1102013259
Tugas Mandiri Skenario 1
1.2 Sejarah
Meningkatnya Perkembang sepsialisasi dan sub-spesialisasi >
meningkatnya mutu pelayanan kesehatan; menurunnya angka kesakitan,
angka cacat dan angka kematian > namun, timbul masalah yaitu,
berkurangnya minat dokter menyelenggarakan pelayanan dokter umum.
Penyebabnya :
1. Karena makin menurunkannya harga diri seorang dokter umum
dibandingkan dengan dokter spesialis.
2. Karena makin kesempatan memperdalam pengetahuan dan
keterampilan sebagai dokter umum dibandingkan dengan dokter
spesialis.
3. Karena makin buruknya kondisi kerja dokter umum dibandingkan
dengan dokter spesialis.
Menyebabkan :
1. Sub-sistem pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented health
services), amat tergantung pada berbagai peralatan kedokteran canggih serta
cenderung mengorganisir pelayanan kesehatan yang lebih majemuk.
Keadaan yang seperti ini tentu merugikan masyarakat, karena masyarakat
akan sulit mendapatkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh
(comprehensive health services) > hubungan dokter pasien menjadi
renggang. sering ditemukan perhatian dokter hanya terhadap keluhan yng
disampaikan, bukan terhadap diri penderita secara kseluruhan.
2. Sub-sistem pembiayaan kesehatan
Biaya kesehatan menjadi meningkat. peningkatan biaya kesehatan
tersebut bukan saja karena telah dipergunakannya berbagai peralatan
canggih, tetapi juga karena pelayanan kesehatan tersebut telah berkotak-
kotak. Akibatnya pemeriksaan kedokteran yang sama sering dilakukan
berulang-ulang, sehingga memberatkan pasien.
Jalan keluar :
The America Academy of General Practice menyelenggarakan
berbagai program pendidikan tambahan untuk dokter umum, mengusahakan
hubungan prakter dokter umum dengan rumah sakit. hasil yang diperoleh
cukup baik karena secara bertahap berbagai ketinggalan yang dimiliki oleh
dokter umum dpata diatasi.
Pada tahun 1057, dalam rangka lebih meningkatkan bobot dan nilai
pelayanan kesehatan yang menyeluruh tersebut th amarican medical
association menyusun suatu rancangan pendidikan khusus yang bersifat ebih
forml. dokter keluarga dipandang sebagai salah satu dokter spesialis. (Azwar,
1996).
a. Fungsi holistik
Fungsi holistik adalah fungsi keluarga yang meliputi fungsi biologis,
fungsi psikologi, dan fungsi sosial ekonomi. Fungsi biologis
menunjukkan apakah di dalam keluarga tersebut terdapat gejala
gejala penyakit yang menurun (herediter), penyakit menular, maupun
penyakit kronis. Fungsi psikologis menunjukkan bagaimana hubungan
antara anggota keluarga, apakah keluarga tersebut dapat
memecahkan masalah bersama. Fungsi sosio-ekonomi menunjukkan
bagaimana kondisi ekonomi keluarga, dan peran aktif keluarga dalam
kehidupan sosial bermasyarakat.
b. Fungsi fisiologis
Fungsi fisiologis keluarga diukur dengan APGAR score. APGAR score
adalah skor yang digunakan untuk menilai fungsi keluarga ditinjau
dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya
dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi : 1)
Adaptation : kemampuan anggota keluarga tersebut beradapatasi
dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan
saran dari anggota keluarga yang lain.
2) Partnership : menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling
mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami
oleh keluarga tersebut.
3) Growth : menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal hal
baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
4) Affection : menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi
antar anggota keluarga.
5) Resolve : menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga
yang lain.
Skor untuk masing masing kategori adalah :
0 = jarang / tidak sama sekali
1 = kadang kadang
2 = sering / selalu Terdapat tiga kategori penilaian, yaitu nilai rata
rata 5 kurang,
6 7 cukup,
dan 8 10 adalah baik.
c. Fungsi patologis
Fungsi patologis keluarga dinilai dengan menggunakan SCREEM score
dengan rincian sebagai berikut :
1) Social (melihat bagaimana interaksi dengan tetangga sekitar)
2) Culture (melihat bagaimana kepuasan keluarga terhadap budaya,
tata krama, dan perhatian terhadap sopan santun)
3) Religious (melihat ketaatan anggota keluarga dalam menjalankan
ibadah sesuai dengan ajaran agamanya)
4) Economic (melihat status ekonomi anggota keluarga)
5) Educational (melihat tingkat pendidikan anggota keluarga)
6) Medical (melihat apakah anggota keluarga ini mampu
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai).
d. Fungsi hubungan antarmanusia
Menunjukkan baik atau tidaknya hubungan atau interaksi antar
anggota keluarga (Interaksi dua arah baik digambarkan dengan garis
penuh, tidak baik digambarkan dengan garis putus putus).
e. Fungsi keturunan (genogram)
Fungsi keturunan (genetik) dinilai dari genogram keluarga.
Menunjukkan adanya penyakit keturunan ataukah penyakit menular
dalam keluarga. Apabila keduanya tidak ditemukan, berarti dalam
keadaan baik.
f. Fungsi perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan)
Fungsi perilaku meliputi pengetahuan tentang kesehatan, sikap sadar
akan pentingnya kesehatan, dan tindakan yang mencerminkan pola
hidup sehat.
g. Fungsi nonperilaku (Lingkungan, pelayanan kesehatan,
keturunan)
Fungsi nonperilaku meliputi lingkungan dan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan meliputi :
1) Kepedulian memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan
2) Ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan
3) Jarak dengan Puskesmas / Rumah Sakit
h. Fungsi indoor
Fungsi indoor ini menunjukkan gambaran lingkungan dalam rumah
apakah telah memenuhi syarat syarat kesehatan. Penilaian meliputi
lantai, dinding , ventilasi, pencahayaan, sirkulasi udara, sumber air
bersih, jarak jamban dengan rumah, serta pengelolaan sampah dan
limbah.
i. Fungsi outdoor
Menunjukkan gambaran lingkungan luar rumah apakah telah
memenuhi syarat syarat kesehatan, misalnya jarak rumah dengan
jalan raya, tingkat kebisingan, serta jarak rumah dengan sungai dan
tempat pembuangan sampah umum.
Pelayanan dokter keluarga yang tidak memperhatikan
kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai satu kesatuan,
tidak memperhatikan pengaruh masalah kesehatan yang dihadapi
terhadap keluarga, dan ataupun tidak memperhatikan pengaruh
keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapi oleh setiap
anggota keluarga, bukanlah pelayanan dokter keluarga yang baik.
Kedua ruang lingkup ini saling terkait, yang secara sederhana dapat
dibedakan dalam bagan sebagai berikut :
(Arsita, 1992)
Daftar Pustaka
Azwar, Azrul 1996: Pengantar Pelayanan Dokter Keluarga; Yayasan
Penerbitan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.
Prasetyawati, Arsita Eka. 1992. Kedokteran Keluarga dan wawasannya.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Page 1., pp.1-45.