Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam suatu industri terdapat satu atau beberapa tahap proses pengolahan produk hasil pertanian.
Diantaranya adalah proses pengecilan ukuran, pemisahan, pencampuran, pengeringan dan proses-
proses lainnya. Dengan perkembangan teknologi, proses pengolahan produk hasil pertanian seperti
pengecilan ukuran, pemisahan, pencampuran dan proses lainnya dapat dilakukan dengan
menggunakan peralatan industri dengan demikian efisiensinya dapat ditingkatkan dalam hal tenaga
kerja maupun biaya produksi lainnya.
Proses penacampuran atau yang biasa kita kenal dengan mixing bertujuan untuk menggabungkan
bahan menjadi suatu campuran yang menyebar secara sempurna. Secara fisik bahan bahan yang ada
dialam terdiri dari berbagai bentuk dan fase, oleh karena itu proses pencampuranpun terdiri dari
berbagai variasi sesuai dengan jenis bahan yang akan dicampur.
Jenis atau bentuk bahan yang akan dicampur menentukan jenis blade atau impeler yang akan
digunakan. Ada bermacam-macam blade dengan bentuk yang beragam sesuai bentuk bahan.
Pengadukan bahan cair pada umumnya dilakukan dalam suatu bejana, biasa berbentuk silinder yang
memiliki sumbu vertikal. Bagian atas dari bejana dapat terbuka terhadap udara atau boleh juga
ditutup. Selain dari bentuk bejana tersebut, perlu ditambahkan perlengkapan-perlengkapan yang
mendukung proses pengadukan, seperti impeler dimana Ada bermacam-macam impler dengan bentuk
yang beraneka ragam sesuai dengan pola pengadukan yang dibutuhkan.

B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari jenis peralatan pencampur, mengetahui bagian
bagiannya, mengetahui fungsi dan spesifikasi peralatan pencampur.

II. Pembahasan

Mixer merupakan salah satu alat pencampur dalam sistem emulsi sehingga menghasilkan suatu
dispersi yang seragam atau homogen. Terdapat dua jenis mixer yang berdasarkan jumlah propeler-nya
(turbin), yaitu mixer dengan satu propeller dan mixer dengan dua proeiller. Mixer dengan satu
propeller adalah mixer yang biasanya digunakan untuk cairan dengan viskositas rendah. Sedangkan
mixer dengan dua propiller umumnya diigunakan pada cairan dengan viskositas tinggi. Hal ini karena
satu propeller tidak mampu mensirkulasikan keseluruhan massa dari bahan pencampur (emulsi),
selain itu ketinggi emulsi bervariasi dari waktu ke waktu (Suryani, dkk., 2002).
Mencampur adalah suatu proses operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen
bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Teori tentang pencampuran bahan yang
sistematik dan kuantitatif masih sulit dan kompleks tetapi secara empiris telah berkembang dan
umumnya sederhana (Leniger, 1975 dalam Handoko, 1992).
Perangkat mesin diawali dengan alat pencampur atau mixer yang digunakan untuk mencampur
bahan. Menurut Wirakartakusumah et al. (1992) dalam Kusdarini (1997), proses pencampuran
dimaksudkan untuk membuat suatu bentuk uniform dari beberapa konstituen baik likuid-solid (pasta),
atau solid-solid dan kadang-kadang likuid-gas.
Menurut Wirakartakusumah et al. (1992) dalam Kusdarini (1997), prinsip pencampuran
didasarkan pada peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai
sifat yang berbeda. Derajat pencampuran dapat dikarakterisasi dari waktu yang dibutuhkan, keadaan
produk atau bahkan jumlah tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan pencampuran.
Prinsip pencampuran bahan banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan
bahan, karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang akan
dicampur baik secara horisontal ataupun vertikal. Ada dua jenis pencampuran, yaitu (1) pencampuran
sebagai proses terminal sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2)
pencampuran merupakan proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti
pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia (Raymond dan Donald, 1962, dalam Handoko 1992).
Menurut Kusdarini (1997), tujuan pencampuran dengan menggunakan alat pencampur adonan
(mixer) adalah untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan pengembangan gluten yang
diinginkan. Alat pencampur ini terdiri dari tempat untuk menampung bahan dan as stainless steel. As
stainless steel yang bercabang tegak lurus berfungsi untuk mencampurkan bahan baku yang berputar
akibat adanya puli penggerak. Batang-batang pengaduk tersebut akan memecah dan mengaduk bahan
dengan meningkatkan pengacakan dan distribusi bahan, sehingga terjadi pencampuran. Campuran
tersebut akan membentuk adonan yang kompak dan uniform.
Secara fisik bahan-bahan yang ada di alam tersedia dalam berbagai bentuk fasa, maka secara
teoritis banyak sekali variasi pencampuran bahan yang mungkin timbul. Karena adanya kesamaan
dalam beberapa hal maka secara sederhana berbagai jenis pencampuran bahan itu dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : pengadukan pada bahan cair termasuk suspensi bahan padat
didalamnya, pencampuran bahan bersifat viskous dan pencampuran bahan partikel padat.
Menurut Raymond dan Donald (1962) dalam Handoko (1992), prinsip pencampuran bahan
banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan bahan, karena pencampuran bahan
akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang akan dicampur baik secara horisontal
ataupun vertikal. Ada dua jenis pencampuran, yaitu (1) pencampuran sebagai proses terminal
sehingga hasilnya merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2) pencampuran merupakan
proses pelengkap atau proses yang mempercepat proses lainnya seperti pemanasan, pendinginan atau
reaksi kimia. Pada proses pencampuran diharapkan tercapai suatu derajat keseragaman tertentu.
Derajat keseragaman ini berbeda-beda tergantung pada tujuan pencampuran yaitu keseragaman dalam
konsentrasi satu macam bahan atau lebih, keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung.
Pencampuran ini dapat terjadi antara bahan solid-solid, solid-likuid, solid-gas, likuid-likuid, likuid-
gas, dan gas-gas (Handoko, 1992).
Beberapa contoh pencampuran antar suspensi ini misalnya pencampuran dua atau lebih dari bahan
padat banyak dijumpai yang akan menghasilkan produk komersial industri kimia seperti pencampuran
bahan pewarna dengan bahan pewarna lainnya atau dengan bahan penolong untuk menghasilkan
nuansa warna tertentu atau warna yang cemerlang. Untuk pencampuran bahan cair dan gas misalnya
pada proses kimia dan fisika tertentu gas harus dimasukkan ke dalam cairan, artinya cairan dicampur
secara sempurna dengan bahan-bahan berbentuk gas seperti proses hidrogenasi, khorinasi dan
fosfogensi, oksidasi cairan oleh udara (fermentasi, memasukkan udara kedalam lumpur dalam
instalasi penjernih biologis), meningkatkan kadar (melarutkan) gas dalam cairan (misalnya HCL
dalam air, oksigen dalam cairan-cairan), dan membangkitkan basa (misalnya busa pemadam api).
Menurut Clarke (1955) dalam Handoko (1992), alat pencampur ada dua macam yaitu (1) tipe alat
pencampur dengan pengaduknya bergerak dan wadah diam, sedangkan (2) tipe alat pencampur
dengan pengaduknya diam dan wadahnya bergerak. Raymond dan Donald (1962) dalam Handoko
(1992) menambahkan bahwa ada satu tipe lagi yaitu gabungan antara kedua macam cara tersebut.
Raymond dan Donald (1962) dalam Handoko (1992) membedakan alat pencampur berdasarkan
jenis bahan yang akan dicampurkan yaitu:
1. pencampur kering proses tunggal berputar, tipe drum
2. pencampur kering pengaduk berputar, tipe drum
3. pencampur sentrifugal kontinyu
4. pencampur horisontal tipe pita, pisau spiral
5. pencampur kerucut tipe ganda
6. pencampur vertikal tipe elevator
7. pencampur vertikal tipe elevator spiral
8. pencampur vertikal tipe sentrifugal
9. pencampur panci tipe roda
10. pencampur panci tipe bajak

Handoko (1992) menyatakan bahwa satu prinsip penerapan untuk mencampur bahan dengan
viskositas yang tinggi dan berbentuk pasta adalah kinerja yang tergantung pada kntak langsung antara
material pencampur dengan bahan yang akan dicampur. Untuk bahan dengan viskositas tinggi dan
berbentuk pasta ini banyak menggunakan model pencampur seperti:
1. pencampur tipe panci
2. pencampur dengan pisau berbentuk z
Menurut Syarif (1981) pengaduk berfungsi untuk mengalirkan bahan dalam alat pengaduk
bergerak dan wadah diam. Aliran yang terjadi di dalam bahan diperkirakan berupa seperti pada
gambar berikut sehingga pencampuran akan terjadi dengan cepat dan teratur.
Jenis-jenis pengaduk yang biasa digunakan yakni pengaduk baling-baling (propeller), pengaduk
turbin (turbine), pengaduk dayung (paddle) dan pengaduk helical ribbon.
1. Pengaduk Baling-baling
Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan berkisar antara 400 hingga 1750 rpm (revolution
per minute) dan digunakan untuk bahan berupa cairan dengan viskositas rendah. Terdapat 3 jenis
pengaduk baling-baling yang sering digunakan yaitu Marine propeller, hydrofoil propeller, dan high
flow propeller.

2. Pengaduk Dayung (Paddle)


Pengaduk jenis ini digunakan pada kecepatan rendah diantaranya 20 hingga 200 rpm. Pengaduk
jenis ini sebaiknya tidak digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi seperti padatan. Terdapat
beberapa jenis pengaduk dayung yaitu Paddle anchor, paddle flat beam-basic, paddle double-motion,
paddle gate, paddle horseshoe, paddle glassed steel, paddle finger, paddle helix, dan multi helix.

3. Pengaduk Turbin

Pengaduk turbin memiliki bentuk dasar yang sama dengan pengaduk dayung hanya saja
pengaduk turbin memiliki daun yang lebih banyak dan pendek. Pengaduk jenis ini dapat digunakan
untuk bahan kering maupun basah. Pengaduk turbin dengan daun berbentuk datar memberikan
aliran yang radial. Pengaduk turbin jenis ini baik digunakan untuk mendispersi gas sebab gas akan
dialirkan dari bagian bawah pengadukan dan akan menuju bagian daun pengaduk lalu terpotong-
potong menjadi gelembung gas.
Ada pun beberapa jenis pengaduk turbin adalah sebagai berikut: turbine disc flat blade, turbine
hub mounted curved blade, turbine pitched blade, turbine bar, danturbine shrouded. Pengaduk turbin
dengan daun berbentuk miring 450 banyak digunakan untuk bahan dengan viskositas tinggi / padatan,
hal ini karena pengaduk jenis ini menghasilkan pergerakan fluida yang lebih besar.

4. Pengaduk Helical- Ribbon


Pengaduk jenis Helical- Ribbon memiliki bentuks eperti pita (ribbon) yang dibentuk dalam
sebuah bagian yang bentuknya seperti baling- baling helicopter dan ditempelkan kepusat sumbu
pengaduk (helical). Pengaduk jenis ini memiliki rpm yang rendah dan digunakan untuk bahan-bahan
dengan viskositas tinggi. Ada pun beberapa jenis pengaduk helical-ribbon adalah sebagai berikut:
ribbon impeller, double ribbon impeller, helical screw impleller, sigma impleller, dan z-blades.

Praktikum Peralatan Industri ini dilaksanakan di Seafast Center IPB Dramaga Bogor. Materi
praktikum adalah pencampuran. Pada praktikum ini praktikan didampingi oleh tiga orang asisten
praktikum dan seorang operator dari Seafast Center. Praktikum dilakukan dengan cara
memperkenalkan peralatan pencampuran yang ada secara langsung dan penjelasan dari operator. Ada
pun peralatan yang diperkenalkan adalah Planetary Mixer, Ribbon Mixer, Molen Mixer, Mixer Ulir,
dan Alexanderwerk Mixer.
Planetary Mixer yang diperkenalkan pada praktikum ini berkapasitas 20 kg. Planetary Mixer ini
mempunyai dua jenis pengaduk yakni pengaduk model keranjang dan model lempeng. Pengaduk
model keranjang digunakan untuk mencampur bahan-bahan basah sedangkan pengaduk model
lempengan untuk bahan- bahan kering. Mixer ini dilengkapi dengan reducer, reducer berfungsi untuk
mengatur kecepatan putaran pengaduk. Keberadaan reducer ini membuat kecepatan pengaduk
menjadi lebih lambat dibanding dengan tanpa reducer tetapi campuran yang dihasilkan menjadi lebih
halus, dan lebih homogen.
Alat pengaduk kedua yang diperkenalkan yakni Ribbon Mixer. Terdapat 3 jenis Ribbon Mixer
yang diperkenalkan pada praktikum ini yakni Ribbon Mixer dengan kapasitas 100 kg, 15 kg, dan 15
kg dengan model pengaduk yang berbeda dengan yang 15 kg pertama. Ribbon Mixer ini tidak
dilengkapi dengan reducer. Mixer jenis ini digunakan untuk bahan-bahan kering dan basah. Ribbon
Mixer kapasitas 100 kg hanya dijelaskan secara sepintas oleh operator. Bagian dalam tidak
diperlihatkan karena ukuran mesin yang terlalu besar. Ribbon Mixer kapasitas 15 kg yang pertama
memiliki pengaduk yang berbentuk lempengan dengan beberapa bulatan berlubang pada ujungnya.
Bulatan berlubang ini bertujuan untuk memudahkan pengadukan saat mengaduk bahan. Ribbon Mixer
kapasitas 15 kg yang kedua memiliki bentuk pengaduk yang berbedadengan Ribbon Mixer kapasitas
15 kg yang pertama. Mixer jenis ini dapat digunakan untuk membuat adonan mie.
Alat pengaduk ketiga yang diperkenalkan yakni Molen Mixer. Molen mixer ini memiliki kapasitas
50 kg digunakan untuk bahan-bahan kering. Mixer jenis ini tidak dilengkapi dengan reducer.
Kecepatan perputaran pengaduk diatur dengan mengubah ukuran pulley pada mesin. Pulley
berbentuk silinder.
Alat pengaduk keempat yang diperkenalkan adalah Mixer Ulir. Mixer Ulir ini berkapasitas 15 kg
digunakan baik untuk bahan kering maupun basah. Mixer jenis ini dilengkapi dengan reducer
sehingga putaran pengaduk lebih lambat. Pengaduk pada mixer ini berbentuk ulir. Mixer jenis ini
biasa digunakan untuk membuat adonan roti maupun pastry.
Alat pengaduk terakhir yang diperkenalkan adalah Mixer Alexanderwerk yang berkapasitas 5 kg.
Mixer ini tidak memiliki reducer walauipun demikian perputaran pengaduk relative lebih lambat
disbanding alat pengaduklainnya. Pada praktikum ini dilakukan juga pencampuran bahan berupa
tepung terigu, telur, dan air pada alat pencampur Alexanderwerk. Pertama-tama tepung terigu
dimasukkan kemudian telur, setelah itu air dimasukkan secara perlahan-lahan. Hasil akhir dari
pencampuran tersebut didapat adonan tepung yang memiliki viskositas yang lebih tinggi.
Mesin pengaduk memiliki aplikasi yang luas dalam bidang industri. Banyak industri yang
bergerak di bidang agroindustri, pertambangan mapupun industri lainnya yang menggunakan mesin
pengaduk dalam proses pembuatan produk mereka. Salah satu penggunaanya adalah dalam industri
pembuatan dodol, selai, saus, jenang, dan sop kental. Mesin pengaduk yang digunakan adalah jenis
Gas Cooking Mixer atau Double Layer Stove Base. Mesin pengaduk jenis ini dilengkapi dengan
kompor untuk memanaskan bahan yang sedang di aduk. Selain itu mesin pengaduk juga digunakan
dalam industri pembuatan mie, roti, dan lain- lain.

III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Mencampur adalah suatu proses operasi yang menggabungkan dua macam atau lebih komponen
bahan yang berbeda hingga tercapai suatu keseragaman. Prinsip pencampuran didasarkan pada
peningkatan pengacakan dan distribusi dua atau lebih komponen yang mempunyai sifat yang berbeda.
Prinsip pencampuran ini banyak diturunkan dari prinsip mekanika fluida dan perpindahan bahan,
karena pencampuran bahan akan ada bila terjadi gerakan atau perpindahan bahan yang akan
dicampur baik secara horisontal ataupun vertikal. Tujuan pencampuran dengan menggunakan alat
pencampur adonan (mixer) adalah untuk memperoleh adonan yang elastis dan menghasilkan
pengembangan gluten yang diinginkan.
Ada dua jenis pencampuran, yaitu (1) pencampuran sebagai proses terminal sehingga hasilnya
merupakan suatu bahan jadi yang siap pakai, dan (2) pencampuran merupakan proses pelengkap atau
proses yang mempercepat proses lainnya seperti pemanasan, pendinginan atau reaksi kimia. Pada
proses pencampuran diharapkan tercapai suatu derajat keseragaman tertentu. Derajat keseragaman ini
berbeda-beda tergantung pada tujuan pencampuran yaitu keseragaman dalam konsentrasi satu macam
bahan atau lebih, keseragaman suhu, atau keseragaman fisik tepung. Pencampuran ini dapat terjadi
antara bahan solid-solid, solid-likuid, solid-gas, likuid-likuid, likuid-gas, dan gas-gas
Terdapat berbagai jenis pengaduk pada mesin pengaduk Jenis-jenis pengaduk yang biasa
digunakan yakni pengaduk baling-baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung
(paddle) dan pengaduk helical ribbon. Masing-masing jenis pengaduk ini digunakan untuk jenis
bahan-bahan yang berbeda.

B. Saran
Dalam memilih mesin pencampur yang akan digunakan sebaiknya diperhatikan karakter bahan
yang akan dicampur seperti viskositas bahan sehingga dapat dipilih mesin yang paling sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pengaduk. [terhubung berkala: ] http://www.scribd.com/ doc/92556616/Pengaduk. (diakses


pada 12 Mei 2012)
Anonim. 2011. Mesin Pengaduk. [terhubung berkala: ] http://tekimku. blogspot.com/. (diakses pada 12 Mei
2012)
Anonim. 2012. Info Mesin. [terhubung berkala: ] http://www.infomesin.com/ product-list-tristar-
machinery.html (diakses pada 13 Mei 2012)
Handoko, Djarot. 1992. Perancangan dan Pengujian Performansi Prototipe Alat Pengaduk Dodol. Skripsi.
FATETA, IPB, Bogor.
Kusdarini, Endang. 1997. Kajian Kinerja Mesin Pengolah Kue Bawang. Skripsi. FATETA, IPB, Bogor.
Syarif, Achid. 1981. Desain Dan Uji Performansi Alat Pencampuran Tepung Tenaga Pedal. Skripsi.
FATETA, IPB, Bogor.
Wiranatakusumah, Aman et al. 1992. Petunjuk Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. Depdikbud.
Direktorat jendral Pendidikan tinggi PAU pangan dan gizi. IPB, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai