Anda di halaman 1dari 50

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo.

PP 38/2008

1 Siklus pengelolaan BMN/D


a. Ruang lingkup Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi:
pengelolaan BMN/D a. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran b. Pengadaan
c. Penggunaan
d. Pemanfaatan
e. Pengamanan dan Pemeliharaan f. Penilaian
g. Penghapusan
h. Pemindahtanganan i. Penatausahaan
j. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian

2 Kewenangan dan tanggung jawab BMN


a. Pengelola BMN Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara adalah
Pengelola BMN
b. Pengguna BMN Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/
Lembaga adalah Pengguna BMN
c. Kuasa Pengguna BMN Kepala kantor dalam lingkungan K/L adalah Kuasa
Pengguna BMN dalam lingkungan kantor yang dipimpinnya
d. Pendelegasian -
kewenangan

3 Kewenangan dan tanggung jawab BMD


a. Pemegang kekuasaan Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan BMD pengelolaan BMD
b. Pengelola BMD Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD
c. Pengguna BMD Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna
BMD
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008
d. Pendelegasian -
kewenangan

4 Perencanaan kebutuhan dan penganggaran


a. Lingkup perencanaan Perencanaan kebutuhan BMN/D meliputi perencanaan
kebutuhan pengadaan dan perencanaan kebutuhan
pemeliharaan BMN/D
b. Lingkup perencanaan -
pengadaan

c. Jangka waktu -
perencanaan
d. Hubungan dengan Perencanaan Kebutuhan merupakan salah satu dasar dalam
penganggaran penyusunan rencana kerja dan anggaran Kementerian/
Lembaga/satuan kerja perangkat daerah

e. Standar perencanaan Perencanaan kebutuhan BMN/D berpedoman pada standar


barang, standar kebutuhan, dan standar harga.

f. Kegiatan Pengelola barang bersama pengguna barang membahas


perencanaan usul tersebut dengan memperhatikan data barang pada pengguna
barang dan/atau pengelola barang untuk ditetapkan sebagai
Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah (RKBMN/D).

5 Pengadaan
a. Prinsip pengadaan Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip-
prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak
diskriminatif dan akuntabel.
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008
b. Rujukan/dasar Pengaturan mengenai pengadaan tanah dilaksanakan sesuai
pengaturan dengan peraturan perundang-undangan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pelaksanaan
pengadaan BMN/D selain tanah diatur dengan Perpres.

6 Penggunaan
a. Lingkup penetapan Penetapan status penggunaan BMN/D dilakukan untuk
status penggunaan seluruh BMN/D.

b. Dasar penetapan Pengelola Barang dapat menetapkan status Penggunaan


status penggunaan BMN berdasarkan usulan dari Pengguna Barang

c. Pengalihan status -
penggunaan

d. Penggunaan -
sementara
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

7 BMN idle
a. Lingkup BMN idle Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib
menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak
digunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada:
a. pengelola barang untuk BMN; atau
b. gubernur/bupati/walikota melalui pengelola barang untuk
BMD.

b. Sanksi Pengguna BMN yang tidak menyerahkan tanah dan/atau


bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas
pokok dan fungsi instansi bersangkutan kepada pengelola
barang dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan
tanah dan/atau bangunan dimaksud.

8 Pemanfaatan
a. Lingkup pemanfaatan Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak
dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam
bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun
serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status
kepemilikan

b. Bentuk pemanfaatan Bentuk pemanfaatan BMN/D berupa:


a. Sewa;
b. Pinjam Pakai;
c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP); dan
d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna;

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008


c. Subyek/Pelaksana Pelaksana pemanfaatan BMN:
pemanfaatan a. Pengelola Barang untuk tanah dan/atau bangunan;
b. Pengguna Barang untuk sebagian tanah dan/atau
bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang
c. Pengguna Barang untuk selain tanah dan/atau
bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang

d. Sewa untuk -
infrastruktur

e. Mitra pinjam pakai Pinjam pakai BMN/D dilaksanakan antara pemerintah


pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah
f. Jangka waktu pinjam Jangka waktu Pinjam Pakai BMN/D paling lama 5 (lima)
pakai tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali

g. Jangka waktu KSP Jangka waktu paling lama 50 tahun untuk:


tertentu a. infrastruktur transportasi meliputi pelabuhan laut,
sungai atau danau, bandar udara, terminal, dan jaringan rel dan
stasiun kereta api;
b. infrastruktur jalan meliputi jalan jalur khusus, jalan tol,
dan jembatan tol;
c. infrastruktur sumber daya air meliputi saluran pembawa air baku
dan waduk/bendungan;
d. infrastruktur air minum meliputi bangunan pengambilan air
baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi, dan instalasi pengolahan
air minum;
e. infrastruktur air limbah meliputi instalasi pengolah air limbah,
jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan sarana persampahan
yang meliputi pengangkut dan tempat pembuangan;

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008


f. infrastruktur telekomunikasi meliputi jaringan
telekomunikasi;
g. infrastruktur ketenagalistrikan meliputi pembangkit,
transmisi, distribusi atau instalasi tenaga listrik; atau
h. infrastruktur minyak dan gas bumi meliputi instalasi
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi, dan
distribusi minyak dan gas bumi.

h. Tim perhitungan besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian


besaran kontribusi tetap dan keuntungan hasil KSP ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang
pembagian keuntungan KSP dibentuk oleh pejabat yang berwenang;

i. Kapitalisasi kontribusi -
tetap dan pembagian
keuntungan KSP
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008
j. Mitra KSP Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender
dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima
peserta/peminat, kecuali untuk BMN/D yang bersifat khusus dapat
dilakukan penunjukan langsung

k. Dukungan -
Pemerintah untuk KSP
penyediaan infrastruktur

l. Penjaminan BGS/BSG Mitra BGS dan mitra BSG yang telah ditetapkan, selama
jangka waktu pengoperasian harus memenuhi kewajiban tidak
menjaminkan, menggadaikan atau memindahtangankan objek BGS
dan BSG

m. KSPI -

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008


n. Tender dalam -
Pemanfaatan BMN

9 Pengamanan dan Pemeliharaan


a. Asuransi BMN/D -

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

10 Penilaian
a. Subyek/pelaksana Penilaian tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh:
penilaian a. Penilai internal; atau
b. Penilai eksternal yang ditetapkan oleh Pengelola
BMN/Gubernur/Bupati/Walikota
b. Definisi nilai wajar Nilai wajar adalah perkiraan jumlah uang pada saat penilaian
yang dapat diperoleh dari transaksi jual beli, hasil penukaran,
atau penyewaan suatu properti antara pembeli yang berminat
membeli dan penjual yang berminat menjual atau antara penyewa
yang berminat menyewa dan pihak yang berminat menyewakan
dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang dalam hal ini kedua belah
pihak mengetahui kegunaan properti tersebut dan bertindak hati-
hati dengan tanpa paksaan.

c. Tujuan penilaian Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk mendapatkan nilai


wajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP.

d. Penilaian dalam 1. Penilaian dalam rangka pembangunan rumah susun


rangka pembangunan rumah sederhana dikecualikan dari penilaian.
susun sederhana 2. Nilai jual BMN untuk pembangunan rumah susun sederhana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang
ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum
e. Penilaian kembali -

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

11 Pemindahtangan
a. Subyek/pelaksana Pelaksana pemindahtanganan BMN:
pemindahtanganan a. Pengelola Barang untuk tanah dan/atau bangunan;
b. Pengguna Barang untuk selain tanah dan/atau
bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang

b. Nilai penjualan lelang -

c. Definisi penjualan Lelang adalah penjualan BMN/D di hadapan pejabat lelang.


BMN/D secara lelang

d. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMN dapat dilakukan dengan pihak:


BMN a. pemerintah daerah;
b. BUMN/D atau badan hukum milik pemerintah lainnya;
c. swasta.

e. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMD dapat dilakukan dengan pihak:


BMD a. pemerintah pusat;
b. BUMN/D atau badan hukum milik pemerintah lainnya;
c. swasta.

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

f. Pertimbangan hibah Hibah BMN/D dilakukan dengan pertimbangan untuk


BMN/D kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan
penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah
g. Tujuan Penyertaan PMPP/D atas BMN/D dilakukan dalam rangka pendirian,
Modal Pemerintah pengembangan, dan peningkatan kinerja BUMN/D atau badan
Pusat/Daerah (PMPP/D) hukum lainnya yang dimiliki negara/daerah

12 Penghapusan
a. Lingkup penerbitan Penghapusan dari DBP/KP dilakukan dengan penerbitan SK
SK Penghapusan penghapusan dari:
a. pengguna barang setelah mendapat persetujuan dari
pengelola barang untuk BMN;
b. pengguna barang setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota atas usul pengelola barang untuk BMD.

b. Dasar penghapusan Penghapusan dari DBMN/D dilakukan dengan penerbitan SK


DBMN/D penghapusan dari:
a. pengelola barang untuk BMN;
b. pengelola barang setelah mendapat persetujuan
gubernur/bupati/walikota untuk BMD.

13 Penatausahaan
a. Daftar Barang -
Pengelola

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

b. Lingkup DBMN/D Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan


pencatatan BMN/D berupa tanah dan/atau bangunan dalam Daftar
Barang Milik Negara/Daerah (DBMN/D) menurut penggolongan
barang dan kodefikasi barang.

c. Laporan Barang -
Pengelola
d. Lingkup LBMN/D Pengelola barang harus menyusun LBMN/D berdasarkan hasil
penghimpunan Laporan Barang Pengguna Semesteran
(LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan
Barang Milik Negara/Daerah (LBMN/D) berupa tanah dan/atau
bangunan

e. Pelaporan -
14 Capital charge

15 Fleksibilitias Pengelola -
Barang

16 Pengaturan BMN berupa rumah


- negara

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

17 Indikator kinerja pengelolaan BMN

18 Pengelolaan BMN pada


BLU/BLUD

19 Pengelolaan kekayaan -
No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008
Negara tertentu yang
berasal dari perolehan
lainnya yang sah

20 Impunitas
a. Pemanfaatan BMN -

b. Pemanfaatan BMD -

c. Tukar-menukar BMN -

No Pokok Pengaturan PP 6/2006 jo. PP 38/2008

d. Tukar Menukar BMD


21 Pengelolaan barang tak berwujud
Pengaturan mengenai lingkup BMN/D dalam PP ini dibatasi pada pengertian BMN/D y
PP 27/2014 Keterangan

Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi: Penyempurnaan siklus


a. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran; pengelolaan BMN/D
b. pengadaan;
c. Penggunaan;
d. Pemanfaatan;
e. pengamanan dan pemeliharaan;
f. Penilaian;
g. Pemindahtanganan;
h. Pemusnahan;
i. Penghapusan;
j. Penatausahaan; dan
k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara adalah Tetap


Pengelola BMN
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku pimpinan Kementerian/ Tetap
Lembaga adalah Pengguna BMN
Kepala kantor dalam lingkungan K/L adalah Kuasa Pengguna Tetap
BMN dalam lingkungan kantor yang dipimpinnya
Pengelola BMN dapat mendelegasikan kewenangan dan Penyederhanaan
tanggung jawab tertentu kepada Pengguna Barang/Kuasa birokrasi
Pengguna Barang

Gubernur/Bupati/Walikota adalah pemegang kekuasaan Tetap


pengelolaan BMD
Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD Tetap
Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna Tetap
BMD
PP 27/2014 Keterangan
Pengguna BMN dapat mendelegasikan kewenangan dan Penyederhanaan
tanggung jawab tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat birokrasi
(2) kepada Kuasa Pengguna Barang

Perencanaan Kebutuhan BMN/D meliputi perencanaan Perluasan lingkup


pengadaan, pemeliharaan, Pemanfaatan, perencanaan
Pemindahtanganan, dan Penghapusan BMN/D.
Perencanaan pengadaan dibuat dengan mempertimbangkan
pengadaan barang melalui mekanisme pembelian, Pinjam Pakai,
Sewa, sewa beli (leasing), atau mekanisme lainnya yang lebih
efektif dan efisien sesuai kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan
Negara/Daerah.

Perencanaan pemeliharaan, Pemanfaatan,


Pemindahtanganan, dan Penghapusan Barang Milik Negara/Daerah
dapat dilakukan untuk periode 1 (satu) tahun dan 3 (tiga) tahun.
Perencanaan Kebutuhan BMN/D merupakan salah satu Sinkroninasi dengan
dasar bagi Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah mekanisme perencanaan dan
dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new penganggaran.
initiative) dan angka dasar (baseline) serta penyusunan rencana
kerja dan anggaran.

Perencanaan Kebutuhan BMN/D kecuali untuk Penyederhanaan lingkup


Penghapusan, berpedoman pada standar barang, standar pengaturan
kebutuhan, dan/atau standar harga.
Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usul rencana Penyederhanaan
kebutuhan BMN/D bersama Pengguna Barang dengan birokrasi
memperhatikan data barang pada Pengguna Barang dan/atau
Pengelola Barang dan menetapkannya sebagai rencana kebutuhan
Barang Milik Negara/Daerah.

Pengadaan BMN/D dilaksanakan berdasarkan prinsip Substansi tetap


efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan
akuntabel.
PP 27/2014 Keterangan
Pelaksanaan pengadaan BMN/D dilakukan sesuai dengan Substansi tetap
ketentuan peraturan perundangundangan, kecuali
ditentukan lain dalam Peraturan Pemerintah ini

Penetapan status Penggunaan BMN/D dikecualikan untuk: Penyederhanaan


a. BMN/D berupa: barang persediaan; konstruksi dalam birokrasi
pengerjaan; atau barang yang dari awal pengadaannya
direncanakan untuk dihibahkan.
b. BMN yang berasal dari dana dekonsentrasi dan dana
penunjang tugas pembantuan, yang direncanakan untuk diserahkan;
c. BMN lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola
Barang; atau
d. BMD lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh
Gubernur/Bupati/Walikota.

Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat Penguatan Pengelola


menetapkan status Penggunaan BMN pada Pengguna Penyederhanaan birokrasi
Barang tanpa didahului usulan dari Pengguna Barang
1. BMN/D dapat dialihkan status penggunaannya dari Eskalasi aturan PMK ke
Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya untuk PP
penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan
Pengelola BMN/Gubernur/Bupati/Walikota.
2. Pengalihan status Penggunaan BMN/D dapat pula
dilakukan berdasarkan inisiatif dari Pengelola BMN/
Gubernur/Bupati/Walikota dengan terlebih dahulu memberitahukan
maksudnya tersebut kepada Pengguna Barang.

BMN/D yang telah ditetapkan status penggunaannya pada Eskalasi aturan PMK ke
Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh Pengguna PP
Barang lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah
status Penggunaan BMN/D tersebut setelah terlebih dahulu
mendapatkan persetujuan Pengelola Barang/Gubernur/
Bupati/Walikota.
PP 27/2014 Keterangan

Pengguna Barang wajib menyerahkan BMN/D berupa tanah Mendorong optimalisasi


dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyeleng- garaan utilisasi BMN/D
tugas dan fungsi Pengguna Barang, kepada:
a. Pengelola Barang, untuk BMN; atau
b. Gubernur/Bupati/Walikota melalui Pengelola, untuk BMD. Kecuali
telah direncanakan untuk digunakan atau diman- faatkan dalam
jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh:
a. Pengguna Barang, untuk BMN; atau
b. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD.

Pengguna Barang yang tidak menyerahkan BMN berupa Sinkronisasi dengan


tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan sebagai BMN pengaturan dan praktik
yang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi yang sudah berjalan
Pengguna Barang, dikenakan sanksi berupa:
a. pembekuan dana pemeliharaan BMN berupa tanah
dan/atau bangunan tersebut; dan/atau
b. penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, atau Penghapusan BMN

Pemanfaatan adalah pendayagunaan BMN/D yang tidak Perluasan lingkup


digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi pemanfaatan BMN/D dalam
Kementerian/Lembaga/satuan kerja perangkat daerah dan/atau rangka optimalisasi BMN/D
optimalisasi BMN/D dengan tidak mengubah status kepemilikan.

Bentuk pemanfaatan BMN/D berupa: Penambahan bentuk


a. Sewa; mekanisme pemanfaatan
b. Pinjam Pakai; baru berupa KSPI.
c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP); Sinkronisasi dengan
d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan e. Kerja Sama Perpres 67/2005,
Penyediaan Infrastruktur (KSPI) 13/2010, 56/2011 dan
66/2013

PP 27/2014 Keterangan
Pelaksana pemanfaatan BMN: Penyederhanaan
a. Pengelola Barang untuk BMN pada Pengelola Barang, baik birokrasi
tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan;
b. Pengguna Barang untuk BMN pada Pengguna Barang,
baik tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau
bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang

Sewa untuk infrastruktur dilaksanakan dengan ketentuan: Penambahan bentuk


a. Jangka waktu dapat lebih dari 5 (lima) tahun sewa untuk
b. Besaran sewa memperhatikan nilai keekonomian c. Penyetoran Infrastruktur.
uang sewa dapat dilakukan secara Implementasi Perpres
bertahap 67/2005, 13/2010,
56/2011 dan 66/2013

Pinjam Pakai BMN/D dilaksanakan antara Pemerintah Perluasan cakupan mitra


Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah pinjam pakai
Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.
Jangka waktu pinjam pakai BMN/D paling lama dua tahun Meningkatkan kepastian
dan dapat diperpanjang. utilisasi dan optimalisasi asset

Jangka waktu paling lama 50 tahun dan dapat diperpanjang untuk: Mengindari persepsi yang
a. infrastruktur transportasi antara lain meliputi pelabuhan laut, berbenturan
sungai dan/atau danau, bandar udara, terminal, dan/atau jaringan rel dengan UU Nomor 5
dan/atau stasiun kereta api; Tahun 1999 tentang Larangan
b. infrastruktur jalan antara lain meliputi jalan jalur khusus, Praktek Monopoli dan
jalan tol, dan/atau jembatan tol; Persaingan Usaha Tidak
c. infrastruktur sumber daya air antara lain meliputi saluran Sehat.
pembawa air baku dan/atau waduk/bendungan;
d. infrastruktur air minum antara lain meliputi bangunan
pengambilan air baku, jaringan transmisi, jaringan distribusi,
dan/atau instalasi pengolahan air minum;
e. infrastruktur air limbah antara lain meliputi instalasi pengolah air
limbah, jaringan pengumpul dan jaringan utama, dan/atau sarana
persampahan yang meliputi

PP 27/2014 Keterangan
pengangkut dan/atau tempat pembuangan;
f. infrastruktur telekomunikasi antara lain meliputi jaringan
telekomunikasi;
g. infrastruktur ketenagalistrikan antara lain meliputi pembangkit,
transmisi, distribusi dan/atau instalasi tenaga listrik; dan/atau
h. infrastruktur minyak dan/atau gas bumi antara lain meliputi
instalasi pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, transmisi,
dan/atau distribusi minyak dan/atau gas bumi.

besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian Penyederhanaan


keuntungan hasil KSP ditetapkan dari hasil perhitungan tim yang birokrasi
dibentuk oleh:
1. Pengelola Barang, untuk BMN pada Pengelola Barang dan
BMN berupa tanah dan/atau bangunan serta sebagian tanah
dan/atau bangunan yang berada pada Pengguna Barang;
2. Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD berupa tanah dan/atau
bangunan;
3. Pengguna Barang dan dapat melibatkan Pengelola Barang,
untuk BMN selain tanah dan/atau bangunan yang berada pada
Pengguna Barang; atau
4. Pengelola, untuk BMD selain tanah dan/atau bangunan.

Sebagian kontribusi tetap dan pembagian keuntungan KSP Diversifikasi KSP


dapat berupa bangunan beserta fasilitasnya yang dibangun dalam
satu kesatuan perencanaan tetapi tidak termasuk sebagai objek KSP,
dengan ketentuan:
a. besaran nilai bangunan beserta fasilitasnya sebagai
bagian dari kontribusi tetap dan kontribusi pembagian keuntungan
paling banyak 10% (sepuluh persen) dari total penerimaan
kontribusi tetap dan pembagian keuntungan selama masa KSP;
b. bangunan yang dibangun dengan biaya sebagian kontribusi
tetap dan pembagian keuntungan dari awal pengadaannya
merupakan BMN/D
PP 27/2014 Keterangan
Mitra KSP ditetapkan melalui tender (3 peserta), kecuali Penyederhanaan
untuk BMN/D yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan birokrasi untuk KSP yang
langsung. bersifat penugasan.
Penunjukan langsung mitra KSP atas BMN/D yang bersifat khusus Penegasan kriteria BMN
dilakukan oleh Pengguna Barang terhadap BUMN/D yang memiliki bersifat khusus untuk non
bidang dan/atau wilayah kerja tertentu sesuai ketentuan peraturan tender.
perundang-undangan.
Yang termasuk BMN/D yang bersifat khusus antara lain:
a. barang yang mempunyai spesifikasi tertentu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. barang yang memiliki tingkat kompleksitas khusus seperti
bandar udara, pelabuhan laut, kilang, instalasi tenaga listrik, dan
bendungan/waduk;
c. barang yang dikerjasamakan dalam investasi yang berdasarkan
perjanjian hubungan bilateral antar negara; atau
d. barang lain yang ditetapkan oleh Pengelola BMN atau
Gubernur/Bupati/Walikota.

Dalam hal mitra KSP atas BMN/D untuk penyediaan Dukungan percepatan
infrastruktur berbentuk BUMN/D, kontribusi tetap dan penyediaan infrastruktur yang
pembagian keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% bersifat penugasan.
(tujuh puluh persen) dari hasil perhitungan tim sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf e.

Mitra BGS atau mitra BSG yang telah ditetapkan, selama Penegasan ketentuan
jangka waktu Pengoperasian dilarang menjaminkan, penjaminan BGS/BSG
menggadaikan, atau memindahtangankan:
1. tanah yang menjadi objek BGS atau BSG;
2. hasil BGS yang digunakan langsung untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi Pemerintah
Pusat/Daerah; dan/atau
3. hasil BSG.

1. Penambahan jenis pemanfaatan dalam bentuk KSPI. Penambahan jenis


2. Lingkup infrastruktur sesuai peraturan perundang- pemanfaatan dalam bentuk
undangan. KSPI.
3. BMN/D dapat dikerjasamakan oleh Pemerintah dengan Implementasi Perpres
PP 27/2014 Keterangan
Badan Usaha untuk penyediaan infrastruktur. 67/2005, 13/2010,
4. Jangka waktu KSPI paling lama 50 tahun, dan dapat 56/2011, dan 66/2013
diperpanjang jika terdapat GFM
5. Penerapan claw back
6. Penetapan mitra KSPI dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Objek hasil KSPI merupakan BMN/D pada saat
diserahkan kepada Pemerintah sesuai perjanjian.
Tender dilakukan dengan tata cara: Pengaturan secara tegas
a. rencana tender diumumkan di media massa nasional; mengenai tender KSP
b. tender dapat dilanjutkan pelaksanaannya sepanjang terdapat dan BGS/BSG
paling sedikit 3 (tiga) peserta calon mitra yang memasukkan
penawaran;
c. dalam hal calon mitra yang memasukkan penawaran kurang dari 3
(tiga) peserta, dilakukan pengumuman ulang di media massa
nasional; dan
d. dalam hal setelah pengumuman ulang:
1. terdapat paling sedikit 3 peserta calon mitra, proses dilanjutkan
dengan mekanisme tender;
2. terdapat 2 (dua) peserta calon mitra, tender dinyatakan gagal dan
proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme seleksi langsung;
atau
3. terdapat 1 (satu) peserta calon mitra, tender dinyatakan gagal dan
proses selanjutnya dilakukan dengan mekanisme penunjukan
langsung

1. Pengelola Barang dapat menetapkan kebijakan asuransi Pemberian dasar hukum


atau pertanggungan dalam rangka pengamanan BMN tertentu implementasi asuransi
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan negara. BMN/D
2. Gubernur/Bupati/Walikota dapat menetapkan kebijakan asuransi
atau pertanggungan dalam rangka pengamanan BMD tertentu
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

PP 27/2014 Keterangan

Penilaian tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh: Penyamaan persepsi


a. Penilai pemerintah; atau jenis penilai
b. Penilai publik yang ditetapkan oleh Pengelola
BMN/Gubernur/Bupati/Walikota
Nilai wajar adalah estimasi harga yang akan diterima dari Sinkronisasi dengan
penjualan aset atau dibayarkan untuk penyelesaian kewajiban Standar Penilaian
antara pelaku pasar yang memahami dan berkeinginan untuk Indonesia
melakukan transaksi wajar pada tanggal Penilaian.

Penilaian BMN/D dilaksanakan untuk mendapatkan nilai Mendorong


wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- implementasi independensi
undangan penilaian
1. Penilaian dalam rangka pembangunan rumah susun Tetap
sederhana dikecualikan dari penilaian.
2. Nilai jual BMN untuk pembangunan rumah susun sederhana
ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang
ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum
1. Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat Sinkronisasi dengan
melakukan Penilaian kembali atas nilai BMN/D yang telah Standar Akuntansi
ditetapkan dalam neraca Pemerintah Pusat/Daerah. Pemerintahan
2. Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BMN
dilaksanakan berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara
nasional.
3. Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BMD
dilaksanakan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan berpedoman pada ketentuan
Pemerintah yang berlaku secara

PP 27/2014 Keterangan
nasional.

Pelaksana pemindahtanganan BMN: Penyederhanaan


a. Pengelola Barang untuk BMN pada Pengelola Barang, baik birokrasi
tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan;
b. Pengguna Barang untuk BMN pada Pengguna Barang, baik
tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan,
dengan persetujuan Pengelola Barang

1. Penentuan nilai dalam rangka Penjualan BMN/D secara Pemberian dasar


lelang dilakukan dengan memperhitungkan faktor perhitungan nilai limit
penyesuaian. penjualan BMN secara lelang
2. Nilai merupakan batasan terendah sebagai dasar penetapan
nilai limit.
3. Yang dimaksud dengan nilai limit adalah harga
minimal barang yang akan dilelang dan ditetapkan oleh
Pengelola Barang/Pengguna Barang selaku penjual.

Lelang adalah Penjualan BMN/D yang terbuka untuk umum Pengkinian definisi lelang
dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin
meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang
didahului dengan pengumuman lelang dan harus dilakukan di
hadapan pejabat lelang.

Tukar menukar BMN dapat dilakukan dengan pihak: Perluasan cakupan mitra
a. Pemerintah Daerah; tukar-menukar
b. BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki
Negara;
c. swasta; atau
d. Pemerintah Negara lain.

Tukar Menukar BMD dapat dilakukan dengan pihak: Perluasan cakupan mitra
a. Pemerintah Pusat; tukar-menukar
b. Pemerintah Daerah lainnya;
c. BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara;
atau

PP 27/2014 Keterangan
d. swasta.
Hibah BMN/D dilakukan dengan pertimbangan untuk Perluasan pertimbangan
kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, pendidikan hibah
yang bersifat non komersial, dan penyelenggaraan pemerintahan
negara/daerah.
PMPP/D atas BMN/D dilakukan dalam rangka pendirian, Penyesuaian tujuan
memperbaiki struktur permodalan dan/atau meningkatkan kapasitas PMPP/D
usaha BUMN/D atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan

Penghapusan dari DBP/KP dilakukan dengan menerbitkan Penyederhanaan birokrasi


keputusan Penghapusan dari:
a. Pengguna Barang setelah mendapat persetujuan dari
Pengelola Barang, untuk BMN; atau
b. Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD. Dikecualikan untuk BMN/D
yang dihapuskan karena: a. Pengalihan Status Penggunaan;
b. Pemindahtanganan; atau c. Pemusnahan.

Penghapusan dari DBMN/D dilakukan: Penyederhanaan


a. berdasarkan keputusan dan/atau laporan Penghapusan dari birokrasi
Pengguna Barang, untuk BMN/D yang berada pada Pengguna
Barang;
b. berdasarkan keputusan Pengelola Barang, untuk BMN
yang berada pada Pengelola Barang; atau
c. berdasarkan keputusan Gubernur/Bupati/Walikota, untuk BMD
yang berada pada Pengelola Barang

Pengelola Barang harus melakukan pendaftaran dan Pengembangan asset


pencatatan Barang Milik Negara/Daerah yang berada di bawah register
penguasaannya ke dalam Daftar Barang Pengelola
PP 27/2014 Keterangan
menurut penggolongan dan kodefikasi barang.
Pengelola Barang menyusun Daftar Barang Milik Pengembangan asset
Negara/Daerah berdasarkan himpunan Daftar Barang register
Pengguna/Daftar Barang Kuasa Pengguna serta Daftar Barang
Pengelola menurut penggolongan dan kodefikasi barang.

Pengelola Barang harus menyusun Laporan Barang Akuntabilitas BMN pada


Pengelola Semesteran dan Tahunan Pengelola
Pengelola Barang harus menghimpun Laporan Barang Integrasi laporan pengelola
Pengguna Semesteran dan Tahunan serta Laporan Barang dan pengguna
Pengelola sebagai bahan penyusunan Laporan Barang Milik
Negara/Daerah

Pelaporan BMN/D disusun menurut perkiraan neraca yang Harmonisasi dengan


terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset lainnya. Aset lancar Standar Akuntansi
berupa persediaan, aset tetap berupa tanah, peralatan dan Pemerintahan
mesin, gedung dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, aset tetap
lainnya dan konstruksi dalam pengerjaan. Aset lainnya terdiri dari
aset tak berwujud, aset kemitraan dengan pihak ketiga dan aset
tetap yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintahan
Pengelola Barang dapat mengenakan biaya atas pengelolaan Persiapan implementasi
BMN/D (capital charge) oleh Pengguna Barang capital charge dalam
pengelolaan BMN/D

Menteri Keuangan dapat memberikan alternatif bentuk lain


pengelolaan BMN atas permohonan persetujuan Penggunaan,
Pemanfaatan, dan Pemindahtanganan dari Pengguna Barang.

1. Rumah Negara merupakan BMN/D yang diperuntukkan sebagai Sinkronisasi pengatuan rumah
tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan serta menunjang negara dan BMN/D
pelaksanaan tugas pejabat negara dan/atau pegawai negeri.

PP 27/2014 Keterangan
2. Pengelolaan BMN berupa Rumah Negara dilaksanakan
oleh Pengelola Barang, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang,
atau Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang rumah negara
golongan III dengan memperhatikan ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai Rumah Negara.
3. Pengelolaan BMD berupa Rumah Negara dilaksanakan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan memperhatikan ketentuan
peraturan perundang- undangan mengenai Rumah Negara.
4. Ketentuan mengenai tata cara Penggunaan,
Pemindahtanganan, Penghapusan, Penatausahaan, pengawasan dan
pengendalian Barang Milik Negara berupa Rumah Negara diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan.
5. Ketentuan mengenai tata cara Penggunaan,
Pemindahtanganan, Penghapusan, Penatausahaan, pengawasan dan
pengendalian Barang Milik Daerah berupa Rumah Negara diatur
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri.

Pengguna barang menetapkan indikator kinerja di bidang Implementasi reformasi


pengelolaan BMN birokrasi dalam pengelolaan
BMN

1. BMN/D yang digunakan oleh BLU/BLUD merupakan kekayaan Harmonisasi pengaturan


negara/daerah yang tidak dipisahkan untuk menyelenggarakan pengelolaan BMN dan
kegiatan BLU/BLUD yang bersangkutan. PK-BLU
2. Pengelolaan BMN/D mengikuti ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah ini, kecuali terhadap barang-barang
tertentu yang diatur tersendiri dalam PP tentang BLU.

Pengelolaan kekayaan Negara tertentu yang berasal dari


PP 27/2014 Keterangan
perolehan lainnya yang sah diatur tersendiri dengan
Peraturan Menteri Keuangan
Yang dimaksud dengan kekayaan negara tertentu antara lain aset
bekas milik asing/cina, aset yang berasal dari kegiatan usaha hulu
minyak dan gas bumi, mineral dan batubara, dan panas bumi, barang
tegahan kepabeanan dan cukai, barang yang berasal dari benda
berharga asal muatan kapal yang tenggelam, barang yang
diperoleh/dirampas berdasarkan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap, barang gratifikasi yang diserahkan kepada
Komisi Pemberantasan Korupsi, barang eks Bank Dalam Likuidasi,
Bank Beku Operasi dan Bank Beku Kegiatan Usaha, dan barang Hibah
dalam rangka penanggulangan bencana

Pada saat PP ini mulai berlaku Pemanfaatan BMN yang telah Alternatif solusi
terjadi dan belum mendapat persetujuan dari pejabat yang penyelesaian permasalahan
berwenang, Pengelola Barang dapat menerbitkan persetujuan pemanfaatan BMN yang
terhadap kelanjutan Pemanfaatan BMN dengan ketentuan Pengguna sudah terlanjur terjadi
Barang menyampaikan permohonan persetujuan untuk sisa waktu
Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada Pengelola Barang,
dengan melampirkan:
1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan BMN; dan
2. laporan hasil audit APIP.

Pemanfaatan BMD yang telah terjadi dan belum mendapat Alternatif solusi
persetujuan dari pejabat yang berwenang, Gubernur/ penyelesaian permasalahan
Bupati/Walikota dapat menerbitkan persetujuan terhadap kelanjutan pemanfaatan BMN yang
Pemanfaatan BMD dengan ketentuan Pengelola Barang sudah terlanjur terjadi
menyampaikan permohonan persetujuan untuk sisa waktu
Pemanfaatan sesuai dengan perjanjian kepada
Gubernur/Bupati/Walikota, dengan melampirkan:
1. usulan kontribusi dari Pemanfaatan BMD; dan
2. laporan hasil audit APIP.

Tukar Menukar BMN yang telah dilaksanakan tanpa Alternatif solusi


persetujuan pejabat berwenang dan barang pengganti telah penyelesaian
PP 27/2014 Keterangan
tersedia seluruhnya, dilanjutkan dengan serah terima BMN permasalahan
dengan aset pengganti antara Pengguna Barang dengan mitra pemanfaatan BMN yang
Tukar Menukar dengan ketentuan: sudah terlanjur terjadi
1. Pengguna Barang memastikan nilai barang pengganti sekurang-
kurangnya sama dengan nilai BMN yang dipertukarkan; dan
2. Pengguna Barang membuat pernyataan bertanggung jawab
penuh atas pelaksanaan Tukar Menukar tersebut.

Tukar Menukar BMD yang telah dilaksanakan tanpa Alternatif solusi


persetujuan pejabat berwenang dan barang pengganti telah tersedia penyelesaian permasalahan
seluruhnya, dilanjutkan dengan serah terima BMD dengan aset pemanfaatan BMN yang
pengganti antara Pengelola Barang dengan mitra Tukar Menukar sudah terlanjur terjadi
dengan ketentuan:
1. Pengelola Barang memastikan nilai barang pengganti sekurang-
kurangnya sama dengan nilai BMD yang dipertukarkan; dan
2. Pengelola Barang membuat pernyataan bertanggung
jawab penuh atas pelaksanaan Tukar Menukar tersebut
Pengaturan mengenai lingkup BMN/D dalam PP ini dibatasi pada Pemberian dasar hukum
pengertian BMN/D yang bersifat berwujud, namun sepanjang belum pengelolaan aset tak
diatur lain, PP ini juga melingkupi BMN/D yang bersifat tak berwujud berwujud
sebagai kelompok BMN/D selain tanah dan/atau bangunan.
POKOK POKOK PERUBAHAN PENGATURAN
PERATURAN DAERAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

1 Siklus pengelolaan BMD


a. Ruang lingkup Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi: Ruang lingkup pengelolaan BMN meliputi:
pengelolaan BMD a. Perencanaan Kebutuhan dan Penganggaran; b. a. Perencanaan Kebutuhan dan penganggaran;
Pengadaan; b. pengadaan;
c. Penggunaan; c. Penggunaan;
d. Pemanfaatan; d. Pemanfaatan;
e. Pengamanan dan Pemeliharaan; e. pengamanan dan pemeliharaan;
f. Penilaian; f. Penilaian;
g. Penghapusan; g. Pemindahtanganan;
h. Pemindahtanganan; h. Pemusnahan;
i. Penatausahaan; dan i. Penghapusan;
j. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian. j. Penatausahaan; dan
k. Pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

2 Pengelola Barang Milik Daerah


a. Pemegang kekuasaan Bupati adalah pemegang kekuasaan Bupati adalah pemegang kekuasaan
pengelolaan BMD pengelolaan BMD pengelolaan BMD

b. Pengelola BMD Kepala BPKKD (Badan Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah) Sekretaris Daerah adalah Pengelola BMD

c. Pengguna BMD Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) adalah pengguna
BMD BMD

d. Pejabat Penatausahaan tidak diatur Kepala OPD yang memiliki fungsi pengelolaan BMD (BPKAD)
Barang

e. Pejabat Penatausahaan tidak diatur Pejabat yang membidangi fungsi pengelolaan barang pada OPD
Pengguna Barang (Kasubag Umum dan Kepegawaian)

f. Pengurus Barang Pengelola tidak diatur Pejabat yang membidangi fungsi pengelolaan barang pada Pejabat
Penatausahaan Barang (Kabid. Pengelolaan Barang Milik Daerah)
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

g. pengurus Barang tidak diatur Pengurus Barang pada Pengguna Barang (OPD)
Pengguna

g. pengurus Barang tidak diatur Pengurus Barang pada Kuasa Pengguna Barang
Pembantu

3 Perencanaan kebutuhan dan penganggaran


a. Lingkup perencanaan tidak diatur Perencanaan Kebutuhan BMD meliputi perencanaan
pengadaan, pemeliharaan, Pemanfaatan, Pemindahtanganan, dan
Penghapusan BMD.

b. Standar perencanaan Perencanaan kebutuhan BMD berpedoman pada standar Perencanaan Kebutuhan BMD kecuali untuk
barang, standar kebutuhan, dan standar harga. Penghapusan, berpedoman pada standar barang, standar kebutuhan,
dan/atau standar harga.

c. Kegiatan Pengelola barang bersama pengguna barang membahas Pengelola Barang melakukan penelaahan atas usul rencana
perencanaan usul tersebut dengan memperhatikan data barang pada pengguna kebutuhan BMD bersama Pengguna Barang dengan
barang dan/atau pengelola barang untuk ditetapkan sebagai Rencana memperhatikan data barang pada Pengguna Barang dan/atau
Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD). Pengelola Barang dan menetapkannya sebagai rencana kebutuhan
Barang Milik Daerah.

4 Pengadaan
a. Prinsip pengadaan Pengadaan BMD dilaksanakan berdasarkan prinsip- Pengadaan BMD dilaksanakan berdasarkan prinsip
prinsip efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil/tidak efisien, efektif, transparan dan terbuka, bersaing, adil, dan akuntabel.
diskriminatif dan akuntabel.

5 Penggunaan
a. Lingkup penetapan Penetapan status penggunaan BMD dilakukan untuk Penetapan status Penggunaan BMD dikecualikan untuk:
status penggunaan seluruh BMD. a. BMD berupa: barang persediaan; konstruksi dalam pengerjaan;
atau barang yang dari awal pengadaannya direncanakan untuk
dihibahkan.
c. BMD lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Pengelola
Barang; atau
d. BMD lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh
Bupati.
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

b. Dasar penetapan Pengelola Barang dapat menetapkan status Penggunaan Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat
status penggunaan BMD berdasarkan usulan dari Pengguna Barang menetapkan status Penggunaan BMD pada Pengguna
Barang tanpa didahului usulan dari Pengguna Barang

c. Pengalihan status tidak diatur 1. BMD dapat dialihkan status penggunaannya dari
penggunaan Pengguna Barang kepada Pengguna Barang lainnya untuk
penyelenggaraan tugas dan fungsi berdasarkan persetujuan Pengelola
BMD/Bupati
2. Pengalihan status Penggunaan BMD dapat pula
dilakukan berdasarkan inisiatif dari Pengelola BMD/Bupati dengan
terlebih dahulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada Pengguna
Barang.

d. Penggunaan tidak diatur BMD yang telah ditetapkan status penggunaannya pada
sementara Pengguna Barang dapat digunakan sementara oleh Pengguna Barang
lainnya dalam jangka waktu tertentu tanpa harus mengubah status
Penggunaan BMD tersebut setelah terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Pengelola Barang/ Bupati

e. Penggunaan dioperasikan tidak diatur BMD yang telah ditetapkan status penggunaannya pada
oleh pihak lain Pengguna Barang dapat digunakan untuk dioperasikan pihak lain
dalam rangka menjalankan pelayanan umum sesuai tugas dan fungsi
OPD yang bersangkutan

6 BMD
a. Lingkup BMN idle (tidak Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajib Pengguna Barang wajib menyerahkan BMD berupa tanah
dimanfaatkan Pengguna menyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan dan/atau bangunan yang tidak digunakan dalam penyeleng- garaan
Barang) kepada: tugas dan fungsi Pengguna Barang, kepada:
- bupati melalui pengelola barang (BPKKD) a. Bupati melalui Pengelola, Kecuali telah direncanakan untuk digunakan
atau diman- faatkan dalam jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh
Bupati
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

b. Sanksi Pengguna BMD yang tidak menyerahkan tanah dan/atau Pengguna Barang yang tidak menyerahkan BMD berupa
bangunan yang tidak digunakan untuk menyelenggarakan tugas tanah dan/atau bangunan yang telah ditetapkan sebagai BMD yang
pokok dan fungsi instansi bersangkutan kepada pengelola barang tidak digunakan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Pengguna
dikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaan tanah Barang, dikenakan sanksi berupa:
dan/atau bangunan dimaksud. a. pembekuan dana pemeliharaan BMD berupa tanah dan/atau
bangunan tersebut; dan/atau
b. penundaan penyelesaian atas usulan Pemanfaatan,
Pemindahtanganan, atau Penghapusan BMD

7 Pemanfaatan
a. Lingkup pemanfaatan Barang Milik Daerah Berupa tanah dan bangunan dan selain tanah dan Barang Milik Daerah Berupa tanah dan bangunan dan selain tanah dan
bangunan bangunan
b. Bentuk pemanfaatan Bentuk pemanfaatan BMD berupa: Bentuk pemanfaatan BMD berupa:
a. Sewa; a. Sewa;
b. Pinjam Pakai; b. Pinjam Pakai;
c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP); dan c. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP);
d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; d. Bangun Guna Serah atau Bangun Serah Guna; dan e. Kerja Sama
Penyediaan Infrastruktur (KSPI)

c. Subyek/Pelaksana tidak diatur Pelaksana pemanfaatan BMD:


pemanfaatan a. Pengelola Barang untuk BMD pada Pengelola Barang, baik tanah
dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan;
b. Pengguna Barang untuk BMD pada Pengguna Barang,
baik tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau
bangunan, dengan persetujuan Pengelola Barang

d. Sewa untuk - sewa tanah dan/ atau bangunan dilaksanakan oleh SKPD ditetapkan - sewa tanah dan/ atau bangunan dilaksanakan oleh Pengelola barang
infrastruktur dengan Keputusan Bupati setelah memperoleh persetujuan DPRD setelah memperoleh persetujuan Bupati
sewa selain tanah dan/ atau bangunan dilaksanakan oleh SKPD setelah sewa selain tanah dan/ atau bangunan dilaksanakan oleh Pengguna
memperoleh persetujuan BPKKD Barang setelah memperoleh persetujuan Pengelola Barang.
- jangka waktu sewa paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang - jangka waktu sewa paling lama 5 tahun dan dapat diperpanjang
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

e. Mitra pinjam pakai Pinjam pakai BMD dilaksanakan antara pemerintah Pinjam Pakai BMD dilaksanakan antara Pemerintah
pusat dengan pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah Pusat dan Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah
Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.

f. Jangka waktu pinjam Jangka waktu Pinjam Pakai BMD paling lama 2 (dua) Jangka waktu pinjam pakai BMD paling lama 5 (lima) dua tahun
pakai tahun dan dapat diperpanjang dan dapat diperpanjang.

g. Pelaksana Kerjasama - KSP dilaksanakan oleh BPKKD dan ditetapkan dengan Keputusan a. Pengelola Barang dengan persetujuan Bupati untuk BMD pada
Pemanfaatan (KSP) Bupati setelah memperoleh persetujuan DPRD atas tanah/bangunan Pengelola Barang
yang sudah diserahkan oleh SKPD ke Bupati b. Pengguna Barang dengan persetujuan Pengelola Barang untuk
- KSP dilaksanakan oleh SKPD dan setelah memperoleh persetujuan BMD pada Pengguna Barang,
BPKKD atas tanah/bangunan yang masih digunankan SKPD

h. Kapitalisasi kontribusi besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagian keuntungan hasil
tetap dan pembagian kerjasama pemanfatan ditetapkan dan hasil perhitungan tim yang kerjasama pemanfatan ditetapkan dan hasil perhitungan tim yang
keuntungan KSP dibentuk Bupati dibentuk Bupati (untuk tanah dan bangunan) dan oleh Pengelola BMD
(untuk selain tanah dan bangunan)

i. Mitra KSP Mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melalui tender Mitra KSP ditetapkan melalui tender, kecuali untuk BMD yang
dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat, bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan langsung.
kecuali untuk BMD yang bersifat khusus dapat dilakukan penunjukan Penunjukan langsung mitra KSP atas BMD yang bersifat khusus
langsung dilakukan oleh Pengguna Barang terhadap BUMD yang memiliki bidang
dan/atau wilayah kerja tertentu sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

j. Dukungan tidak diatur Dalam hal mitra KSP atas BMD untuk penyediaan
Pemerintah untuk KSP infrastruktur berbentuk BUMD, kontribusi tetap dan pembagian
penyediaan infrastruktur keuntungan dapat ditetapkan paling tinggi sebesar 70% (tujuh puluh
persen) dari hasil perhitungan tim

k. jangka waktu KSP 30 tahun dan dapat diperpanjang 30 tahun dan dapat diperpanjang

l. Bangunan Serah Guna - BGS dan BSG dilaksanakan oleh BPKKD dan ditetapkan dengan - BGS dan BSG dilaksanakan oleh Pengelola Barang setelah mendapat
(BGS)/ Bangunan Guna Keputusan Bupati setelah mendapat persetujuan DPRD persetujuan Bupati
Serah (BSG) - jangka waktu 30 tahun - jangka waktu 30 tahun dan tidak dapat diperpanjang
- Mitra BGS dan BSG dilaksanakan melalui tender - Mitra BGS dan BSG dilaksanakan melalui tender dan hasilnya
ditetapkan oleh Bupati
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

m. KSPI tidak diatur 1. Penambahan jenis pemanfaatan dalam bentuk KSPI.


2. Lingkup infrastruktur sesuai peraturan perundang- undangan.
3. BMD dapat dikerjasamakan oleh Pemerintah dengan Badan Usaha
Badan Usaha untuk penyediaan infrastruktur.
4. Jangka waktu KSPI paling lama 50 tahun, dan dapat
diperpanjang jika terdapat Government force majeur
5. Penerapan claw back
6. Penetapan mitra KSPI dilaksanakan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
7. Objek hasil KSPI merupakan BMD pada saat diserahkan
kepada Pemerintah sesuai perjanjian.

8 Pengamanan dan Pemeliharaan


a. Pengamanan BMD Pengamanan Administrasi, fisik dan hukum Pengamanan Administrasi, fisik dan hukum
b. Asuransi BMD - 1. Pengelola Barang dapat menetapkan kebijakan asuransi
atau pertanggungan dalam rangka pengamanan BMD tertentu dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan negara.
2. Bupati dapat menetapkan kebijakan asuransi atau pertanggungan
dalam rangka pengamanan BMD tertentu dengan mempertimbangkan
kemampuan keuangan daerah.

c. Pemeliharaan BMD - Pemeliharaan BMD berpedoman membuat Daftar Kebutuhan - Pemeliharaan BMD berpedoman membuat Daftar Kebutuhan
Pemeliharaan Barang (DKPB) Pemeliharaan Barang (DKPB)

9 Penilaian
a. Subyek/pelaksana Penilaian tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh: Penilaian tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh:
penilaian a. Penilai internal; atau a. Penilai pemerintah; atau
b. Penilai eksternal yang ditetapkan oleh Bupati b. Penilai publik yang ditetapkan oleh Pengelola
Penilaian selain tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh: BMD/Bupati
a. Penilai internal; atau Penilaian selain tanah dan/atau bangunan dilakukan oleh tim yang
b. Penilai eksternal yang ditetapkan oleh BPKKD ditetapkan bupati dan dapat melibatkan penilai pemerintah/publik
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

b. Tujuan penilaian Penilaian BMD dilaksanakan untuk mendapatkan nilai Penilaian BMD dilaksanakan untuk mendapatkan nilai
wajar, dengan estimasi terendah menggunakan NJOP. wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan

c. Penilaian kembali - 1. Dalam kondisi tertentu, Pengelola Barang dapat


melakukan Penilaian kembali atas nilai BMD yang telah ditetapkan
dalam neraca Pemerintah Pusat/Daerah.
2. Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BMN dilaksanakan
berdasarkan ketentuan Pemerintah yang berlaku secara nasional.
3. Keputusan mengenai Penilaian kembali atas nilai BMD dilaksanakan
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan berpedoman pada ketentuan
Pemerintah yang berlaku secara Nasional

11 Pemindahtangan
a. Bentuk penjualan, tukar menukar/ruislag/tukar guling, hibah dan penyertaan penjualan, tukar menukar, hibah dan penyertaan modal pemerintah
Pemindahtanganan modal pemerintah daerah daerah
b. Subyek/pelaksana tidak diatur Pelaksana pemindahtanganan BMD:
pemindahtanganan a. Pengelola Barang untuk BMD pada Pengelola Barang, baik tanah
dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan;
b. Pengguna Barang untuk BMD pada Pengguna Barang, baik tanah
dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan, dengan
persetujuan Pengelola Barang
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

c. Persetujuan a. Tanah dan/atau bangunan a. tanah dan/atau bangunan; atau


Pemindahtanganan b. selain tanah dan atau bangunan yang secara akumulatif bernilai Rp. b. selain tanah dan/atau bangunan yang secara akumulatif bernilai lebih
50.000.000 (limapuluh jutarupiah) atau lebih dilakukan setelah dari Rp5.000.000.000,- (lima miliar rupiah). Dilakukan setelah mendapat
mendapat persetujuan DPRD persetujuan DPRD
c. Permindahtanganan tanpa persetujuan DPRD apabila dikuasai negara c. Pemindah tanganan barang milik daerah berupa tanah dan/atau
berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan bangunan tidak memerlukan persetujuan DPRD, apabila:
hukum tetap dan atau berdasarkan peaturan perundang-undangan, - sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataan kota;
yang jika status kepemilikannya diperintahkan tidak layak secara - harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunan pengganti sudah
ekonomis disediakan dalam dokumen penganggaran;
d. selain tanah dan atau bangunan yang secara akumulatif bernilai - diperuntukkan bagi pegawai negeri sipil pemerintah daerah yang
kurang dari Rp. 50.000.000 (limapuluh juta rupiah) dilakukan oleh bersangkutan;
BPKKD setelah mendapat persetujuan Bupati - diperuntukkan bagi kepentingan umum; atau
- dikuasai pemerintah daerah berdasarkan keputusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan hukum tetap dan/atau berdasarkan ketentuan
perundang-undangan, yang jika status kepemilikannya dipertahankan
tidak layak secara ekonomis.
d. Pemindah tanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai sampai dengan Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
Bupati.
e. Pemindah tanganan barang milik daerah selain tanah dan/atau
bangunan yang bernilai lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah) dilakukan oleh Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
DPRD.

d. Penjualan BMD dilakukan secara lelang, kecuali barang milik daerah yang bersifat dilakukan secara lelang, kecuali barang milik daerah yang bersifat
khusus dan barang milik daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut khusus dan barang milik daerah lainnya yang ditetapkan lebih lanjut
oleh bupati oleh bupati
- objek penjualan BMD berupa tanah/bangunan dan selain tanah dan - objek penjualan BMD berupa tanah/bangunan dan selain tanah dan
bangunan bangunan
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

e. Definisi penjualan Lelang adalah penjualan BMD di hadapan pejabat lelang. Lelang adalah Penjualan BMD yang terbuka untuk umum
BMD secara lelang dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin
meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi, yang
didahului dengan pengumuman lelang dan harus dilakukan di hadapan
pejabat lelang.

f. penjualan kendaraan dinas - kendaraan dinas yang dapat dijual antara lain : kendaraan Perorangan - kendaraan dinas yang dapat dijual antara lain : kendaraan Perorangan
dinas, kendaraan dinas operasional, kendaraan dinas jabatan dinas, kendaraan dinas operasional, kendaraan dinas jabatan
- kendaraan perorangan dinas yang digunakan oleh pejabat negara yang - mekanisme penjualan secara lelang terbuka untuk umum
berumur 5 tahun atau lebih dapat dijual 1 buah kepada yang - penjualan kendaraan perorangan dinas dapat dilakukan tanpa melalui
bersangkutan setelah masa jabatannya berakhir mekanisme lelang kepada Bupati, wakil Bupati, Mantan Bupati dan
- kendaraan dinas operasional dapat dijual/dilelang kepada PNS yang Mantan Wakil Bupati dengan syarat ketentuan yang diatur tentang
telah memenuhi masa kerja sekurang-kurangnya 10 tahun penjualan kendaraan dinas
-pegawai pemegang kendaraan atay yang memasuki masa pensiun
mendapat prioritas untuk membeli kendaraan dinas operasional
- kendaraan dinas jabatan yang digunakan Pimpinan DPRD dan
kendaraan dinas operasional yang digunakan anggota DPRD dapat dijual
kepada yang bersangkutan mempunyai masa bakti 5 tahun danumur
kendaraan 5 tahun

g. penjualan rumah dinas - rumah negara yang dapat dijual adalah rumah negara gol.III - rumah negara yang dapat dijual adalah rumah negara gol.III
- Rumah negara golongan III yang dijual kepada penghuninya yang sah - Rumah negara golongan III yang dijual kepada penghuninya yang sah
rumah daerah gol. III yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih -rumah daerah gol. III yang telah berumur 10 (sepuluh) tahun atau lebih
dapat dijual/disewa-belikan kepada pegawai/pensiunan pegawai/janda dapat dijual/disewa-belikan kepada pegawai/pensiunan pegawai/janda
atau duda pegawai/janda atau duda pahlawan atau duda pegawai/janda atau duda pahlawan (tidak dibunyikan dalam
ranperda, ada di permendagri 19 tahun 2016)

h. objek tukar-menukar - tanah dan atau bangunan yang telah diserahkan kepada bupati - tanah dan atau bangunan yang telah diserahkan kepada bupati
BMD - tanah dan atau bangunan yang masih dipergunakan untuk - tanah dan atau bangunan yang berada pada pengguna barang
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi SKPD tetapi tidak sesuai - selain tanah dan atau bangunan
dengan tata ruang wilayah atau penataan kota
- selain tanah dan atau bangunan
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

i. pelaksana tukar menukar - tukar menukar dilaksanakan oleh BPKKD dengan keputusan Bupati - tukar menukar dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapat
setelah mendapat persetujuan DPRD persetujuan Bupati
j. Mitra tukar-menukar Tukar menukar BMN dapat dilakukan dengan pihak: Tukar menukar BMD dapat dilakukan dengan pihak:
BMN a. pemerintah atau pemerintah daerah lainnya ; a. Pemerintah Pusat;
b. BUMN/D atau badan hukum milik pemerintah lainnya; b. Pemerintah Daerah lainnya
c. swasta. c. BUMD atau badan hukum lainnya yang dimiliki
Negara/Daerah;
c. swasta; atau
d. Pemerintah Desa

k. objek dan pelaksana hibah - penetapan tanah dan bangunan yang telah diserahkan kepada Bupati Objek Hibah
dilaksanakan oleh Bupati sesuai batas kewenangannya - tanah dan bangunan yang telah diserahkan kepada Bupati
- penetapan hibah tanah/bangunan yang awal pengadaannya - penetapan hibah tanah/bangunan yang awal pengadaannya
direncanakan untuk dihibahkan sesuai yang tercantum dalam DPA direncanakan untuk dihibahkan sesuai yang tercantum dalam DPA
dilaksanakan oleh Bupati setelah disetujui DPRD - barang milik daerah selain tanah dan bangunan
- barang milik daerah selain tanah dan bangunan dilaksanakan oleh Pelaksana Hibah
BPKKD setelah mendapat persetujuan Bupati Pengelola Barang setelah mendapatkan persetujuan Bupati

l. Pertimbangan hibah Hibah BMD dilakukan dengan pertimbangan untuk Hibah BMD dilakukan dengan pertimbangan untuk
BMD kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan kepentingan sosial, budaya, keagamaan, kemanusiaan, pendidikan yang
penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah bersifat non komersial, dan penyelenggaraan pemerintahan
negara/daerah.

m. objek Penyertaan Modal a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan Bupati; a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan Bupati;
Pemerintah Daerah b. tanah dan/atau bangunan pada Pengguna Barang yang sejak awal b. tanah dan/atau bangunan pada Pengguna Barang yang sejak awal
pengadaannya direncanakan untuk disertakan sebagai modal pengadaannya direncanakan untuk disertakan sebagai modal
pemerintah daerah sesuai yang tercantum dalam dokumen pemerintah daerah sesuai yang tercantum dalam dokumen
penganggaran; atau penganggaran; atau
c. Barang milik Daerah selain tanah dan/atau bangunan c. selain tanah dan/atau bangunan yang sejak awal pengadaannya
direncanakan untuk disertakan sebagai modal pemerintah daerah
sesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran dan yang lebih
optimal untuk disertakan sebagai modal pemerintah daerah.
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

n. pelaksanaan Penyertaan - penyertaan modal Pemerintah Daerah atas tanah dan bangunan Penyertaan modal Pemerintah Daerah ditetapkan dengan peraturan
modal Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh BPKKD dengan keputusan Bupati setelah daerah
mendapatkan persetujuan DPRD
'- penyertaan modal Pemerintah Daerah selain tanah dan bangunan
dilaksanakan oleh SKPD setelah mendapatkan persetujuan Bupati

12 Pemusnahan
a. tata cara dan pelaksana tidak diatur - pemusnahan dilakukan sebelum BMD dihapuskan dari pencatatan
pemusnahan BMD - pemusnahan dilakukan dengan cara : dibakar, dihancurkan, ditimbun,
ditenggelamkan atau cara lain yang sesuai dengan ketentuan perundang
- undangan
- pemusnahan dilakukan oleh Pengguna Barang setelah mendapat
persetujuan Bupati untuk BMD pada Pengguuna Barang
- pemusnahan dilakukan oleh Pengelola barang setelah mendapat
persetujuan Bupati untuk BMD pada Pengguuna Barang dan pada
Pengelola Barang

13 Penghapusan
a. Lingkup penerbitan Penghapusan dari Daftar barang pengguna dan penghapusan dari daftar Penghapusan dari Daftar barang pengguna dan penghapusan dari daftar
SK Penghapusan barang milik daerah dilakukan oleh pengguna barang setelah barang milik daerah dilakukan dengan menerbitkan keputusan
mendapat persetujuan Bupati atas usul pengelola barang untuk BMD. Penghapusan dari Pengelola Barang setelah mendapat persetujuan
Bupati, untuk BMD. Dikecualikan untuk BMD yang dihapuskan karena:
a. Pengalihan Status Penggunaan; b. Pemindahtanganan; atau c.
Pemusnahan.

13 Penatausahaan
a. Daftar Barang tidak diatur Pengelola Barang harus melakukan pendaftaran dan
Pengelola pencatatan Barang Milik Daerah yang berada di bawah
penguasaannya ke dalam Daftar Barang Pengelola menurut
penggolongan dan kodefikasi barang.
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

b. Lingkup DBMD Pengelola barang harus melakukan pendaftaran dan Pengelola Barang menyusun Daftar Barang Milik
pencatatan BMD berupa tanah dan/atau bangunan dalam Daftar Daerah berdasarkan himpunan Daftar Barang Pengguna/Daftar Barang
Barang Milik Negara/Daerah (DBMD ) menurut penggolongan barang Kuasa Pengguna serta Daftar Barang Pengelola menurut
dan kodefikasi barang. penggolongan dan kodefikasi barang.

c. Laporan Barang tidak diatur Pengelola Barang harus menyusun Laporan Barang
Pengelola Pengelola Semesteran dan Tahunan
d. Lingkup LBMD Pengelola barang harus menyusun LBMD berdasarkan hasil Pengelola Barang harus menghimpun Laporan Barang
penghimpunan Laporan Barang Pengguna Semesteran Pengguna Semesteran dan Tahunan serta Laporan Barang
(LBPS) dan Laporan Barang Pengguna Tahunan (LBPT) serta Laporan Pengelola sebagai bahan penyusunan Laporan Barang Milik Daerah
Barang Milik Daerah (LBMD ) berupa tanah dan/atau bangunan

e. Pelaporan tidak diatur Pelaporan BMD disusun menurut perkiraan neraca yang
terdiri dari aset lancar, aset tetap dan aset lainnya. Aset lancar berupa
persediaan, aset tetap berupa tanah, peralatan dan mesin, gedung
dan bangunan, jalan irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya dan
konstruksi dalam pengerjaan. Aset lainnya terdiri dari aset tak
berwujud, aset kemitraan dengan pihak ketiga dan aset tetap yang
dihentikan dari penggunaan operasional pemerintahan

16 Pengaturan BMN berupa tidak diatur 1. Rumah Negara merupakan BMD yang diperuntukkan sebagai
rumah negara tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan serta menunjang
pelaksanaan tugas pejabat negara dan/atau pegawai negeri.
No POKOK PENGATURAN PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007 PERMENDAGRI NOMOR : RANPERDA BMD TAHUN 2017

2. Pengelolaan BMN berupa Rumah Negara dilaksanakan


oleh Pengelola Barang, Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang,
atau Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang rumah negara golongan
III dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai Rumah Negara.
3. Pengelolaan BMD berupa Rumah Negara dilaksanakan oleh Bupati
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang- undangan
mengenai Rumah Negara.
4. Ketentuan mengenai tata cara Penggunaan, Pemindahtanganan,
Penghapusan, Penatausahaan, pengawasan dan pengendalian Barang
Milik Daerah berupa Rumah Negara diatur dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri.
KETERANGAN

Penyempurnaan siklus
pengelolaan BMD

Tetap

berubah

Tetap

berubah

berubah

berubah
KETERANGAN

berubah

berubah

Perluasan lingkup
perencanaan

Penyederhanaan lingkup
pengaturan

Penyederhanaan
birokrasi

Substansi tetap

Penyederhanaan
birokrasi
KETERANGAN

Penguatan Pengelola
Penyederhanaan birokrasi

Mendorong optimalisasi
utilisasi BMD
KETERANGAN

Penambahan bentuk
mekanisme pemanfaatan
baru berupa KSPI.
Sinkronisasi dengan
Perpres 67/2005,
13/2010, 56/2011 dan
66/2013
KETERANGAN

Diversifikasi KSP

Penegasan ketentuan
penjaminan BGS/BSG
KETERANGAN

Penambahan jenis
pemanfaatan dalam bentuk
KSPI.

Pemberian dasar hukum


implementasi asuransi
BMD

Penyamaan persepsi
jenis penilai
KETERANGAN

Sinkronisasi dengan
Standar Akuntansi
Pemerintahan
KETERANGAN
KETERANGAN

Pengkinian definisi lelang


KETERANGAN

Perluasan cakupan mitra


tukar-menukar

Perluasan pertimbangan
hibah
KETERANGAN

kewenangan

Pengembangan asset
register
KETERANGAN

Pengembangan asset
register

Akuntabilitas BMN pada


Pengelola
Integrasi laporan pengelola
dan pengguna

Harmonisasi dengan
Standar Akuntansi
Pemerintahan

Sinkronisasi pengatuan rumah


negara dan BMD
KETERANGAN
No Pokok Pengaturan PERDA NOMOR 1 TAHUN 2007

Ruang Lingkup BMN meliputi


RANPERDA BMD TAHUN 2017 Keterangan

Anda mungkin juga menyukai

  • Usulan SSH Denny Ketik
    Usulan SSH Denny Ketik
    Dokumen90 halaman
    Usulan SSH Denny Ketik
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Terapi Mata
    Terapi Mata
    Dokumen2 halaman
    Terapi Mata
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Modul Biaya Standar 2
    Modul Biaya Standar 2
    Dokumen18 halaman
    Modul Biaya Standar 2
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Metopel To Citra
    Metopel To Citra
    Dokumen48 halaman
    Metopel To Citra
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Book 3
    Book 3
    Dokumen4 halaman
    Book 3
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat
  • Kib F
    Kib F
    Dokumen32 halaman
    Kib F
    Denny Andriyanto Putra
    Belum ada peringkat