Anda di halaman 1dari 5

JADWAL IMUNISASI

Jadwal imunisasi menurut IDAI tahun 2008 banayk dievaluasi berkala untuk
penyempurnaan, berdasarakan epidemiologi penyakit, kebijakan kementrian
kesehatan/WHO, kebijakan global, dan pengadaan vaksin di Indonesia.

Imunisasi program nasional


imunisasi ini meliputi BCG, polio, hepatitis B, DTP, dan campak

BCG
Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. namun untuk
mencapai cakupan yang luas, Kemenkes menganjurkan pemberian imunisasi BCG
pada umur antara 0-12 bulan.
dosis 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak (>1tahun). vaksin
BCG diberikan secara intrakutan daerah lengan kanan atas pada insersio
M.deltoideus sesuai anjuran WHO, tidak ditempat lain (bokong, paha). hal ini
mengingat penyuntikan secara intradermal di daerah deltoid lebih mudah dilakukan
(jaringan lemak subkutis tipis).
imunisasi BCG ulangan tidak dianjurkan
vaksin BCG tidak dapat mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mencegah
komplikasinya.
vaksin BCG merupakan vaksin hidup, maka tidak diberikan kepada pasien
imunokompromais (leukimia, anak yang sedang mendapat pengobatan steroid
jangka panjang, atau bayi yang dicurigai HIV)
apabila BCG diberikan setelah umur 3 bulan, dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu.
vaksin BCG diberikan pada uji tuberkulin negatif. apabila tidak dimungkinkan tes
tuberkulin, vaksin BCG tetap diberikan tetapi di observasi dalam 7 hari. apabila
terjadi reaksi lokal cepat ditempat suntikan, perlu ditindak lebih lanjut.

Hepatitis B
vaksin HepB harus diberikan segera setelah lahir, mengingat vaksin ini merupakan upaya
pencegahan yang sangat efektif untuk memutuskan rantai penularan melalui transmisi
maternal dari ibu kepada bayi.
Jadwal imunisasi Hepatitis B
imunisasi HepB-1 diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12 jam) setelah lahir,
karena 3,9% ibu hamil mengidap hepatitis B aktif dengan risiko penularan kepada
bayinya sebesar 45%
imunisasi HepB-2 diberikan setelah 1 bulan (4 minggu) dari imunisasi HepB-1 yaitu
saat bayi berumur 1 bulan. untuk mencapai interval yang optimal, jeda waktu antara
HepB-2 dan HepB-3 diberikan 3 bulan, paling baik 5 bulan. maka imunisasi HepB-3
umur 3-6 bulan.
jadwal dan dosis HepB-1 saat bayi lahir, dibuat berdasarkan status HBs Ag ibu saat
melahirkan yaitu dengan status ibu HBsAg tidak diketahui dan HBsAg ibu positif atau
negatif.
Pemberian vaksinasi HepB saat bayi lahir, tergantung status HBsAg ibu
bayi lahir dengan status HBsAg ibu yang tidak diketahui, HepB-1 diberikan dalam 12
jam setelah lahir, dan diberikan pada umur 1 bulan dan pada umur 3-6 bulan. apabila
pada saat perjalannya status HBsAg ibu positif maka ditambahkan Hepatitis B
imunoglobulin (HBig) 0,5 ml sebelum bayi berumur 7 hari
bayi lahir dengan status HBsAg ibu positif, maka vaksin diberikan bersamaan HepB-1
dan HBIg 0,5 ml secara bersamaan dalam waktu 12 jam setelah bayi lahir

Ulangan imunisasi Hepatitis B


imunisasi ulangan (booster) pada usia 5 tahun tidak diperlukan, idealnya pada usia 5
tahun dilakukan pemeriksaan kadar anti HBs
apabila sampai dengan usia 5 tahun anak belum pernah mendapatkan vaksin
Hepatitis B maka diberikan catch up vaccination (jadwal 3 kali pemberian)
ulangan vaksin HepB-4 dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun, apabila kadar
pencegahan belum tercapai (anti HBs <10 microgram/ml)

DTwP (Whole-cell pertussis) dan DTaP (acelluler pertussis)


kedua vaksin ini dapat dipergunakan secara bersamaan dalam jadwal imunisasi
Jadwal imunisasi
imunisasi dasar DTP (primary immunization) diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DTP
tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8 minggu. interval
terbaik diberikan pada 8 minggu, jadi DTP-1 diberikan pada umur 2 bulan, DTP-2
pada umur 4 bulan dan DTP-3 pada umur 6 bulan. ulangan booster DTP selanjutnya
(DTP-4) diberikan satu tahun setelah DPT-3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DTP-5
pada saat masuk sekolah umur 5 tahun
vaksin penguat (booster)
imunisasi DTP booster kedua (DTP-5) pada umur 5 tahun harus tetap diberikan vaksin
dengan komponen pertussis (sebaiknya DTaP untuk mengurangi demam pasca
imunisasi) mengingat kejadian pertussis pada dewasa muda meningkat akibat
ambang proteksi telah sangat rendah sehingga dapat menjadi sumber penularan
pada bayi dan anak
sesuai dengan imunisasi nasional, tidak ada vaksinasi ulangan pada usia 18-24 bulan
sesuai dengan ketentuan WHO. apabila pada umur 5 tahun belum diberikan DTP-5
maka vaksinasi booster diberikan Td (SD kelas 1, umur 7 tahun) dan juga (SD kelas 6,
umur 12-15 tahun)

Tetanus
jadwal imunisasi
program imunisasi mengharuskan seorang anak minimal mendapat vaksin tetanus
toksoid sebanyak lima kali untuk perlindungan seumur hidup. dengan demikian,
setiap wanita usia subur (WUS) telah mendapat perlindungan untuk bayi yang akan
dilahirkan terhadap bayi tetanus neonatorum (pemberian vaksin TT WUS dan TT ibu
hamil)
imunisasi DTP primer pada bayi 3 kali akan memberikan imunitas 1-3 tahun. tiga
dosis toksoid tersebut sama dengan dua dosis toksoid pada dewasa.
ulangan DTP pada umur 18-24 bulan (DTP-4) akan memperpanjang imunitas 5 tahun
yaitu sampai umur 6-7 tahun, pada umur dewasa dihitung setara dengan 3 dosis
toksoid
dosis tetanus toksoid kelima (DTP/Td 5) apabila diberikan pada usia masuk sekolah,
akan memperpanjang imunitas 10 tahun lagi yaitu pada umur 17-18 tahun, pada
umur dewasa dihitung setara 4 dosis tetanus toksoid
dosis toksoid tetanus tambahan yang diberikan pada tahun berikutnya disekolah
(DT6 atau Td) akan memperpanjang imunitas 20 tahun lagi. pada umur dewasa
setara dengan 5 dosis toksoid

Polio
terdapat 2 kemasan vaksin polio yang berisi virus polio 1, 2, dan 3.
- OPV (Oral Polio Vaccine), hidup dilemahakan dan tetes oral
- IPV (Inactivated Polio Vaccine), inaktif dan disuntikkan
kedua vaksin tersebut dapat diberikan secara bergantian. vaksin IPV dapat diberikan pada
anak sehat maupun anak yang menderita imunokomprais, dan dapat diberikan sebagai
imunisasi dasar maupun ulangan. vaksin IPV dapat juga diberikan bersamaan dengan vaksin
DTP, secara terpisah maupun kombinasi

jadwal imunisasi
polio 0 diberikan saat bayi lahir sesuai dengan pedoman PPO atau pada kunjungan
pertama sebgai tambahan untuk mendapatkan cakupan imunisasi yang tinggi.
diberikan pada saat bayi akan dipulangkan dari rumah sakit. selanjutnya diberikan
vaksin OPV atau IPV
untuk imunisasi dasar (polio 2, 3, 4) diberikan pada umur 2, 4, 6 bulan, interval
antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu
dalam rangka eradikasi polio masih diperlukan pekan imunisasi polio yang
dianjurkan oleh kementrian kesehatan. pada PIN semua balita harus mendapat
imunisasi OPV tanpa memandang status imuniasi (kecuali pasien imunokompromais
diberikan IPV) untuk memperkuat kekebalan dimukosa saluran cerna dan
memutuskan transmisi virus polio liar.

Campak
vaksin campak rutin dianjurkan diberikan dalam satu dosis 0,5 ml secara subkutan
dalam, pada umur 9 bulan
disamping imunisasi umur 9 bulan, diberikan juga imunisasi campak kesempatan
kedua (second opportunity pada crash program campak) pada umur 6-59 bulan dan
SD kelas 1-6.
selanjutnya imunisasi campak dosis kedua diberikan pada program school based
catch up campaign, secara rutin pada anak sekolah SD kelas 1
apabila telah mendapat imunisasi MMR pada usia 15-18 bulan dan ulangan umur 6
tahun, ulangan campak SD kelas 1 tidak diperlukan
Haemophillus influenza tipe b (Hib)
jadwal imunisasi
vaksin Hib yang berisi PRP-T diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan
vaksin Hib yang berisi PRP-OMP diberikan pada umur 2 dan 4 bulan, dosis ketiga
tidak perlu diberikan
vaksin Hib dapat diberikan secara kombinasi (DTwP/Hib, DTaP/Hib, DTaP/Hib/IPV)
Ulangan
vaksin Hib baik PRP-T ataupun PRP-OMP perlu diulang pada umur 18 bulan
apabila anak datang pada umur 1-5 tahun, Hib hanya diberikan 1 kali

Influenza
jadwal imunisasi
vaksin influenza diberikan pada anak umur 6-23 bulan, baik anak sehat maupun
dengan risiko asma, penyakit jantung, penyakit sickle cell, HIV, dan diabetes)
imunisasi influenza diberikan setiap setahun
vaksin tahun sebelumnya tidak boleh diberikan untuk tahun sekarang
anak yang tinggal dengan kelompok risiko tinggi atau pekerja sosial yang
berhubungan dengan kelompok risiko tinggi

MMR
vaksin MMR diberikan pada umur 15-18 bulan, minimal interval 6 bulan antara
imunisasi campak (umur 9 bulan) dan MMR.
dosis satu kali 0,5 ml secara subkutan
MMR diberikan minimal 1 bulan sebelum atau setelah penyuntikan imunisasi lain
apabila seorang anak telah mendapatkan imunisasi MMR pada usia 12-18 bulan dan
6 tahun, imunisasi campak monovalen tambahan pada umur 5-6 tahun tidak perlu
diberikan
ulangan imunisasi MMR diberikan pada umur 6 tahun

Tifoid
terdapat dua jenis vaksin yaitu vaksin suntikan (polisakarida) dan oral (bakteri hidup yang
dilemahkan)
pada vaksin capsular Vi polysaccharide, diberikan pada umur lebih dari 2 tahun,
ulangan dilakukan setiap 3 tahun. kemasan dalam prefilled syringe 0,5 ml pemberian
secara intramuskular
pada tifoid oral Ty21a, diberikan pada umur lebih dari 6 tahun. dikemas dalam
kapsul, diberikan 3 dosis dengan interval selang sehari (hari 1, 3, 5). imunisasi
ulangan dilakukan setiap 3-5 tahun. biasanya diberikan untuk turis yang akan
berkunjung ke daerah endemis tifoid.

Hepatitis A
diberikan pada daerah yang kurang terpajan (under exposure).
jadwal imunisasi
diberikan pada umur lebih dari 2 tahun
vaksin kombinasi HepB/HepA tidak diberikan pada usia kurang dari 12 bulan. maka
vaksin kombinasi diindikasikan pada usia lebih dari 12 bulan, terutama untuk catch
up immunization yaitu untuk mengejar imunisasi pada anak yang belum pernah
mendapatkan imunisasi Hep B sebelumnya atau imunisasi HepB yang belum
lengkap

Varicella
jadwal imunisasi
diberikan pada anak umur >1 tahun
untuk anak yang mengalami kontak dengan pasien varisela, imunisasi dapat
mencegah apabila diberikan dalam kurun waktu 72 jam setelah kontak dengan
catatan kontak harus dihilangkan

source :
Pedoman Imunisasi di Indonesia, 2011
edisi ke empat

Anda mungkin juga menyukai