Anda di halaman 1dari 13

NAMA : SYAHRI ROMADHONI

NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

IMPELLER ANCHOR DAN HELICAL RIBBON

Pencampuran atau mixing adalah peristiwa menyebarnya bahan-bahan


secara acak dimana bahan yang satu menyebar ke dalam bahan yang lain dan
sebaliknya, dimana bahan-bahan itu sebelumnya terpisah dalam dua fase atau
lebih. Sedangkan pengadukan atau agitation adalah gerakan yang terinduksi
menurut cara tertentu pada suatu bahan di dalam bejana, dimana gerakan itu
biasanya mempunyai atau membentuk semacam pola aliran sirkulasi.
Fluid mixing merupakan suatu proses mengenai pengadukan dan
pencampuran suatu fluida. Pengadukan dan pencampuran adalah proses yang
dinilai penting untuk dipelajari dalam operasi dari fluid mixing. Hal ini didasarkan
atas penerapan operasi dan proses yang cukup luas serta kaitannya dengan proses
lainnya. Apabila ditinjau dari definisinya, pengadukan merupakan suatu operasi
yang mengakibatkan terjadinya pergerakan atau penyebaran partikel-partikel
bahan yang berada di suatu bejana yang akan membentuk suatu pola aliran.
Pengadukan juga akan menyebabkan terjadinya peristiwa pencampuran.
Pencampuran ini akan mengurangi ketidakseragaman kondisi baik suhu ataupun
sifat lain dari bahan yang tersedia sehingga secara perlahan bahan akan menyatu.
Peristiwa pengadukan dan pencampuran akan dijumpai pada proses fluid
mixing (pencampuran zat cair). Operasi pengadukan dan pencampuran ini akan
mengakibatkan terjadinya peristiwa pelarutan. Peralatan yang ada pada operasi
fluid mixing antara lain bejana (vessel) sebagai wadah bahan, pengaduk (impeller),
dan baffle yang digunakan untuk memecah aliran vortex yang terjadi.
Pencampuran adalah suatu operasi yang menggabungkan dua macam atau
lebih komponen bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Tujuan
dari pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran yang
sedapat mungkin memiliki penyebaran yang sempurna atau sama. Tujuan operasi
pencampuran adalah bergabungnya bahan menjadi suatu campuran homogen yang
sedapat mungkin memiliki kesamaan penyebaran yang sempurna. Prinsip
pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan
perpindahan massa akan ada apabila terjadi gerakan atau perpindahan bahan.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

Prinsip pencampuran didasarkan pada peningkatan pengacakan dan


distribusi-distribusi atau lebih komponen yang mempunya sifat yang berbeda.
Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan
produk, atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan
pencampuran. Salah satu alat sebagai pencampur dalam sistem emulsi adalah
mixer yang menghasilkan suatu dispersi yang seragam atau homogen.
Pengadukan zat cair dilakukan untuk berbagai maksud, tergantung dari
tujuan langkah itu sendiri. Tujuan pengadukan secara umum dapat di kategorikan
menjadi beberapa bagian yaitu untuk memilih suspensi partikel zat padat, untuk
meramu zat cair yang mampu larut, untuk menyebarkan gas didalam zat cair
dalam bentuk gelembung kecil, untuk menyebarkan zat cair yang tidak dapat
bercampur dengan zat cair lain, sehingga membentuk emulsi atau suspensi
butiran-butiran halus. Serta agar dapat mempercepat proses perpindahan kalor
yang terjadi antara zat cair dengan kumparan atau mantel kalor.
Kadang-kadang pengaduk digunakan untuk beberapa tujuan sekaligus,
misalnya dalam hidrogenasi katalitik dan zat cair. Dalam bejana hidrogenasi
didispersikan melalui zat cair dimana terdapat partikel-partikel katalis padat dalam
keadaan suspensi, sementara kalor reaksi diangkut keluar melalui kumparan atau
mantel. Pengadukan menunjukkan gerakan yang terinduksi menurut cara tertentu
pada suatu bahan dimana gerakan itu biasanya mempunyai semacam sirkulasi.
Gerakan pencampuran pada mixer bahan baik secara horizontal maupun
secara vertikal tersebut dapat bervariasi bergantung dari jenis pengaduk yang
digunakan, sehingga hasil yang didapat akan bervariasi pula. Peralatan pencampur
dengan menggunakan satu pengaduk biasanya digunakan untuk mengaduk bahan
dengan viskositas rendah, sedangkan peralatan pengaduk dengan lebih dari satu
pengaduk digunakan untuk mengaduk bahan dengan viskositas tinggi.
Impeller adalah semacam piringan berongga dengan sudut-sudut
melengkung didalamnya dan dipasang pada poros yang digerakkan oleh motor
listrik, mesin uap atau turbin uap. Pada bagian samping impeller dekat dengan
poros dihubungkan dengan saluran isap, dan cairan seperti air atau minyak masuk
kedalam impeller yang berputar melalui saluran tersebut. Dan karena gerakan
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

akibat gaya sentrifugal yang terjadi, air didesak keluar menjauhi pusat dan masuk
kedalam ruangan antara keliling impeller bagian luar dan rumah pompa.
Impeller inilah yang akan membangkitkan pola aliran di dalam sistem,
yang menyebabkan zat cair bersikulasi di dalam bejana untuk akhirnya kembali ke
impeller. Dari segi bentuknya, ada tiga jenis impeller, yaitu propeller (baling-
baling), dayung (paddle), dan turbin (turbine). Masing-masing jenis terdiri dari
berbagai variasi dan sub-jenis. Ada lagi jenis-jenis impeller lain yang
dimaksudkan untuk situasi-situasi tertentu dan juga untuk viskositas tertentu,
namun ketiga jenis itu dapat digunakan untuk menyelesaikan 95% dari semua
masalah agitasi yang biasanya terjadi pada proses pengadukan zat cair.
Jenis-jenis impeller yang lain adalah marine type propeller, Flat-blade
turbine, disk flat-blade turbine, curved-blade turbine, pitched-blade turbine dan
shrouded turbine. Ada lagi jenis-jenis impeller pengaduk, yaitu impeller aliran
aksial (axial-flow impeller) impeller aliran-radial (radial-flow impeller), impeller
anchor, dan impeller helical ribbon. Dari sekian banyak jenis dan tipe yang ada,
penulis akan membahas mengenai impeller anchor, dan impeller hellical ribbon.
Seperti yang kita ketahui, pada umumnya penggunaan impeller sangat
tergantung pada geometri vessel (tanki), visikositas cairan. Untuk viskositas yang
lebih kecil dari 2000 cP, maka digunakan impeller dengan tipe propeller. Untuk
viskositas antara 2000 cP 50.000 cP, maka digunakan impeller dengan tipe
turbin, untuk viskositas antara 10.000 cP 1.000.000 cP, maka digunakan
impeller tipe anchor, helical ribon dan paddle. Sedangkan untuk viskositas diatas
1 juta cP, digunakan pencampuran khusus, seperti banburg mixer, kneaders,
extrudes, sigma mixer dan beberapa tipe impeller-impeller lainnya.
Ukuran impeller tergantung pada jenis impeller dan kondisi operasi seperti
yang dijelaskan oleh reynolds, froude, and power sebagai suatu karakteristik yang
saling mempengaruhi. Hal ini berlaku untuk semua jenis impeller. Jadi untuk
impeller jenis anchor dan helical ribbon juga dapat di ukur berdasarkan reynolds,
froude, dan power number. Untuk impeller jenis helical ribbon, perbandingan
diameter dari impeller dan vessel berada pada range, d/D = 0,3 -0,6, harga
terendah berada pada rpm yang tinggi. Kecepatan impeller standar yang
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

digunakan untuk kepentingan komersil (industri) adalah 34, 45, 56, 68, 84, 100,
125, 155, 190, dan 320 rpm. Tenaga yang dibutuhkan biasanya tidak cukup untuk
digunakan secara kontinyu untuk mengatur gerakan pencampuran. Dua kecepatan
driver mungkin dibutuhkan pada saat torques awal sangat tinggi.
Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar
yang berputar pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif.
Kadang-kadang daun-daunnya dibuat miring, tetapi biasanya vertikal saja.
Dayung (paddle) ini berputar di tengah bejana dengan kecepatan rendah sampai
sedang, dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial, hampir tanpa adanya
gerakan vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring. Arus yang
terjadi bergerak ke luar ke arah dinding, lalu membelok ke atas atau ke bawah.
Dalam tangki-tangki yang dalam, kadang-kadang dipasang beberapa
dayung pada satu poros, dayung yang satu di atas yang lain. Dalam beberapa
rancangan, daunnya disesuaikan dengan bentuk dasar bejana, yang mungkin bulat
atau cekung piring, sehingga dapat mengikis atau menyapu permukaan pada jarak
sangat dekat. Dayung (paddle) jenis tersebut dinamakan agitator jangkar (anchor
agitator). Pengaduk ini mirip dengan jangkar kapal, maka di sebut pengaduk
jangkar. Impeller tipe jangkar mampu menyapu permukaan dinding secara
menyeluruh dan meng-agitasi sebagian besar batch cairan melalui kontak fisik.
Dinding pencakar atau scraper dapat dipasang pada baling impeller
jangkar yang berfungsi untuk meningkatkan perpindahan panas melalui dinding
tangki pengolahan dan mencegah tidak lengketnya bahan baku pada dinding
tangki. Untuk menambah ratanya sistem pencampuran yang terjadi dalam suatu
vessel, maka penggunaan impeller jangkar ini dapat di kombinasikan dengan
agitator atau pengaduk dengan ulir sehingga memaksimalkan pencampuran.
Pengaduk jangkar yang dekat dengan impeller ini dapat disesuaikan
dengan kontur permukaan tangki pengolahan. Hal ini bertujuan agar kerja dari
pengaduk jangkar ini dapat berjalan dengan baik. Pengaduk jangkar dapat di pakai
pada pencampuran dalam kondisi aliran laminar dan ditemui dalam aplikasi
viskositas tinggi,namun biasanya pengadukan ini menggunakan rpm rendah.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

Gambar 1. Impeller Anchor


(Sumber: Daisi, 2012)

Setelah membahas mengenai impeller anchor, bahasan selanjutnya yaitu


mengenai impeller helical ribbon. Pengaduk jenis helical ribbon memiliki bentuk
seperti pita (ribbon) yang dibentuk dalam sebuah bagian yang bentuknya seperti
baling-baling helicopter dan ditempelkan kepusat sumbu pengaduk (helical).
Pengaduk jenis ini memiliki rpm yang rendah dan digunakan untuk bahan-bahan
dengan viskositas tinggi. Ada pun beberapa jenis pengaduk helical-ribbon adalah
ribbon impeller, double ribbon impeller, helical screw impleller, sigma impleller,
dan z-blades. Alat pengaduk yang diperkenalkan yakni Ribbon Mixer.
Untuk skala laboratorium, secara umum terdapat 3 jenis Ribbon Mixer
yang umumnya digunakan yaitu Ribbon Mixer dengan kapasitas 100 kg, 15 kg,
dan 15 kg dengan model pengaduk yang berbeda dengan yang 15 kg pertama.
Ribbon Mixer ini tidak dilengkapi dengan reducer. Seperti yang kita ketahui
bahwa reducer berfungsi untuk mengatur kecepatan pengadukan. Jadi, untuk skala
laboratorium mixer ini tidak menggunakan reducer. Reducer ini sendiri berfungsi
untuk memperhalus proses pencampuran sehingga hasilnya homogen.
Mixer jenis ini digunakan untuk bahan-bahan kering dan basah. Ribbon
Mixer kapasitas 15 kg yang pertama memiliki pengaduk yang berbentuk
lempengan dengan beberapa bulatan berlubang pada ujungnya. Bulatan berlubang
ini bertujuan untuk memudahkan pengadukan saat mengaduk bahan. Ribbon
Mixer yang kedua memiliki bentuk pengaduk yang berbeda dengan ribbon mixer
yang pertama. Mixer jenis ini biasanya digunakan untuk membuat mie.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

Jenis aliran didalam vessel yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi) tangki,
sekat, dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai
tiga komponen, dan pola aliran keseluruhan didalam tangki itu tergantung pada
variasi dari ketiga komponen itu dari satu lokasi menuju ke lokasi lain.

Gambar 2. Impeller Helical Ribbon


(Sumber: Daisi, 2012)

Apabila dihubungkan dengan bahasan mengenai impeller ini, komponen


kecepatan yang pertama ialah komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus
terhadap poros impeller. Komponen kedua, merupakan komponen tangensial, atau
rotasional, yang bekerja pada arah singgung terhadap lintasan terhadap lintasan
lingkar disekeliling poros. Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal,
komponen radial dan tangensial berada dalam satu bidang horisontal, dan
komponen longitudinalnya vertikal. Komponen radial dan komponen longitudinal
sangat aktif dalam memberikan aliran yang diperlukan untuk melakukan
pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak persis dipusat tangki, komponen
tangensial biasanya kurang menguntungkan dalam proses pengadukan.
Arus tangensial itu mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran
disekeliling poros, dan menimbulkan vorteks pada permukaan zat cair. Adanya

sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan


tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Pola aliran yang terjadi
dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk. Karakteristik fluida
yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk dan
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

sekat. Komponen tangensial atau rotasional, bekerja dalam arah garis singgung

lintasan melingkar sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang mengikuti lintasan

melingkar sekeliling sumbu, menimbulkan vortexs dipermukaan cairan. Jika


tangki tidak bersekat, maka pengaduk jenis aliran axial maupun radial akan
menghasilkan aliran melingkar saat proses pengadukan atau vortexs.
Karena pusaran itu terlalu kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua
jenis pengaduk dan vortexs yang terbentuk akan mencapai pengaduk, sehingga gas
diatas permukaan akan terhisap. Vortexs menunjukkan keseimbangan antara gaya
gravitasi dengan gaya inersia. Ada beberapa cara untuk menghindari terjadinya
vorteks dalam pengadukan dan pencampuran fluida yaitu pengadukan dipasang
off center atau miring, pada dinding tangki atau vessel dipasang sumbu vertikal,
pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis anchor.
Jika di dalam sistem itu terdapat partikel zat padat, arus sirkulasi itu
cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal kearah luar
dan dari situ bergerak ke bawah dan sesampai ke dasar tangki lalu ke pusat karena
itu, bukannya pencampuran yang berlangsung, tetapi sebaliknya pengumpulan
yang terjadi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi zat cair bergerak menurut arah
gerakan daun impeller, kecepatan relatif antara daun dan zat cair itu berkurang
dan daya yang dapat diserap zat cair pada pencampuran menjadi terbatas.
Dalam bejana yang tak bersekat, aliran putar itu dapat dibangkitkan oleh
segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun radial. Jadi, jika putaran zat cair
itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat dikatakan tetap bagaimanapun
bentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga mencapai impeller misalnya
menggunakan impeller anchor maupun helical ribbon, dan gas dari atas
permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat cair itu.
Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat di cegah
dengan menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini. Dalam tangki-tangki
kecil, impeller dipasang di luar sumbu tangki (ekstentrik) . Porosnya di geser
sedikit dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang
tegak-lurus terhadap pergeseran sehingga memperkecil vorteks yang ada.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

agitator nya di pasang di sisi tangki, dengan porosnya pada bidang horizontal,
tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki. Pada tangki-tangki besar yang
mempunyai agitator vertikal, cara yang paling baik untuk mengurangi arus putar
ialah dengan memasang sekat-sekat baffle yang berfungsi merintangi aliran rotasi
tanpa mengganggu aliran radial dengan memasang bilah-bilah vertikal terhadap
dinding tangki, kecuali untuk tangki yang sangat besar, biasanya empat buah sekat
saja sudah memadai untuk mencegah pembentukan arus putar dan vorteks.
Apabila terdapat kesulitan memasang sekat sebanyak itu, satu atau dua sekat saja
pun sudah akan memberi pengaruh besar terhadap pola alir dan lingkar. Untuk
turbin, lebar sekat yang diperlukan tidak lebih dari seperdelapan belas diameter
tangki. Dengan propelleryang dipasang dari sisi, yang miring atau yang tidak di
tempatkan di pusat, tidak di perlukan sekat lagi, karena sudah membuat aliran
laminar menjadi turbulen.
Agitator propeller biasanya mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar
tangki, di mana arus itu lalu menyebar secara radial ke segala arah menuju
dinding, lalu mengalir lagi ke atas disepanjang dinding dan kembali dihisap oleh
propeller dari atas. Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran spesifik di
dalam bejana itu sekarang bergantung pada jenis impeller yang dipergunakan.
Propeller biasanya digunakan bila dikehendaki adanya arus yang kuat,
umpamanya bila kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada
dalam suspensi.Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh,
Propeller jarang dipakai bila viskositas zat cair lebih dari kira-kira 50 merupakan
impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.
Turbin dengan daun miring 45o dan mendorong ke bawah juga biasa
digunakan untuk mendapatkan arus aksial yang kuat yang di perlukan untuk
membuat suspensi zat padat.Agitator dayung dan turbin berdaun datar
memberikan aliran radial yang baik dalam bidang impeller itu, dimana aliran itu
lalu membelah diri di dinding, membentuk dua pola lingkar yang terpisah.
Satu bagian yang mengalir ke bawah di sepanjang dinding dan kembali ke
pusat impeller dari bawah sedang satu bagian lagi mengalir ke atas menuju
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

permukaan dan kembali ke impeller dari atas.Pada tangki tanpa sekat terdapat
aliran tangensial yang kuat serta pembentukan vorteks, walaupun kecepatan poros

hanya sedang-sedang saja, tetapi, bila ada sekat, aliran vertikal itu meningkat, dan
pencampuran zat cair pun berlangsung lebih cepat dari biasanya.
Pada tangki berbentuk silinder vertikal, ke dalaman zat cair harus sama
dengan diameter tangki, atau sedikit lebih besar dari itu. Jika di perlukan

kedalaman yang lebih besar, dapat dipasang dua impeller atau lebih pada satu
poros, dimana masing-masing impeller berfungsi sebagai satu pencampur
tersendiri.Masing-masing impeller membangkitkan dua arus sirkulasi.Impeller
yang di sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun yang jenis propeller, di
pasang pada jarak kira-kira sama dengan diameter impeller dari dasar tangki.
Pengadukan arah aliran radial biasanya akan menimbulkan aliran yang
mempunyai arah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk.
Komponen aliran tangensial akan menyebabkan timbulnya vorteks dan terjadinya
suatu pusaran tetapi dapat dihilangkan dengan pemasangan baffle atau cruciform
baffle.Bentuk pola alir pada pengadukan dipengaruhi oleh tipe pengaduk,
geometri tangki dan ada tidaknya sekat. Pola aliran radial, yaitu pola alir yang
tegak lurus terhadap sumbu impeller, pola aliran aksial, yaitu pola alir yang sejajar
dengan sumbu impeller, pola aliran tangensial, yaitu pola alir yang mengelilingi
sumbu impeller.Jika kecepatan putar pengaduk tinggi dan sumbu impeller berada
di pusattangki pada tangki tidak bersekat maka akan menyebabkan terjadinya
vorteks. Fenomena vorteks ini sangat tidak diinginkan dalam suatu proses
pengadukankarena dapat mengakibatkan pencampuran menjadi tidak sempurna.
Pada jenis alat pencampur ini diusahakan untuk menghindari aliran
monoton yang berputar melingkari dinding tangki karena dapat memperlambat
proses pencampuran. Untuk itu kadang-kadang letak pengaduk harus diputar
sedikit sehingga tidak persis simetri terhadap dinding tangki. Penambahan sekat-
sekat (baffles) pada dinding tangki juga dapat menciptakan pengaruh pengadukan,
yaitu mencegah timbulnya vortex dan mempercepat terjadinya homogenisasi
pencampuran. namun menimbulkan masalah karena sulit membersihkannya.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

Gambar 1. Vorteks pola tangensial


(Sumber: Rio, 2010)

Homogenizer biasanyadigunakanuntukmencampurbahancairdengancair
yang tidaksalingmelarutkan, misalnyaminyakdan
air.Homogenizer menghancurkanbagian yang tidakterlarut (minyak)
menjadipartikel-partikel yang
sangathalusdankemudianmendispersikannyadengankecepatantinggikeseluruhbagia
ncairan yang lain (air).Jumlahminyak atau
lemakbiasanyalebihsedikitdibandingkandengan air.Misalnyapadapembuatan salad
dressing, eskrim, homogenisasisusu, dan lain-lain.
Scale up merupakan penerapan desain unit pengadukan berdasarkan hasil
proses pada skala kecil ke skala yang lebih besar dengan perbandingan tertentu.
Metode yang digunakan pada proses scale-up, meliputi geometric
similarity, yaitu dimensi dari pada unit pengadukan. Kinematic similarity,
yaitu perbandingan suhu dan kecepatan pengadukan, serta dynamic similarity,
yaitu perbandingan viskositas, inersia, dan gaya gravitasi.
Sekat (Baffle) adalah lembaran vertikal datar yang ditempelkan pada
dinding tangki. Tujuan utama menggunakan sekat dalam tangki adalah memecah
terjadinya pusaran saat terjadinya pengadukan dan pencampuran. Oleh karena itu,

posisi sumbu pengaduk pada tangki bersekat berada di tengah. Sekat pada tangki
juga membentuk distribusi konsentrasi yang lebih baik di dalam tangki.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

Gambar 2.Baffle
(Sumber: Kurniawan, 2011)

Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 2


biasanya menghasilkan pola putaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang
digunakan sebaiknya berukuran 1/12 diameter tangki, aliran yang terbentuk
mulanya laminar, berubah menjadi aliran turbulen dan vorteks tidak
terbentuk.Namun, pada umumnya pemakaian sekat akan menambah beban
pengadukan yang berakibat pada bertambahnya kebutuhan daya pengadukan.
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

Tabel 1. Pemilihan Jenis Impeller Berdasarkan Pemakaian

Jenis Impeller
Penggunaan
Propeller Turbine Paddle

Pencampuran 1 2 3
Dispersi 2 1 3
Suspensi padatan 2 1 3
Reaksi 2 1 3
Dispersi gas 3 1 3
Pengubah panas 2 1 2
Kristalisasi 2 1 1

(Sumber: Daisi, 2012)

Keterangan:
1 = Banyak digunakan
2 = Kadang-kadang digunakan
3 = Jarang digunakan

DAFTAR PUSTAKA

Amru, Khoiru. 2015. Pengaruh Jenis Pengaduk Dan Waktu Fermentasi Terhadap
Fermentasi Nira Nipah Menjadi Bioetanol Menggunakan Yeast
Saccharomyces Cereviceae. Jom FTEKNIK. Vol. 2, No.1. (Online).
NAMA : SYAHRI ROMADHONI
NIM : 03031181520023
SHIFT : KAMIS (13.00-14.40)
KELOMPOK :1

http://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFTEKNIK/article/download/6288/598
8. (Diakses pada 9 Oktober 2015)
Bakker, A. 1996. The Laminar and Turbulent Flow Pattern Of A Pitched Blade
Turbine. (Online). http ://www. Bakker .org/ cfm/ publications /Bakker
MyersWardLee.pdf. (Diakses pada 9 Oktober 2015)
Kurniawan, Ronny. 2011. Pengaruh Jenis dan Kecepatan Pengaduk pada
Fermentasi Etanol Secara Sinambung dalam Bioreaktor Tangki
Berpengaduk Sel Tertambat. (Online). http:// lib.itenas.ac.id/kti/wp-
content/uploads/2012/03/ Pengaruh - Jenis- dan-Kecepatan-Pengaduk-
pada-Fermentasi-Etanol-Secara-Sinambung-dalam-Bioreaktor-Tangki
Berpengaduk-Sel-Tertambat01.pdf. (Diakses pada 13 Oktober 2015).
Oldshue, J. Y. 1983. Fluid Mixing Technology. New York: Mc. Graw Hill Book
Company.
Perry, R.H. and Chiton,C.H. 1984. Chemical Engineering Hand Book (7th edition).
Tokyo: Mc. Graw Hill Kogakusha Ltd.
Tatterson, G. B. 1991. Fluid Mixing and Gas Dispersion in Agitated Tank. New
York: Mc. Graw Hill Book Company.
Very, Caesar. 2013. Macam-macam Pengaduk. (Online). http:/ /www. Caesar
very.com/2013/10/macam-macam-pengaduk-agitator.html. (Diakses pada
10 Oktober 2015).
Wau, E. S. 2015. Fluid Mixing Apparatus. (Online). http ://dokumen .tips/
documents/fluid-mixing-apparatus1.html. (Diakses pada 10 Oktober
2015).

Anda mungkin juga menyukai