Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Kota Depok,
Indonesia
E-mail: deasy.pram@gmail.com
ABSTRAK
Harga diri rendah kronik adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi diri negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Harga diri rendah
kronik yang dibiarkan menyebabkan isolasi sosial, halusinasi dan bunuh diri. Latihan melawan pikiran
negatif cognitive behaviour therapy (CBT), dukungan sosial melalui family psychoeducation (FPE) dan
terapi suportif diharapkan memperbaiki harga diri rendah kronik. Karya ilmiah akhir ini bertujuan
menjelaskan hasil asuhan keperawatan spesialis jiwa pada pasien harga diri rendah kronik yang diberikan
CBT, FPE dan terapi suportif. Metode yang digunakan adalah serial studi kasus pada 16 pasien yang
terdiri dari 11 pasien skizofrenia, 4 pasien retardasi mental dan 1 pasien epilepsy. Hasil asuhan
keperawatan menunjukkan penurunan tanda dan gejala harga diri rendah kronik disertai peningkatan
kemampuan pasien lebih tinggi pada kelompok pasien yang mendapatkan CBT, FPE dan terapi suportif
daripada kelompok yang mendapatkan CBT dan FPE maupun yang mendapatkan CBT. Dukungan sosial
di komunitas terutama memberdayakan keluarga dan kader dalam merawat pasien harga diri rendah
kronik disarankan.
Kata kunci : harga diri rendah kronik, dukungan sosial, Cognitif Behaviour Therapy, Psychoedukasi
Keluarga, Terapi Suportif
Abstract
Chronic low self-esteem is a feeling of worthlessness, not mean and low self esteem due to negative self
evaluation to self and self efficacy.. Prolonged chronic low self-esteem can caused social isolation,
hallucination and suicide. Trained against negative thoughts with cognitive behavior therapy (CBT),
giving social support with family psychoeducation (FPE) and supportive therapy is addresses to improve
chronic self-esteem. This paper is aimed to explain the result of psychiatric nursing care specialist
management for chronic low self -esteem patient whose given the CBT, FPE and supportive therapy. The
method used is case serial with 16 patient, contains of 16 schizophrenic patient, 4 mental retardation
patient and 1 patient with epilepsy. The result shows a higher decrease of chronic low self-esteem sign
and symptoms with an increase of patient ability more on the group that given CBT, FPE and supportive
therapy than the CBT and FPE group or the CBT group only. Community social support, especially to
empower family and cadre to caring chronic low self-esteem patient is recommended.
Keyword: low self esteem, social support, cognitif behaviour therapy, family psychoeducation, supportif
theraphy
Oleh karena itu, penanganan yang efektif Tindakan keperawatan diberikan kepada
memerlukan usaha yang komprehensif, pasien dengan tujuan supaya pasien
Pemberdayaan Keluarga Dan Kader Kesehatan Jiwa Dalam Penanganan Pasien Harga Diri Rendah 171
Kronik Dengan Pendekatan Model Precede L. Green DI RW 06, 07 Dan 10 Tanah Baru Bogor Utara
Desi Pramujiwati, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani
memiliki kemampuan -kemampuan yang Departemen Kesehatan untuk penyakit
dapat digunakan untuk hidup mandiri dan tuberculosis. PMO bertugas untuk
produktif (Keliat, Akemat, Susanti, 2011). menjamin keteraturan pengobatan pasien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan Kader juga mampu memberikan motivasi
tersebut terdiri dari tindakan generalis dan perawatan dan pengobatan untuk
spesialis. Tindakan keperawatan diberikan menurunkan tanda dan gejala harga diri
baik kepada pasien sebagai individu, rendah serta meningkatkan kemampuan
keluarga sebagai care giver dan kelompok positif pasien.
atau masyarakat yang dapat meningkatkan
kesehatan. Tindakan keperawatan spesialis METODE
untuk pasien yaitu Cognitif Behaviour
Therapy (CBT), untuk keluarga Family Metode yang digunakan adalah serial studi
Psichoeducation (FPE) dan kelompok kasus yang mengambil total pasien harga
diberikan terapi suportif. diri rendah kronik sebanyak 16. Responden
dalam penulisan karya ilmiah ini adalah
Pemberdayaan masyarakat dalam pasien dengan schizophrenia, retardasi
keperawatan kesehatan jiwa diwujudkan mental dan epilepsy yang mengalami harga
dengan dikembangkannya model diri rendah kronik dan tinggal dengan
Community Mental Health Nursing keluarganya sebagai caregiver. Karya
(CMHN). CMHN / Keperawatan Kesehatan ilmiah ini melibatkan keluarga dan kader
Jiwa Komunitas (KKJK) yang merupakan dalam satu paket tindakan keperawatan,
salah satu upaya yang digunakan untuk berdasarkan jumlah pasien. Keluarga yang
membantu masyarakat menyelesaikan mengikuti selama tindakan keperawatan
masalah-masalah kesehatan jiwa akibat berjumlah 8 dan jumlah kader yang
dampak konflik, tsunami, gempa maupun berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan
bencana lainnya (Keliat dkk, 2011). tindakan keperawatan berjumlah 22 kader.
Penelitian terkait penerapan model CMHN Asuhan keperawatan yang diberikan secara
yang dilakukan Keliat, Helena dan Riasmini paket tindakan keperawatan spesialis yang
(2011) yang mengujicobakan model CMHN terdiri dari 3 paket yang berbeda. Paket
pada 237 keluarga di DKI Jakarta. Pada pertama pasien diberikan tiga tindakan
penelitian ini perawat CMHN melakukan keperawatan spesialis yaitu cognitif
kunjungan rumah dilakukan sebanyak 12 behavior therapy (CBT), family
kali kunjungan. Penelitian dilakukan psychoeducation (FPE) dan terapi suportif
dengan memberikan asuhan keperawatan dimana kader melakukan kunjungan rumah
kepada pasien dan memberikan health kepada pasien. Paket kedua pasien
education kepada diberikan tindakan keperawatan spesialis
keluarga pasien. Hasil analisis CBT dan FPE, dimana keluarga dan kader
menunjukkan peningkatan kemandirian dan diberdayakan dalam perawatan pasien.
rata-rata waktu produktif pasien. Dari Paket ketiga pasien diberikan tindakan
penelitian ini dapat dilihat bahwa penerapan keperawatan spesialis CBT dimana kader
model CMHN berdampak positif terhadap dan keluarga tidak berpartisipasi dalam
pasien dan keluarga. perawatan pasien.
Pemberdayaan Keluarga Dan Kader Kesehatan Jiwa Dalam Penanganan Pasien Harga Diri Rendah 173
Kronik Dengan Pendekatan Model Precede L. Green DI RW 06, 07 Dan 10 Tanah Baru Bogor Utara
Desi Pramujiwati, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani
line bagi individu berespon dengan peningkatan kemampuan setelah diberikan
lingkungan sehingga individu menjadi terapi, yaitu berupa asuhan keperawatan
rendah diri (Tillman & Kelly, 2008). pada pasien dengan CBT, FPE pada
keluarga, terapi suportif bagi kelompok
Presipitasi yang banyak ditemukan pada dengan harga diri rendah kronik serta peran
pasien harga diri rendah kronik yang dilakukan oleh kader pada pasien
dianataranya putus obat, keinginan yang harga diri rendah kronik. Terdapat
tidak terpenuhi dan stigma negatif dari perbedaan pada perubahan tanda gejala
masyarakat. Putus obat menyebabkan masa serta peningkatan kemampuan pada pasien
pengobtan menjadi lebih panjang sehingga harga diri rendah yang diberikan kombinasi
pasien merasa bosan dan tidak ada motivasi tindakan keperawatan dibandingkan yang
untuk melakukan perubahan. Dungan baik mendapatkan salah satu tindakan
internal maupun eksternal sangat keperawatan. Perbedaan tersebut
mempengaruhi peningkatan harga diri menunjukkan bahwa pemberian kombinasi
sehingga perkembangan mental menjadi tindakan keperawatan spesialis dan
lebih baik dan sehat. Sebaliknya apabila kunjungan secara rutin dan terstruktur dapat
tidak ada dukungan maka individu menjadi meningkatkan kemandirian pasien.
merasa diasingkan, tidak diterima dan harga
diri rendah. Salah satu penelitian dalam The British
Journal of Psychology menunjukkan efek
Hasil analisa data menunjukkan bahwa rata- pemberian FPE pada keluarga yang
rata kemandirian keseluruhan pasien harga merawat pasien dengan depresi mayor.
diri rendah kronik sebelum dilakukan terapi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berada dalam rentang kemandirian kelompok pada kelompok yang diberikan
menengah. Kebanyakan orang dengan harga FPE, waktu kekambuhan pasien secara
diri rendah kronik memiliki kesulitan dalam statistik lebih panjang dibandingkan dengan
menjalankan pekerjaannya atau bahkan kelompok keluarga yang tidak diberikan
untuk menungkapkan keinginan sehingga FPE (Kaplan-Meier survival analysis,
pasien tidak bersosialisasi dengan P=0,002) (Shimazu, et.al, 2008). Dalam
lingkungannya. Ini menunjukkan bahwa penelitian ini FPE diasumsikan dapat
kemandirian pasien terganggu karena berpengaruh terhadap perawatan keluarga
kondisi harga diri rendah kronik. sebagai caregiver kepada pasien dengan
schizophrenia.
Masalah kemandirian pasien harga diri
rendah kronik perlu mendapat perhatian Peningkatan tersebut dapat terjadi karena
karena akan banyak masalah lain yang tindakan keperawatan yang diberikan
ditimbulkan seperti masalah stress pada kepada pasien dan keluarga serta peran
caregiver dan menambah beban keluarga. PMO oleh kader. Seperti dinyatakan dalam
Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh penelitian Wardhani (2009) bahwa
Safier (1997, dalam Townsend, 2009) kepatuhan berobat dapat disebabkan oleh
bahwa keluarga yang memiliki anggota berbagai faktor yaitu diantaranya adalah
keluarga dengan harga diri rendah kronik aspek yang berkaitan dengan pasien, aspek
akan mengalami pergolakan yang besar yang berkaitan dengan keluarga dan aspek
dalam dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa yang berkaitan dengan tenaga kesehatan.
kondisi harga diri rendah kronik dapat
berdampak pada kondisi keluarga, karena Peningkatan kemampuan yang dicapai pada
itu keluarga pun memerlukan tindakan pasien harga diri rendah kronik dalam karya
keperawatan agar tidak menimbulkan ilmiah ini setelah dilakukan kombinasi
masalah baru. tindakan keperawatan dalah sebesar 81%.
Penurunan tanda dan gejala pada respon
Penelitian ini menunjukkan adanya kognitif sesudah kombinasi tindakan
penurunan tanda dan gejala serta keperawatan adalah 3%1. Respon afektif
Pemberdayaan Keluarga Dan Kader Kesehatan Jiwa Dalam Penanganan Pasien Harga Diri Rendah 175
Kronik Dengan Pendekatan Model Precede L. Green DI RW 06, 07 Dan 10 Tanah Baru Bogor Utara
Desi Pramujiwati, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani
keperawatan spesialis jiwa mengalami Masyarakat diharapkan menambah
perubahan yang tidak bermakna. wawasan dan kepedulian terhadap
kesehatan jiwa untuk masalah harga diri
Perubahan tanda dan gejala serta rendah.
peningkatan kemampuan dengan pemberian
kombinasi tindakan keperawatan dan Tindakan keperawatan untuk kelompok
pemberdayaan kader memiliki hubungan gangguan jiwa dilakukan secara rutin
yang erat. Peningkatan bersama dengan kader kesehatan jiwa dan
kemampuan akan menyebabkan perawat CMHN
peningkatan kemandirian pasien harga diri
rendah kronik. Memfasilitasi sarana dan prasarana untuk
pelaksanaan pelayanan kesehatan jiwa
SARAN termasuk tersedianya sumber daya manusia
(SDM) dan ketersediaan obat-obatan yang
Perawat dapat memodifikasi dalam dibutuhkan oleh pasien gangguan jiwa
pelaksanaan pemberian tindakan
keperawatan baik bagi pasien, keluarga dan Perlu disediakan piliklinik kesehatan jiwa
kelompok . di semua puskesmas yang berada di wilayah
dinas kesehatan
Perawat jiwa lebih aktif menerapkan asuhan
keperawatan dengan memodifikasi tindakan Dapat memfasilitasi pelaksanaan program
keperawatan baik generalis maupun Community Mental Health Nursing
spesialis serta meningkatkan kemampuan (CMHN) dengan instansi lain seperti Dinas
manajemen pelayanan keperawatan jiwa. Sosial, Dinas Pertanian maupun Dinas
Tenaga Kerja
Meningkatkan peran perawat CMHN
dengan cara monitoring dan evaluasi Memfasilitasi dalam pelayanan kesehatan
kemampuan melalui kader kesehatan jiwa, jiwa termasuk SDM terkait perawat
perawat CMHN memberikan tindakan spesialis jiwa komunitas dan pengadaan
keperawatan kelompok agar kemampuan obat-obatan
pasien dapat ditingkatkan, perawat CMHN
dapat berkolaborasi dalam pemberian terapi Pengembangan pos pelayanan kesehatan
psikofarmaka dengan tenaga medis dan jiwa di tiap wilayah agar pelaksanaan
rujukan terkait kondisi pasien. deteksi dini terhadap gangguan jiwa dapat
dilakukan
Hasil pelaksanaan asuhan keperawatan jiwa
ini dapat dijadikan evidence based dalam Perlu penempatan perawat spesialis jiwa
penyelesaian masalah gangguan jiwa yang akan memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan dual atau triple jiwa spesialis maupun menjadi konsultan di
diagnosis keperawatan. setiap puskesmas
Pemberdayaan Keluarga Dan Kader Kesehatan Jiwa Dalam Penanganan Pasien Harga Diri Rendah 177
Kronik Dengan Pendekatan Model Precede L. Green DI RW 06, 07 Dan 10 Tanah Baru Bogor Utara
Desi Pramujiwati, Budi Anna Keliat, dan Ice Yulia Wardani