Protein
1. Pengertian Protein
Jika protein dimasak dengan asam atau basa kuat, asam amino unit
pembangunnya dibebaskan dari ikatan kovalen yang menghubungkan
molekul-molekul ini menjadi rantai. Seperti diisyaratkan oleh namanya,
suatu asam amino mengandung sebuah gugus amino dan sebuah gugus
asam karboksilat. Asam amino yang terbebas merupakan molekul yang
relatif kecil dengan struktur sebagai berikut:
4. Ikatan Peptida
Dua molekul asam amino dapat diikat secara kovalen melalui suatu
ikatan amida subtitusi yang disebut ikatan peptida menghasilkan suatu
dipeptida. Ikatan ini dibentuk dengan menarik unsur H2O dari gugus
karboksil suatu asam amino dan gugus -amino dari molekul lain dengan
reaksi kondensasi yang kuat (Lehninger, 1982).
Gambar Pembentukan suatu dipeptida
Tiga asam amino atau lebih dapat disatukan oleh dua ikatan peptida
dengan cara yang sama untuk membentuk suatu tripeptida; tetrapeptida;
pentapeptida dan seterusnya. Jika terdapat banyak asam amino yang
bergabung dengan cara demikian, struktur yang dihasilkan dinamakan
polipeptida. Peptida dengan panjang yang bermacam-macam dibentuk
oleh hidrolisa sebagian dari rantai polipeptida yang panjang dari protein,
yang dapat mengandung ratusan asam amino (Lehninger, 1982).
Unit asam amino di dalam peptida biasanya disebut residu, rantai
ini bukan lagi merupakan asam amino karena telah kehilangan atom
hidrogen dari gugus amino dan sebagian gugus karboksilnya. Residu
asam amino pada ujung suatu peptida yang mempunyai gugus -amino
bebas disebut residu terminal amino atau residu terminal-N; residu pada
ujung yang satu lagi, yang mempunyai gugus karboksil bebas disebut
terminal-karboksil atau residu terminal-C. Peptida hanya mengandung
satu gugus -amnio bebas dan satu gugus -karboksil bebas. Peptida
dinamakan dari deret kandungan asam amino, dimulai dari residu
terminal-N sampai residu terminal-C (Lehninger, 1982).
5. Penggolongan Protein
Jenis protein sangat beragam, berdasarkan susunan molekulnya,
protein diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Protein fibrosa/serat
Protein serat merupakan susunan rantai polipeptida dalam
suatu lembaran yang panjang. Protein serat menjalankan fungsi
pertahanan luar karena merupakan komponen utama dari lapisan
kulit luar, rambut, bulu, kuku, dan tanduk. Protein serat juga
berfungsi sebagai penyangga kekuatan dan pemberi bentuk, seperti
pada tulang, urat, dan lapisan kulit sebelah dalam. Contoh: fibrin,
kolagen, aktin, dan miosin (Reksoatmodjo, 1993).
b. Protein globular
Protein globular merupakan rantai polipeptida yang berlipat
dengan rapat sehingg menjadi bentuk bulat atau globular yang
kompak. Protein globular dapat berupa enzim, protein dalam darah,
antibodi, hormon, komponen membran, dan ribosom (Reksoatmodjo,
1993).
Gambar Protein globular dan protein serabut
6. Struktur protein
a. Struktur Primer
Struktur primer merupakan struktur yang sederhana dengan
urutan-urutan asam amino yang tersusun secara linear yang mirip
seperti tatanan huruf dalam sebuah kata dan tidak terjadi percabangan
rantai (Lehninger, 1982). Struktur ini dapat menentukan urutan suatu
asam amino dari suatu polipeptida.
b. Struktur Sekunder
Struktur sekunder merupakan kombinasi antara struktur
primer yang linear distabilkan oleh ikatan hidrogen antara masing-
masing atom oksigen karbonil dengan hidrogen yang melekat ke atom
nitrogen amida di sepanjang tulang belakang polipeptida. Salah satu
contoh struktur sekunder adalah -heliks dan -pleated. Struktur ini
memiliki segmen-segmen dalam polipeptida yang terlilit atau terlipat
secara berulang (Campbell, 2002).
Pada suatu -heliks, terbentuk ikatan hidrogen antara masing-
masing atom oksigen karbonil pada sebuah ikatan peptida dengan
hidrogen yang melekat ke atom nitrogen amida pada suatu ikatan
peptida 4 residu asam amino di sepanjang rantai polipeptida. Dengan
demikian, terbentuk struktur kumparan (ulir) reguler di mana masing-
masing ikatan peptida dihubungkan oleh ikatan hidrogen ke ikatan
peptida 4 residu asam amino di depannya dan 4 asam amino di
belakangnya dalam urutan primer (Marks, 2000).
Rantai sisi asam amino pada -heliks mengarah ke luar dari
sumbu sentral. Rantai sisi yang berukuran besar atau rantai sisi
dengan muatan yang saling tolak-menolak dapat mencegah
terbentuknya -heliks. Residu prolin menghambat struktur -heliks
pada protein karena residu prolin menimbulkan hambatan geometrik
akibat adanya struktur cincin dan karena pada ikatan peptida, nitrogen
tidak mengandung atom hidrogen yang diperlukan untuk membentuk
ikatan hidrogen (Marks, 2000).
Berbeda dengan struktur -heliks, struktur -pleated terbentuk
melalui ikatan hidrogen antara daerah linear rantai polipeptida seperti
diperlihatkan dalam gambar di atas. Ikatan hidrogen ini terjadi antara
oksigen karbonil dari satu ikatan peptida dan nitrogen dari ikatan
peptida lainnya. Ikatan hidrogen dapat terbentuk antara dua rantai
polipeptida yang terpisah atau antara dua daerah pada sebuah rantai
tunggal yang melipat sendiri. Pelipatan ini sering melibatkan 4
struktur asam amino yang dikenal sebagai belokan- (-turn) atau
juga disebut dengan hairpin loop. Sehingga, dalam struktur -
pleated rantai atau bagian rantai yang berinteraksi satu sama lain
dapat bersifat sejajar atau anti-sejajar (antiparalel) (Marks, 2000).
Gambar -turn
-pleated antipararel dan pararel berbeda dalam hal pola ikatan
hidrogennya. Pada bentuk konformasi antipararel memiliki konformasi
ikatan sebesar 7 , sementara konformasi pada bentuk pararel lebih
pendek yaitu 6,5 (Lehninger, 1982).
c. Struktur Tersier
Struktur tersier suatu protein adalah konformasi tiga dimensi
keseluruhannya. Bentuk protein globular melibatkan interaksi antara
residu asam amino yang mungkin terletak sangat jauh satu sama lain
pada urutan primer rantai polipeptida dan melibatkan -heliks dan -
pleated (Marks, 2000).
Gambar Struktur tersier protein
d. Struktur Kuarterner
Struktur kuarterner adalah struktur tiga dimensi suatu protein
yang terdiri dari sub-unit. Struktur ini memiliki dua atau lebih dari
sub-unit protein dengan struktur tersier yang akan membentuk
protein kompleks yang fungsional (Murray, 2012).
7. Fungsi Protein
a. Protein Struktural
1) Protein Histon
Protein histon terdiri dari lima macam yaitu H1, H2A, H2B,
H3, dan H4. Protein histon digunakan untuk menggulung molekul
DNA. Sekitar 200 bp molekul DNA digulung pada satu kompleks
histon yang tersusun atas masing-masing 2 molekul H2A, H2B,
H3, H4 dan satu molekul H1. Histon ini akan bereaksi dengan asam
deoksiribonukleat melalui interaksi antara protein yang bermuatan
positif dengan fosfodiester dari asam deoksiribonukleat yang
bermuatan negatif. Asosiasi antara satu histon dengan satu segmen
asam deoksiribonuleat disebut nukleosom. Asosiasi nukleosom
merupakan tahap awal pengemasan asam deoksiribonukleat ke dalam
bentuk yang padat. Tiap inti nukleosom terdiri atas suatu
kompleks dari delapan protein histon (histon oktamer) dan DNA
rantai ganda dengan panjang 147 pasang nukleotida.
3) Protein Sitoskeleton
b. Protein Fungsional
1) Enzim
2) Hemoglobin
Hemoglobin merupakan protein pengikat oksigen dalam
sel darah merah. Hemoglobin yang mengangkut oksigen dari paru-
paru ke jaringan sehingga oksigen tersedia untuk oksidasi bahan
bakar. Hemoglobin terdiri dari empat subunit polipeptida, dua dari
jenis rantai sedangkan dua lagi dari jenis rantai (Marks, 2000).
Subunit maupun terutama terdiri dari struktur sekunder heliks .
Setiap subunit memiliki komponen nonpolipeptida, yang disebut hem
(heme), dengan satu ion pengikat oksigen.
3) Mioglobin
Sama halnya dengan hemoglobin, mioglobin merupakan
protein utama pengikat oksigen dalam tubuh. Ditemukan dalam
konsentrasi yang besar pada tulang dan otot jantung. Mioglobin
menyimpan oksigen di dalam sel otot sehingga oksigen tersedia untuk
oksidasi bahan bakar yang menghasilkan energi bagi kontraksi otot.
Hem berfungsi sebagai gugus prostetiknya (Marks, 2000).
Protein seperti mioglobin juga banyak ditemukan pada
organisme sel tunggal. Mioglobin merupakan polipeptida tunggal
dengan 153 residu asam amino dan satu molekul heme. Komponen
protein dari mioglobin yang disebut globin, merupakan rantai
polipeptida tunggal yang berisi delapan -heliks. Sekitar 78% residu
asam amino dari protein ditemukan dalam -heliks ini.
Perbedaan fungsi antara mioglobin dan hemoglobin ini berasal
dari perbedaan struktur. Molekul oksigen berikatan secara bebas satu
sama lain dengan rantai polipeptida tunggal dari mioglobin. Di pihak
lain, keempat subunit hemoglobin dapat bekerja sama mengikat
oksigen (Marks, 2000).
4) Protein Membran
a) Protein integral
Protein integral berdasarkan lokasi di membran terbenam
pada membran dalam yang hydrophobic. Yang diperlukan untuk
bebas dari membran yaitu hanya dapat dibebaskan oleh agen yang
merusak membran bilayer seperti detergen atau pelarut non
polar. Biasanya mampu bergabung dengan lipid. Selain itu protein
ini tidak larut pada media yang berair.
b) Protein perifer
Lokasi protein perifer pada membran yaitu terikat pada
permukaan membran. Yang diperlukan untuk bebas dari membran
yaitu dengan cara dibebaskan melalui perlakuan yang
menyebabkan kerusakan bilayer seperti kenaikan konsentrasi
garam. Tidak mampu bergabung dengan lipid. Protein perifer
biasanya larut pada media yang berair (Suryani, 2004).
Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran
plasma sangat bervariasi, diantaranya:
Sebagai enzim yang melekat membran
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan
auksin pada sel-sel saat perkecambahan dan protein integral
pada membran mitokondria atau kloroplas yang berfungsi untuk
enzim-enzim transpor elektron (peristiwa oksidasi dan reduksi
molekul pembawa protin dan elektron sambil membentuk ATP
secara bersamaan).
Sebagai mediator transpor aktif.
5) Imunoglobulin
Imunoglobulin (atau antibodi) adalah protein garis pertahanan
terhadap invasi organisme asing ke dalam tubuh. Imunoglobulin
berfungsi mengikat antigen pada organisme penginvasi, dan
mencetuskan proses di mana organisme tersebut kemudian dibuat
menjadi tidak aktif atau dihancurkan. Antigen adalah molekul yang
mencetuskan pembentukan antibodi yang mampu berikatan dengan
antigen spesifik tersebut. Antibodi memberi tanda pada
benda/organisme asing sehingga dapat dihancurkan oleh sel fagositik
(Marks, 2000).
Terdapat lima kelas imunoglobin dalam tubuh (IgG, IgA, IgM,
IgD, dan IgE). Protein ini memiliki struktur serupa, masing-masing
molekul antibodi mengandung empat rantai polipeptida: dua rantai
kecil identik yang dikenal sebagai rantai ringan (L) dan dua rantai
besar identik yang dikenal sebagai rantai berat (H). Ikatan disulfida
menyatukan sebuah rantai L ke sebuah rantai H, dan dua rantai H
(masing-masing terikat ke rantai L) disatukan oleh ikatan sulfida
(Marks, 2000).
6) Kolagen
Kolagen adalah protein fibrosa yang merupakan komponen
utama jaringan ikat dan merupakan protein paling banyak jumlahnya
dalam mamalia. Kolagen dijumpai di tulang, tendon, kulit, pembuluh
darah, dan kornea mata. Kolagen mengandung sekitar 33% glisin dan
21% prolin serta hidroksiprolin, suatu asam amino yang dihasilkan
melalui modifikasi pascatranslasi residu prolin (Marks, 2000).
7) Insulin
Insulin, salah satu hormon utama yang mengatur metabolisme
zat gizi adalah suatu protein kecil yang mengandung 51 asam amino.
Protein ini terdiri dari dua rantai polipeptida, rantai A yang
mengandung 21 asam amino dan rantai B yang mengandung 30 asam
amino. Rantai-tantai tersebut disatukan oleh dua ikatan disulfida.
Selain itu, rantai A mengandung sebuah rantai disulfida intrarantai
(Marks, 2000).
8) Heksokinase
Heksokinase adalah enzim yang sangat penting dalam
metabolisme. Enzim ini mengkatalisis fosforilasi glukosa untuk
membentuk glukosa-6 fosfat. Molekul heksokinase mengandung dua
ranah yang dihubungkan oleh sebuah regio engsel. Diketahui terdapat
dua konformasi molekul yang berbeda, yaitu struktur terbuka dan
tertutup. Sewaktu mengikat glukosa, konformasi enzim berubah
dari terbuka menjadi tertutup. Pada keadaan tertutup ini, enzim aktif
melakukan katalisis (Marks, 2000).
Daftar Pustaka: