Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO Lampiran :


Nomor :
Berlaku tmt :
Perbaikan ke :
BAB I : UMUM

A. PENDAHULUAN
Industri Dana Pensiun dalam memasuki abad ke-21 (dua puluh satu)
menghadapi berbagai bentuk ketidakpastian yang kompleks dan penuh
tantangan. Kemampuan manajemen dalam menganalisa berbagai
kemungkinan dimasa datang serta memilih berbagai alternatif keputusan untuk
tetap survive dan growth, merupakan salah satu bentuk kompetensi yang harus
dimiliki dalam manajemen modern. Berbagai bentuk perangkat dan teknologi,
seperti E-Commerce, E-business, internet dan perangkat komunikasi dan
informasi, telah dikembangkan dalam bisnis modern, akan tetapi kesemuanya
belum menjamin terhindarnya perusahaan dari risiko kerugian dalam
persaingan.
Semangat keterbukaan yang berkembang dalam bisnis global yang
dilatarbelakangi dengan skandal oleh pengelola perusahan besar di tingkat
dunia, telah memacu Pemerintahan di berbagai penjuru dunia menurunkan
berbagai regulasi yang ketat dan penuh ancaman, tidak terkecuali di Indonesia
dimana telah dimulai regulasi yang menyangkut Good Governance untuk
Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Mau tidak mau Lembaga yang
beroperasi dalam dunia global dengan sendirinya perlu menguasai konsepsi
dan implementasi risk management sebagai perangkat pengambil keputusan.
Khususnya bagi Dana Pensiun di Indonesia, berbagai kejadian dalam tahun
1999-2004 misalnya : anjloknya peringkat obligasi tanpa pemberitahuan lebih
dulu (APP Grup dan Barito Grup), mark up Laporan Keuangan (Kimia Farma
th. 2001) serta ditutupnya beberapa Bank yang sebelumnya dinyatakan sehat
(Asiatic; Bank Dagang Bali; Bank Global), mengingatkan kita tentang faktor
ketidakpastian dalam dunia usaha yang mau tidak mau harus kita hadapi dan
disiapkan perangkat serta strategi terbaik untuk menanggulanginya.
Salah satu perangkat yang semakin berkembang dewasa ini adalah
implementasi Manajemen Risiko yang telah dipakai secara meluas dan
mendunia, bahkan telah pula menjadi tuntutan dalam mengelola perusahaan
secara jujur dan amanah (Good Corporate Governance = GCG). Dengan
Manajemen Risiko para pengelola perusahaan akan dipandu menuju suatu
keputusan yang sangat menentukan dalam menjalankan strategi perusahaan.
Manajemen Risiko merupakan panduan untuk manajemen dalam mengambil
tindakan yang sengaja dalam rangka memperoleh hasil yang diharapkan
sekaligus mereduksi hasil yang tidak diinginkan.

Halaman 1 dari 28
B. MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud
Pedoman Manajemen Risiko ditetapkan dengan maksud agar :
a. Terciptanya budaya sadar risiko di seluruh jajaran Dana Pensiun;
b. Terciptanya kesadaran seluruh jajaran Dana Pensiun tentang pentingnya
prinsip kehati-hatian dalam menjalankan kegiatan;
c. Terkelola dan terkendalinya semua risiko yang melekat pada semua sisi
keberadaan Dana Pensiun;
d. Terkelola dan terkendalinya semua risiko yang selalu ada pada setiap
kegiatan Dana Pensiun;
e. Tercapainya kesadaran dan tingkat disiplin yang tinggi tentang penerapan
kontrol dan pengawasan;
f. Terlindunginya kekayaan dan kewajiban serta kepentingan Dana Pensiun
dari timbulnya kerugian;
g. Terhindarnya pelaksanaan kegiatan dari kemungkinan kerugian dan
kegagalan;
h. Terlindunginya kepentingan setiap jajaran Dana Pensiun dari risiko yang
tidak diharapkan.

2. Tujuan
Yang diharapkan dari Penerapan Pedoman Pengelolaan Risiko adalah
Penyelenggaraan tata kelola Dana Pensiun secara keseluruhan dengan
aman dan berhasil guna, dengan tingkat risiko yang minimal, terukur
(measurable) dapat (telah) diperhitungkan (calculated) serta berada pada
tingkat dan batas yang dapat diterima (acceptable).

C. LANDASAN KEBIJAKAN
1. Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun beserta
peraturan pelaksanaannya;
2. Keputusan Ketua Bapepam LK No. KEP-136/BL/2006 tentang Tata Kelola
Dana Pensiun;
3. Peraturan Dana Pensiun XYZ (PDP XYZ) beserta perubahannya;
4. Pedoman Induk Tata Kelola Dana Pensiun XYZ Nomor Kpts-
48/C00000/2007-S0 tentang Pedoman Induk Tata Kelola DP XYZ.

D. PENGERTIAN
1. Dana Pensiun adalah Dana Pensiun XYZ (DP XYZ) ;
2. Peraturan adalah Peraturan Dana Pensiun XYZ (PDP XYZ);
3. Pengurus adalah pengurus Dana Pensiun, terdiri dari Presiden Direktur,
Direktur Adminstrasi & Kepensiunan, dan Direktur Keuangan & Investasi;

Halaman 2 dari 28
4. Pekerja adalah Pekerja Dana Pensiun XYZ;
5. Deposito Berjangka adalah simpanan dana di bank yang penarikannya hanya
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara Dana Pensiun
dengan bank yang bersangkutan, dengan jangka waktu 1 (satu) bulan;
6. Deposito On Call (DOC) adalah simpanan dana di bank yang penarikannya
hanya dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara Dana
Pensiun dengan bank yang bersangkutan, dengan jangka waktu <1 (satu)
bulan;
7. Sertifikat Deposito adalah surat bukti deposito atas unjuk yang bilyet
depositonya dapat diperdagangkan;
8. Sertifikat Bank Indonesia adalah surat berharga yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia (BI) selaku Bank Sentral, bersifat atas unjuk dengan nilai nominal
tertentu, yang diterbitkan oleh BI untuk menangani masalah jumlah uang
yang beredar;
9. Saham Bursa adalah surat berharga yang menyatakan kepemilikan terhadap
suatu perusahaan tertentu, yang diperdagangkan di suatu pasar modal;
10. Obligasi adalah surat berharga yang tidak bersifat kepemilikan terhadap
suatu perusahaan tertentu, namun merupakan instrumen utang jangka
panjang bagi perusahan yang menerbitkannya kepada pemegang obligasi,
yang diperdagangkan di pasar modal;
11. Unit Penyertaan Reksa Dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa
pemilik menitipkan dana secara kolektif kepada pengelola reksadana untuk
diinvestasikan di pasar modal dan pasar uang;
12. Surat Berharga yang diterbitkan Pemerintah RI adalah surat berharga yang
diterbitkan oleh pemerintah RI berupa instrumen utang jangka panjang yang
diperdagangkan di pasar modal;
13. Penyertaan Langsung pada Saham adalah investasi pada saham yang
diterbitkan oleh badan hukum di Indonesia dan tidak diperdagangkan di
pasar modal;
14. Surat Pengakuan Utang adalah investasi pada surat pengakuan utang
berjangka waktu lebih dari 1 tahun yang diterbitkan oleh badan hukum di
Indonesia;
15. Tanah, Bangunan dan Tanah & Bangunan adalah investasi yang ditempatkan
dalam bentuk tanah dan bangunan ;
16. Risiko adalah suatu ketidakpastian akan terjadinya suatu peristiwa yang
dapat menimbulkan kerugian (uncertainty of loss);
17. Manajemen risiko adalah suatu proses Identifikasi, Evaluasi dan
Pengendalian atas risiko-risiko yang dapat mengancam kekayaan atau
kemampuan menghasilkan pendapatan dari suatu organisasi.

E. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Pedoman ini mencakup dan mengatur tentang :

Halaman 3 dari 28
1. Kewenangan, kewajiban dan tanggung jawab jajaran dana pensiun;

2. Pedoman / kebijakan pengelolaan risiko dan tata kelola yang baik;

3. Dasar penetapan dan kedudukan pedoman / kebijakan pengelolaan risiko;

4. Pengertian dan pemahaman tentang risiko;

5. Jenis risiko dana pensiun;

6. Metode dan tahap pengelolaan risiko;

7. Penanganan dan tindak lanjut pengendalian (respons) risiko.

Halaman 4 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO
Lampiran :
Nomor :
BAB II : KEWENANGAN, Berlaku tmt :
KEWAJIBAN DAN Perbaikan ke :
TANGGUNG JAWAB
JAJARAN DANA PENSIUN

A. Sasaran serta cakupan penerapan manajemen risiko meliputi semua bidang dan
jenjang organisasi.

1. Presiden Direktur bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap


penetapan dan penerapan Pedoman/Kebijakan Pengeloalaan Risiko serta
seluruh kegiatan pengelolaan risiko.

2. Direktur Keuangan dan Investasi serta Direktur Administrasi Kepensiunan


bertanggung jawab pada koordinasi dan pembinaan penerapan Pengelolaan
Risiko pada masing-masing bidang yang dibawahinya.

B. Kewajiban Pengurus :

1. Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan penerapan semua kebiajkan


dalam Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko beserta semua Prosedur
serta Pedoman Operasional Pengelolaan Risiko yang berkaitan dengan
bidangnya, disamping Pedoman/Kebijakan kegiatan pada bidangnya, yang
pada dasarnya telah mengandung kaidah-kaidah pengelolaan risiko;

2. Melakukan review dan revisi serta penyempurnaan Pedoman/Kebijakan,


Prosedur dan Pedoman Operasional masing-masing bidang, sesuai dengan
Pengelolaan Risiko;

3. Memberikan masukan kepada Presiden Direktur dan/atau Direktur Bidang


yang lain guna penyempurnaan Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko,
Prosedur dan Pedoman Operasional Pengelolaan Risiko.

Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko direview dan disesuaikan (updated)


dengan mengikuti dan memperhatikan perubahan dan perkembangan yang
berpengaruh pada kegiatan usaha pada umumnya, termasuk perubahan pada
peraturan Perundang-undangan dan peraturan lainnya yang berlaku.

Halaman 5 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO
Lampiran :
Nomor :
BAB III : PEDOMAN / KEBIJAKAN Berlaku tmt :
PENGELOLAAN RISIKO Perbaikan ke :
DAN TATA KELOLA YANG
BAIK

A. Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko merupakan bagian penting dan tidak


terpisahkan dari kerangka penerapan Tata Kelola Yang Baik, sebagaimana
ditetapkan oleh Pendiri.
Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko pada hakekatnya merupakan persyaratan
dan keharusan yang tidak dapat dilepaskan dari penerapan lima prinsip Good
Governance (Transparency, Accountability, Responbility, Independency dan
Fairness).
Tanpa penerapan Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko secara konsekuen dan
konsisten, semua prinsip dalam Tata Kelola Yang Baik atau Good Governance
tidak akan dapat diterapkan dengan baik, dan akan sia-sia.

Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance diartikan sebagai
suatu proses dan struktur yang digunakan oleh Dana Pensiun untuk mendorong
pengembangan lembaga, pengelolaan sumber daya dan risiko secara lebih efisien
dan efektif, serta pertanggungjawaban Dana Pensiun kepada Peserta, Pendiri dan
Stakeholders yang lainnya, sesuai dengan ketentuan Perundang-undangan dan
Peraturan lainnya yang berlaku.

1. Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance juga berperan
sebagai pelaksanaan pertanggungjawaban Dana Pensiun kepada Pendiri,
Peserta, Pensiunan, serta para stakeholders yang lainnya, dalam hal
pengelolaan dana dan kelancaran pembayaran Manfaat Pensiun.

2. Prinsip-prinsip Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance
hanya akan dapat terlaksana dan terpenuhi dengan baik, apabila diterapkan
dengan berlandaskan pada batasan-batasan dan ketentuan tentang kepatutan
dan kepatuhan terhadap Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko yang
mendasari cara berpikir, bersikap dan berperilaku, serta cara bertindak dari
para Insan Dana Pensiun.

3. Oleh karena itu, sebuah pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko yang berlaku


dan dipatuhi dengan baik oleh seluruh jajaran Insan Dana Pensiun merupakan
bagian yang penting dan tak terpisahkan dari kerangka penerapan prinsip-
prinsip Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund Governance.

Halaman 6 dari 28
B. Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Yang Baik atau Good Pension Fund
Governance dalam Pengelolaan Risiko meliputi :

1. Transparansi ( Transparenency)
Keterbukaan dan transparansi dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi atau dalam
bekerja sama dengan pihak lain sangat berperan penting dalam pelaksanaan
kegiatan Pengelolaan Risiko Dana Pensiun.

2. Akuntabilitas ( Accountability )
Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko yang baku dan dipatuhi, akan
menjamin adanya kejelasan fungsi, peranan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban Organ Dana Pensiun dan semua insan Dana Pensiun
secara jelas, sehingga masing-masing pihak memiliki tingkat akuntabilitas yang
tidak meragukan.
Sebaliknya, Pengelolaan Risiko hanya dapat dilakukan dengan baik apabila
semua pihak berkerja atas dasar akuntabilitas yang jelas.

3. Pertanggungjawaban ( Responsibility )
Kesesuaian dan kepatuhan terhadap ketentuan-ketentuan dalam peraturan
perUndang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan kegiatan
yang sehat akan dapat dijaga dan dipelihara, dengan adanya penetapan dan
penerapan standar Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko yang baku.

4. Kemandirian ( Independency )
Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko yang diterapkan secara konsisten
akan memberikan batasan yang jelas tentang kemampuan serta kelebihan dan
kekurangan masing-masing pihak, sehingga Dana Pensiun akan dapat dikelola
secara professional, tanpa adanya benturan dan pertentangan kepentingan
serta pengaruh/tekanan dari pihak manapun juga, baik internal maupun
eksternal.

5. Kesetaraan / Kewajaran ( Fairness )


Keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang
timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku hanya akan dapat terlaksana apabila seluruh Organ Dana Pensiun dan
Insan Dana Pensiun senantiasa menerapkan standar kepatuhan yang prima
terhadap sebuah Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko.

Disisi lain, penerapan pengelolaan Risiko yang baik hanya akan dapat berjalan
baik apabila pengelolaan semua kegiatan Dana Pensiun dilakukan dengan
selalu memperhatikan keadilan, kesetaraan, dan kewajaran.

Halaman 7 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO
Lampiran :
Nomor :
Berlaku tmt :
BAB IV : DASAR PENETAPAN DAN Perbaikan ke :
KEDUDUKAN PEDOMAN /
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
RISIKO

Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko Dana Pensiun tidak dapat dilepaskan dari


dasar dan tujuan keberadaan Dana Pensiun, serta ciri, karakter, dan kebiasaan-
kebiasaan / tradisi positif yang selama ini telah ada dan menjadi sifat / identitas dari
Dana Pensiun.
Penetapan Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko juga didasari oleh kebutuhan untuk
memiliki sebuah pedoman dan acuan dasar tentang penyelenggaraan pengelolaan serta
tata administrasi maupun penggunaan data dan informasi yang baik dan tidak
meninggalkan prinsip kehati-hatian pada semua bidang kegiatan Dana Pensiun.
Secara terinci, dasar penetapan dan kedudukan Pedoman/Kebijakan Pengelolaan
Risiko Dana Pensiun dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Dasar utama adalah pengertian dan pemahaman atas keinginan dan sasaran yang
harus dicapai, yang dengan tegas dinyatakan sebagai Maksud dan Tujuan dari
pendirian Dana Pensiun;
2. Visi dan Misi Dana Pensiun, yang telah ditetapkan sebagai penjabaran dari
kehendak pencapaian maksud dan tujuan pendirian Dana Pensiun, serta langkah-
langkah yang akan ditempuh;
3. Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko juga didasarkan pada Nilai-nilai Dasar
(Core Values) Dana Pensiun, yang pada dasarnya merupakan intisari dari akumulasi
pengalaman, kebiasaan, prestasi dan keberhasilan maupun kekurangan dan
kegagalan yang selama ini telah dijalani dan dialami oleh Dana Pensiun, yang
selanjutnya akan terbentuk menjadi Budaya Kerja Dana Pensiun;
4. Pedoman/Kebijakan Pengelolaan Risiko pada dasarnya merupakan salah satu
Pedoman/Kebijakan yang menjadi dasar, acuan, dan landasan bagi penetapan
semua pedoman/Kebijakan lainnya, mengingat bahwa kepedulian dan kesadaran
atas risiko merupakan dasar dari sikap, perilaku, cara berpikir dan cara bertindak.

Halaman 8 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO
Lampiran :
Nomor :
BAB V : PENGERTIAN DAN Berlaku tmt :
Perbaikan ke :
PEMAHAMAN TENTANG
RISIKO

A. KERANGKA ACUAN
Praktek manajemen risiko investasi berdasarkan praktek terbaik menyatakan bahwa
efektivitas sistem risiko investasi sangat tergantung pada kelengkapan rincian
kebijakan dan prosedur manajemen investasi dan risiko investasi yang disiapkan
oleh Dana Pensiun, dengan mengacu pada prinsip-prinsip tata kelola menurut
praktek terbaik.
Keuntungan yang diperoleh Dana Pensiun dengan menerapkan kebijakan risiko
investasi adalah :
1. Mendemontrasikan dengan jelas tindak kehati-hatian dalam memutuskan
investasi dan risiko investasi yang dilakukan penerima amanat (yaitu Pengurus
dan Pekerja Dana Pensiun);
2. Alat komunikasi mengenai sasaran investasi dan prioritas investasi Dana
Pensiun, dengan pihak-pihak yang berkepentingan (misalnya : peserta
pensiun, Pendiri atau Regulator);
3. Memperkuat sistem pengendalian internal Dana Pensiun;
4. Menjelaskan strategi alokasi asset dan sasaran tolok ukur, yang dapat digunakan
sebagai pedoman formal bagi manajer investasi internal dan eksternal juga untuk
pengukuran kinerja investasi dan tingkat kepatuhan.

Manajemen risiko investasi berdasarkan praktek terbaik dapat dipisahkan menjadi


dua proses utama, yaitu proses perencanaan dan proses implementasi. Kedua
bagian ini sangat saling terkait dalam penerapannya dan memiliki kepentingan yang
setara, karena keberhasilan proses penerapan implementasi sangat tergantung
pada proses perencanaan.

B. FILOSOFI RISIKO
Beberapa hal tentang filosofi risiko investasi :

1. Filosofi risiko investasi merupakan cara pandang organisasi secara


menyeluruh terhadap risiko-risiko investasi yang dihadapinya, serta bagaimana
organisasi memilih aktivitas untuk berhubungan dengan risiko-risiko tersebut.

2. Beberapa pendapat tentang risiko :


a. Risiko adalah ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas
kejadiannya;

Halaman 9 dari 28
b. Risiko adalah ketidakpastian akan pencapaian suatu target;
c. Risiko adalah penyebaran atau penyimpangan dari target, sasaran atau
harapan

Perbedaan antara risiko dan ketidakpastian adalah sbb :


Risiko Ketidakpastian
- Subjek memiliki ukuran Kuantitas - Subjek tidak ada ukuran
Kuantitas
- Diketahui tingkat probabilitas - Tidak dapat diketahui tingkat
Kejadiannya probabilitas kejadiannya
- Ada data pendukung mengenai - Tidak ada data pendukung
kemungkinan kejadiannya untuk mengukur kemungkinan
kejadiannya

3. Klasifikasi Risiko
Risiko dapat diklasifikasikan sbb :
a. Risiko Murni :
merupakan risiko yang dapat mengakibatkan kerugian pada perusahaan, tapi
tidak ada kemungkinan menguntungkan.
b. Risiko Spekulatif :
adalah risiko yang dapat mengakibatkan dua kemungkinan merugikan atau
menguntungkan
c. Risiko Sistematik :
risiko sebagai akibat dari perubahan ekonomi makro & regulasi
d. Risiko Spesifik :
merupakan risiko karena kondisi usaha, risiko ini dapat dikurangi dengan
diversifikasi

Portofolio Dana Pensiun XYZ dapat mengalami salah satu atau semua risiko
diatas.

4. Manajemen mengkomunikasikan filosofi risiko kepada pekerja melalui


pernyataan kebijakan dan sarana komunikasi lain.

5. Manajemen menegakkan filosofi risiko tidak hanya melalui pernyataan,


melainkan juga melalui kegiatan sehari-hari.

a. Tanggapan Terhadap Risiko (Risk Appetite)


1) Risk appetite merupakan preferensi / kecenderungan organisasi dalam
mengambil risiko;
2) Risk appetite dapat dinyatakan secara kualitatif (agresif / moderat,
konservatif) atau secara kuantitatif (dalam persentase atau nilai
nominal);
3) Risk appetite merupakan kecenderungan untuk berinvestasi atau tidak
berinvestasi pada jenis investasi dan pihak tertentu;
4) Risk appetite ditetapkan oleh Pengurus;
5) Risk appetite dipakai sebagai pedoman dalam menyusun strategi dan
dalam mengalokasikan sumber daya.

Halaman 10 dari 28
b. Toleransi Risiko (Risk Tolerance)
1) Risk Tolerance merupakan tingkat risiko yang bersedia diterima atau
ditolerir Dana Pensiun dalam upaya mencapai return tertentu;
2) Untuk menetapkan Risk Tolerance yang spesifik, organisasi harus
mempertimbangkan tingkat prioritas dari tujuan Dana Pensiun;
3) Risk Tolerance ditetapkan dengan mempertimbangkan :
a) Risk Tolerance Dana Pensiun;
b) Kekuatan financial serta status pendanaan (overfunded / funded /
underfunded);
c) Sifat kewajiban yang harus dipenuhi (stabil atau fluktuatif).
4) Dengan beroperasi dalam Risk Tolerance, Dana Pensiun akan berada
dalam risk appetite-nya.

C. RISIKO DAN KERUGIAN

Risiko yang dihadapi oleh Dana Pensiun pada dasarnya dapat diartikan sebagai
kemungkinan atau potensi terjadinya kerugian atau hal-hal lainnya yang tidak
diinginkan, terhadap kepentingan Dana Pensiun.
Yang dimaksud dengan kepentingan Dana Pensiun, dapat berupa keberadaan, nama
baik, reputasi, kekayaan yang telah dimiliki maupun yang akan (seharusnya) didapat
dan dimiliki, dan beban atau kewajiban yang telah ada maupun yang (seharusnya)
akan timbul dan harus dibayar atau dipenuhi.
Sebagai contoh, kekayaan berupa uang tunai atau rekening di Bank (yang sudah ada)
memiliki potensi kerugian berupa merosotnya nilai tukar mata uang pada rekening
tersebut.
Demikian juga kekayaan yang akan didapat dan seharusnya dimiliki berupa bunga
bank, berpotensi untuk ikut merugi dan berkurang jumlahnya.
Dengan demikian, harus dibedakan antara risiko dengan kerugian.
Risiko adalah tingkat kemungkinan terjadinya kerugian, sebuah potensi.
Sedangkan kerugian adalah sebuah risiko (kemungkinan) yang telah menjadi
kenyataan, telah terjadi, atau sebuah potensi yang telah menjadi kenyataan, sebuah
realitas.
Betapapun besarnya kemungkinan terjadinya kerugian, apabila tidak terealisir menjadi
sebuah kenyataan, kerugian itu sendiri tidak akan pernah terjadi.
Dengan perkataan lain : Sebuah risiko yang sebelumnya telah disadari dan bahkan
telah diperhitungkan akan terjadi, belum tentu menjadi kenyataan dan mendatangkan
kerugian.
Sebaliknya, dapat pula terjadi, bahwa sebuah kerugian atau hal yang tidak diinginkan
ternyata terjadi dan harus dialami, walaupun sebelumnya sama sekali tidak disadari
dan tidak diperhitungkan terjadinya kerugian itu.
Situasi yang terakhir di atas memberikan gambaran dan membuktikan, bahwa Risiko
(atau kemungkinan timbulnya kerugian) itu sebenarnya ada, karena ternyata kerugian
itu benar-benar terjadi. Namun, ternyata Risiko tersebut tidak disadari, dan tidak
diperhitungkan akan terjadi.

D. RISIKO DAN PELUANG

Adanya kemungkinan terjadinya kerugian dan penurunan nilai yang akan terjadi dan
harus diderita oleh Dana Pensiun terhadap kekayaan, selalu tidak terlepas dari
kemungkinan terjadinya keuntungan atau kenaikan nilai yang akan terjadi dan akan
dinikmati oleh Dana Pensiun.

Halaman 11 dari 28
Disamping kemungkinan terjadinya kerugian, terhadap segala hal yang ada pada Dana
Pensiun juga terlekat kemungkinan terjadinya keuntungan.
Dengan demikian, pada hakekatnya Risiko, yang apabila terealisir atau menjadi
kenyataan, akan berupa kerugian, selalu hadir dan melekat pada semua kekayaan dan
kewajiban Dana Pensiun, bersamaan dan berdampingan dengan hadirnya Peluang,
yang apabila terealisir atau menjadi kenyataan, akan berupa keuntungan.
Pada saat yang sama, terhadap obyek yang sama, selalu terdapat risiko terjadinya
kerugian, dan juga selalu terdapat peluang terjadinya keuntungan. Hal ini dikategorikan
sebagai Risiko Spekulatif.

E. RISIKO, PELUANG DAN PERUBAHAN

Risiko dan Peluang, adalah sebuah kemungkinan. Apabila tidak terealisir, tidak akan
berubah dan menjelma menjadi Kerugian dan Keuntungan.
Risiko akan tetap selamanya menjadi risiko, dan kerugian yang dikhawatirkan tidak
akan terjadi, dan peluang akan tetap selamanya menjadi peluang.
Dengan demikian, diperlukan adanya atau terjadinya atau berlakunya sesuatu, yang
akan menyebabkan sebuah risiko benar-benar terealisir menjadi kerugian, atau akan
menyebabkan sebuah peluang terealisir menjadi keuntungan.
Sesuatu tersebut adalah sebuah perubahan.
Kekayaan Dana Pensiun yang mengandung risiko untuk menderita kerugian dan
sekaligus memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan, akan tetap pada
keadaannya semula, apabila tidak terjadi perubahan apapun, dan risiko tidak
menjadi kerugian, peluang tidak menjadi keuntungan. Misalnya : tidak terjadi
perubahan suku bunga, atau perubahan nilai tukar uang.

F.PEMAHAMAN TENTANG TIDAK TERBATASNYA RISIKO

Sebagai penegasan terhadap hal-hal yang telah dibahas sebelumnya, seluruh jajaran
Dana Pensiun harus menyadari dan memahami, bahwa risiko berada dan melekat
pada setiap hal yang ada pada Dana Pensiun, yang berupa :
1. Kekayaan dan harta yang telah dimiliki dan yang akan dimiliki,
2. Kewajiban dan hutang yang telah menjadi beban dan yang akan menjadi beban.
Kekayaan dan Kewajiban tersebut dapat berupa apa saja, baik yang berupa barang
nyata (tangible), natura, dan dapat dinilai serta dicatat dan dibukukan dalam sistim
Akuntansi, maupun barang abstrak (intangible), in natura, dan tidak dapat dinilai serta
dicatat dalam Akuntansi.
Barang nyata tersebut dapat berupa barang tetap dan barang bergerak, yang sedang
berada dalam penguasaan dan digunakan oleh Dana Pensiun, maupun
yang sedang dalam penguasaan Dana Pensiun tetapi dipergunakan orang lain, atau
berada diluar penguasaan Dana Pensiun dan tidak dapat digunakan oleh Dana
Pensiun, dan sebagainya.

Dengan demikian, dari segi jenis dan barang obyeknya, risiko tidak memiliki batasan.
Barang apapun juga, sepanjang menjadi kekayaan dan kewajiban Dana Pensiun,
bahkan yang masih akan menjadi kekayaan dan kewajiban, dapat memiliki risiko.
Dari segi jangkauan waktu, risiko juga meliputi lingkup yang tidak terbatas. Risiko dapat
segera dan dalam waktu sekejap terealisir menjadi kerugian, atau terealisir menjadi
kerugian setelah kurun waktu tertentu, atau dapat pula tetap bertahan sebagai risiko,
tidak pernah terealisir menjadi kerugian.

Halaman 12 dari 28
Dari segi lokasi dan area, Risiko terdapat disemua lokasi dan area Dana Pensiun,
disetiap fungsi, disetiap tahap proses kegiatan, disemua dokumen dan surat menyurat
termasuk arsipnya, disegenap jenis dan macam peralatan dan mesin, bahkan disetiap
personil Sumber Daya Manusia.

Kesimpulannya adalah bahwa risiko Dana Pensiun yang ada dan harus diantisipasi serta
dihadapi kemungkinannya untuk terealisir menjadi kerugian berada dan terdapat pada
semua sisi, semua aspek dan semua unsur keberadaan Dana Pensiun.

Halaman 13 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO Lampiran :


Nomor :
Berlaku tmt :
BAB VI : JENIS RISIKO DANA Perbaikan ke :
PENSIUN

Secara umum risiko yang terkait dengan Dana Pensiun XYZ dapat digolongkan ke dalam 3
(tiga) jenis yaitu :

1. Risiko Strategis antara lain :


a. ketidakmemadaian system tata kelola;
b. perubahan regulasi;
c. ketidakpatuhan pada regulasi;
d. risiko politik dan ketidakpastian;
e. ketidakmemadaian rencana kerja;
f. penggunaan benchmark dan panduan yang tidak tepat;
g. risiko kompetensi dan pengelolaan yang salah (miss management);
h. risiko yang terkait dengan kewajiban Fidusia;
i. kecurangan dan penyimpangan (Fraud);
j. risisko perilaku / etika;
k. kejadian katastropik, lingkungan ekonomi, hiperinflasi.

2. Risiko operasional menyangkut :


a. perkiraan kewajiban dan pencadangan dana;
b. asumsi-asumsi actuarial;
c. perubahan demografis;
d. kebijakan sumber daya manusia Pemberi Kerja;
e. keandalan informasi;
f. kejadian-kejadian eksternal;
g. jumlah manfaat yang dibayarkan;
h. keabsahan penerima manfaat;
i. risiko komunikasi (error);
j. risiko administrative;
k. sistem teknologi informasi.

3. Risiko Investasi antara lain :


a. fluktuasi pasar;
b. tingkat suku bunga;
c. risiko gagal bayar;
d. tingkat pengembalian investasi yang tidak stabil;
e. merger / akuisisi;
f. custodian;

Halaman 14 dari 28
g. pelaksana transaksi;
h. manajer investasi eksternal;
i. konsentrasi investasi dan mismatch.

Risiko di atas harus dikelola secara terintegrasi oleh Pengurus Dana Pensiun oleh
karena adanya keterkaitan antara risiko yang satu dengan risiko yang lain dan
pengelolaannya ini menjadi bagian dari Tata Kelola Dana Pensiun.

Halaman 15 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO Lampiran :


Nomor :
Berlaku tmt :
BAB VII : METODE DAN TAHAP Perbaikan ke :
PENGELOLAAN RISIKO

Manajemen risiko adalah sistem untuk mengidentifikasi merencanakan, mengukur,


mengendalikan, memonitor risiko yang dapat merugikan atau menggagalkan pencapaian
tujuan Dana Pensiun. Proses manajemen risiko investasi dimulai dari penentuan alokasi
aset, pemilihan sekuritas, pengukuran kinerja investasi secara berkala serta asset
rebalancing bila diperlukan.

A. Identifikasi Risiko Investasi


Identifikasi risiko investasi dinyatakan sebagai berikut :
1. Fokus pada pengenalan dan pemahaman Risiko yang ada;
2. Merupakan proses berkelanjutan;
3. Dilakukan pada tingkat transaksi maupun portofolio investasi;
4. Mencakup pula pengelompokkan risiko sebagai berikut.

Investasi Langsung

Kelas Aset
Risiko Tanah, Bangunan, Penyertaan Surat Utang
Tanah & Bangunan Saham Langsung Perusahaan
a. Reinvestasi
b. Inflasi
c. Likuiditas
d. Event
e. Fraud
f. Administratif
g. Operasional -
h. Gagal Bayar
i. Kredit - -
j. Suku Bunga - -
k. Prepayment - -

Halaman 16 dari 28
Investasi Tak Langsung

Risiko Deposito; DOC; Obligasi Obligasi Reksa Saham


Sert. Deposito; Korpora Negara Dana Listed
SBI si
a. Reinvestasi -
b. Kredit - - -
c. Nilai Tukar - - - -
d. Inflasi
e. Event -
f. Suku Bunga - -
g. Gagal Bayar - -
h. Prepayment - -
i. Likuiditas -
j. Nilai Saham - - - -

B. Definisi dari masing-masing risiko tersebut sebagai berikut :


1. Risiko Reinvestasi : Risiko di mana hasil penjualan suatu aset harus diinvestasikan
kembali dengan tingkat return yang lebih baik.
2. Risiko Kredit :
a. Risiko Gagal Bayar : Risiko dimana penerbit obligasi gagal memenuhi
kewajibannya yang berkaitan dengan pembayaran bunga dan pokok.
b. Risiko Credit Spread : Risiko dimana nilai pasar obligasi menurun karena
peningkatan credit spread dari penerbit obligasi (Credit spread adalah bagian
dari risiko premium yang berkaitan dengan risiko gagal bayar penerbit obligasi)
c. Risiko Penurunan Grade : Risiko dimana perusahaan pemeringkat efek
memutuskan untuk menurunkan peringkat obligasi.
3. Risiko Nilai Tukar : Risiko menerima hasil investasi dalam jumlah yang lebih kecil
dalam mata uang domestik karena pergerakan nilai tukar antara mata uang asing
dan domestik.
4. Risiko Inflasi : Risiko terjadinya penurunan daya beli sebagai akibat dari inflasi.
5. Risiko Suku Bunga : Risiko dimana harga investasi akan turun karena meningkatnya
tingkat bunga pasar.
6. Risiko Likuiditas : Risiko dimana investor tidak dapat menjual investasinya dengan
jumlah yang diinginkan pada harga pasar yang diindikasi.
7. Risiko Nilai Saham : Risiko terjadinya perubahan harga saham karena faktor
eksternal/internal dari emiten.
8. Risiko Fraud : Risiko akibat aksi menutupi keadaan sebenarnya dari pihak yang
berhak mengetahui, yang dilakukan oleh pihak internal/eksternal.
9. Risiko Prepayment : Risiko dimana sewaktu-waktu penerbit obligasi dapat membeli
kembali obligasinya dari pihak investor.
10. Risiko Valuasi : Risiko terjadinya over/under valuation atas reksadana akibat
perbedaan metode valuasi.
11. Risiko Event : Risiko terjadinya peristiwa yang menjadi sumber risiko.
12. Risiko Administratif : Risiko terjadinya kesalahan dalam proses administrasi.
13. Risiko Operasional : Risiko yang berhubungan dengan proses operasional suatu
usaha.

C. Perencanaan risiko investasi dinyatakan sebagai berikut :


1. Merupakan proses berkelanjutan
2. Mengikuti pentahapan sebagai berikut :
Halaman 17 dari 28
a. Penentuan selera risiko (risk appetite) dan toleransi atas risiko (risk tolerance);
b. Penetapan kebijakan manajemen investasi dan risiko investasi;
c. Penetapan prosedur manajemen investasi dan risiko investasi;
d. Penentuan hierarki wewenang;
e. Penentuan alokasi aset dan pemilihan sekuritas yang optimal, dan asset
rebalancing.
3. Merupakan kombinasi risiko-return yang dikehendaki (karena return yang tinggi
memiliki risiko yang juga tinggi, begitu pula sebaliknya). Kombinasi risiko dan return
dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Apabila suatu portofolio investasi memiliki kombinasi risiko-return di atas rata-
rata (artinya untuk risiko yang sama bisa diperoleh return yang lebih besar),
maka portofolio tersebut lebih bagus.
b. Apabila suatu portofolio investasi memiliki kombinasi risiko-return di bawah rata-
rata (artinya untuk risiko yang sama diperoleh return yang lebih kecil), maka
diperoleh penurunan kinerja portofolio.

D. Pengukuran Risiko Investasi


Pengukuran risiko investasi dinyatakan sebagai berikut :
1. Dilakukan untuk transaksi individu maupun portofolio;
2. Umumnya diukur dengan volatilitas hasil investasi;
3. Tidak selalu kuantitatif;
4. Pendekatan untuk mengukur risiko per jenis investasi adalah dengan menghitung
deviasi standar dari data historis, dan melakukan penyesuaian berdasarkan kondisi
makro ekonomi;
5. Pendekatan untuk mengukur risiko kelas aset dalam portofolio secara keseluruhan
adalah sebagai berikut :
a. Risiko kelas aset dalam portofolio diukur / didekati dengan melakukan
kuantifikasi masing-masing jenis investasi ke dalam kelas risiko sebagai berikut :

Kelas Aset Kelas Risiko


Deposito 3
DOC 3
Saham Bursa 5
Obligasi 4
Saham Penyertaan 5
SPU 3
Reksadana 5
SBI 1
SUN yang dikelompokkan sebagai tersedia untuk 2
dijual
SUN yang dikelompokkan untuk dimiliki hingga jatuh 1
tempo
Tanah bangunan 3

Halaman 18 dari 28
Keterangan :
Kelas
Keterangan Indikasi
Risiko
1 Kecil sekali Pendapatan tetap, tidak ada
risiko gagal bayar dan risiko
perubahan nilai asset
2 Kecil Pendapatan tetap, tidak ada
risiko gagal bayar tetapi ada
risiko perubahan nilai asset
3 Sedang Pendapatan tetap, ada risiko
gagal bayar tetapi ada
jaminan berupa aset khusus
4 Agak besar Pendapatan tetap, ada risiko
gagal bayar dan tidak dijamin
dengan aset khusus
5 Besar Pendapatan tidak tetap, ada
risiko perubahan nilai asset

b. Risiko kelas aset dalam portofolio dinyatakan sebagai penjumlahan tertimbang


(yaitu kelas risiko dikalikan dengan proporsi dari total portofolio dibagi 100%) dari
seluruh kelas aset. Contoh :

Kelas Proporsi Kontribusi


Risiko dalam Risiko
Kelas Aset
Portofolio (%) = {(a) x (b)} x
(a) (b) 100 %
Deposito 3 16.1% 0.48
DOC 3 3.6% 0.11
Saham Bursa 5 4.6% 0.23
Obligasi 4 10.6% 0.42
Saham Penyertaan 5 1.6% 0.08
SPU 3 0.0% 0.00
Reksadana 5 2.2% 0.11
SBI 1 4.4% 0.04
SUN 2 56.1% 1.12
Tanah bangunan 3 0.8% 0.02
Total 100 % 2.61

Sehingga dapat dinyatakan bahwa secara keseluruhan portofolio tersebut


berada dalam kelas risiko 2,61 (dalam skala 1 s/d 5 dapat ditafsirkan sebagai
moderat)

E. Pengontrolan risiko investasi dinyatakan sebagai berikut :


1. Dilakukan dengan menetapkan dan mengkomunikasikan batasan-batasan melalui
kebijakan dan/atau prosedur standar yang mendefinisikan tanggung jawab dan
otoritas;
2. Disesuaikan dengan kondisi dan tingkat toleransi risiko;
3. Kebanyakan risiko investasi dapat dikontrol melalui diversifikasi.

Halaman 19 dari 28
F. PEMANTAUAN RISIKO INVESTASI
Pemantauan risiko investasi merupakan upaya untuk mengevaluasi efektivitas
pengontrolan risiko.
1. Respon terhadap risiko dapat berupa :
a. Penghindaran (Risk Avoidance)
Respon berupa penghindaran terhadap suatu investasi. Dilakukan untuk risiko
yang kemungkinan terjadi dan dampaknya besar.
b. Pengurangan (Risk Reduction)
Respon berupa upaya untuk mengurangi dampak risiko yang mungkin timbul dan
dilakukan untuk risiko yang lebih ringan.
c. Sharing (Risk Sharing)
Respon berupa upaya untuk menanggung bersama dampak risiko yang mungkin
timbul dengan pihak lain, misalkan asuransi dan program perjanjian deposito.
d. Penerimaan (Risk Acceptance)
Respon berupa penerimaan atas risiko yang dilakukan bila risiko masih berada
dalam ambang toleransi.
Respon terhadap risiko ditetapkan berdasarkan kajian untung-rugi dengan
mempertimbangkan ukuran risiko. Ukuran risiko merupakan perkalian antara
kemungkinan terjadinya peristiwa yang menjadi sumber risiko dengan dampak
yang ditimbulkannya.

2. Ukuran kualitatif dari kemungkinan terjadinya peristiwa yang menjadi sumber risiko
adalah :

Level Kemungkinan Keterangan


1 Hampir selalu Hampir selalu terjadi pada kebanyakan
situasi
2 Sering Sering terjadi pada kebanyakan situasi
3 Kadang-kadang Kadang-kadang terjadi
4 Jarang Jarang terjadi
5 Hampir tidak pernah Mungkin terjadi pada situasi yang
diperkecualikan

3. Ukuran kualitatif dari tampak yang ditimbulkan adalah :


Level Dampak Contoh
1 Katastropis Kerugian financial yang sangat besar
2 Mayor Kerugian financial yang besar, kehilangan
kapasitas produksi
3 Moderat Kerugian financial yang cukup besar
4 Minor Kerugian financial yang sedang
5 Tidak berarti Kerugian financial yang sangat kecil

4. Berikut ini adalah matriks assetment / pengukuran risiko menurut kemungkinan dan
dampak yang ditimbulkan :
Risiko Dampak
Katas Tidak
Kemungkinan Mayor Moderat Minor
tropis berarti
Hampir selalu Ekstrim Ekstrim Ekstrim Tinggi Tinggi
Sering Ekstrim Ekstrim Tinggi Tinggi Moderat
Halaman 20 dari 28
Kadang- Ekstrim Ekstrim Tinggi Moderat Rendah
kadang
Jarang Ekstrim Tinggi Moderat Rendah Rendah
Hampir tidak Tinggi Tinggi Moderat Rendah Rendah
pernah

Keterangan :
Risiko ekstrim : memerlukan respon segera
Risiko tinggi : memerlukan perhatian manajemen puncak
Risiko moderat : tanggung jawab manajemen harus ditentukan secara spesifik
Risiko rendah : dikelola dengan prosedur rutin.

Halaman 21 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

MANAJEMEN RISIKO Lampiran :


Nomor :
BAB VIII : PENANGANAN DAN Berlaku tmt :
TINDAK LANJUT Perbaikan ke :
PENGENDALIAN (RESPONS)
RISIKO
A. INVESTASI
Berikut ini adalah resume respon terhadap risiko investasi yang dihadapi Dana
Pensiun XYZ, dimulai dengan identifikasi peristiwa yang menjadi sumber risiko :
Peristiwa Pengukuran Risiko
Yang Menjadi
No Akibat Kemungkinan Ukuran Respon Terhadap
Sumber Dampak
Terjadi Risiko Risiko
Risiko
a. Penetapan
kriteria bank
mitra
b. Pengawasan
kinerja bank
mitra
Penempatan Kadang-
1. Likuidasi bank Mayor Ekstrim c. Penetapan
deposito tidak / kadang
penempatan limit
terlambat kembali
d. Tidak melakukan
penempatan
di atas bunga
penjaminan
e.
a. Kajian atas
peringkat/
prospek emiten
b. Kajian
Emiten
Pokok & bunga peruntukan
obligasi tidak Kadang-
2 obligasi tidak / Mayor Ekstrim obligasi
likuid atau kadang
terlambat bayar c. Diversifika
bangkrut
si portofolio
melalui alokasi
asset

a. Diversifika
si portofolio
melalui alokasi
Pemerintah Pokok dan bunga asset
Hampir tidak
3 tidak likuid atau SUN / SBI tidak / Mayor Rendah (Rebalancing)
pernah
bangkrut terlambat dibayar
b. Pembatas
an prosentase
investasi
a. Diversifikasi
portofolio melalui
alokasi asset
(Penjualan
Suku bunga Selektif)
Harga pasar SUN b. Diversifika
pasar naik
4 dan obligasi turun Mayor Jarang Ekstrim si antara yang
secara
secara signifikan mengacu ke
signifikan
harga pasar dan
yang mengacu
pada harga
perolehan

Halaman 22 dari 28
a. Pemilihan
saham dengan
Kondisi makro IHSG melemah fundamental bagus
memberi menyebabkan sehingga bisa rebound
Kadang- dalam jangka panjang
5 sentiment harga saham dan Moderat Tinggi
kadang b. Pembelian
negatif pada reksadana turun
bursa saham secara signifikan saham dengan P/BV
rendah namun ada
prospek baik kedepan
Harga saham a. Diversifikasi dlm
Emiten saham industri emiten
emiten tersebut
mengalami Kadang- b. Investasi
6 turun Moderat Tinggi
penurunan kadang berdasarkan nilai /
(menyebabkan
kinerja / prospek value perusahaan
potential losss)
a. Penetapan
kriteria FM

Kinerja fund
Nilai investasi b. Pemilihan FM
dalam reksadana Kadang- melalui proses due
7 manager tidak Mayor Esktrim
dan yang di kadang diligence
bagus
outsource kan turun c. Evaluasi kinerja
FM, melalui Evaluasi
Laporan Bulanan
a. Analisa
kelayakan investasi
Bunga dan pokok b. Kredit dijamin
Debitur tidak Kadang-
8 SPU tidak / Moderat Tinggi dengan aset
likuid / bangkrut kadang
terlambat dibayar
c. Penggunaan
escrow account
a. Penerapan
sistem denda
Tenan properti
Target pendapatan Kadang- b. Penerapan sanksi
9 tidak / terlambat Minor Moderat
sewa tidak tercapai kadang operasional
membayar sewa
c. Pemutusan
kontrak
a. Asuransi
Nilai aset turun gedung
10 Force majore Kata tropis Jarang Ekstrim
drastis b. Pemasangan
APK
a. Analisa
kelayakan investasi/
Laporan berkala
Anak Target penerimaan Perusahaan
perusahaan dividen dari saham Kadang- b. Penerapan
11 Moderat Ekstrim kontrak manajemen
tidak untung / penyertaan tidak kadang
likuid tercapai c. Keputusan
jual/ /beli /tahan
berdasarkan kinerja
perusahaan

Filosofi risiko investasi berhubungan erat dengan risk appetite dan risk tolerance.

1. Risk Appetite

Berikut ini adalah pernyataan risk appetite Dana Pensiun :


a. Manajemen Dana Pensiun harus berupaya untuk mematuhi semua batasan
dan larangan investasi yang tercantum dalam :
1) Keputusan Menteri Keuangan;
2) Peraturan Dana Pensiun;
3) Arahan Investasi PENDIRI.
b. Manajemen Dana Pensiun mengutamakan tugas sebagai pengemban
amanat (fiduciary duty) dari peserta manfaat pensiun, sehingga memilih
kombinasi risiko-return yang moderat untuk menghindari risiko kerugian
Halaman 23 dari 28
besar yang menyebabkan Dana Pensiun tidak mampu memenuhi
kewajiban.
c. Manajemen Dana Pensiun mengutamakan investasi jangka panjang
mengingat karakteristik kewajibannya juga berjangka waktu panjang,

sehingga terdapat kesesuaian antara aset dan kewajiban.

d. Untuk meminimalkan risiko, Manajemen Dana Pensiun menyusun alokasi


asset yang terdiversifikasi dalam :
1) Jenis-jenis investasi yang saling berkorelasi rendah untuk
meminimalkan risiko sistematis pasar;
2) Masa jatuh tempo, untuk meminimalkan risiko likuiditas dan risiko suku
bunga;
3) Jenis industri emiten, untuk meminimalkan risiko operasional suatu
industri;
4) Strategi pengelolaan (aktif versus pasif).

2. Risk Tolerance

Berikut ini adalah pernyataan risk tolerance Dana Pensiun :


a. Manajemen Dana Pensiun memberi toleransi pada risiko yang memang
tidak dapat dihindari dalam suatu investasi;

b. Risiko investasi diminimalkan melalui diversifikasi aset, pemilihan sekuritas


dan asset rebalancing yang ditetapkan dalam kebijakan dan prosedur yang
distandarkan, serta hierarki wewenang dan implementasi sistem
pengawasan internal;

c. Toleransi atas cut loss / risiko kerugian investasi ditetapkan sesuai dengan
pertimbangan nilai wajar berdasarkan ekspektasi atas prospek, dengan
syarat :
1) Kajian atas investasi dilakukan bila kerugian potensial
telah mencapai minimal 10% dari nilai investasi. Angka ini bersifat
tentative namun bila terdapat informasi/rumor yang serius tentang
kemerosotan drastis kondisi emiten, kajian dapat dilakukan secepatnya;
2) Keputusan cut loss diserta dengan analisa yang dapat
dipertanggungjawabkan;
3) Keputusan cut loss disertai dengan identifikasi
peristiwa yang menyebabkan kalkulasi bisnis tidak sesuai dengan yang
telah diestimasikan;
4) Keputusan cut loss disertai dengan justifikasi bila tidak
segera dilakukan, maka risiko kerugian akan lebih besar.

B. AKTUARIA

Risiko Aktuaria
Risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan perhitungan Kewajiban Dana
Pensiun, dalam bentuk Valuasi Aktuaria oleh Aktuaris.
Ukuran kecukupan dana untuk Program Pensiun Manfaat Pasti adalah
perbandingan antara jumlah Kekayaan Dana Pensiun dengan jumlah Kewajiban
Aktuaria, yang dinyatakan dalam bentuk Rasio Kecukupan Dana (RKD).
Halaman 24 dari 28
Perhitungan Pendanaan Dana Pensiun yang harus dilakukan dalam bentuk
Valuasi Aktuaria oleh Aktuaris tersebut mengandung Risiko terjadinya
kesalahan, terutama pada sisi Kewajiban Dana Pensiun, dengan jenis-jenis
Risiko dan pengendaliannya sebagai berikut :

1. Risiko Penggunaan Asumsi Aktuaria


Jumlah besarnya Kewajiban Aktuaria tersebut harus dihitung oleh Aktuaris,
dengan menggunakan berbagai Asumsi, yang mungkin saja diperkirakan
secara tidak tepat, sehingga merupakan sumber risiko.

Peranan Aktuaris dalam perhitungan Kewajiban telah diperlukan semenjak


pendirian (awal) DPPK, dimana harus dihitung besarnya Kewajiban Awal
(Initial Liability), Kewajiban Masa Lalu (Past Service Liability) dan
besarnya Iuran (Normal Cost)
Dengan demikian, risiko perhitungan Aktuaria tersebut pada hakekatnya telah
ada dan mungkin timbul sajak awal pendirian DPPK.
Risiko tersebut dapat berupa berbagai perhitungan yang terlalu kecil atau
terlalu besar, yang tidak menggambarkan dengan tepat jumlah Kewajiban,
yang pada akhirnya akan mengacaukan perhitungan Kekayaan yang harus
tersedia.
Apabila hal tersebut terjadi terus menerus dan tidak disadari serta tidak
dilakukan perbaikan, akan mengakibatkan kesalahan dan kekeliruan
perhitungan serta penyediaan dana oleh Pendiri.
Akibat lebih lanjut adalah kemungkinan tidak akan dapat terpenuhinya
pemenuhan kecukupan dana, disamping masalah-masalah yang mungkin
timbul berkenaan dengan pembayaran Manfaat Pensiun.
Untuk itu, Pendiri (Pemberi Kerja) dan Pengurus Dana Pensiun harus dapat
dengan baik mengendalikan asumsi-asumsi tersebut. Sehingga semuanya
mendekati kenyataan yang ada.
Asumsi-asumsi Aktuaria tersebut meliputi antara lain :
a. Tingkat bunga teknis yang digunakan;
b. Tingkat perkiraan kenaikan gaji;
c. Turn over kepesertaan;
d. Perubahan-perubahan peraturan yang tidak diperkirakan sebelumnya.

2. Risiko Penggunaan Tabel Aktuaria


Perhitungan Valuasi Aktuaria juga harus dilakukan dengan menggunakan
berbagai tabel, yang pada umumnya diperlukan dalam menghitung Nilai
Sekarang Manfaat Pensiun atau Kewajiban per individu Peserta atau
Pensiunan.
Penggunaan Tabel ini juga sangat peka pengaruhnya pada kebenaran
perhitungan jumlah Kewajiban Dana Pensiun.
Sehubungan dengan itu, penetapan penggunaan berbagai Tabel harus benar-
benar diperhatikan dan senantiasa disesuaikan dengan kenyataan dan
Pedoman / Kebijakan yang telah ditetapkan.
Tabel-tabel tersebut antara lain :
a. Tabel mortalita;
b. Tabel Nilai Sekarang;
c. Tabel Faktor Pengurang (Discount Factor).

3. Risiko Informasi dan Data Kepesertaan


Unsur-unsur dalam Valuasi Aktuaria yang juga mengandung Risiko
Halaman 25 dari 28
Pendanaan adalah berbagai data dan informasi yang kebenaran, keakuratan
dan transparansinya sangat penting dan harus senantiasa dijaga.
Mengingat cakupan perhitungan waktu yang panjang dalam perhitungan

Kewajiban Aktuaria, perbedaan dan kesalahan yang kecil pada data dan
informasi akan membawa dampak besar dalam hasil perhitungan.
Untuk memperoleh hasil perhitungan Aktuaria yang benar dan setepat
mungkin, Dana pensiun harus memelihara secara teratur dan tertib
serta menjaga akurasi data yang antara lain terdiri dari :
a. Jumlah Peserta dan Pensiunan;
b. Struktur usia Peserta secara keseluruhan;
c. Data kematian Peserta akibat sakit;
d. Data kematian Peserta akibat kecelakaan;
e. Data kelahiran;
f. Data promosi;
g. Data demosi;
h. Data turnover Peserta Aktif (Karyawan);
i. Data peserta baru;
j. Data Peserta/Karyawan/Janda/Duda/Anak;
k. Struktur gaji Peserta;
l. Perobahan gaji Peserta baik akibat promosi, maupun berkala ataupun
kenaikan;
m. Tingkat bunga pasar;
n. Tingkat inflasi.

4. Lebih lanjut, berkaitan dengan Pengelolaan Risiko Aktuaria ini, beberapa hal
harus mendapatkan perhatian dari semua jajaran Dana Pensiun yang terkait,
sebagai berikut;
a. Peranan dari Bagian Pendanaan dan Kepersertaan sangat menentukan
didalam pemeliharaan dan ketertiban berbagai data tersebut diatas;
b. Komunikasi dan kerjasama yang baik harus dibina dan dipelihara terus
menerus dengan Pendiri (Pemberi Kerja), berkaitan dengan
penyampaian data, informasi dan setiap perubahan yang terjadi;
c.Demikian juga komunikasi dan lalu lintas informasi dengan Peserta,
berkenaan dengan terjadinya perubahan susunan keluarga, kepindahan
jabatan, kenaikan gaji dan sebagainya;
d. Penyelenggaraan sistim pencatatan dan Akuntansi yang baik, transparan
dan dapat dipercaya mutlak diperlukan.

C. Pengelolaan Risiko Pendanaan (Risiko Finansial)


Risiko Pendanaan Dana Pensiun adalah semua Risiko yang dapat mengancam
dan apabila terrealisir akan berupa kerugian (penurunan) atas kemampuan
Finansial Dana Pensiun.
Dengan kata lain, semua Kekayaan dan Kewajiban Dana Pensiun yang telah
ada, yang telah dikuasai dan dicatat sebagai Aktiva dan Pasiva Dana Pensiun,
maupun yang akan dikuasasi, setiap saat menghadapi Risiko Finansial.
Risiko Pendanaan sangat penting artinya dan pada dasarnya merupakan Risiko
Induk bagi Dana Pensiun, mengingat kegiatan pokok Dana Pensiun yang
berkaitan dengan pencapaian kecukupan pendanaan bagi Program Pensiun.
Apapun yang telah terbentuk menjadi kemampuan Dana Pensiun untuk
memenuhi kewajiban pendanaannya, sedapat mungkin harus dapat
Halaman 26 dari 28
dipertahankan untuk tidak mengalami kerugian, bahkan selalu berkembang dan
menambah/memperbesar Kekayaan Dana Pensiun.

Risiko Pendanaan yang berkaitan dengan kegiatan Dana Pensiun, antara lain
terdiri dari :
1. Risiko Penerimaan dan Penggunaan Dana;
2. Risiko Likuiditas;
3. Risiko Inflasi;
4. Risiko Devaluasi (perubahan Nilai Tukar);
5. Risiko Suku Bunga;
6. Risiko Biaya Operasional.

Berbagai Risiko Pendanaan tersebut merupakan ancaman bagi Dana


Pensiun, berkaitan dengan kemungkinan menurunnya Rasio Kecukupan Dana,
baik karena menurunnya jumlah Kekayaan disatu sisi, maupun kenaikan
Kewajiban disisi yang lain.

Halaman 27 dari 28
PEDOMAN TATA KELOLA

Lampiran :
MANAJEMEN RISIKO Nomor :
Berlaku tmt :
Perbaikan ke :
BAB IX : PENUTUP

1. Pedoman Tata Kelola Manajemen Risiko dibuat mengacu pada perundangan,


peraturan dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Regulator, serta Pedoman
Induk Tata Kelola Dana Pensiun dan ketentuan lainnya yang masih berlaku
terhadap pengelolaan Dana Pensiun;
2. Untuk lebih memperlancar pelaksanaan ketentuan butir 1 (satu) diatas, setiap
Pelaksana Pengelola Manajemen Risiko harus membaca dan memahami
Pedoman Tata Kelola Manajemen Risiko;
3. Hal-hal yang belum atau belum cukup diatur dalam Pedoman Tata Kelola
Manajemen Risiko, akan ditetapkan dengan keputusan Pengurus Dana
Pensiun;
4. Dengan diterapkan Pedoman Manajemen Risiko diharapkan akan memberikan
acuan bagi Pekerja dalam pelaksanaan kegiatan kearsipan, sehingga dapat
berkontribusi secara aktif, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan dari
penyelenggaraan Dana Pensiun.

Jakarta, 28 Desember 2007

DANA PENSIUN XYZ


PENGURUS,

Presiden Direktur

Direktur Keuangan & Investasi Direktur Administrasi & Kepensiunan

Halaman 28 dari 28

Anda mungkin juga menyukai