Anda di halaman 1dari 6

Rhizobium

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Mikrobiologi

Yang dibina oleh Prof. Dr Subandi., M.Si.

Oleh

1. Safira Endah A. 160332605816


2. Sekar Fidiningrum 160332605897
3. Siti Khoirun Nisak 160332605820

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

APRIL 2017
PENDAHULUAN

Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Nitrogen adalah
unsur yang diperlukan ntuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein,
DNA dan RNA.

https://www.academia.edu/24196288/MAKALAH_MIKROBIOLOGI_TERAPAN_TENTA
NG_PERTANIAN?auto=download
1. Pengertian Bakteri Rhizobium Leguminosaru
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti
hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna
putih berbentuk sirkulasi, merupakan penghambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan
berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium
cenderung membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium
adalah organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang.
Bakteri rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang
mengandung ragi atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 7,2. Bakteri Rhizobia juga
dikenal sebagai bakteri bintil akar kacang-kacangan yang merupakan bakteri tanah yang
mampu melakukan penghambatan nitrogen udara melalui simbiosis dengan tanaman kacang-
kacangan. Pada mulanya semua bakteri bintil akar termasuk Rhizobium Leguminosarus.
Pemafaatan Rhizobia sebagai inokulan pupuk hayati sangat mendukung upaya peningkatan
produktivitas tanaman kacang-kacangan, khususnya kedelai di Indonesia. Kesuksesan
inokulasi rizobia sangat dipengaruhi oleh kesesuaian inokulan rhizobia dengan jenis tanah
yang diinokulasi dan faktor kompetisi.

Morfologi Rhizobium dikenal sebagai bakteroid. Rhizobium menginfeksi akar


leguminoceae melalui ujung-ujung bulu akar yang tidak berselulose, karena bakteri
Rhizobium tidak dapat menghidrolisis selulose. Rhizobium yang tumbuh dalam bintil akar
leguminoceae mengambil nitrogen langsung dari udara dengan aktifitas bersama sel tanaman
dan bakteri, nitrogen itu disusun menjadi senyawaan nitrogen seperti asam-asam amino dan
polipeptida yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan, dan bakteri disekitarnya. Baik bakteri
maupun legum tidak dapat menambat nitrogen secara mandiri, bila Rhizobium tidak ada dan
nitrogen tidak terdapat dalam tanah legum tersebut akan mati. Bakteri Rhizobium hidup
dengan menginfeksi akar tanaman legum dan berasosiasi dengan tanaman tersebut, dengan
mengikat nitrogen.
Peranan rhizobium terhadap pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan
masalah ketersediaan nitrogen bagi tanaman inangnya. Pada tanaman legum, Rhizobium
mampu mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tanaman legum dan meningkatkan produksi
antara 10% - 25%. Tanggapan tanaman sangat bervariasi tergantung pada kondisi tanah dan
efektivitas populasi asli.
Bakteri Rhizobium adalah salah satu kelompok bakteri yang berkemampuan sebagai
penyedia hara bagi tanaman. Tabel perkembangan taksonomi bakteri Rhizobium
Leguminosarum.
Perkembangan Sumber
Penanaman Rhizobium Leguminosarum Frank, 1889
untuk semua bakteri bintil akar pada legum
Enam spesies bakteri bintil akar pada legum, Fred et al, 1932
yaitu : Rhizobium Leguminosarum
(membentuk bintilpada Lathyrus, Pisum,
Vicia, and Lens). Rhizobium Trifoliii
(membentuk bintil pada Trifolium),
Rhizobium Phaseoli (membentuk bintil pada
Phaseolus), Rhizobium meliloti (membentuk
bintil ada Melilotus, medicado, Trigonella),
Rhizobium japonicum ( membentuk bintil
pada kedelai), Rhizobium Lupin
(membenttuk bintil pada Lupinus).
Bakteri tumbuh cepat dimasukkan pada Jordan, 1982
genus Rhizobium dan bakteri tumbuh
lambbat dimasukkan pada genus
Bradyrhizobium
Penggunaan teknik molekular untuk Young and Haukka, 1996
mengidentifikasi Rhizobia; klasifikasi
Rhizobia menjadi lima genus, yaitu
Rhizobium, sinorhizobium, mesorhizobium,
Bradyrhizobium, Azorhizobium dan satu
ggenus belum teridentifikasi.
Tambahan satu genus baru pada klasifikasi De Lajudie et al., 1998
yang ada, yaitu Allorhizobium.

2. Klasifikasi ilmiah Rhizobium leguminosarum


Kingdom :Monera
Kelas :Psilopsida
Ordo :Psilotales
Family :Psilotaceae
Genus :Rhizobium
Species :Rhizobium leguminosarum

C. Proses Bakteri Rhizobium

Bakteri Rhizobium bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri


ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman
tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya
mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat
mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil
akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup.
Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan
tanah.Terjadinya bintil akar diawali oleh interaksi antara tanaman dan bakteri Rhizobia. Akar
tanaman mengeluarkan sinyal yang akan mengaktifkan ekspresi gen dari bakteri yang
berperan pada nodulasi. Setelah adanya sinyal tadi, bakteri (Rhizobia) akan mensintesis
sinyal yang menginduksi pembentukan meristem nodul dan memungkinkan bakteri untuk
masuk ke dalam meristem tersebut melalui proses infeksi. Sinyalsinyal kimia yang di
sintesis oleh bakteri itu pada dasarnya merupakan asam amino termodifikasi (homoserin
lakton) yang membawa subtituen rantai asil yang bervariasi yang disebut asil homoserin
lakton (AHL). Melalui pendeteksian dan reaksi terhadap senyawasenyawa kimia tersebut
selsel tanaman secara individu dapat merasakan berapa banyak sel yang mengelilingi
mereka.
Interaksi secara simbiosis terjadi karena adanya pertukaran sinyal antara tumbuhan
dan bakteri (Rhizobia). tanaman mensekresikan senyawasenyawa flavonoid yang gugus
fenolnya bersama dengan NodD (protein penggerak) dari bakteri menginduksi ekspresi dari
gen pembentukan noduldari Rhizobia (nod,nol,noe).Sebagai
hasilnya, Rhizobiamemproduksi Nod factors. Induksi Nod factors direspon oleh tanaman
(yang salah satunya) dengan pembentukan nodul.
Proses pembentukan nodul terjadi melalui beberapa tahap perkembangan yang
dimulai dengan kolonisasi bakteri Rhizobia dan lalu menempel pada rambut akar.
KemudianRhizobia terjebak di dalam lekukan lipatan rambut akar yang kemudian
mengakibatkanRhizobia mencoba masuk melalui dinding sel dengan menyusup dengan
membentuk infeksi (luka). Sel kortikoid tertentu dari tanaman membelah untuk membentuk
primordial nodul dan melalui primordial ini penyusupan sel secara infeksi tumbuh.
Pertumbuhan tersebut lebih lanjut akan membentuk suatu tumor. Di dalam daerah infeksi
tersebut bakteri membelah diri sebelum akhirnya terbentuk nodul dan bakteri tersebut
terdiferensiasi menjadi bakteroid dan mulai mengikat nitrogen
Pada awal respon tanaman terhadap induksi Nod factors, melibatkan aliran ion yang
melewati membran plasma dan berasosiasi di membran, yang diikuti getaran secara berkala
ion kalsium yang diikuti pembentukan ulang rambut akar dan inisiasi pembelahan sel
kortikoid. Pembentkan bintil akar membutuhkan Nod factors karena apabila Rhizobia tidak
memproduksi Nod factors maka tidak akan terjadi pembentukan bintil.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan
senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang
disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan
menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Pemanfaatan Rhizobium dalam produksi pertanian dilakukan:
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan memanfaatkan mikrobia yang
berperan dalam siklus Nitrogen (mikrobia penambat nitrogen, mikrobia amonifikasi,
nitrifikasi, dan denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur (Mikrobia pengoksidasi
sulfur), dan Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al),
2. Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia penekan organisma
pengganggu tanaman (OPT),
3. Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia pendekomposisi / penyerap
senyawa-senyawa toksik terhadap mahluk hidup (Bioremediasi),
4. Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia penghasil fitohormon.

3. Pengaruh dan Penerapan Bakteri Rhizobium terhadap Mikrobiologi Pertanian


Pada dunia pertanian bakteri rhizobium mengikat unsur nitrogen dari lingkungan sekitar dan
menularkan ke tumbuhan, tetapi bagian akar dan juga pada bagian tanah pada suatu tanaman.
Kebanyakan rhizobium menularkan pada tanaman yang berbiji : contohnya saja akar pada
tanaman kedelai. Pada tanaman kedelai tersebut, bakteri rhizobium menempel pada bintil akar.
Dan itu membuat tanaman tersebut tumbuh subur dan untuk melangsungkan hidupnya karena
tanaman tersebut telah terinfeksi oleh bakteri Rhizobium.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau
seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut
menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat
nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar
melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

Anda mungkin juga menyukai