Anda di halaman 1dari 9

Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm.

9 - 16

Pengaruh Perlakuan Panas terhadap Struktur Mikro dan


Ketahanan Korosi Baja Tahan Karat Martensitik 13Cr-1Mo

The Influence of Heat Treatment on Microstructure and Corrosion


Resistance of 13Cr-1Mo Martensitic Stainless Steel
Siska Prifiharni,1 Moch. Syaiful Anwar,2 dan Efendi Mabruri3
1-3
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material-LIPI
Gedung 470, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan
1
E-mail :sprifiharni@gmail.com

ARTICLE INFO abstract


Article history Marternsitic stainless steels have been extensively used for turbin
Received date: blade. Their properties can be improved in various ways, such as by
15 Maret 2016 heat treatment. This paper aims to investigate the influence of heat
Received in revised form date: treatment on microstructure and corrosion resistance in martensitic
24 Maret 2016 stainless steel 13Cr-1Mo. Samples were austenitized at 950 C,
Accepted date: 1.000 C, 1.050 C, 1.100 C, and tempered at 600 C. Austenitized
29 April 2016 sample at 1.050 C were subsquently tempered at 300 C, 400 C, 500 C,
Available online date: 550 C, 600 C, 650 C, and 700 C. The tests consist of metallographic
31 Mei 2016 observation which was conducted by using an optical microscope, and
corrosion tests which were conducted by using 3,5% NaCl solution. The
results show evolution of mictrostructure in martensitic stainless steel
13Cr-1Mo after heat treatment. The microstructure formed consists of
tempered martensite, delta ferrite, retained austenite, and carbides. The
presence of carbides can also affect corrosion resistance, which will
increase along with the increase of tempering temperature due to the
increased content of Cr in the carbides. The highest value corrosion
resistance was obtained at austenitizing temperature of 1.050 C and
tempering temperature of 600 C.
Keywords: Heat treatment, Corrosion resistance, Carbides, Martensitic
stainless steel

Kata kunci: abstrak


Perlakuan panas Baja tahan karat martensitik biasa digunakan untuk aplikasi pada
Ketahanan korosi turbin blade. Perilaku baja tahan karat jenis ini dapat diperbaiki dengan
Karbida berbagai cara, salah satunya dengan cara perlakuan panas. Penelitian ini
Baja tahan karat martensitik bertujuan untuk mengetahui perubahan struktur mikro dan ketahanan
korosi yang terjadi pada baja tahan karat martensitik 13Cr-1Mo setelah
dilakukan perlakuan panas. Perlakuan panas yang dilakukan meliputi
austenitisasi pada suhu 950 C, 1.000 C, 1.050 C, dan 1.100 C pada
suhu temper 600 C. Pada suhu austenitisasi 1.050 C dilakukan temper
pada suhu 300 C, 400 C, 500 C, 550 C, 600 C, 650 C, dan 700 C.
Pengujian yang dilakukan yaitu uji metalografi dengan menggunakan
mikroskop optik dan pengujian korosi yang dilakukan dengan
menggunakan media larutan 3,5% NaCl. Hasil yang didapat menunjukan
perubahan struktur mikro pada baja tahan karat martensitik 13Cr-1Mo
setelah dilakukan perlakuan panas. Struktur mikro yang muncul setelah
dilakukan perlakuan panas terdiri dari martensit, delta ferite, austenit
sisa, dan karbida. Adanya karbida juga dapat mempengaruhi ketahanan
korosi, dimana ketahanan korosi akan semakin meningkat dengan
bertambahnya suhu temper akibat meningkatnya kandungan Cr pada
karbida. Nilai ketahanan korosi yang paling tinggi didapat pada suhu
austenisasi 1.050C dan suhu temper 600 C.

2016 Widyariset. All rights reserved

DOI 9
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 9 - 16

PENDAHULUAN Efek temperatur austenitisasi terhadap


Baja tahan karat martensitik 13Cr-1Mo struktur mikro dan sifat mekanik telah di-
digunakan untuk komponen manufaktur, jelaskan di beberapa penelitian. Temperatur
karena memiliki sifat mekanik tinggi dan austenitisasi mengontrol pemisahan unsur
ketahanan korosi yang cukup baik, yang paduan antara austenit dan karbida pada
dapat diaplikasikan pada suhu rendah mau- suhu tinggi, serta mengakibatkan terja-
pun suhu tinggi. Sifat baja tahan karat jenis dinya transformasi martensit, ukuran butir,
ini dapat diubah dengan cara perlakuan kekerasan, dan austenit sisa pada kondisi
panas. Baja ini cocok untuk digunakan quenching. Temperatur austenitisasi yang
pada aplikasi turbin blade pada aplikasi lebih tinggi akan meningkatkan kelarutan
sistem turbin uap (Isfahany, Saghafian, karbida dan menurunnya berat jenis karbi-
and Borhani 2011; Park and Park 2007; da seiring dengan peningkatan temperatur
Chakraborty et al. 2015; Taji, Moayed, austenitisasi. Kelarutan karbida selama
and Mirjalili 2015). Akan tetapi, sering austenitisasi memengaruhi ukuran butir
ditemukan kegagalan pada turbin blade austenit. Peningkatan suhu austenitisasi
dikarenakan interaksi dengan lingkungan juga akan meningkatkan kehadiran austenit
pada saat turbin uap dioperasikan. Korosi sisa (Andrs et al. 1998).
adalah penyebab terbesar kegagalan yang Menurut penelitian yang telah dilaku-
terjadi pada turbin blade (Malik et al. kan sebelumnya, kehadiran austenit sisa
1990). dapat mengurangi tingkat penipisan Cr dan
Sifat mekanik dan ketahanan korosi meningkatkan stabilitas film pasivasi (Lei
baja tergantung dari unsur karbon dan et al. 2016). Baja dengan kandungan khrom
khrom yang terkandung di dalamnya. minimum 11% dapat membuat ketahanan
Baja tahan karat martensitik memiliki korosi meningkat dengan membentuk
unsur paduan 11,5 18% khrom dan unsur native protective oxide film. Untuk kelas
karbon sampai 0,6%. Struktur mikro baja martensitik, khromium ikut terlarut ke da-
tahan karat jenis ini sangat tergantung dari lam matriks. Ketahanan korosi baja tahan
perlakuan panas baja yang diterima dan karat martensitik sensitif terhadap fraksi
biasanya terdiri dari martensitik, karbida volume karbida yang terlarut dan sangat
yang tidak terlarut, dan austenit sisa. Fraksi berhubungan dengan presipitasi karbida
volume dan ukuran karbida yang muncul yang terjadi saat tempering (Candelaria
dalam baja dan jumlah austenit sisa me- and Pinedo 2003). Pada penelitian ini akan
rupakan peran utama dalam penentuan dibahas mengenai pengaruh perlakuan
nilai kekerasan, kekuatan, ketangguhan, panas austenitisasi dan temper terhadap
ketahanan korosi, dan ketahanan aus da- perubahan struktur mikro dan sifat korosi
lam baja (Barlow 2012). Proses perlakuan yang terjadi. Diharapkan setelah dilakukan
panas baja tahan karat jenis ini melibatkan perlakuan panas, baja tahan karat mar-
solid solution treatment (austenitisasi) tensitik 13Cr-1Mo ini akan mengalami
yang dilakukan untuk memperoleh struktur peningkatan ketahanan korosi.
austenit yang diikuti dengan pendinginan
secara cepat untuk memperoleh struktur
martensit. Martensit setelah dilakukan METODE
quench perlu dilakukan tempering untuk Material dan Perlakuan Panas
membentuk presipitat karbida pada mate-
Spesimen yang digunakan, yaitu baja tahan
rial tersebut (Lim et al. 1993).
karat martensitik AISI 410. Spesimen da-

10
Siska Prifiharni (dkk.) | Pengaruh Perlakuan Panas

lam bentuk rod dipotong menjadi ukuran Uji Polarisasi Potensiodinamik


10 x 10 x 10 mm dengan komposisi kimia
seperti yang ditunjukan pada Tabel 1. Uji polarisasi dilakukan dengan menggu-
Spesimen kemudian dilakukan perlakuan nakan tiga elektroda yang terdiri dari spe-
panas austenitisasi pada variasi suhu 950, simen sebagai eletroda yang diuji, platina
1.000, 1.050, dan 1.100 C selama satu sebagai elektroda pembantu, dan saturated
jam dengan menggunakan muffle furnace calomel electrode (SCE) sebagai reference
lalu dilakukan quenching dengan oli. electrode. Pengujian dilakukan dengan
Kemudian variasi suhu austenitisasi terse- menggunakan larutan NaCl 3,5% pada
but di-temper pada suhu 600 C kemudian suhu ruang. Ketiga elektroda dicelupkan ke
didinginkan pada suhu ruang. Pasca-pe dalam larutan tersebut. Spesimen dicelup
manasan pada suhu austenitisasi 1.050 C, selama satu jam sebelum uji polarisasi
spesimen kemudian di-temper pada variasi dimulai. Setelah itu, dilakukan pengkondi-
suhu 300, 400, 500, 550, 650, dan 700 C sian selama 150 detik sebelum perekaman
kemudian didinginkan pada suhu ruangan. open circuit potential (OCP). Uji polarisasi
dilakukan pada rentang potensial -200mV
Tabel 1. Komposisi kimia baja tahan karat martensitik sampai +200mV dari OCP dengan scan
13Cr-1Mo yang digunakan dalam penelitian ini rate 1mV/s.
C Si Mn Cr Mo Ni Fe
0.148 0.3724 0.958 13.5 0.868 0.3088 Bal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Metalografi
Spesimen untuk polarisasi anodik
memiliki luas permukaan sekitar 1 cm2. Struktur mikro baja tahan karat
Sebelum diuji, spesimen disambungkan 13Cr-1Mo setelah dilakukan perlakuan
dengan kawat tembaga menggunakan panas dengan menggunakan mikroskop
timah sebagai penyambung aliran listrik. optik ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar
Kemudian sampel dilakukan mounting tersebut menunjukkan struktur mikro pada
dengan menggunakan resin. Spesimen di- suhu austenitisasi 1050C di suhu temper
ampelas hingga halus menggunakan kertas 300, 550, 650, dan 700 C berturut-turut.
ampelas ukuran 80# sampai 1200#. Pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa secara
umum struktur mikro yang terbentuk dari
Uji Metalografi
perlakuan panas yang diberikan mengand-
Sebelum melakukan pengujian metalogra- ung martensit yang berbentuk bilah (lath
fi, spesimen yang telah diampelas hingga martensit), delta ferite (), karbida logam,
halus dipoles dengan pasta alumina 5 dan austenit sisa.
hingga 0,1 sampai permukaan halus Suhu austenitisasi mengontrol pemba-
mengkilap. Sampel yang telah dipoles gian unsur antara austenit dan karbida pada
kemudian dietsa dengan menggunakan suhu tinggi, serta menyebabkan perubahan
Vilellas reagent (1 gr Asam Pikrat, 5 mL ukuran butir dan jumlah austenit sisa yang
HCl, dan 100 mL ethanol). Setelah spes- terdapat pada baja setelah kondisi quench-
imen selesai dipreparasi kemudian spes- ing. Peningkatan pada suhu austenitisasi
imen diobservasi dengan menggunakan juga dapat meningkatkan kelarutan karbida
mikroskop optik dan scanning electron dalam matriks. Karbida M23C6 terlarut pada
microscope (SEM) untuk mengetahui rentang suhu sekitar 950-1.050 C, sedang-
struktur mikro yang terbentuk. kan karbida M7C3 terlarut pada rentang
suhu sekitar 1.050-1.150 C (Barlow 2012).

11
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 9 - 16

Dari Gambar 1 terlihat fasa marten- tidak terlarut sepenuhnya ke dalam matriks
sit dan delta ferite dengan sangat jelas. ketika proses austenitisasi. Kemudian,
Untuk unsur karbida yang terlarut di karbida M23C6 yang tidak terlarut tersebut
dalam matriks tidak dapat terlihat dengan akan tersisa di dalam matriks tempered
mikroskop optik. Akan tetapi, dapat terli- martensite (Lu et al. 2015). Dari penelitian
hat dengan menggunakan SEM. Gambar sebelumnya diketahui bahwa karbida yang
2 menunjukkan foto struktur mikro pada terbentuk selama pemanasan temper dari
suhu austenitisasi 1.050C di suhu temper suhu rendah ke suhu tinggi, yaitu M3C,
650 C. Dari gambar tersebut dapat terlihat diikuti oleh pembentukan karbida M7C3,
delta ferite yang berbentuk seperti pulau dan kemudian M23C6. Dimana M sebagian
dibuktikan dengan EDS pada Gambar 2b besar mengandung besi dan khromium
dan karbida yang terlihat seperti titik kecil (Bjarbo and Hattestrand 2001).
putih di dalam matriks dan di dekat delta Karakterisasi Korosi
ferite tersebut. Karbida yang terbentuk
pada saat tempering suhu tinggi merupakan Kurva polarisasi baja tahan karat marten-
M23C6 yang telah dilaporkan pada peneli- sitik 13Cr-1Mo dalam larutan 3,5% NaCl
tian sebelumnya (Mabruri et al. 2015). setelah dilakukan perlakuan panas pada
Karbida M23C6 yang terbentuk selama beberapa variasi suhu austenitisasi dan
proses annealing sebelum quenching dan temper ditunjukkan pada Gambar 3 dan

a b

c d

Gambar 1. Struktur mikro 13Cr-1Mo austenitisasi 1.050 C pada suhu temper (a) 300 C, (b) 550 C, (c) 650
C, dan (d) 700 C dengan perbesaran 100m

12
Siska Prifiharni (dkk.) | Pengaruh Perlakuan Panas

Gambar 2. SEM analisis pada untuk spesimen austenitisasi 1.050 C dan temper 650 C (a) foto SEM dan (b)
spektrum EDS

Gambar 4. Gambar tersebut menunjukkan semakin bergeser ke kiri yang menandakan


perubahan Ecorr dan Icorr yang terjadi selama bahwa Icorr semakin kecil dengan pening-
perubahan suhu austenitisasi dan suhu katan suhu austenitisasi. Akan tetapi, pada
temper. Kecenderungan suatu logam dapat suhu austenitisasi di atas 1.050 C nilai Icorr
bereaksi dengan lingkungannya dapat dili- akan menurun. Hal ini menandakan bahwa
hat dari nilai potensial korosi yang terjadi. perlakuan panas pada suhu austenitisasi
Gambar 3 menunjukkan perubahan yang rendah lebih mudah terkorosi diban-
kurva polarisasi yang terjadi dengan pe- dingkan dengan spesimen dengan per-
ningkatan suhu austenitisasi. Dari grafik lakuan panas pada suhu austenitisasi yang
tersebut terlihat bahwa perubahan suhu lebih tinggi. Potensial korosi tertinggi pada
austenitisasi sangat mempengaruhi peruba- variasi suhu austenitisasi didapat pada suhu
han kurva polarisasi. Dengan meningkat- 1.050 C.
nya suhu austenitisasi, kurva yang terjadi

Gambar 3. Kurva E Log I baja tahan karat Gambar 4. Kurva E Log I baja tahan karat
martensitik 13Cr-1Mo pada variasi suhu auste- martensitik 13Cr-1Mo pada variasi suhu temper
nitisasi pada temper 600 C

13
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 9 - 16

Gambar 4 menunjukkan perubahan si. Hal ini dikarenakan meningkatnya kan-


kurva polarisasi yang terjadi pada beberapa dungan unsur kromium yang terlarut dalam
variasi suhu temper pada suhu austenitisasi matriks. Kelarutan M23C6 dalam matriks
1.050 C. Dari grafik tersebut terlihat bah- diharapkan akan meningkatkan unsur Cr
wa potensial korosi sebagian besar akan dan Mo, sehingga ketahanan korosi akan
meningkat dengan meningkatnya suhu tem- meningkat (Park and Park 2007).
per. Perbedaan karakteristik elektrokimia
dapat dikaitkan oleh kelarutan beberapa
unsur di dalam matriks. Meningkatnya
kelarutan karbida seiring dengan mening-
katnya suhu austenitisasi, menyebabkan
jumlah beberapa unsur seperti karbida dan
karbon meningkat di dalam matriks. Hasil
yang sama diperoleh juga oleh penelitian
sebelumnya (Isfahany, Saghafian, and
Borhani 2011). Ketika baja tahan karat
kontak langsung dengan lingkungan berair,
film pasif khromium oksida memberikan Gambar 5. Pengaruh suhu austenitisasi terhadap
laju korosi
ketahanan korosi yang lebih baik. Akan
tetapi, film pasif dapat terserang secara Penambahan unsur Mo dalam baja
lokal di tempat-tempat tertentu yang dise- tahan karat juga berkontribusi dalam
babkan oleh lemahnya lapisan film pasif di peningkatan ketahanan korosi. Unsur Mo
material yang heterogen seperti presipitat, efektif untuk meningkatkan ketahanan
batas butir, inklusi, dan segregasi. Alasan korosi hanya dalam kondisi adanya unsur
lainnya dikarenakan akumulasi ion klorida Cr. Beberapa penelitian telah menjelaskan
yang terdapat di permukaan yang hetero- bahwa penambahan Mo memberikan
gen (Kumar, Reddy, and Rao 2015). dampak besar terhadap ketahanan korosi
Nilai laju korosi untuk masing-masing baja tahan karat dan mekanisme pembentu-
spesimen yang diuji pada larutan 3,5% NaCl kan film pasivasi unsur Mo (Frankel 1998;
dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar Hashimoto, Asami, and Kawashima 2007;
5. Laju korosi semakin menurun seiring Jargelius-pettersson and Pound 1998;
dengan meningkatnya suhu austenitisasi Olejford and Wegrelius 1990).
dan suhu temper. Nilai laju korosi terendah
terjadi pada suhu austenitisasi 1.050 C dan
suhu temper 650 C dengan nilai sebesar
8,451x10-4 mmpy dan nilai laju korosi
tertinggi pada suhu temper 300 C. Dari
data tersebut menunjukkan bahwa pada
saat suhu temper di atas 300 C ketahanan
korosi semakin meningkat. Ketahanan
korosi dari baja tahan karat martensitik ini
semakin meningkat drastis pada suhu tem-
per 600 C dan kembali menurun pada saat
suhu temper diatas 650 C. Peningkatan
suhu temper dapat menurunkan tegangan Gambar 6. Pengaruh suhu temper terhadap laju
korosi
sisa, tetapi meningkatkan ketahanan koro-

14
Siska Prifiharni (dkk.) | Pengaruh Perlakuan Panas

KESIMPULAN Bjarbo, Anders, and Mats Hattestrand.


Penelitian ini dilakukan untuk mengeta- 2001. Complex Carbide Growth,
Dissolution , and Coarsening in a
hui pengaruh perlakuan panas terhadap Modified 12 Pct Chromium Steel
struktur mikro dan ketahanan korosi pada an Experimental and Theoretical
baja tahan karat martensitik 13Cr-1Mo. Study. Metllurgical and Materials
Perubahan suhu austenitisasi dan suhu Transactions 32 (January): 1927.
temper dapat merubah struktur mikro dan Candelaria, A. F, and C. E. Pinedo. 2003.
ketahanan korosi baja tahan karat ini. Influence of The Heat Treatment
Secara umum struktur mikro yang terben- on The Corrosion Resistance of The
tuk dari perlakuan panas yang diberikan Martensitic Stainless Steel Type AISI
420. Journal of Materials Science
mengandung martensit yang berbentuk 22: 11511153.
bilah (lath martensit), karbida logam, dan
austenit sisa. Peningkatan suhu temper Chakraborty, Gopa, C. R. Das, S. K. Albert,
A. K. Bhaduri, V. Thomas Paul, G.
dapat meningkatkan ketahanan korosi hing- Panneerselvam, and Arup Dasgupta.
ga pada suhu temper 650 C. Peningkatan 2015. Study on Tempering Be-
ketahanan korosi pada baja tahan karat haviour of AISI 410 Stainless Steel.
martensitik 13Cr-1Mo ini diakibatkan Materials Characterization 100 (Jan-
oleh munculnya karbida M23C6 di dalam uary 2016): 8187. doi:10.1016/j.
matchar.2014.12.015.
tempered martensite.
Frankel, G. S. 1998. Pitting Corro-
sion of Metals: A Review of the
UCAPAN TERIMA KASIH Critical Factors Pitting Corrosion
of Metals. Journal Electrochem-
Tulisan ini merupakan bagian dari hasil ical Society 145(6): 21862198.
penelitian Pengembangan Material Suhu doi:10.1149/1.1838615.
Tinggi untuk Turbin Pembangkit Listrik. Hashimoto, K, K. Asami, and A. Kawashi-
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ma. 2007. The Role of Corro-
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material sion-Resistant Alloying Elements
-LIPI yang telah mendanai penelitian in Passivity. Corrosion Science
Kompetensi Inti pada Tahun Anggaran 49: 4252. doi:10.1016/j.cors-
ci.2006.05.003.
2015.
Isfahany, A. Nasery, H. Saghafian, and G.
Borhani. 2011. The Effect of Heat
DAFTAR ACUAN Treatment on Mechanical Properties
and Corrosion Behavior of AISI420
Andrs, C. Garcfa D. E., L. F. lvarez, Martensitic Stainless Steel.
V Lpez, J A Jimnez, and Max Journal of Alloys and Compounds
Planck Strasse. 1998. Effects of 509(9): 39313936. doi:10.1016/j.
Carbide-Forming Elements on the jallcom.2010.12.174. http://dx.doi.
Response to Thermal Treatment of org/10.1016/j.jallcom.2010.12.174.
The X45Cr13 Martensitic Stainless
Steel. Journal of Materials Science Jargelius-pettersson, R. F. A., and B. G.
33: 40954100. Pound. 1998. Examination of The
Role of Molybdenum in Passiva-
Barlow, Lilian D. 2012. The Effect of tion of Stainless Steels Using AC
Austenitising and Tempering Pa- Impedance Spectroscopy. Journal
rameters on The Microstructure and Electrochemical Society 145(5):
Hardness of Martensitic Stainless 14621469.
Steel AISI 420. Built Environment
21: 13271336.

15
Widyariset | Vol. 2 No. 1 (2016) Hlm. 9 - 16

Kumar, Amit, G. Madhusudhan Reddy, Mabruri, Efendi, Moch Syaiful Anwar,


and K. Srinivas Rao. 2015. Pitting Siska Prifiharni, Toni B. Romijarso,
Corrosion Resistance and Bond and Bintang Adjiantoro. 2015. Pen-
Strength of Stainless Steel Overlay garuh Mo dan Ni Terhadap Struktur
by Friction Surfacing on High Mikro dan Kekerasan Baja Tahan
Strength Low Alloy Steel. De- Karat Martensitik 13Cr. Majalah
fence Technology 11(3): 299307. Metalurgi 3: 133140.
doi:10.1016/j.dt.2015.06.002. http://
dx.doi.org/10.1016/j.dt.2015.06.002. Malik, A. U., M Kutty, Nadeem Ahmad
Siddiqi, Ismaeel N. Andijani, and
Lei, Xiaowei, Yaorong Feng, Jianxun Shahreer Ahmad. 1990. Corrosion
Zhang, Anqing Fu, and Chengxian Studies on SS 316 L in Low pH High
Yin. 2016. Electrochimica Acta Chloride Product Water Medium:
Impact of Reversed Austenite on The 129196.
Pitting Corrosion Behavior of Super
13Cr Martensitic Stainless Steel. Olejford, I., and L. Wegrelius. 1990.
Electrochimica Acta 191: 640650. Surface Analysis of Passive State.
doi:10.1016/j.electacta.2016.01.094. Corrosion Science 31: 8998.
http://dx.doi.org/10.1016/j.electac- Park, Jee Yong, and Yong Soo Park. 2007.
ta.2016.01.094. The Effects of Heat-Treatment
Lim, L. C., M. O. Lai, J. Ma, D. O. North- Parameters on Corrosion Resistance
wood, and Baihe Miao. 1993. Tem- and Phase Transformations of 14Cr-
pering of AISI 403 Stainless Steel. 3Mo Martensitic Stainless Steel.
Materials Science and Engineering A Materials Science and Engineering A
171 (1-2): 1319. doi:10.1016/0921- 448-451: 11311134. doi:10.1016/j.
5093(93)90388-U. msea.2006.03.134.
Lu, Si-yuan, Ke-fu Yao, Yun-bo Chen, Taji, I., M. H. Moayed, and M. Mirjalili.
Miao-hui Wang, Xue Liu, and 2015. Correlation between Sensiti-
Xueyuan Ge. 2015. Electrochim- sation and Pitting Corrosion of AISI
ica Acta The Effect of Tempering 403 Martensitic Stainless Steel.
Temperature on the Microstructure Corrosion Science 92: 301308.
and Electrochemical Properties of doi:10.1016/j.corsci.2014.12.009.
a 13 Wt .% Cr-Type Martensitic http://dx.doi.org/10.1016/j.cors-
Stainless Steel. Electrochimica ci.2014.12.009.
Acta 165: 4555. doi:10.1016/j.
electacta.2015.02.038. http://dx.doi.
org/10.1016/j.electacta.2015.02.038.

16
Siska Prifiharni (dkk.) | Pengaruh Perlakuan Panas

Anda mungkin juga menyukai