Anda di halaman 1dari 9

Nama : Herwan Krisyanto

NIM : 03031281520088
Shift : Kamis, 13.00-15.00
Kelompok :1

BASIN FIBERGLASS

1. Pengertian Basin
Kolam air dingin terletak pada bagian bawah cooling tower, dan menerima air
dingin yang mengalir turun melalui menara dan bahan pengisi. Kolam memiliki sebuah
lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air dingin. Pada beberapa desain aliran
yang berlawanan arah pada forced draft, air di bagian bawah bahan pengisi disalurkan
ke bak yang berbentuk lingkaran yang berfungsi sebagai kolam air dingin. Sudut-sudut
fan dipasang dibawah bahan pengisi untuk meniup udara naik melalui menara. Pada
umumnya basin tebuat dari seng atau logam, namun seiring dengan berkembangnya
zaman, material-material baru mulai ditemukan dan digunakan sebagai pengganti. Pada
pembuatan water basin saat ini, sudah mulai menggunakan fiberglass sebagai bahan
konstruksinya. Penggunaan fiberglas ini dilatarbelakangi oleh masalah masalah yang
terdapat pada water basin atau kolam penampungan air dingin pada cooling tower.
Perencanaan konstruksi water basin pada cooling tower adalah membuatnya
agar memiliki nilai efisiensi dan efektifitas yang baik. Komposit sebagai material
alternatif pengganti bahan baku baja dan kayu yang telah banyak digunakan yakni FRP
atau fiberglass reinforced plastics (Hadi, S. E., 2008). Water basin berfungsi untuk
pengumpul air sementara yang jatuh dari filling material sebelum disirkulasikan
kemabali ke condenser (Putra, 2015). Water basin terbuat dari seng, hal ini dinilai dapat
menimbulkan masalah karena spesifikasi air pendingin atau air proses yang akan
didinginkan mengandung kontaminan-kontaminan yang dapat menimbulkan korosi.
Hal negatif yang ditimbulkan lagi adalah blow down pada cooling tower.

2. Permasalahan Air Pendingin


Permasalahan pada air pendingin apabila tidak dikontrol dengan baik, maka
akan menimbulkan efek negatif pada keseluruhan proses atau operasi. Contohnya
adalah meningkatkan biaya perawatan, perbaikan peralatan, frekuensi shutdown lebih
sering (digunakan untuk cleaning), mengurangi efisiensi transfer panas, menimbulkan
pemborosan bahan bakar untuk power plant, dan blow down yang akan mengakibatkan
penambahan jumlah make up water setiap waktu tertentu dan menambah waktu
shutdown untuk cleaning pada bagian tersebut, untuk mencegah hal tersebut industri-
industri biasanya menggunakan bahan inhibitor injeksi yang tentunya membutuhkan
biaya kembali. Dilain sisi, seng yang rentan akan korosi membuat service live cooling
tower semakin berkurang. Beberapa permasalahan umum lainnya pada air pendingin
diantaranya degradasi atau korosi, pembentukan scale atau kerak dan biological
contamination akibat dari bakteri dan mikroba (Septani, C. M.. dkk, 2013).
Korosi adalah proses elektrokimia dimana logam kembali ke bentuk alaminya
sebagai oksida. Beberapa tipe korosi yang sering terjadi antara lain general attack,
pitting, dan galvanic attack. Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi pada sistem air
pendingin adalah penyumbatan dan kerusakan pada sistem perpipaan, kontaminasi
produk yang diinginkan karena adanya kebocoran-kebocoran, dan menurunnya
efisiensi perpindahan panas. General attack terjadi apabila korosi yang muncul
terdistribusi merata dan sama di semua permukaan logam. Sedangkan pitting terjadi
ketika hanya sebagian kecil dari logam yang mengalami korosi.
Walaupun begitu, pitting sangat berbahaya karena hanya terpusat di sebagian
area saja. Galvanic attack terjadi ketika dua logam berbeda berkontak. Logam yang
lebih aktif akan terkorosi secara cepat. Faktor utama yang mempangaruhi terjadinya
korosi adalah kondisi air pendingin itu sendiri, dissolved gas, suspended solid, pH,
suhu dan mikroba. Metode yang digunakan untuk mencegah atau meminimalisir korosi
antara lain adalah memililih material anti korosi saat mendesain proses, menggunakan
protective coatings seperti cat, metal plating, tar, atau plastic, melindungi dari
substansi yang bersifat katiodik, menggunakan anoda dan atau yang lain,
menambahkan corrosion inhibitor (anodic, katiodic, general)
Scale adalah lapisan padat dari material anorganik yang terbentuk karena
pengendapan. Beberapa scale yang sering terjadi berupa calcium carbonat, calcium
phosphate, magnesium silicate, dan silica. Fouling adalah akumulasi dari material solid
yang berbeda dari scale. Fouling dapat dikendalikan secara mekanikal atau dengan
menggunakan pengolahan kimia. Pengendalian fouling pada cooling system
melibatkan 3 hal yaitu prevention (pendekatan terbaik adalah mencegah foulant
memasuki cooling system, termasuk juga perlakuan mekanik ataupun chemical untuk
clarify makeup water), reduction (menghilangkan atau mengurangi jumlah foulant
yang tidak dapat dicegah memasuki sistem dan melibatkan sidestream filtering atau
dapat juga melakukan pembersihan basin tower secara perodik) dan ongoing control.
Biological contamination adalah pertumbuhan tidak terkontrol dari mikroba
yang dapat menimbulkan pembentukan deposit, fouling, corrosion, dan scale. Menara
pendingin (cooling tower) merupakan bagian dari sistem air pendingin yang
memberikan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisma. Algae dapat berkembang dengan baik pada bagian yang cukup
mendapat sinar matahari, sedangkan lendir (slime) dapat berkembang pada hampir di
seluruh bagian dari sistem air pendingin ini. Mikroorganisme yang tumbuh dan
berkembang tersebut merupakan deposit (foul) yang dapat mengakibatkan korosi lokal,
penyumbatan dan penurunan efisiensi perpindahan panas. Penggunaan air yang
memenuhi persyaratan dapat mencegah timbulnya permasalah-permasalah dalam
sistem air pendingin itu sendiri. Persyaratan bagi air yang dipergunakan sebagai air
pendingin tidak seketat persyaratan untuk umpan ketel (Setiadi, 2007).

3. Fiberglass Reinforced Plastic


Untuk mengurangi dampak negatif dari permasalahan yang terdapat pada water
basin di cooling tower, berbagai inovasi dilakukan oleh industry kimia. Salah satunya
dengan mengubah material water basin dari logam, yang lebih sedikit rapuh dan bahan
baku sedikit lebih mahal, menjadi fiberglass bahan yang kuat, murah dan ringan.
Fiberglass juga disebut glass-reinforced plastic, kaca serat plastik bertulang, adalah
serat polimer yang diperkuat, terbuat dari matriks plastik ditambah dengan serat halus
dari kaca. Fiberglass memiliki bahan ringan sangat kuat, dan kaku. Meskipun sifat
kekuatan yang agak lebih rendah dari serat karbon dan kurang kaku. Kekuatan dan sifat
berat juga sangat menguntungkan bila dibandingkan dengan logam, dan dapat dengan
mudah dibentuk menggunakan proses molding (Prapasto, 2014).
Tabel 2. Sifat-sifat Fiberglass
Jenis Serat
No.
E-Glass C-Glass S-Glass

1 Isolator listrik yang baik Tahan terhadap korosi Modulus lebih tinggi

Kekuatan lebih rendah Lebih tahan terhadap


2 Kekuatan tinggi
dari E-Glass temperatur tinggi
Harga lebih mahal dari Harga lebih mahal dari
3 Kekuatan tinggi
E-Glass E-Glass
(Sumber: Sulaiman, 2011)

Fiberglass reinforced plastic (FRP) merupakan material campuran (composite)


yang dibentuk dari perkuatan serat kaca (fiberglass reinforcement), thermosetting
plastic resin dan zat tambahan (addictive). Fiberglass merupakan bahan komposit
gabungan polimer dengan keramik, dimana bahan tersebut terlihat serat-serat sebagai
bahan keramiknya, dan plastik sebagai bahan polimernya yang juga merupakan
matriksnya. Dengan pemilihan kombinasi jumlah material dan proses manufactur yang
tepat, kita dapat menghasilkan produk FRP sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
Hasilnya adalah produk dengan sifat dan performa yang bervariasi. Karakteristik
umum dari FRP adalah tahan terhadap korosi, perbandingan kekuatan dan berat,
ringan, sifat kelistrikan, ukuran stabil, dan biaya pemeliharaan yang rendah.
Untuk mengurangi penggunaan inhibitor dan mengatasi masalah pada water
basin, saat ini industri mulai menggunakan fiberglass sebagai bahan pengganti logam.
Tidak hanya water basin saja, seluruh bagian cooling tower saat ini sudah banyak
diperjual belikan dengan bahan fiberglass, selain konstruksinya yang mudah, fiberglass
juga tahan terhadap korosi, sehingga inhibitor injeksi untuk korosi tidak diperlukan lagi
pada cooling tower jenis ini. Aplikasi fiberglass sudah hampir mencakup seluruh
bagian kehidupan, mulai dari peralatan rumah tangga, tangka-tangki air, sperpart
motor, bagunan rumah, bahkan bangunan kapal dan pesawat menggunakan fiberglass.
4. Komponen Fiberglass Reinforced Plastic
Material pembentukan fiberglass terdiri dari serat sebagai penguat, resin, dan
addictive. Serat berfungsi meningkatnkan kekuatan tekan dan kekuatan tarik. Resin
merupakan matriks yang memberikan kekuatan tekan yang tinggi. Saat ini teknologi
komposit sudah semakin berkembang, salah satunya adalah glass fiber reinforced
polymer yang banyak diaplikasikan dalam peralatan rumah tangga dan industri.
Penggunaan fiberglass di industri semakin populer karena dirasa lebih efektif dan
murah. Sifat bahan yang tahan lama, perawatan yang mudah dan harga murah
menjadikan komposit ini sebagai pilihan pembuatan struktur mekanik pendukung
industri seperti pipa saluran, tangki air, peralatan bangunan rumah dan lainnya.
Thermoplastic atau serat kaca dan thermosetting resin adalah komponen utama
dalam fiberglass reinforced plastic, namun ada beberapa unsur lain yang tekandung
didalamnya seperti filler (material anorganik yang dapat memberikan nilai ekonomis,
penampilan dan performa), prometer dan accelerator (mempercepat proses
pembentukan dan memperpanjang usia campuran resin), pigment (pewarna yang
berfungsi memberikan warna pada produk), catalyst (membantu proses pengeringan
pada bahan matriks) dan gelcoat (lapisan pelindung yang berfungsi mencegah
masuknya air kedalam fiberglass, menahan reaksi kimia, ultraviolet dan gesekan).
Resin (matriks) berfungsi untuk mentransfer gaya antar serat penguat, bertindak
sebagai perekat untuk menyatukan serat bersama-sama, dan melindungi serat dari
kerusakan mekanis dan lingkungan. Produsen FRP dapat memilih resin untuk
mendapatkan sifat fisika, mekanis, thermal dan kemampuan produksi sesuai
keinginannya. Resin umumnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu thermosetting dan
thermoplastic. Pada umumnya produk FRP yang biasa kita gunakan hanya
menggunakan resin system thermosetting. Thermosetting adalah resin polymer yang
dapat membentuk (cured) dengan proses pemanasan atau zat tambahan (addictive).
Ketika sudah terbentuk (cured), thermosetting resin tidak dapat dilelekan atau
diencerkan lagi untuk dibuah-ubah dan dibentuk kebentuk lainnya.
Tabel 1. Komposisi Senyawa Kimia Fiberglass
Tipe Komposisi Senyawa Kimia (%)
Serat SiO2 Al2O2 Fe2O3 CaO MgO Na2O B2O3 K2O BaO
E 52,4 14,4 0,2 17,2 4,6 0,8 10,6 - -
C 64,4 5,1 0,1 13,4 3,3 9,6 4,7 0,4 0,9
S 64,4 25,0 - - 10,3 0,3 - -
(Sumber: Sulaiman, 2011)

5. Sifat Fisik dan Mekanik Fiberglass


Sifat fisik dari fiberglass ini dapat dilihat dari ketahannya terhadap zat kimia,
suhu, goresan, api, cauca dan mikroorganisme. Daya tahan FPR terhadap zat kimia
(chemical resistance) cukup bagus terhadap chemical pada air dan tanah asli. Pada
umumnya FRP tidak terpengaruh dengan apapun yang biasanya dapat membahayakan
material logam. FRP biasanya dipergunakan untuk menahan pengaruh lingkungan dan
produk FRP juga lebih ringan dan tahan lama. Alasan utama menggunakan material
FRP karena memiliki daya tahan yang baik untuk kondisi lingkungan yang ekstrim .
FRP tahan dengan berbagai jenis bahan kimia, baik bersifat asam maupun basa. Daya
tahan FRP terhadap zat kimia bergantung pada resin yang digunakan.
Daya tahan terhadap suhu (temperature resistance) FRP sangat dipengaruhi
oleh resin yang digunakan. Batas suhu maksimum juga dipengaruhi oleh kondisi zat
kimia, kondisi tekanan dari produk FRP. Pada umumnya, dampak dari zat kimia yang
lebih berbahaya adalah tingkat konsentrasi yang tinggi dan dapat meningkatkan suhu
zat tersebut. Hampir semua model FRP tidak terpengaruhi dengan suhu yang sangat
rendah dan dingin. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa FRP mempunyai
nilai thermal exspansion lebih besar dari material logam pada umumnya sehingga pada
saat melakukan desain perlu diperhitungkan. FRP tidak mengakomodasikan konstraksi
khususnya untuk sistem pipa dibawah tanah. Tahan terhadap mikroorganisme
(resistance to biological attack), FRP tidak akan rusak karena jamur, bakteri atau
mikroorganisme apapun. Belum ditemukan material FRP rusak akibat reaksi biologi.
FRP juga memiliki daya tahan yang bagus terhadap cuaca, namun hampir
semua fiberglass akan terdegradasi oleh sinar ultra violet (UV). Cara mengatasinya,
biasanya dengan melapisi permukaan menggunakan pigment, dyes, filler atau zat anti
UV (Bahtiar, 2016). Seluruh permukaan yang terkena langsung oleh sinar UV harus
dibuat dengan lapisan yang penuh dengan resin. Pengaruh cuaca lain seperti hujan
asam, air asin, dapat ditahan sepenuhnya oleh sifar daya tahan fiberglass terhadap zat
kimia. Umumnya sifat mekanik fiberglass dilihat dari nilai ultimate tensile strength,
tensile modulus, ultimate flexural strength dan juga flexural modulus.

Tabel 3. Tebal dan Sifat Mekanik Fiberglass


Nominal
Tipe Sifat Mekanik Nilai
Ketebalan
Ultimate Tensile Strength 9,1 x 103 Psi 62,1 MPa
Tensile Modulus 1,0 x 106 Psi 6,89 x 103 MPa
all 1
Ultimate Flexural Strength 16,0 x 103 Psi 110,24 MPa
Flexural Modulus 0,7 x 106 Psi 4,82 x 103 MPa
Ultimate Tensile Strength 12 x 103 Psi 82,737 MPa
0,22 Inc Tensile Modulus 1,3 x 106 Psi 8,96 x 103 MPa
2
5,6 mm Ultimate Flexural Strength 19,0 x 103 Psi 131 MPa
Flexural Modulus 0,8 x 106 Psi 5,52 x 103 MPa
Ultimate Tensile Strength 13 x 103 Psi 89, 63 MPa
0,29 Inc Tensile Modulus 1,4 x 106 Psi 9652 MPa
2
7,4 mm Ultimate Flexural Strength 20,0 x 103 Psi 137,9 MPa
Flexural Modulus 0,9 x 106 Psi 6205,28 MPa
Ultimate Tensile Strength 15 x 103 Psi 103,42 MPa
0,37 Inc Tensile Modulus 1,5 x 106 Psi 10342,14 MPa
2
5,6 mm Ultimate Flexural Strength 22,0 x 103 Psi 151,68 MPa
Flexural Modulus 1,0 x 106 Psi 6894,76 MPa
(Sumber: Sulaiman, 2011)
Sifat mekanik fiberglass tergantung dari beberapa faktor seperti jenis serat,
orientasi, dan desainnya. Pada desain serat, mengacu pada bentuk serat yang terbentuk
antara lain dengan mengepang, menenun ataupun dengan merajut. Keunggulan
fiberglass sesuai dengan perkembangan teknologinya, yaitu ketangguhan material,
berkekuatan tinggi, tahan terhadap cuaca dan bahan kimia, tahan terhadap suhu tinggi,
serta tidak mengalami abrasi dan korosi. Keuntungan penggunaan komposit sebagai
komponen struktur adalah proses manufaktur yang mudah, penanganan dan
pemasangan yang sederhana dan dan sangat aplikatif untuk berbagai peralatan.
Dipercaya sebagai bahan struktur karena memiliki resiko kekuatan dan daya tahan
berat yang sangat baik. mudah didesain untuk komponen tingkat tinggi, berdaya tahan
bagus, ringan (densitasnya rendah), serta perawatannya yang mudah dilakukan.
Sifat mekanik fiberglass biasanya dilakukan menggunakan beberapa parameter
pengujuian seperti pengujian kuat tarik atau tensile strength (untuk mengetahui
kekuatan bahan terhadap gaya tarik), pengujian kuat lentur atau flexuaral strength
(untuk mengetahui ketahanan suatu bahan terhadap pembebanan pada titik lentur dan
keelastisitasan suatu bahan), pengujian kuat impak atau impact strength, analisa termal
(defferential thermal analisis), analisa scaning electron microscope (SEM), pengujian
ketahanan nyala api dan nilai minimum sifat mekanik FRP.
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar, E. T.. 2016. Analisa Perhitungan Beban Cooling Tower Pada Fluida Di
Mesin Injeksi Plastik. Jurnal Ilmu Teknol Kayu Tropis. Vol.14 (1). 62-79.
Hadi, S. E.. 2008. Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan Coremat Untuk
Konstruksi FRP (Fiberglass Reinforced Plastic) Sandwich Pada Badan Kapal.
KAPAL. Vol. 5: (2). 71-81.
Paraspatu. 2012. Fiberglass-FRP. (online). http://energiputrabangsa.co.id/produk/
fiberglass-frp/. (Diakses pada tanggal 9 September 2017)
Putra, R. S.. 2015. Analisa Perhitungan Beban Cooling Tower pada Fluida Di Mesin
Injeksi Plastik. JTM. Vol. 4: (2). 56-62.
Septani, C. M. dkk.. 2013. Air Pendingin (Cooling Water). (online).
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32393858/Cooling_Water.
DAir_Pendingin_Cooling_Water_Makalah_Disu.docx. (Diakses pada tanggal 9
September 2017)
Setiadi, Tjandra. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air. Bandung: ITB.
Sulaiman. 2011. Perancangan Tangki Penyimpanan FRP (Fiberglass Reinforce Plastic)
Diameter 7,5 meter dan Tinggi 12 meter (online). http://digilib.mercubuana.ac.id
/manager/n!@file_skripsi/Isi2818857121368.pdf. (Diakses pada tanggal 8
September 2017)

Anda mungkin juga menyukai