Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN ASMA

Gambar 4. Patofisiologi asma

Pathway Asma

PathwayAsma

Pathway Asma
Asma

PROSES KEPERAWATAN ASMA


A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN ASMA
1. Pengkajian Primer Asma
a. Airway
Peningkatan sekresi pernafasan
Bunyi nafas krekles, ronchi, weezing
b. Breathing
Distress pernafasan : pernafasan cuping hidung, takipneu/bradipneu, retraksi.
Menggunakan otot aksesoris pernafasan
Kesulitan bernafas : diaforesis, sianosis
c. Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, latergi, takikardi
Sakit kepala
Gangguan tingkat kesadaran : ansietas, gelisah
Papiledema
Urin output meurun
d. Dissability
Mengetahui kondisi umum dengan pemeriksaan cepat status umum dan neurologi
dengan memeriksa atau cek kesadaran, reaksi pupil.
2. Pengkajian Sekunder Asma
a. Anamnesis
Anamnesis pada penderita asma sangat penting, berguna untuk mengumpulkan
berbagai informasi yang diperlukan untuk menyusun strategi pengobatan. Gejala
asma sangat bervariasi baik antar individu maupun pada diri individu itu sendiri
(pada saat berbeda), dari tidak ada gejala sama sekali sampai kepada sesak yang
hebat yang disertai gangguan kesadaran.
Keluhan dan gejala tergantung berat ringannya pada waktu serangan. Pada
serangan asma bronkial yang ringan dan tanpa adanya komplikasi, keluhan dan
gejala tak ada yang khas. Keluhan yang paling umum ialah : Napas berbunyi,
Sesak, Batuk, yang timbul secara tiba-tiba dan dapat hilang segera dengan spontan
atau dengan pengobatan, meskipun ada yang berlangsung terus untuk waktu yang
lama.
b. Pemeriksaan Fisik
Berguna selain untuk menemukan tanda-tanda fisik yang mendukung diagnosis
asma dan menyingkirkan kemungkinan penyakit lain, juga berguna untuk
mengetahui penyakit yang mungkin menyertai asma, meliputi pemeriksaan :
1) Status kesehatan umum
Perlu dikaji tentang kesadaran klien, kecemasan, gelisah, kelemahan suara bicara,
tekanan darah nadi, frekuensi pernapasan yang meningkatan, penggunaan otot-
otot pembantu pernapasan sianosis batuk dengan lendir dan posisi istirahat klien.
2) Integumen
Dikaji adanya permukaan yang kasar, kering, kelainan pigmentasi, turgor kulit,
kelembapan, mengelupas atau bersisik, perdarahan, pruritus, ensim, serta adanya
bekas atau tanda urtikaria atau dermatitis pada rambut di kaji warna rambut,
kelembaban dan kusam.
3) Thorak
a) Inspeksi
Dada di inspeksi terutama postur bentuk dan kesemetrisan adanya peningkatan
diameter anteroposterior, retraksi otot-otot Interkostalis, sifat dan irama
pernafasan serta frekwensi peranfasan.
b) Palpasi.
Pada palpasi di kaji tentang kosimetrisan, ekspansi dan taktil fremitus.
c) Perkusi
Pada perkusi didapatkan suara normal sampai hipersonor sedangkan diafragma
menjadi datar dan rendah.
d) Auskultasi.
Terdapat suara vesikuler yang meningkat disertai dengan expirasi lebih dari 4
detik atau lebih dari 3x inspirasi, dengan bunyi pernafasan dan Wheezing.
c. Sistem pernafasan
1) Batuk mula-mula kering tidak produktif kemudian makin keras dan seterusnya
menjadi produktif yang mula-mula encer kemudian menjadi kental. Warna dahak
jernih atau putih tetapi juga bisa kekuningan atau kehijauan terutama kalau terjadi
infeksi sekunder.
2) Frekuensi pernapasan meningkat
3) Otot-otot bantu pernapasan hipertrofi.
4) Bunyi pernapasan mungkin melemah dengan ekspirasi yang memanjang disertai
ronchi kering dan wheezing.
5) Ekspirasi lebih daripada 4 detik atau 3x lebih panjang daripada inspirasi bahkan
mungkin lebih.
6) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
Hiperinflasi paru yang terlihat dengan peningkatan diameter anteroposterior
rongga dada yang pada perkusi terdengar hipersonor.
Pernapasan makin cepat dan susah, ditandai dengan pengaktifan otot-otot bantu
napas (antar iga, sternokleidomastoideus), sehingga tampak retraksi suprasternal,
supraclavikula dan sela iga serta pernapasan cuping hidung.
7) Pada keadaan yang lebih berat dapat ditemukan pernapasan cepat dan dangkal
dengan bunyi pernapasan dan wheezing tidak terdengar(silent chest), sianosis.
d. Sistem kardiovaskuler
1) Tekanan darah meningkat, nadi juga meningkat
2) Pada pasien yang sesaknya hebat mungkin ditemukan:
takhikardi makin hebat disertai dehidrasi.
Timbul Pulsus paradoksusdimana terjadi penurunan tekanan darah sistolik lebih
dari 10 mmHg pada waktu inspirasi. Normal tidak lebih daripada 5 mmHg, pada
asma yang berat bisa sampai 10 mmHg atau lebih.
3) Pada keadaan yang lebih berat tekanan darah menurun, gangguan irama jantung.

Asma

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN ASMA YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea,
peningkatan produksi mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan
membran kapiler alveolar
3. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan
bronkus..
4. Nyeri akut; ulu hati berhubungan dengan proses penyakit.
5. Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut
sufokasi.
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor psikologis dan biologis yang mengurangi
pemasukan makanan
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus
asma.
8. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan
ketidakseimbangan antara suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh
9. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
10. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif .

C. RENCANA KEPERAWATAN ASMA

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA
NO TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (NOC)
KEPERAWATAN
1 Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :
efektif berhubungan dengan x 24 jam, pasien mampu : Airway Man
tachipnea, peningkatan Respiratory status : Ventilation Buka jala
produksi mukus, kekentalan Respiratory status : Airway patency perlu
sekresi dan bronchospasme. Aspiration Control, Posisikan
Dengan kriteria hasil : Identifik
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas buatan
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu Pasang m
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas Lakukan
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Keluarka
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak Auskulta
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi Lakukan
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara Berikan
nafas abnormal) Berikan
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor Atur inta
yang dapat menghambat jalan nafas Monitor

2 Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :


berhubungan dengan x 24 jam, pasien mampu :
perubahan membran kapiler Respiratory Status : Gas exchange Airway Man
alveolar Respiratory Status : ventilation Buka jal
Vital Sign Status perlu
Dengan kriteria hasil : Posisikan
Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan Identifik
oksigenasi yang adekuat buatan
Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari Pasang m
tanda tanda distress pernafasan Lakukan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas Keluarka
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu Auskulta
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas Lakukan
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Berika b
Tanda tanda vital dalam rentang normal Barikan
Atur inta
Monitor

Respiratory
Monitor
Catat pe
tambahan, re
Monitor
Monitor
hiperventilas
Catat lok
Monitor
Auskulta
ventilasi dan
Tentukan
dan ronkhi p
Auskulta
hasilnya

3 Pola Nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :
berhubungan dengan x 24 jam, pasien mampu :
penyempitan bronkus Respiratory status : Ventilation Airway Man
Respiratory status : Airway patency Buka jala
Vital sign Status perlu
Dengan Kriteria Hasil : Posisikan
Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas Identifik
yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu buatan
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas Pasang m
dengan mudah, tidak ada pursed lips) Lakukan
Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak Keluarka
merasa tercekik, irama nafas, frekuensi Auskulta
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara Lakukan
nafas abnormal) Berikan
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan Berikan
darah, nadi, pernafasan) Atur inta
Monitor

Terapi Oksi
Bersihkan mu
Pertahankan
Atur peralata
Monitor alira
Pertahankan
Observasi ad
Monitor adan

Vital sign M
Monitor TD,
Catat adanya
Monitor VS s
Auskultasi TD
Monitor TD,
Monitor kual
Monitor freku
Monitor suar
Monitor pola
Monitor suhu
Monitor siano
Monitor ada
bradikardi, p
Identifikasi p

4 Nyeri akut; ulu hati Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :
berhubungan dengan proses x 24 jam, pasien mampu :
penyakit. Pain Level, Pain Manag
Pain control, Lakukan pen
Comfort level karakteristik
Dengan Kriteria Hasil : Observasi rea
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, Gunakan te
mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi pengalaman
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Kaji kultur ya
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan Evaluasi peng
menggunakan manajemen nyeri Evaluasi be
Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, ketidakefekt
frekuensi dan tanda nyeri) Bantu pasie
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang dukungan
Tanda vital dalam rentang normal Kontrol lingk
ruangan, pen
Kurangi fakto
Pilih dan
farmakologi
Kaji tipe dan
Ajarkan tenta
Berikan analg
Evaluasi keef
Tingkatkan is
Kolaborasika
tidak berhasi
Monitor pene

Analgesic A
Tentukan lok
pemberian o
Cek instruksi
Cek riwayat a
Pilih analges
ketika pembe
Tentukan pili
Tentukan ana
Pilih rute pem
teratur
Monitor vita
pertama kali
Berikan analg
Evaluasi efek

5 Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :


kesulitan bernafas dan rasa x 24 jam, pasien mampu : Anxiety Red
takut sufokasi. Anxiety control Gunakan
Coping Nyatakan
Impulse control Jelaskan
Dengan Kriteria Hasil : prosedur
Klien mampu mengidentifikasi dan Pahami p
mengungkapkan gejala cemas Temani p
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan takut
menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas Berikan
Vital sign dalam batas normal prognosis
Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan Dorong k
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya Lakukan
kecemasan Dengark
Identifik
Bantu pa
Dorong
persepsi
Instruksi
Barikan

6 Ketidakseimbangan nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :


kurang dari kebutuhan tubuh x 24 jam, pasien mampu : Nutrition M
berhubungan dengan faktor Nutritional Status : food and Fluid Intake Kaji adanya a
psikologis dan biologis yang Nutritional Status : nutrient Intake Kolaborasi d
mengurangi pemasukan Weight control nutrisi yang
makanan Dengan Kriteria Hasil : Anjurkan pas
Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan Anjurkan pas
tujuan Berikan subs
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Yakinkan di
Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi mencegah ko
Tidk ada tanda tanda malnutrisi Berikan mak
Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari ahli gizi)
menelan Ajarkan pasie
Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti Monitor juml
Berikan infor
Kaji kemam
dibutuhkan

Nutrition M
BB pasien da
Monitor adan
Monitor tipe
Monitor inter
Monitor lingk
Jadwalkan pe
Monitor kulit
Monitor turgo
Monitor keke
Monitor mua
Monitor kada
Monitor mak
Monitor pertu
Monitor puca
Monitor kalo
Catat adany
cavitas oral.
Catat jika lid

7 Kurang pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :


berhubungan dengan faktor- x 24 jam, pasien mampu : Teaching : d
faktor pencetus asma. Kowlwdge : disease process Berikan pen
Kowledge : health Behavior proses penya
Dengan Kriteria Hasil : Jelaskan pat
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman berhubungan
tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program tepat.
pengobatan Gambarkan t
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan dengan cara
prosedur yang dijelaskan secara benar Gambarkan p
Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali Identifikasi k
apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan Sediakan info
lainnya tepat
Hindari harap
Sediakan bag
pasien denga
Diskusikan p
mencegah ko
pengontrolan
Diskusikan p
Dukung pasi
opinion deng
Eksplorasi ke
tepat
Rujuk pasien
cara yang tep
Instruksikan
pada pember

8 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :


berhubungan dengan batuk x 24 jam, pasien mampu : Activity The
persisten dan Energy conservation Kolaborasika
ketidakseimbangan antara Activity tolerance dalammeren
suplai oksigen dengan Self Care : ADLs Bantu klien
kebutuhan tubuh. Dengan Kriteria Hasil : dilakukan
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai Bantu untuk
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR kemampuan
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) Bantu untuk
secara mandiri diperlukan u
Bantu untuk
krek
Bantu untuk
Bantu klien u
Bantu pasien
beraktivitas
Sediakan pen
Bantu pasien
Monitor resp

9 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :


berhubungan dengan x 24 jam, pasien mampu : Self Care as
kelemahan fisik Self care : Activity of Daily Living (ADLs) Monitor kem
Dengan Kriteria Hasil : Monitor keb
Klien terbebas dari bau badan diri, berpaka
Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan Sediakan ba
untuk melakukan ADLs melakukan s
Dapat melakukan ADLS dengan bantuan Dorong klien
sesuai kemam
Dorong untu
klien tidak m
Ajarkan klie
memberikan
melakukanny
Berikan aktiv
Pertimbangka
sehari-hari.
10 Resiko infeksi dengan faktor Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 NIC :
resiko prosedur invasif x 24 jam, pasien mampu : Infection Co
Immune Status Bersihka
Risk control Pertahan
Dengan Kriteria Hasil : Batasi pe
Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi Instruksi
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah berkunjung d
timbulnya infeksi Gunakan
Jumlah leukosit dalam batas normal Cuci tang
Menunjukkan perilaku hidup sehat Gunakan
Pertahan
Ganti le
dengan petun
Gunakan
kandung ken
Tingkatk
Berikan

Infection Pr
Monitor
Monitor
Monitor
Batasi pe
Saring pe
Partahan
Pertahan
Berikan
Inspeksi
panas, draina
Inspeksi
Dorong m
Dorong m
Dorong i
Instruksi
Ajarkan
Ajarkan
Laporkan
Laporkan
DAFTAR PUSTAKA

Almazini, P. 2012. Bronchial Thermoplasty Pilihan Terapi Baru untuk Asma


Berat. Jakrta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC.
GINA (Global Initiative for Asthma) 2006.; Pocket Guide for Asthma Management and
Prevension In Children. www. Dimuat dalam www.Ginaasthma.org
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey:Upper Saddle River
Linda Jual Carpenito, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second
Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Purnomo. 2008. Faktor Faktor Risiko Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Asma
Bronkial Pada Anak. Semarang: Universitas Diponegoro
Ruhyanudin, F. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardio
Vaskuler. Malang : Hak Terbit UMM Press
Saheb, A. 2011. Penyakit Asma. Bandung: CV medika
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Sundaru H. 2006 Apa yang Diketahui Tentang Asma, JakartaDepartemen Ilmu Penyakit
Dalam, FKUI/RSCM
Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Jakarta: Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai