, yaitu sebanyak 3
unit usaha.

Tabel 1
Banyaknya Usaha Pertanian Berdasarkan Hasil Sensus Pertanian 2003 dan 2013
Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Cakupan Usaha Pertanian
2003 2013 Pertumbuhan (20032013)
No. Kabupaten/Kota Perusa- Perusa- RTP Perusahaan
RTP RTP Lainnya
haan haan Absolut % Absolut %
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (11) (12)
1 Sumba Barat 15.532 5 16.693 4 8 1.161 7,47 (1) -20,00
2 Sumba Timur 32.956 3 36.940 3 9 3.984 12,09 0 0,00
3 Kupang 52.155 2 57.093 9 12 4.938 9,47 7 350,00
4 Timor Tengah Selatan 91.454 3 101.069 4 70 9.615 10,51 1 33,33
5 Timor Tengah Utara 43.423 1 44.947 3 11 1.524 3,51 2 200,00
6 Belu 57.186 1 57.869 8 6 683 1,19 7 700,00
7 Alor 31.305 1 31.488 2 14 183 0,58 1 100,00
8 Lembata 20.239 0 21.621 7 81 1.382 6,83 7 -
9 Flores Timur 38.695 2 38.906 6 16 211 0,55 4 200,00
10 Sikka 46.322 5 46.721 7 9 399 0,86 2 40,00
11 Ende 40.240 0 36.281 3 4 (3.959) -9,84 3 -
12 Ngada 22.466 2 24.009 7 15 1.543 6,87 5 250,00
13 Manggarai 44.482 4 48.239 6 14 3.757 8,45 2 50,00
14 Rote Ndao 21.901 0 21.576 31 5 (325) -1,48 31 -
15 Manggara Barat 35.080 0 41.456 10 85 6.376 18,18 10 -
16 Sumba Tengah 10.340 0 11.663 1 6 1.323 12,79 1 -
17 Sumba Barat Daya 37.795 0 46.326 3 5 8.531 22,57 3 -
18 Nagekeo 21.119 0 22.618 4 35 1.499 7,10 4 -
19 Manggarai Timur 43.740 0 49.411 1 39 5.671 12,97 1 -
20 Sabu Raijua 14.824 0 15.835 0 10 1.011 6,82 0 -
21 Kota Kupang 8.083 6 7.924 8 11 (159) -1,97 2 33,33
Jumlah 729.337 35 778.685 127 465 49.348 6,77 92 262,86
Catatan: Untuk tahun 2003 tidak dilakukan pendataan terhadap perusahaan tidak berbadan hukum atau bukan rumah tangga usaha pertanian
Keterangan: RTP (Rumah Tangga Usaha Pertanian), Perusahaan (Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum), Lainnya (Selain Rumah Tangga Usaha
Pertanian dan Perusahaan Berbadan Hukum)

Berita Resmi Statistik No. 13/09/53/Th. I, 2 September 2013


3
3. JUMLAH SAPI DAN KERBAU
Dari hasil pencacahan lengkap ST2013, diperoleh populasi sapi dan kerbau di Provinsi Nusa
Tenggara Timur pada kondisi tanggal 1 Mei 2013 sebanyak 929.324 ekor. Selama periode 1 Juni 2011
sampai dengan 1 Mei 2013, populasi sapi dan kerbau mengalami kenaikan sebanyak 621 ekor dari
928.703 ekor hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 (kondisi tanggal 1 Juni
2011) menjadi 929.324 ekor pada ST2013 (kondisi tanggal 1 Mei 2013).

Gambar 2
Jumlah Sapi dan Kerbau di Provinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2011 dan 2013

1000000.0 928703.0 929324.0


Jumlah Sapi dan Kerbau ( ekor)

750000.0

500000.0

250000.0

.0
2011 2013

Berdasarkan hasil ST2013 apabila dirinci menurut wilayah (lihat Tabel 2), tiga kabupaten yang
memiliki sapi dan kerbau paling banyak adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan jumlah populasi
sebanyak 160.088 ekor, kemudian Kabupaten Kupang (147.715 ekor), dan Kabupaten Belu (116.528
ekor). Sementara itu, kabupaten yang memiliki sapi dan kerbau paling sedikit adalah Kabupaten Flores
Timur dengan jumlah populasi sebanyak 1.901 ekor.

Secara absolut, penurunan populasi sapi dan kerbau terbesar dari tahun 2011 ke tahun 2013 terjadi
di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan penurunan terendah terjadi di Kabupaten Manggarai Timur;
yaitu masing-masing turun sebanyak 8.243 ekor dan 603 ekor. Sementara itu, kenaikan populasi sapi dan
kerbau terbesar terjadi di Kabupaten Timor Tengah Utara dan kenaikan terkecil di Kabupaten Alor, yaitu
masing-masing naik sebesar 6.346 ekor dan 28 ekor.

4 Berita Resmi Statistik No. 13/09/53/Th. I, 2 September 2013


Tabel 2
Jumlah Sapi dan Kerbau Berdasarkan Hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah,
dan Kerbau (PSPK) 2011 dan Sensus Pertanian 2013 Menurut Kabupaten/Kota

PSPK2011 ST2013 Pertumbuhan (20112013)


No. Kabupaten/Kota
(ekor) (ekor) Absolut
%
(ekor)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01 Sumba Barat 12.349 11.155 (1.194) -9,67
02 Sumba Timur 90.103 85.204 (4.899) -5,44
03 Kupang 152.442 147.715 (4.727) -3,10
04 Timor Tengah Selatan 168.331 160.088 (8.243) -4,90
05 Timor Tengah Utara 99.132 105.478 6.346 6,40
06 Belu 112.871 116.528 3.657 3,24
07 Alor 4.411 4.439 28 0,63
08 Lembata 3.607 4.266 659 18,27
09 Flores Timur 1.602 1.901 299 18,66
10 Sikka 12.783 14.411 1.628 12,74
11 Ende 31.834 35.316 3.482 10,94
12 Ngada 29.108 32.065 2.957 10,16
13 Manggarai 28.637 29.055 418 1,46
14 Rote Ndao 51.014 53.717 2.703 5,30
15 Manggarai Barat 32.869 31.922 (947) -2,88
16 Sumba Tengah 13.399 11.930 (1.469) -10,96
17 Sumba Barat Daya 16.482 13.945 (2.537) -15,39
18 Nagekeo 30.697 32.862 2.165 7,05
19 Manggarai Timur 22.367 21.764 (603) -2,70
20 Sabu Raijua 9.862 10.337 475 4,82
21 Kota Kupang 4.803 5.226 423 8,81

Jumlah 928.703 929.324 621 0,07

Berita Resmi Statistik No. 13/09/53/Th. I, 2 September 2013


5

Anda mungkin juga menyukai