Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masyarakat Indonesia saat ini umumnya senang berbagi informasi.
Dibarengi dengan perkembangan teknologi digital yang penetrasinya hingga
berbagai kalangan, peredaran informasi menjadi makin sulit terbendung. mereka
bisa berbagi informasi dengan cepat. Media sosial dan aplikasi pengirim pesat
cepat (chat apps) menjadi media favorit. Namun, hal ini berakibat menimbulkan
suatu polemik baru. Informasi benar dan salah (hoax) menjadi campur aduk. Isu
soal hoax, tak hanya menjadi permasalahan di Tanah Air, tetapi menjadi isu
global. Penyelesaian terhadap maraknya hoax juga tak melulu harus diselesaikan
pemerintah, tetapi bisa mengadopsi cara penyelesaian di luar pemerintah.
Komunikasi pun dilakukan pemerintah, lewat Kominfo, dengan berbagai pihak
dari luar, seperti Facebook dan Google. Kerja sama dilakukan untuk menyaring
konten dan beragam informasi. Terkait regulasi, peredaran informasi agar tidak
liar dapat dilakukan sesuai koridor Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999
tentang Pers (UU Pers) bagi media massa. Sanksi bagi penyebar
informasi hoax bisa dikenakan hukuman sesuai yang tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU
ITE).
Namun, kini pemerintah harus fokus pada dasar permasalahan. Bukan
hanya pembatasan atau pemblokiran, melainkan lebih kepada literasi masyarakat.
Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Misalnya,
memastikan terlebih dahulu akurasi konten yang akan dibagikan, mengklarifikasi
kebenarannya, memastikan manfaatnya, baru kemudian menyebarkannya.
Interaksi di media sosial, kata dia, adalah hal yang tak bisa dicegah dan
dibendung. Pembatasan dalam penggunaan media sosial sama saja dengan
membatasi masuknya hal-hal positif. Sebab, media sosial di sisi lain juga
membawa banyak dampak positif.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu hoax ?
2. Hubungan hoax dengan media demokrasi ?
3. Bagaimana cara mengatasi hoax ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian hoax.
2. Mengetahui hubungan hoax dengan media demokrasi.
3. Mengetahui cara mengatasi hoax.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hoax
Secara etimologi, kata hoax pertama kali di ucapkan pada abad ke 18
sebagai sebuah singkatan dari kata kerja Hocus yang artinya curang, membebani
pada, atau seringnya membuat bingung dengan minuman keras yang dibius.
Hocus adalah kependekan dari mantra magis hocus pocus. Yang mana asalnya
masih diperdebatkan.
Adapun secara terminologi, hoax adalah sebuah kebohongan yang dibuat-
buat dengan sengaja untuk berpura menjadi sebuah kebenaran. Hal ini dapat
dibedakan dari kesalahan dalam penelitian dan opini.

B. Hubungan Hoax dengan Media Demokrasi


Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya
memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara langsung
atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan
pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya
yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Dalam hal ini demokrasi membuat masyarakat memiliki hak untuk menyatakan
pendapatnya secara bebas agar didengar orang lain. Salah satu cara
menyampaikan pendapat tersebut adalah melalui media sosial. Kebebasan
menyatakan pendapat yang berlebihan dapat menimbulkan hoax melalui media
sosial.
Pada era saat masyarakat sulit membedakan informasi yang benar dan
salah, hal terpenting adalah meningkatkan literasi media dan literasi media sosial.
Sebab, penyebaran informasi hoax juga dapat dilakukan oleh mereka yang
terpelajar. Selain kebiasaan berbagi secara cepat, pola baca masyarakat juga
berubah total. Jika membaca buku halaman berapa, dan koran alinea berapa,
pembaca berita online cenderung membaca secara cepat. Hal itu didukung dengan
format berita daring. Portal berita yang paling banyak dibaca adalah yang hanya
terdiri dari beberapa alinea, bahkan penyajiannya cenderung tak lengkap dalam

3
satu berita. Untuk mendapatkan informasi lengkap, pembaca dipaksa untuk
membaca lebih dari satu berita.
Permasalahan saat ini, informasi hoax telah memecah belah publik.
Misalnya, jika dikaitkan dengan momentum pilkada, publik terbelah menjadi
kubu-kubu yang keras.

C. Cara Mengatasi Hoax


Penyebaran berita hoax tidaklah mudah untuk dibendung, walaupun
MENKOMINFO sudah berusaha untuk memblokir website-website yang memuat
konten hoax. Untuk itu, sebagai pengguna media sosial kita juga harus turut serta
dalam memerangi penyebaran berita hoax. Beriku beberapa cara meminimalisir
agar berita hoax tidak gampang tersebar.
1. Periksa lagi judul berita yang provokatif
Judul berita yang menghebohkan dan kontroversial sangat memancing
untuk di share. Apalagi, menjelang masa-masa pemilu dan ditambah dengan
adanya sidang kasus penistaan agama yang sedang bergulir. Ini merupakan
sasaran empuk bagi orang-orang tidak bertanggung-jawab untuk membuat artikel
berita dengan judul yang membahayakan. Karenanya, selalu cek dulu judul, isi
dan sumber artikel berita yang diterima.

2. Teilti sumbernya dan cek situs web aslinya


Dengan mengecek situs web dan referensi yang menjadi sumber berita
tersebut, kita dapat mengidentifikasi mana yang fakta dan mana yang hoax.

3. Berita HOAX tidak mengutip opini dari Ahli


Biasanya, narasumber yang dikutip oleh sebuah media akan terlihat jelas
dan disebutkan asal-usulnya. Jika kita menemukan artikel atau informasi yang
kontroversial, cek terlebih dahulu apakah artikel tersebut sekedar memuat sebuah
opini atau merupakan sebuah laporan berita yang faktual dengan pendapat ahli.

4. Berita HOAX tidak mempunyai gambar yang berkolerasi dengan caption


dan isi berita

4
Media visual yang menunjukkan aneka gambar atau foto yang beredar
memang sangat asik untuk segera dishare. Tapi, coba perhatikan sekali lagi
maksud dari foto tersebut dan korelasi yang disebutkan dalam sebuah keterangan
atau caption yang tertera. Kalau memang cocok, silakan dishare. Jika dianggap
palsu atau tidak nyambung, silakan dibuang jauh-jauh.

5. Laporkan berita palsu


Beberapa jejaring sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter dan aplikasi
populer lainnya telah dilengkapi dengan fitur reporting untuk melaporkan
konten-konten pornografi, spam maupun hoax. Apabila menjumpai konten
tersebut maka, jangan segan-segan untuk melapornya.

6. Jangan asal share


Budayakan membaca keseluruhan berita sebelum jempol kita mengklik
tombol share yang dapat menjadi awal tersebarnya berita hoax. Oleh karenannya,
sebagai pengguna media sosial jadilah pengguna media sosial yang cerdas, jangan
langsung percaya dengan berita-berita yang mucul dalam laman media sosial kita.
Tanpa disadari, terkadang justru kita sendiri turut berperan dalam penyebaran
berita hoax tersebut

5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demokrasi perwakilan mensyaratkan adanya partisipasi warga dalam
pemilu secara bebas, fair dan periodik. Melalui kriteria ini, media massa atau pers
dikatakan sukses apabila media mampu mendorong warga negara belajar tentang
politik dan permasalahan publik/bersama sehingga warga negara dapat
menentukan pilihan-pilihan politik secara lebih cerdas.
Media di samping ssebagai forum warga dan sebagai pengamat, juga
bertindak sebagai agen mobilisasi dukungan politik. Juga media massa berfungsi
sebagai sarana untuk meningkatkan keterlibatan warga dalam proses politik yang
sedang berlangsung.

Saran
Untuk media, media harus jelas dan tegas menjunjung profesionalisme
pers. Pers harus independen, memihak kebenaran dan kepentingan rakyat, serta
tidak takluk pada kepentingan pemodal. Era kebebasan pers yang ditandai dengan
UU Pers No 40/1999 bukan hanya mengatur ruang dalam pola melaporkan fakta,
tetapi juga latar belakang kepentingan di balik industri pers.

6
Daftar Pustaka

Putra, I Gusti Ngurah, 2014. Demokrasi dan Kinerja Pers Indonesia. Vol.3 No.2

Masduki, (2004). Jurnalisme Politik: Keberpihakan Media dalam Pemilu. Jurnal Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 8, No. 1

https://kominfo.go.id/content/detail/9222/media-arus-utama-melawanhoax/0/
sorotan_media, diakses pada 21 September 2017
http://nasional.kompas.com, diakses pada 21 September 2017
https://en.wikipedia.org/wiki/Hoax, diakses pada 21 September 2017

Anda mungkin juga menyukai