Abstrak
Latar Belakang: Kortikosteroid adalah obat yang sangat efektif dan digunakan
beberapa manfaat pada pasien dengan obstruksi ringan sampai sedang pada
paru. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi khasiat nebulasi
Metode: Sebanyak 80 anak yang datang ke IGD khusus anak-anak di Rumah Sakit
SMART Jammu yang berusia 1 sampai 18 tahun dengan eksaserbasi asma moderat
meskipun diikuti tiga nebulisasi salbutamol dan diacak menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama menerima nebulasi budesonid (800 mcg) interval perjam untuk
tiga dosis diikuti dua kali sehari (n = 37) sedangkan kelompok kedua menerima
prednisolon oral 2mg/kg/hari dalam dua dosis terbagi (n = 43). Kedua kelompok
perjam untuk 3 dosis diikuti 6 jam. Pola respon diobservasi oleh skor pulmonal
Hasil: Skor pulmonal meningkat secara signifikan pada 1,2 dan 6 jam setelah
1
Kesimpulan: Peningkatan signifikan yang nyata pada parameter klinis kelompok
PENGANTAR
anak laki-laki dan 10% anak perempuan selama masa kanak-kanak dengan 5-8%
atau kombinasi dari dari gejala ini. Ini ditandai dengan penurunan aliran udara
ekspirasi. Pengobatan utama untuk eksaserbasi adalah pemberian beta agonis beta-
Kortikosteroid adalah obat yang sangat efektif dan digunakan secara ekstensif
napas yang bersifat patognomik pada penderita asma. Kortikosteroid berperan pada
hampir semua mekanisme peradangan yang meliputi modulasi produksi sitokin dan
2
oral, telah digunakan pada eksaserbasi asma akut. Penggunaan kortikosteroid
Pemberian obat parenteral kepada anak adalah hal yang tidak praktis, menyita
waktu dan menyakitkan. Di sisi lain, steroid yang diberikan secara oral mungkin
ditolak oleh anak-anak atau muntah dan karenanya dapat berakibat pada penundaan
Prednisolone adalah salah satu steroid oral yang umum digunakan pada asma,
memiliki keuntungan efek glukokortikoid yang sangat tinggi dan hanya efek
jumlah berbagai sel seperti eosinofil, sel mast, sel T dan modulasi interleukin 4,
interleukin 5, dan ekspresi sitokin interferon gamma pada mukosa bronkus yang
yang diberikan oleh rute inhalasi. Ini memiliki efek sistemik yang sangat minimal
karena metabolisme pass yang luas. Budesonid juga mendapat catatan keamanan
yang terbukti dalam asma kronis selama bertahun-tahun di semua kelompok usia.
memberikan beberapa manfaat pada pasien dengan obstruksi ringan sampai sedang
awal dengan oksigen dan tiga dosis agonis beta secara inhalasi.
3
METODE
Kami melakukan uji coba secara acak prospektif pada anak-anak antara 1 dan 18
tahun dengan diagnosis Asma eksaserbasi akut yang berada dalam keadaan darurat
di rumah sakit SMGS Jammu. Informed consent tertulis diperoleh dari pengasuh
peserta.
Kriteria inklusi
sedikit dua kali lipat dalam kebutuhan bronkodilator harian rata-rata selama
24 jam terakhir.
Nilai pulmoner lebih dari atau sama dengan 4 setelah tiga dosis salbutamol
Kriteria eksklusi
Adanya penyakit paru/jantung bawaan lain atau yang didapat, penyakit yang
berlebihan, f ) tidak ada suatra pada auskultasi, g) SaO2 pada udara ruangan
4
Riwayat penggunaan kortikosteroid sistemik digunakan dalam 48 jam
terakhir.
Protokol terapi
Grup I
Pasien-pasien ini terus menerima inhalasi oksigen 5-6 liter/menit, salbutamol hirup
0,15 mg/kg diencerkan 1: 2 kali normal saline setiap jam selama 3 jam diikuti oleh
6 kortikosteroid per jam dan inhalasi dalam bentuk nebul budesonide 800 gm
setiap jam, untuk respon 3 kali dan dalam kasus, diikuti oleh 800 gm 12 jam
Grup II
Pasien-pasien ini terus menerima inhalasi oksigen 5-6 liter/menit, salbutamol hirup
0,15 mg/kg dilusian 1: 2 kali dengan normal saline setiap jam selama 3 jam diikuti
6 jam, dan prednisolon oral 2 mg/kg/hari sekitar 5 mg dalam dua dosis terbagi
Evaluasi Pasien sebelum dan sesudah perawatan dilakukan. Pasien yang tidak
memadai atau tidak berespon pada pengobatan di atas diobati dengan nebulisasi
intravena (IV)/steroid lain dan aminofilin IV. Tidak adekuatnya atau tidaknya
respon terhadap hal di atas merupakan indikasi untuk satu dosis magnesium sulfat
IV (50 mg/kg). Kebutuhan steroid suntik juga dicatat pada kelompok dan hasil
5
Evaluasi Status Respirasi
jam, 12 jam dan 24 jam pengobatan. Parameter yang dievaluasi untuk status
respirasi ini yaitu Respiratory rate, heart rate, pulsus paradoxus, penggunaan otot
tambahan, mengi dan saturasi oksigen. Data parameter diatas juga dapat
pergerakan abdomen dan dinding dada selama 1 menit ketika anak tidur. Heart rate
Analisis Statistik
Data dikoleksi dan dianalisis dengan bantuan software MS Excel dan SPSS
12.0. Mean score dan standard deviation juga dihitung dan dicantumkan.
Hasil Penelitian
Selama masa penelitian dari November 2009 sampai Desember 2010, total
214 pasien anak-anak menderita serangan asma akut. 80 pasien yang memenuhi
terdiri dari 37 pasien dan grup II 43 pasien. Seluruh pasien yang terbagi dalam
6
Karakteristik yang diuji dalam kedua grup ditampilkan dalam tabel 1, selain
Mean dari HR, RR, SaO2 dan pulmonary scores tidak menunjukan
perbedaan yang signifikan antar 2 grup. Setelah terapi, pulmonary scores menurun
dikedua grup, penurunan secara signifikan lebih pada grup I daripada grup II pada
1 jam, 2 jam, 4 jam, 6 jam setelah pemberian terapi namun tidak signifikan pada
7
8
Diskusi
disemua karakteristik klinis yang diuji termasuk pulmonary scores. Hasil penelitian
ini didukung oleh fakta bahwa onset yang cepat dari inhalasi kortikosteroid
diperantarai oleh interaksi spesifik ataupun yang tidak spesifik oleh corticosteroid-
binding receptor yang ada pada membran sel saluran pernafsan sehingga lebih cepat
oleh seluruh kelompok umur tanpa adanya efek samping yang nyata, sehingga
terapi inhalasi mungkin dapat berguna sebagai terapi paling awal dalam serangan
akut eksaserbasi.
9
Penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa pengobatan yang berulang atau
obstruksi jalan nafas. Pada pasien yang menderita asma eksaserbasi moderete dan
severe namun tidak merespon terhadap pengobatan SABA maka dibutuhkan terapi
mengurangi angka relaps dan menurunkan angka rawat inap. Prednisolon oral
mempunyai efek yang sepadan dengan methyl prednisolon secara intravena, namun
Tidak ada standar atau konsensus yang membatasi dosis dan aturan pakai
dari budesonide inhalasi untuk asma eksaserbasi. Dosis dan aturan pakai dari
budesonide inhalasi ini cukup beragam dari penelitian sebelumnya yaitu 500mcg-
maksimal 2400mcg dimana penentuan dosis ini diambil dari penelitian sebelumnya.
Efek vasokontriksi dapat tercapai dalam 30-60 menit setelah penggunaan inhalasi,
perbandingan inhalsi steroid dengan oral, namun penelitian lanjutan yang lebih
besar dibutuhkan untuk menentukan dosis optimal dan aturan pakai inhalasi steroid
10
Ada beberapa keterbasan dalam penelitian ini, tidak dilakukannya
pengukuran yang obyektif terhadap fungsi paru dikarenakan pasien anak yang
terlibat terlalu muda untuk dilakukan pengukuran. Meskipun 65% pasien anak
namun sisanya diamana pasien kurang dari 5tahun tdak mungkin dapat diukur.
Kesimpulan
kortikosteroid hampir sama, namun penggunaan inhalasi steroid dapat lebih cepat
yang non-invasive, tidak nyeri dan mudah dilakukan baik untuk dokter dan pasien,
maka pengobatan ini dapat digunakan sebagai protokol dalam mengobati serangan
asma eksaserbasi akut moderate untuk anak. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
untuk menentukan dosis optimal serta aturan pakai sehingga dapat digunakan
11