Anda di halaman 1dari 14

Rufaida Mudrika

1102013259
Tugas Mandiri Skenario 1

1. Memahami dan menjelaskan dokter keluarga


1.1 Definisi
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga,
ia tidak hanya memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi
sebagai bagian dari unit keluarga dan tidak hanya menanti secraa pasif,
tetapi bila perlu aktif mengunjungi penderita atau keluarganya. (Ikatan
Dokter Indonesia, 1982).

1.2 Sejarah
Meningkatnya Perkembang sepsialisasi dan sub-spesialisasi >
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan; menurunnya angka kesakitan,
angka cacat dan angka kematian > namun, timbul masalah yaitu,
berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum.
Penyebabnya :
1. Karena makin menurunkannya harga diri seorang dokter umum
dibandingkan dengan dokter spesialis.
2. Karena makin kesempatan memperdalam pengetahuan dan
keterampilan sebagai dokter umum dibandingkan dengan dokter
spesialis.
3. Karena makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibandingkan
dengan dokter spesialis.
Menyebabkan :
1. Sub-sistem pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented health
services), amat tergantung pada berbagai peralatan kedokteran canggih serta
cenderung mengorganisir pelayanan kesehatan yang lebih majemuk.
Keadaan yang seperti ini tentu merugikan masyarakat, karena masyarakat
akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(comprehensive health services) > hubungan dokter pasien menjadi
renggang. sering ditemukan perhatian dokter hanya terhadap keluhan yng
disampaikan, bukan terhadap diri penderita secara kseluruhan.
2. Sub-sistem pembiayaan kesehatan
Biaya kesehatan menjadi meningkat. peningkatan biaya kesehatan
tersebut bukan saja karena telah dipergunakannya berbagai peralatan
canggih, tetapi juga karena pelayanan kesehatan tersebut telah berkotak-
kotak. Akibatnya pemeriksaan kedokteran yang sama sering dilakukan
berulang-ulang, sehingga memberatkan pasien.
Jalan keluar :
The America Academy of General Practice menyelenggarakan
berbagai program pendidikan tambahan untuk dokter umum, mengusahakan
hubungan prakter dokter umum dengan rumah sakit. hasil yang diperoleh
cukup baik karena secara bertahap berbagai ketinggalan yang dimiliki oleh
dokter umum dpata diatasi.
Pada tahun 1057, dalam rangka lebih meningkatkan bobot dan nilai
pelayanan kesehatan yang menyeluruh tersebut th amarican medical
association menyusun suatu rancangan pendidikan khusus yang bersifat ebih
forml. dokter keluarga dipandang sebagai salah satu dokter spesialis. (Azwar,
1996).

2. Memahami dan menjelaskan standar dan prinsip dokter keluarga


Batasan
Batasan pelayanan dokter keluarga banyak macamnya. Dua di
antaranya yang dipandang cukup penting adalah:
1. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh yang memusatkan pelayanannya kepada keluarga sebagai
suatu unit, dimana tanggung jawab dokter terhadap pelayanan
kesehatan tidak dibatasi oleh golongan umur atau jenis kelamin pasien,
juga tidak oleh organ tubuh atau jenis penyakit tertentu saja (The
American Academy of Family Physician, 1969).
2. Pelayanan dokter keluarga adalah pelayanan spesialis yang luas yang
bertitik tolak dari suatu pokok ilmu yang dikembangkan dari berbagai
disiplin ilmu lainnya terutama ilmu penyakit dalam, ilmu kesehatan anak,
ilmu kebidanan dan kandungan, ilmu bedah serta ilmu kedokteran jiwa,
yang secara keseluruhan membentuk kesatuan yang terpadu, diperkaya
dengan ilmu perilaku, biologi dan ilmu - ilmu klinik, dan karenanya
mampu mempersiapkan dokter untuk mempunyai peranan yang unik
dalam menyelenggarakan penatalaksanaan pasien, penyelesaian
masalah, pelayanan konseling, serta dapat bertindak sebagai dokter
pribadi yang mengkoordinasikan seluruh pelayanan kesehatan (The
American Academy of Family Physician, 1969).
Kedua batasan ini sekalipun dikemukakan oleh satu organisasi
yang sama, yakni The American Academy of Family Physician,
rumusannya tidaklah sama. Rumusan yang pertama, karena menunjuk
pada karakteristik pelayanan, lebih ditujukan untuk kepentingan
penyelenggaraan pelayanan. Sedangkan rumusan yang kedua, karena
lebih menunjuk pada penerapan disiplin ilmu, lebih ditujukan untuk
kepentingan pendidikan dan pelatihan. Pelaksana pelayanan dokter
keluarga adalah dokter keluarga (family doctor, family physician).

STANDAR KOMPETENSI DOKTER KELUARGA


Perbedaan garis kompetensi yang tegas antara Dokter Keluarga
dengan Dokter yang melaksanakan pelayanan dengan pendekatan
kedokteran keluarga, memang sangat sulit dilakukan. Namun demi
kepentingan pasien, dokter yang bekerja di pelayanan primer diharapkan
memiliki kemampuan untuk melaksanakan prinsip prinsip pelayanan
dokter keluarga.
Prinsip prinsip pelayanan dokter keluarga di Indonesia mengikuti
anjuran WHO dan WONCA yang mencantumkan prinsip prinsip ini dalam
banyak terbitannya. Prinsip prinsip ini juga merupakan simpulan untuk
dapat meningkatkan kualitas layanan dokter primer dalam melaksanakan
pelayanan kedokteran. Prinsip prinsip pelayanan/pendekatan kedokteran
keluarga adalah memberikan/mewujudkan :
1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari
keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan
lingkungan tempat tinggalnya
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
9. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu.
Dengan melihat pada prinsip pelayanan yang harus dilaksanakan,
maka disusun kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang dokter untuk
dapat disebut menjadi dokter keluarga.

Kompetensi dokter keluarga seperti yang tercantum dalam Standar


Kompetensi Dokter Keluarga yang disusun oleh Perhimpunan Dokter
Keluarga Indonesia tahun 2006 adalah :
1. Kompetensi Dasar
a. Ketrampilan Komunikasi Efektif
b. Ketrampilan Klinik Dasar
c. Ketrampilan menerapkan dasar dasar ilmu biomedik, ilmu klinik, ilmu
perilaku, dan epidemiologi dalam praktek kedokteran keluarga
d. Ketrampilan pengelolaan masalah kesehatan pada individu, keluarga
ataupun masyarakat dengan cara yang komprehensif, holistik,
berkesinambungan, terkoordinir, dan bekerja sama dalam konteks Pelayanan
Kesehatan Primer
e. Memanfaaatkan, menilai secara kritis, dan mengelola informasi
f. Mawas diri dan pengembangan diri / belajar sepanjang hayat
g. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik.
2. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Utama
a. Bedah
b. Penyakit Dalam
c. Kebidanan dan Penyakit Kandungan
d. Kesehatan Anak
e. THT
f. Mata
g. Kulit dan Kelamin
h. Psikiatri
i. Saraf
j. Kedokteran Komunitas
3. Ketrampilan Klinis Layanan Primer Lanjut
a. Ketrampilan melakukan health screening
b. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium lanjut
c. Membaca hasil EKG
d. Membaca hasil USG
e. BTLS, BCLS, dan BPLS
4. Ketrampilan Pendukung
a. Riset
b. Mengajar kedokteran keluarga
5. Ilmu dan Ketrampilan Klinis Layanan Primer Cabang Ilmu Pelengkap
a. Semua cabang ilmu kedokteran lainnya
b. Memahami dan menjembatani pengobatan alternatif
6. Ilmu dan Ketrampilan Manajemen Klinik
a. Manajemen klinik dokter keluarga
Standar Kompetensi Dokter Keluarga menurut Deklarasi WONCA
WHO tahun 2003 meliputi :
1. Melaksanakan asuhan bagi pasien dalam kelompok usia tertentu
a. Bayi baru lahir
b. Bayi
c. Anak
d. Remaja
e. Dewasa
f. Wanita hamil dan menyusui
g. Lansia wanita dan pria
2. Mengintegrasikan komponen asuhan komprehensif
a. Memahami epidemiologi penyakit
b. Melakukan anamnesis dan pemeriksaan jasmani secara memadai
c. Memahami ragam perbedaan faali dan metabolisme obat
d. Menafsirkan hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi
e. Menyelenggarakan penilaian risiko khusus usia tertentu
f. Menyelenggarakan upaya pencegahan, penapisan, dan panduan serta
penyuluhan gizi
g. Memahami pokok masalah perkembangan normal
h. Menyelenggarakan konseling psikologi dan perilaku
i. Mengkonsultasikan atau merujuk pasien tepat pada waktunya bila
diperlukan j. Menyelenggarakan layanan paliatif dan jelang ajal.
k. Menjunjung tinggi aspek etika pelayanan kedokteran
3. Mengkoordinasikan layanan kesehatan
a. Dengan keluarga pasien :
1) Penilaian keluarga
2) Menyelenggarakan pertemuan keluarga (pasien)
3) Pembinaan dan konseling keluarga
b. Dengan masyarakat :
1) Penilaian kesehatan masyarakat dan epidemiologi
2) Pemeriksaan / penilaian masyarakat
3) Mengenali dan memanfaatkan sumber daya masyarakat
4) Program pencegahan dan pendidikan bagi masyarakat
5) Advokasi / pembelaan kepentingan kesehatan masyarakat
4. Menangani masalah masalah kesehatan yang menonjol
a. Kelainan alergik
b. Anestesia dan penanganan nyeri
c. Kelainan yang mengancam jiwa dan kegawatdaruratan
d. Kelainan kardiovaskular
e. Kelainan kulit
f. Kelainan mata dan telinga
g. Kelainan saluran cerna
h. Kelainan perkemihan dan kelamin
i. Kelainan obstetrik dan ginekologi
j. Penyakit infeksi k. Kelainan muskuloskeletal
l. Kelainan neoplastik
m. Kelainan neurologi
n. Psikiatri
5. Melaksanakan profesi dalam tim penyedia kesehatan
a. Menyusun dan menggerakkan tim
b. Kepemimpinan
c. Ketrampilan manajemen praktik
d. Pemecahan masalah konflik
e. Peningkatan kualitas
(Ikatan Dokter Indonesia, Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
Indonesia, Kolegium Ilmu Kedokteran Keluarga Indonesia, 2007).
3. Memahami dan menjelaskan peran dan kompetensi dokter keluarga
4. Memahami dan menjelaskan ruang lingkup pelayanan dilayanan primer
1. Kegiatan yang Dilaksanakan Ruang lingkup pertama dari pelayanan
dokter keluarga adalah yang menyangkut kegiatan yang dilaksanakan.
Kegiatan yang dimaksudkan di sini adalah pelayanan yang
diselenggarakan. Berbeda dengan pelayanan yang diselenggarakan
oleh berbagai spesialisasi kedokteran lainnya, pelayanan yang
diselenggarakan oleh dokter keluarga harus memenuhi satu syarat
pokok. Syarat pokok di sini adalah pelayanan kedokteran yang
menyeluruh (comprehensive medical services). Dokter keluarga yang
menyelenggarakan pelayanan kedokteran yang tidak menyeluruh
bukanlah dokter keluarga yang baik. Dengan ruang lingkup yang
seperti ini jelaslah untuk dapat menyelenggarakan pelayanan dokter
keluarga yang baik, perlulah dipahami dahulu apa yang dimaksud
dengan pelayanan kedokteran yang menyeluruh tersebut.
2. Sasaran Pelayanan
Ruang lingkup kedua dari pelayanan dokter keluarga adalah
yang menyangkut sasaran, yakni kepada siapa pelayanan dokter
keluarga tersebut ditujukan. Sesuai dengan batasan yang dimiliki,
sasaran yang dimaksudkan di sini adalah keluarga sebagai satu unit.
Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, pengertian
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami,
isteri atau suami, isteri, dan anak, atau ayah dan anak atau ibu dan
anak. Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat mempunyai nilai
strategis dalam pembangunan kesehatan, karena setiap masalah
individu merupakan masalah keluarga dan sebaliknya. Kesehatan
keluarga meliputi kesehatan suami, isteri, anak, dan anggota keluarga
lainnya (UU No.23 tahun 1992).
Kasus kesehatan dari setiap individu perlu pendekatan secara
holistik (menyeluruh). Selain individu sebagai obyek kasus, juga
individu sebagai seorang manusia yang terkait dengan aspek fisik
(biologis), psikologis, sosial, dan kultural serta lingkungan. Masalah
kesehatan individu merupakan suatu komponen dari sistem
pemeliharaan kesehatan dari individu yang bersangkutan, individu
sebagai bagian dari keluarga, dan sebagai bagian dari masyarakat
yang meliputi aspek biomedis, psikologis, aspek pengetahuan, sikap
dan perilaku, aspek sosial dan lingkungan (Dinkes Propinsi Jawa
Tengah, 2004).
Saparinah Sadli (1982) menggambarkan hubungan individu
dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi sebagai berikut :

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok,


terutama kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka
kemungkinan untuk dipengaruhi atau mempengaruhi anggota -
anggota kelompok lain. Oleh karena pada setiap kelompok senantiasa
berlaku aturan - aturan dan norma - norma sosial tertentu, maka
perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di dalam
suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut
terhadap masalah - masalah kesehatan. (Notoatmodjo, 2003). Adapun
kita ketahui ada sembilan fungsi keluarga, yaitu :

a. Fungsi holistik
Fungsi holistik adalah fungsi keluarga yang meliputi fungsi biologis,
fungsi psikologi, dan fungsi sosial ekonomi. Fungsi biologis
menunjukkan apakah di dalam keluarga tersebut terdapat gejala
gejala penyakit yang menurun (herediter), penyakit menular, maupun
penyakit kronis. Fungsi psikologis menunjukkan bagaimana hubungan
antara anggota keluarga, apakah keluarga tersebut dapat
memecahkan masalah bersama. Fungsi sosio-ekonomi menunjukkan
bagaimana kondisi ekonomi keluarga, dan peran aktif keluarga dalam
kehidupan sosial bermasyarakat.
b. Fungsi fisiologis
Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau
dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya
dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi : 1)
Adaptation : kemampuan anggota keluarga tersebut beradapatasi
dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan
saran dari anggota keluarga yang lain.
2) Partnership : menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling
mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami
oleh keluarga tersebut.
3) Growth : menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal hal
baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
4) Affection : menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi
antar anggota keluarga.
5) Resolve : menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga
yang lain.
Skor untuk masing masing kategori adalah :
0 = jarang / tidak sama sekali
1 = kadang kadang
2 = sering / selalu Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu nilai rata
rata 5 kurang,
6 7 cukup,
dan 8 10 adalah baik.
c. Fungsi patologis
Fungsi patologis keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM score
dengan rincian sebagai berikut :
1) Social (melihat bagaimana interaksi dengan tetangga sekitar)
2) Culture (melihat bagaimana kepuasan keluarga terhadap budaya,
tata krama, dan perhatian terhadap sopan santun)
3) Religious (melihat ketaatan anggota keluarga dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agamanya)
4) Economic (melihat status ekonomi anggota keluarga)
5) Educational (melihat tingkat pendidikan anggota keluarga)
6) Medical (melihat apakah anggota keluarga ini mampu
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai).
d. Fungsi hubungan antarmanusia
Menunjukkan baik atau tidaknya hubungan atau interaksi antar
anggota keluarga (Interaksi dua arah baik digambarkan dengan garis
penuh, tidak baik digambarkan dengan garis putus putus).
e. Fungsi keturunan (genogram)
Fungsi keturunan (genetik) dinilai dari genogram keluarga.
Menunjukkan adanya penyakit keturunan ataukah penyakit menular
dalam keluarga. Apabila keduanya tidak ditemukan, berarti dalam
keadaan baik.
f. Fungsi perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan)
Fungsi perilaku meliputi pengetahuan tentang kesehatan, sikap sadar
akan pentingnya kesehatan, dan tindakan yang mencerminkan pola
hidup sehat.
g. Fungsi nonperilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan,
keturunan)
Fungsi nonperilaku meliputi lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan meliputi :
1) Kepedulian memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan
2) Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
3) Jarak dengan Puskesmas / Rumah Sakit
h. Fungsi indoor
Fungsi indoor ini menunjukkan gambaran lingkungan dalam rumah
apakah telah memenuhi syarat syarat kesehatan. Penilaian meliputi
lantai, dinding , ventilasi, pencahayaan, sirkulasi udara, sumber air
bersih, jarak jamban dengan rumah, serta pengelolaan sampah dan
limbah.
i. Fungsi outdoor
Menunjukkan gambaran lingkungan luar rumah apakah telah
memenuhi syarat syarat kesehatan, misalnya jarak rumah dengan
jalan raya, tingkat kebisingan, serta jarak rumah dengan sungai dan
tempat pembuangan sampah umum.
Pelayanan dokter keluarga yang tidak memperhatikan
kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan,
tidak memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi
terhadap keluarga, dan ataupun tidak memperhatikan pengaruh
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap
anggota keluarga, bukanlah pelayanan dokter keluarga yang baik.
Kedua ruang lingkup ini saling terkait, yang secara sederhana dapat
dibedakan dalam bagan sebagai berikut :
(Arsita, 1992)
Daftar Pustaka
Azwar, Azrul 1996: Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga; Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
Prasetyawati, Arsita Eka. 1992. Kedokteran Keluarga dan wawasannya.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Page 1., pp.1-45.

Anda mungkin juga menyukai