MAKALAH
oleh
JURUSAN KIMIA
Maret 2017
1.Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Serangga merupakan hewan yang keberadaannya tak bisa lepas dari kehidupan
manusia. serangga mempunyai peranan positif terhadap manusia, namun tidak sedikit
juga serangga yang merugikan manusia.salah satu aspek yang banyak dirugikan
karena serangga adalah aspek kesehatan manusia. Serangga pertama kali terbukti
sebagai vektor penyakit pada tahun 1877. Sehingga pengendalian serangga penyebab
penyakit sudah dilakukan masyarakat sejak zaman dulu. Upaya pengendalian yang
paling efektif adalah penggunaan insektisida.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk formulasi dari insektisida.
2. Untuk mengetahui kegunaan dari penggunaan insektisida.
1.4 Manfaat
1. Sebagai sarana untuk menambah wawasan masyarakat mengenai insektisida
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pembahasan
2.1 Pengertian dan Formula Yang Terkandung dalam Insektisida
Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa
mematikan semua jenis serangga. Insektisida termasuk salah satu jenis pestisida.
Pestisida sendiri adalah racun yang sengaja dibuat oleh manusia untuk membunuh
organisme pengganggu tanaman dan insekta penyebar penyakit.
1. Butiran (Granula)
Insektisida ini berbentuk butiran padat yang merupakan campuran bahan aktif
berbentuk cair dengan butiran yang mudah menyerap bahan aktif. Penggunaannya
cukup ditaburkan atau dibenamkan disekitar perakaran atau dicampur dengan media
tanaman.
Aerosol merupakan formulasi yang terdiri dari campuran bahan aktif berkadar
rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan ke
dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan. Formulasi jenis ini banyak digunakan
di rumah tangga, rumah kaca, atau pekarangan.
8. Umpan beracun (Poisonous Bait = B)
Umpan beracun merupakan formulasi yang terdiri dari bahan aktif pestisida
digabungkan dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu.
9. Powder concentrate (PC)
Formulasi ini berbentuk segi empat besar dengan obot 300 gram dan blok
kecil dengan bobot 10-20 gram seta pellet. Formula ini berupa umpan beracun siap
pakai untuk tikus.
11. Pekatan yang dapat larut dalam air (Water Soluble Concentrate = WSC)
Merupakan formulasi berbentuk cairan yang larut dalam air. Hasil
pengenerannya dengan air disebut larutan.
12. Seed Treatment (ST)
1. Insektisida sistemik
Insektisida sistemik diserap oleh organ-organ tanaman, baik lewat akar, batang
atau daun. Selanjutnya insektisida sistemik tersebut mengikuti gerakan cairan
tanaman dan ditransportasikan ke bagian-bagian tanaman lainnya, baik ke atas
(akropetal) atau ke bawah (basipetal), termasuk ke tunas yang baru tumbuh. Contoh
insektisida sistemik adalah furatiokarb, fosfamidon, isolan, karbofuran, dan
monokrotofos.
2. Insektisida nonsistemik
Insektisida sistemik lokal adalah kelompok insektisida yang dapat diserap oleh
jaringan tanaman (umumnya daun), tetapi tidak ditranslokasikan ke bagian tanaman
lainnya. Termasuk kategori ini adalah insektisida yang berdaya kerja translaminar
atau insektisida yang mempunyai daya penetrasi ke dalam jaringan tanaman.
Beberapa contoh diantaranya adalah dimetan, furatiokarb, pyrolan, dan profenovos.
Cara masuk insektisida ke dalam tubuh serangga sasaran dibedakan menjadi
tiga kelompok insektisida sebagai berikut :
Racun kontak adalah insektisida yang masuk ke dalam tubuh serangga lewat
kulit (bersinggungan langsung). Serangga hama akan mati bila bersinggungan (kontak
langsung) dengan insektisida tersebut. Kebanyakan racun kontak berperan sebagai
racun perut. Beberapa insektisida yang kuat sifat racun kontaknya antara lain
diklorfos dan pirimifos metil.
3. Racun pernapasan
1. Insektisida peracun fisik akan menyebabkan dehidrasi yaitu keluarnya cairan tubuh
dari dalam tubuh serangga.
Penggunaan pestisida yang paling banyak dan luas berkisar pada satu diantara
empat kelompok besar, yaitu :
1. Organoklorin (Chlorinated hydrocarbon)
Cara kerja bahan aktif racun ini dengan mempengaruhi syaraf pusat.
Gejala keracunan muncul 20 menit- 12 jam dengan gejala dan tanda keracunan
yaitu mual, muntah, gelisah, pusing, lemah, rasa geli atau menusuk pada kulit,
kejang otot, hilang kordinasi, dan tidak sadar.
2. Organofosfat (Organo posphates-Ops)
Ops umumnya adalah racun pembasmi serangga yang paling toksik secara
akut terhadap binatang bertulang belakang seperti ikan, burung, cicak dan mamalia.
Mengganggu pergerakan otot dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Organofosfat
dapat menghambat aktivitas dari cholinesterase, suatu enzim yang mempunyai
peranan penting pada tranmisi dari signal saraf.
Gejala keracunan yang ditimbulkan oleh organoposfat berupa lelah, sakit
kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur,
keluar air mata, keringat, air liur berlebih, tremor, pupil, mengecil, denyut jantung
lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman dan sesak,
buang air besar dan kecil tidak terkontrol, inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang.
Gejala keracunan karbamat cepat muncul namun cepat hilang jika dibandingkan
dengan organoposfat.
3. Karbamat
Sama dengan organofosfat, insektisida jenis karbamat menghambat enzim-
enzim tertentu, terutama cholinesterase dan mungkin dapat memperkuat efek toksik
dari efek bahan racun lain. Karbamat pada dasarnya mengalami proses penguraian
yang sama pada tanaman, serangga dan mamalia. Gejala keracunan karbamat cepat
muncul namun cepat hilang jika dibandingkan dengan organoposfat.
4. Piretroid
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester
yang disebut pyretrin yang diektraksi dari bunga dari genus Chrysantemum. Jenis
pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah : deltametrin, permetrin,
fenvlerate. Sedangkan yang tidak stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun
bagi serangga adalah : difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin,
tralometrin, sihalometrin, flusitrinate. Piretrum mempunyai toksisitas rendah pada
manusia tetapi menimbulkan alergi pada orang yang peka, dan mempunyai
keunggulan diantaranya: diaplikasikan dengan takaran yang relatif sedikit, spekrum
pengendaliannya luas, tidak persisten, dan memiliki efek melumpuhkan yang sangat
baik.
Insektisida yang tidak sengaja termakan oleh ibu hamil dapat menyebabkan
bayi cacat saat lahir. Cacat lahir seperti spina bifida, bibir sumbing, kaki pengkor, dan
sindrom down bisa diakibatkan paparan dari insektisida. Untuk memperkecil risiko,
ibu hamil harus selektif dalam mengkonsumsi makanan dan minuman.
a. Pakaian pelindung (protective clothing) yaitu celana panjang dan baju lengan
panjang yang terbuat dari bahan yang cukup tebal dengan tenunan rapat. Pakaian
sebaiknya tidak berkantung karena dengan adanya kantung cenderung digunakan
untuk menyimpan benda-benda seperti rokok. Jas hujan (rain coat) dapat dijadikan
sebagai alat pelindung karena terbuat dari plastik yang mudah untuk dibersihkan.
b. Semacam celemek (apron) yang dibuat dari plastik atau kulit. Apron terutama
harus digunakan ketika menyemprot tanaman yang tinggi
c. Penutup kepala, misalnya berupa topi lebar (wide brimmed) atau helm khusus
menyemprot. Topi dengan pinggiran yang lebar (wide brimmed) digunakan untuk
melindungi bagian-bagian kepala dan muka. Topi harus tebuat dari bahan yang
kedap cairan (liquid proof) dan tidak terbuat dari kain atau kulit. Helm khusus
untuk menyemprot tanaman tinggi terbuat dari bahan yang keras untuk
melindungi kepala dari benda-benda yang jatuh seperti pelepah dan buah kelapa
sawit.
3. Kesimpulan
Bentuk formulasi dari insektisida adalah butiran, tepung yang dapat disuspensi
dalam air, tepung yang larut dalam air, suspensi, cairan, solution, aerosol, umpan
beracun, powder concentrate, ready mix bait, pekatan yang dapat larut dalam air, dan
seed treatment.
Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak
tanaman, memberantas rerumputan, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan
yang tidak diinginkan, memberantas dan mencegah hama-hama luar pada hewan-
hewan piaraan atau ternak, memberantas atau mencegah hama-hama air, memberantas
atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Jenis insektisida menurut Djojosumarto dibagi menjadi tiga yaitu, insektisida
sistemik, insektisida nonsistemik, insektisida sistemik lokal. Jenis insektisida menurut cara
masuk insektisida ke dalam tubuh serangga sasaran adalah racun lambung (Stomach poison),
racun kontak, dan racun pernapasan. Sedangkan jenis insektisida menurut Wudianto dibagi
menjadi tiga yaitu, insektisida peracun fisik akan menyebabkan dehidrasi yaitu
keluarnya cairan tubuh dari dalam tubuh serangga, insektisida peracun protoplasma
dapat mengendapkan protein dalam tubuh serangga, dan insektisida peracun
pernapasan yang dapat menghambat aktivitas enzim pernapasan.
Daftar Pustaka