Aktivitas Logistik Di Rumah Sakit
Aktivitas Logistik Di Rumah Sakit
Oleh:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. TUJUAN ........................................................................................................ 3
B. MANAJEMEN PERSEDIAAN
3. Outsourcing ............................................................................................. 10
iii
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN .............................................................................................. 11
B. SARAN .......................................................................................................... 11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Logistik dan inovasi rantai pasokan (supply chain) telah menjadi topik
penting dalam agenda penelitian maupun praktek manajemen logistik tingkat
internasional selama dua dekade terakhir. Hal ini dikarenakan logistik diakui
sebagai faktor penting untuk keunggulan kompetitif dan dapat menjadi faktor
penentu dalam keberhasilan suatu perusahaan atau industri.
Sebagaimana dalam setiap proses industri, logistik di rumah sakit
memiliki dua rantai utama, yaitu rantai internal dan rantai eksternal. Kepuasan
pelanggan dapat diukur sesuai dengan kinerja proses untuk
menangani kebutuhan pelanggan internal dan tidak mengesampingkan rantai
eksternalnya. Perbaikan dalam rantai pasokan di rumah sakit dapat
memberikan dampak positif seperti ruang operasi yang lebih baik, manajemen
farmasi dan manajemen persediaan yang lebih baik, hubungan vendor
ditingkatkan, pasien lebih puas dan alur kerja yang lebih efektif bagi karyawan
rumah sakit (Shong-Iee Ivan Su, Britta Gammelgaard, Su-Lan Yang, 2011).
Penyedia layanan kesehatan percaya bahwa, tidak seperti manajer dalam
industri manufaktur, mereka tidak mampu untuk memprediksi jumlah pasien
dan permintaan untuk item tertentu, sehingga mereka tidak dapat mengontrol
atau memproyeksikan kegiatan penjadwalan pemesanan dan kegiatan lainnya
(Jarrett, 2006).
Aktivitas logistik pada manajemen rantai pasokan rumah sakit-rumah
sakit suatu negara akan berbeda tergantung dari sistem sosial dan ekonomi
yang dimiliki oleh negara tersebut. Sistem sosial dan ekonomi yang berbeda
akan memberikan dampak yang berbeda pula bagi sistem kesehatan tiap-tiap
negara, sehingga praktek logistik antar satu negara dengan negara yang lain
menjadi berbeda.
Salah satu permasalahan yang dihadapi rumah sakit-rumah sakit di
Indonesia saat ini adalah sekitar lima persen atau 10 juta lebih penduduk
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari tulisan ini yaitu Bagaimana parameter logistik
yang menjadi ciri aktivitas logistik di rumah sakit Singapura?
C. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui parameter
logistik yang menjadi ciri aktivitas logistik rumah sakit di Singapura.
PEMBAHASAN
B. MANAJEMEN PERSEDIAAN
Parameter yang diidentifikasi dalam aspek ini, yaitu metode pengisian
kembali stok, pergudangan, dan kebijakan persediaan.
1. Pengisian Kembali Stok (Replenishment)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode terbaik yang dapat
digunakan dalam manajemen persediaan untuk memasok aset rumah sakit
berupa peralatan medis, perangkat lunak, dan obat-obatan adalah periodic
reviews and replenishment, yakni mereview stok barang secara periodik
dan melakukan pengisian atau pemesanan kembali untuk stok barang-
barang yang telah kosong. Namun, tidak semua rumah sakit di Singapura
mempraktekkan metode ini. Beberapa rumah sakit masih memesan
berdasarkan permintaan dari masing-masing departemen dan beberapa
lebih memilih memasok barang secara periodik, terlepas dari stok barang
tersebut masih ada atau telah habis.
Sedangkan untuk alat tulis dan peralatan non medis akan disupply
ketika ada permintaan dari tiap unit di rumah sakit. Kebanyakan rumah
sakit memasok obat-obatan setiap minggu. Namun, ada dua rumah sakit
yang memasok setiap hari agar biaya pergudangan dapat diminimalisir.
3. Kebijakan Persediaan
Data menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit
mempertahankan tingkat stok untuk jangka waktu dua minggu. Oleh
karena itu, setiap pengiriman disiapkan dengan jumlah stok untuk
memenuhi permintaan selama dua minggu. Hal ini dapat disebabkan oleh
alasan, seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa obat umumnya
dianggap sebagai barang bergerak cepat dan dengan demikian cukup
sering diisi ulang. Sehingga, rumah sakit tidak perlu menyediakan stok
untuk jumlah yang lebih besar. Untuk item non medis, seperti alat tulis,
sebagian besar rumah sakit menjaga pasokan untuk dua minggu.
Aptel dan Pourjalali (2001) memberikan tiga model dasar untuk
distribusi pasokan, yaitu pengiriman ke departemen medis melalui gudang
pusat, pengiriman semi langsung melalui gudang departemen medis,
pengiriman langsung melalui pengisian harian melalui pengiriman
langsung fasilitas kecil.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa rumah sakit di Singapura
menggunakan empat metode distribusi dasar, yaitu: pengiriman langsung
ke departemen medis untuk langsung digunakan, pengiriman langsung ke
penyimpanan departemen medis untuk digunakan nanti, pengiriman
langsung ke gudang pusat yang kemudian dikirim ke departemen
kesehatan untuk digunakan, serta pengiriman langsung ke gudang pusat
yang kemudian dikirim ke penyimpanan departemen.
3. Outsourcing
Rumah sakit juga meng-outsourcing beberapa bidang, seperti
kebersihan, keamanan, kantin, makanan serta laundry, dalam rangka untuk
memotong biaya dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Studi ini
menunjukkan bahwa outsourcing beberapa aktivitas logistik adalah hal
yang lazim di rumah sakit Singapura.
Empat rumah sakit melakukan outsourcing untuk perbaikan dan
pemeliharaan layanan; tiga rumah sakit melaporkan outsourcing layanan
sistem informasi; dan dua rumah sakit melaporkan outsourcing linen dan
jasa pergudangan. Hanya satu rumah sakit yang melakukan outsourcing
jasa kontraktor layanan makanan, karena rumah sakit lain khawatir akan
jumlah pasokan dan kualitas yang diberikan pihak yang di-outsourcing.
Penghematan yang diperoleh dari outsourcing dapat diperoleh
dengan menggunakan proses perubahan internal lainnya, seperti
pengenalan teknologi baru, perubahan struktur dan promosi fleksibilitas
kerja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa dengan input teknologi
tingkat tinggi untuk menjalankan berbagai fungsi, rumah sakit di
Singapura menggunakan outsourcing sebagai pilihan strategis mereka
untuk meningkatkan pelayanan daripada penempaan aliansi dengan
vendor. Karena kebutuhan untuk fokus pada kompetensi inti dan
mengurangi biaya, pada masa yang akan datang rumah sakit mungkin akan
malakukan outsourcing untuk jasa logistik ke layanan penyedia .
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai upaya untuk menyediakan layanan yang efisien, fungsi aktivitas
logistik di rumah sakit menjadi penting. Penelitian yang dilakukan oleh Zhi
Xiong (Thomas) Pan dan Shaligram Pokharel ini dapat memberikan kontribusi
dalam memahami parameter logistik yang menjadi ciri aktivitas logistik
rumah sakit di Singapura. Dengan peningkatan kompetisi biaya, rumah sakit
harus melihat beberapa fungsi yang harus dihilangkan (seperti kertas kerja),
outsourcing atau pengefisienan di berbagai sektor.
Risiko kemitraan antar rumah sakit bisa menjadi kebijakan strategis lain
yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas biaya rumah sakit.
Selain itu, Rumah Sakit di Singapura umumnya memasok barang ke gudang
untuk keperluan dua minggu. Ketika kapasitas pemasok lokal meningkat
dalam hal memahami kebutuhan khusus rumah sakit, aliansi berdasarkan
kepercayaan, efisiensi dan efektivitas dapat dibentuk dengan pemasok untuk
mengurangi tingkat stok ke level pasokan tiap satu minggu. Sehingga, dapat
mengurangi biaya logistik.
Selain itu, studi ini menemukan bahwa outsourcing sedang dipraktekkan
di rumah sakit Singapura dan outsourcing belum tentu menurunkan biaya
produk dan layanan di rumah sakit. Meskipun studi ini tidak dapat
membangun penghematan biaya karena penggunaan TIK, ditemukan bahwa
semua rumah sakit telah menggunakan TIK dalam aktivitas logistiknya. Hal
ini bisa disebabkan oleh kebutuhan untuk catatan yang efektif serta menjaga
manajemen pelayanan di rumah sakit.
B. SARAN
Studi ini memberikan arahan umum untuk formalisasi parameter logistik
di rumah sakit Singapura. Oleh karena itu, hasilnya harus digunakan dengan
hati-hati karena perubahan bisa saja dilakukan dalam kegiatan logistik rumah