Anda di halaman 1dari 15

coretan mahasiswi

Kamis, 04 Februari 2016

ASUHAN KEPERAWATAN KANDIDIASIS


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kandidiasis (moniliasis) adalah suatu infeksi oleh jamur Candida, yang sebelumnya
disebut Monilia. Kandidiasis oral atau sering disebut sebagai moniliasis merupakan suatu infeksi
yang paling sering dijumpai dalam rongga mulut manusia, dengan prevalensi 20%-75% dijumpai
pada manusia sehat tanpa gejala. Kandidiasis pada penyakit sistemik menyebabkan peningkatan
angka kematian sekitar 71%-79%. Terkadang yang diserang adalah bayi dan orang dewasa yang
tubuhnya lemah. Pada bayi bisa didapat dari dot, pakaian, bantal, dan sebagainya.
Kandidiasis oral merupakan salah satu penyakit pada rongga mulut berupa lesi merah dan
lesi putih yang disebabkan oleh jamur jenis Candida sp, dimana Candida albican merupakan
jenis jamur yang menjadi penyebab utama. Kandidiasis oral pertama sekali dikenalkan oleh
Hipocrates pada tahun 377 SM, yang melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan
oleh genus Kandida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes, dan tujuh
diantaranya ( C.albicans, C.tropicalis, C. parapsilosi, C. krusei, C. kefyr, C. glabrata, dan C.
guilliermondii ) dapat menjadi patogen, dan C. albican merupakan jamur terbanyak yang
terisolasi dari tubuh manusia sebagai flora normal dan penyebab infeksi oportunistik.
Terdapat sekitar 30-40% Kandida albikan pada rongga mulut orang dewasa sehat, 45%
pada neonatus, 45-65% pada anak-anak sehat, 50-65% pada pasien yang memakai gigi palsu
lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang, 90% pada pasien
leukemia akut yang menjalani kemoterapi, dan 95% pada pasien HIV/AIDS
Penyakit ini kemudian diteliti lagi oleh Pepy. Beliau melihat jamur itu pada
moniliasis/candidiasis/sariawan pada bayi yang disebutnya oral thrush, sehingga ia menamakan
jamur itu thrush fungus. Veron (1835) menghubungkan penyakit pada bayi tersebut dengan
infeksi pada saat dilahirkan dengan sumber infeksi dari alat kandungan ibunya. Berg (1840)
berkesimpulan bahwa alat minum yang tidak bersih dan tangan perawat yang tercemar jamur
merupakan faktor penting dalam penyebarab infeksi ini. Berdasarkan bentuknya yang bulat
lonjong dan berwarna putih diberikanlah nama Oidium Albicans. Nama oidium kemudian
berubah menjadi monilia. Beberapa nama peneliti mencoba mempelajarinya, antara lain
Wilkinson yang menghubungkannya dengan vaginatis. Akhirnya Berkhout (1923) menamakan
jamur itu dalam genus candida.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi candidiasis ?


2. Bagaimana klasifikasi dan gambaran klinis candidiasis?
3. Apa saja etiologi candidiasis?
4. Apa saja manifestasi klinis candidiasis?
5. Bagaimana patofisiologi candidiasis ?
6. Apa saja komplikasi pada penyakit candidiasis?
7. Apa pemeriksaan candidiasis?
8. Bagaimana cara penularan dan cara pencegahan candidiasis?
9. Bagaimana asuhan keperawatan secara teoritis pada penderita candidiasis oral ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sistem
Integumen dan menambah wawasan Mahasiswa tentang penyakit Candidiasis serta asuhan
keperawatan secara teoritis pada penderita candidiasis

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI CANDIDIASIS

Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida. Candida
merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini mencapai 40-60 % dari
populasi (Silverman S, 2001).
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C. albicans.
Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS),
perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang
(Stedman, 2005).
Secara klinis dapat ditemukan berbagai penampilan berupa lesi putih atau lesi
eritematus (Silverman S, 2001). Pada keadaan akut kandidiasis dapat menimbulkan keluhan
seperti rasa terbakar (burning sensation), rasa sakit biasanya pada lidah, mukosa bukal, atau
labial dan rasa kering atau serostomia (Greenberg M. S. , 2003). Pada umumnya infeksi tersebut
dapat di tanggulangi dengan menggunakan obat anti jamur baik secara topikal atau sistemik
dengan mempertimbangkan kondisi atau penyakit-penyakit yang menyertainya. (Silverman S,
2001).

2.2 KLASIFIKASI DAN GAMBARAN KLINIS CANDIDIASIS

Berdasarkan tempat yang terkena, candidiasis dibagi sebagai berikut:


a. Candidiasis Selaput Lendir
Thrush / Candidosis oral
Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut berupa
bercak berwarna putih menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri.
Bercak ini bisa dilepas dengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush pada dewasa bisa
merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau AIDS.
Pemakaian antibiotik yang membunuh bakteri saingan jamur akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya thrush.

Perleche
Infeksi jamur ini merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan
dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan
kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur.

Infeksi vagina (vulvovaginitis)


Vulvovaginitis sering berupa keluarnya cairan putih atau kuning dari vagina disertai
rasa panas ditemukan pada wanita hamil, penderita
diabetes atau pemakai antibiotik. Gejalanya, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan
daerah luar vagina.

Balanitis atau balanopostitis


Balanopostitis adalah peradangan menyeluruh pada kepala penis
(glans penis) dan kulitnya. Penis menjadi nyeri, gatal-gatal, kemerahan dan membengkak, serta
bisa menyebabkan terjadinya penyempitan uretra. Lelaki yang berhubungan intim dengan
perempuan yang mengidap jamur berpotensi terkena penyakit ini. Peradangan biasanya terjadi
akibat infeksi jamur atau bakteri di bawah kulit pada penis yang tidak disunat.
Kandidosis mukokutan kronik
Kandidiasis mukokutan kronis (CMC) mengacu pada sekelompok gangguan heterogen yang
ditandai oleh infeksi superfisial berulang atau persisten pada kulit, membran mukosa, dan kuku
yang disebabkan oleh Candida albicans. Penyakit ini timbul karena adanya kekurangan fungsi
leukosit atau sistem hormonal, biasanya terdapat pada penderita dengan bermacam-macam
defisiensi yang bersifat genetik, umumnya terdapat pada anak-anak. Gambaran klinisnya mirip
dengan penderita dengan defek poliendokrin.

b. Candidiasis kutis

Candidiasis intertriginosa
Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar.
Lesi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha,intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau
kaki, glans penis dan umbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas, bersisik, basah dan
eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil
atau bula yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi primer.

Kandidiasis perianal
Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus
ani.

Kandidiasis kutis generalisata


Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya juga pada lipat payudara, intergluteal dan umbilikus.
Sering disertai glositis, stomatitis dan paronikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-vesikel
dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin karena ibunya menderita
kandidiasis vagina atau mungkin karena gangguan imunologik.

Paronikia dan onikomikosis


Infeksi jamur ini terjadi pada kuku dan jaringan sekitarnya ini menyebabkan rasa nyeri dan
peradangan sekitar kuku. Kadang-kadang kuku rusak dan menebal. Hal ini sering diderita oleh
orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.

c. Candidosis Sistemik

Endokarditis
Infeksi ini sering disebabkan oleh penumpukan dan pertumbuhan ragi dan pseudohifa /vegetasi
pada katub jantung buatan juga pada morfinis sebagai akibat penyuntikan sendiri.

Meningitis
Gejala sama dengan meningitis TB atau karena bakteri lain

Reaksi id (kandidid)
Reaksi ini terjadi karena adanya metabolit Candida. Klinisnya berupa vesikel vesikel yang
bergerombol ,terdapat pada sela jari tanganatau bagian badan yang lain ,mirip dermatofitid. Di
tempat tersebut tidak adaelemen jamur. Bila lesi candidosis diobati , kandidid akan sembuh.
Jikadilakukan uji kulit dengan kandidin (antigen kandida) memberi hasil positif

2.3 ETIOLOGI
Faktor predisposisi terjadinya infeksi Candida meliputi faktor endogen maupun
eksogen, antara lain :
1. Faktor endogen :
a. Perubahan fisiologik
Kehamilan, karena perubahan pH dalam vagina
Kegemukan, karena banyak keringat
Debilitas
Iatrogenik
Endokrinopati, gangguan gula darah kulit
Penyakit kronik : tuberkulosis, lupus eritematosus dengan keadaanumum yang buruk.
b. Umur : orang tua dan bayi lebih sering terkena infeksi karena status imunologiknya tidak
sempurna.
c. Imunologik : penyakit genetik.

2. Faktor eksogen :
a. Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
b. Kebersihan kulit
c. Kebiasaan berendam kaki dalam air yang terlalu lama menimbulkan maserasi dan memudahkan
masuknya jamur.
d. Kontak dengan penderita, misalnya pada thrush, balanopostitis.

2.4 MANIFESTASI KLINIS

1. Pada bayi
Timbul bercak putih pada lidah dan sekitar mulut
Menimbulkan nyeri
Infeksi mulut (peradangan).

2. Pada anak-anak dan dewasa


Lesi putih atau krem di lidah, pipi bagian dalam, langit-langit mulut gusi danamandel (tonsil)
Lesi menyerupai keju
Nyeri
Sedikit perdarahan jika lesi digosok atau tergores
Pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut
Sensasi seperti terdapat kapas pada mulut
Kehilangan selera makan

2.5 PATOFISIOLOGI
Jamur candida albicans umumnya memang terdapat di dalam rongga mulut sebagai
saprofit sampai terjadi perubahan keseimbangan flora mulut atau perubahan mekanisme
pertahanan lokal dan sistemik, yang menurunkan daya tahan tubuh. Baru pada keadaan ini jamur
akan berpoliferasi dan menyerang jaringan. Hal ini merupakan infeksi jamur rongga mulut yang
paling sering ditemukan. Penyakit yang disebabkan jamur candida albicans ini
yang pertumbuhannya dipelihara dibawah pengaturan keseimbangan bakteri yang normal. Tidak
terkontrolnya pertumbuhan candida karena penggunaan kortikosteroid
dalam jangka waktu yang lama dan penggunaan obat-obatan yang menekan sistem imunserta
penyakit yang menyerang sistem imun seperti Aquired Immuno deficiency Sindrome (AIDS).
Namun bisa juga karena gangguan keseimbangan mikroorganisme dalam mulut yang
biasanya dihubungkan dengan penggunaan antibiotik yang tidak terkontrol. Sehingga, ketika
pertahanan tubuh/antibodi dalam keadaan lemah, jamur candida albicans yang dalam keadaan
normal tidak memberikan reaksi apapun pada tubuh berubah tumbuh tak terkontrol dan
menyerang sistem imun manusia itu sendiri yang menimbulkan penyakit disebut candidiasis oral
atau moniliasis.

2.6 DIAGNOSIS

Diagnosa dari candidiasis biasanya berdasarkan dari gejala klinis yang ditimbulkan. Selain itu,
dapat dilakukan pemeriksaan langsung dan pemeriksaan biakan.
1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10%
atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel ragi, blastospora, atau hifa semu. Pemeriksaan biakan:
bahan yang akan diperiksa ditanam dalam agar dektrosa glukosa Sabouraud, dapat pula agar ini
dibubuhi antibiotik (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan
dalam suhu kamar atau lemari suhu 37C, koloni tumbuh setelah 24-48 jam, berupa yeast like
colony. Identifikasi Candida albicans dilakukan dengan membiakkan tumbuhan tersebut
pada corn meal agar.
2. Pemeriksaan biakan dilakukan dengan menanam bahan ke dalam agar dekstrosa glukosa
Sabouroud, setelah itu dapat ditambahkan dengan antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah
pertumbuhan bakteri. Kemudian disimpan dalam suhu kamar 37C. Setelah 24-24 jam, koloni
akan tumbuh.
Identifikasi untuk Candida albicans dilakukan dengan membiakkannya pada corn meal agar.
Pada media ini, akan membentuk Chlamydoconidia dan pada serumnya akan membentuk germ
tube.
Germ tube test merupakan test yang dilakukan untuk membedakan Candida
albicans dengan candidia lainnya secara ekonomis dan efisien. 0,3 ml serum (bisa serum
manusia, kelinci, domba) dicampur dengan sel yeast. Lalu diinkubasi dengan suhu 35-37 oC
selama 2-3 jam. Serum diambil dengan usa dan diletakkan pada objek glass dan ditutup dengan
deck glass. Bila terbentuk germ tube maka kesimpulannya adalah Candida albicans. Germ tube
merupakan filament yang dibentuk oleh Blastoconidia dengan ciri khas tidak ada konstriksi pada
perbatasan antara Germ Tube dan Blastoconida.

2.7 PENATALAKSANAAN

Dalam menanganinya dapat dilakukan pengobatan yang bervariasi, tergantung pada daerah mana
yang terkena dampak dari timbulnya Kandidiasis tersebut, seperti:
Obat kumur atau dalam bentuk permen hisap diberikan kepada klien. Selain itu, pengobatan yang
paling sering digunakan saat ini adalah pemakaian Nistatin drop. Nistatin ini akan diteteskan
pada mulut bayi untuk mengobati kandidiasisnya. Ada juga yang menyarankan cara pemakaian
yang lain, yaitu tangan ibu dicuci sampai bersih, teteskan 2 tetes ke ujung jari ibu dan oleskan ke
lidah dan mulut bayi secara merata. Cara ini menjamin obat teroleskan dengan lebih merata
namun harus dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai membuat bayi muntah.
a. Bila menderita candidiasis sebaiknya segera mengkonsumsi obat-obatan antifungal
seperti Nistatin dan clotrimazole. Untuk kasus-kasus yang lebih parah, ketoconazole
atau flukonazol dapat diminum sekali sehari.
b. Bila menderita candida esophagitis dapat di obati dengan ketoconazole, itraconazole
(Sporanox) atau flukonazol. Kandidiasis cornu dapat diobati dengan dengan antifungal
powders dan krim.
c. Sedangkan bagi candidiasis yang terjadi pada vagina dan menyebabkan infeksi dapat
diobati dengan obat antifungal seperti butoconazole, clotrimazole, miconazole, Nistatin,
tioconazole dan terconazole.

2.8 KOMPLIKASI PADA PENYAKIT CANDIDIASIS


Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan
anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab mukosa


2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan dengan pemberian
flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab ataukumur.

2.10 CARA PENULARAN

Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja, dari
penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan
endogen.

2.11CARA PENCEGAHAN

Pencegahan yang dapat dilakukan pada klien dengan candidiasis oral antara lain :
1. Pencegahan Pada bayi biasakan mencuci bersih dan mensterilkan botol/dot/pacifier yang
digunakan dan menyimpan pada tempat yang bersih dan kering.
2. Biasakan berkumur setelah memakai kortikosteroid inhaler
3. Rajin berkumur dan menggosok gigi
4. Rajin membersihkan gigi tiruan atau kawat gigi

ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS PADA GANGGUAN


SISTEM INTEGUMEN ; CANDIDIASIS ORAL
A. PENGKAJIAN

1. SYSTEM KARDIOVASKULER
Tidak ada nyeri dada

2. SYSTEM PERNAFASAN
Respirasi normal, nadi normal

3. SYSTEM INTEGUMENT
Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral adanya lesi, pecah-pecah dan kemerahan pada
sudut mulut

4. SYSTEM MUSCULOSKELETAL
Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan nutrisi

5. SYSTEM PERSYARAFAN
Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang terinfeksi dan kesadaran penuh

6. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Perubahan pola tidur
Tanda :Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih kemerahan, garis
Hitam dibawah mata

7. SIRKULASI
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang terinfeksi
8. INTEGRITAS EGO
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya
Tanda : Ansietas, murung, menarik diri

9. MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat, Anorexia,Kehilangan nafsu
makan karena nyeri, Diindikasi kan infeksi sudah menyebar sampai esofagus sehingga terjadi
gangguan menelan pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
10. KEAMANAN

Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit / ulkus pada kulit, Riwayat
berulangnya infeksi jamur.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Adapun diagnosa yang muncul pada penderita candidiasis yaitu :


1. Nyeri akut b.d proses infeksi yang menghasilkan bentukan warna merah dan eksudat berwarna
putih
2. Hipertermi b.d suhu tubuh meningkat
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun
4. Kerusakan integritas mukosa oral b.d inflamasi
5. Gangguan rasa nyaman ( gatal-gatal ) berhubungan dengan infeksi

INTERVENSI KEPERAWATAN
TUJUAN /
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut b.d proses Setelah Kaji
dilakukan nyeri
secara Untuk mengetahui
infeksi yang tindakan keperawatan komprehensif baik skala, nyeri yang dialami
menghasilkan 1x24 jam diharapkan frekuensi, lokasi dan durasinya klien secara
bentukan warna nyeri pada mukosa komprehensif
merah dan eksudat klien hilang. Untuk mengetahui
berwarna putih Dengan kriteria hasil Observasi respon non verbal tingkat kenyamanan
klien mampu : klien
Mampu mengontrol Agar klien bias
nyeri memahami dan
Mampu Jelaskan mekanisme nyeri
mengetahui mengetahui
factor penyebab nyeri yang terjadi bagaimana nyeri bias
Skala nyeri hilang terjadi
Ekspresi wajah rileks Untuk mengurangi
sensasi nyeri
Untuk mengobati
Ajarkan tekhnik relaksasi dan
distraksi untuk mengurangi nyeri
rasa nyeri
Mengurangi
Kolaborasi dengan dokter timbulnya nyeri
dalam pemberian obat
analgetik
Kolaborasi dengan keluarga
dalam mengontrol factor
pemicu timbulnya nyeri seperti
pembatasan aktivitas
2 Hipertermi b.d suhu Setelah dilakukan Kaji ttv klien terutama suhu Mengetahui keadaan
tubuh meningkat tindakan keperawatan tubuh klien umum klien
1x24 jam diharapkan Dengan
suhu tubuh Berikan kompres hangat di menghangatkan
klien
kembali normal. sekitar lipatan misalnya ketiak seluruh permukaan
Dengan kriteria hasil dan lipatan paha kulit, terjadi
klien mampu : pelebaran pembuluh
Suhu tubuh kembali darah disekitar kulit
normal sehingga aliran
Tidak ada perubahan darah bertambah dan
kulit panas tubuh makin
Tidak ada pusing cepat dibuang
keudara
Menjaga kecukupan
cairan dalam tubuh
dan mencegah
Beri minum air putih atau susu timbulnya panas
< dari 1000 cc/hr lebih tinggi
Pakaian tipis
membantu
mengurangi
penguapan tubuh
Anjurkan keluarga untuk tidak Membantu
memakaikan selimut dan menurunkan demam
pakaian tebal kepada klien klien

Kolaborasi pemberian obat


anti mikroba dan antipiretik
3 Perubahan nutrisi Setelah Kaji pola nutrisi klien
dilakukan Mengetahui pola
kurang dari tindakan keperawatan nutrisi klien
kebutuhan tubuh b.d 1x24 jam diharapkan Memberikan nutrisi
nafsu makan status nutrisi klien Beri nutrisi dalam keadaan yang adekuat
menurun membaik. lunak, porsi sedikit tapi sering Mencegah
Hindari makanan dan obat- kerusakan integritas
Dengan kriteria hasil
klien mampu : obatan yang dapat pada mukosa mulut
Mampu menimbulkan reaksi alergi
mengidentifikasi pada rongga mulut
Perkembangan
kebutuhan nutrisi Anjurkan keluarga untuk nutrisi klien sangat
Adanya peningkatan melaporkan penting diperlukan
tentang
berat badan sesuai perkembangan nutrisi klien untuk intervensi
dengan tujuan selanjutnya
Tidak ada tanda Membantu klien
malnutrisi Kolaborasi pemasangan NGT untuk memenuhi
Menunjukan jika tidak dapat makan dan kebutuhan nutrisi
peningkatan fungsi minum peroral
pengecapan dari
menelan
4 Kerusakan integritas Setelah dilakukan kaji kerusakaan lesi mukosa mengetahui derajat
mukosa oral b.d tindakan keperawatan oral kerusakan
inflamasi 1x24 jam diharapkan mengurangi
kerusakan integritas berikan kebersihan pada alat- kerusakan integritas
mukosa oral teratasi alat yang digunakan klien mukosa
Dengan kriteria hasil meminimalkan
klien mampu : ajarkan oral hygine yang baik tumbuhnya jamur
Mukosa oral kembali disekitar rongga
normal mulut
Tidak bengkak dan kolaborasi pemberian anti obat antifungi dapat
hiperemi jamur seperti nystatin meminimalkan
Lesi berkurang dan penyebaran jamur
berangsur sembuh penimbul lesi
Membrane mukosa
oral lembab
5 Gangguan rasa Setelah dilakukan kaji rasa gatal klien Mengetahui rasa
nyaman ( gatal-gatal tindakan keperawatan gatal yang dialami
) berhubungan 1x24 jam diharapkan klien
dengan infeksi klien tidak gatal-gatal
jelaskan kepada klien gejala Dengan mengetahui
lagi. gatal berhubungan dengan fisiologis dan
Dengan kriteria hasil penyebabnya psikologis dan
klien mampu : prinsip gatal serta
klien menunjukan penangannya akan
berkurangnya rasa meningkatkan rasa
gatal-gatal kooperatif
tidak ada lecet akibat Untuk menghindari
garukan terjadi komplikasi
klien tidur nyenyak
anjurkan kepada klien untuk
tanpa terganggu rasa Mukosa yang bersih
gatal tidak menggaruk mukosa nya mengurangi rasa
gatal

kolaborasi dengan keluarga


untu tetap menjaga kebersihan
mukos klien

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya C.albicans.
Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun dan khususnya AIDS),
perubahan fisiologis, pemberian antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang
(Stedman, 2005).
Cara Penularan melalui kontak sekret atau ekskret dari mulut, kulit, vagina dan tinja, dari
penderita ataupun carrier, atau tertulari melalui jalan lahir pada saat bayi dilahirkan, penularan
endogen.
Candida albicans yang bermetastase dapat menjalar ke esofagus, usus halus, usus besar dan
anus. Infeksi sistemik lainnya berupa abses hati dan otak.

3.2 SARAN

Dengan kita mengetahui apa itu candidiasis dan bagaimana asuhan keperawatan secara
teoritis pada pasien penderita candidiasis sehingga kita bisa mengaplikasikan nya, dan bisa
menambah wawasan kita tentang candidiasis

DAFTAR PUSTAKA

Nurarif, huda. Asuhan keperawatan berdasarkan dignosa medis & nic-noc. Edisi revisi 2015,
penerbit mediaction : Jakarta

Chin, James. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Edisi 17, Cetakan II, Penerbit CV.
Infomedika, Jakarta, 2006

Greenberg L. Michael. 2005. Teks- Atlas Kedokteran Kedaruratan Greenberg Jilid 2.Jakarta :
Erlangga
Louise B. Hauley. 2003.Mikroorganisme Penyakit Infeksi. Jakarta : Hipokrates
Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC
http://nuzulul-fkp09.web.unair.ac.id/artikel_detail-35555-Kep%20Sensori%20dan%20Persepsi-
Askep%20Candidiasis.html

Diposting oleh Serli Safitri di 20.49


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:


Posting Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Mengenai Saya
Serli Safitri
Lihat profil lengkapku

Arsip Blog
2016 (6)
o Februari (6)
Menghitung Jumlah Tetesan Infus
ASUHAN KEPERAWATAN KANDIDIASIS
Tumor Pada Sistem Perkemihan
asuhan keperawatan fraktur humerus
test rumple leede
pemeriksaan tanda-tanda vital
Tema Tanda Air. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai