Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf
dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas
satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Paragraf


Menuangkan suatu pikiran secara teratur dan terorganisasi ke dalam sebuah tulisan
sehingga pembaca dapat mengikuti dan memahami jalan pikiran seseorang, tidaklah mudah.
Banyak orang yang pasif berbicara namun kurang mampu menuangkan idenya secara tertulis.
Kalaupun ahli-ahli berbicara itu mampu menuliskan idenya dengan baik, biasanya hal ini
terjadi sesudah melalui latihan yang intensif, baik secara formal maupun nonformal. Hal ini
wajar, karena kemampuan menulis merupakan hasil proses belajar dan ketekunan berlatih.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, keterampilan anda menerapkan ejaan yang
disempurnakan, memilih kata yang tepat, membuat kalimat yang efektif, belum sepenuhnya
menjamin anda dapat menulis dengan baik. Dalam menuangkan gagasan atau pikiran, anda
juga dituntut mampu menghubung-hubungkan kalimat dengan kalimat dalam satu kesatuan
yang padu. Hubungan itu menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan
secara logis. Dalam tulis-menulis atau karang mengarang, ikatan itu dilahirkan dalam bentuk
paragraf.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam
paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat mengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat
penjelas sampai kepada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu
rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu ide mulai dan berakhir. Kita akan kepayahan
membaca sebuah buku, kalau tidak ada paragraf, karena seolah-olah kia dicambuk untuk
membaca terus-menerus sampai selesai. Kita pun sulit mengkonsentrasikan pikiran dari suatu
gagasan ke gagasan yang lain. Dengan adanya paragraf, kita dapat berhenti sebentar,
sehingga kita dapat mengadakan konsentrasi pikiran tentang tema yang terkandung di
dalamnya.
Paragraf adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan atau karya ilmiah yang
mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru. Paragraf dikenal juga dengan nama
lain alinea. Paragraf dibuat dengan membuat kata pertama pada baris pertama masuk ke
dalam (geser ke sebelah kanan) beberapa ketukan atau spasi.

2
Menurut Arifin dan S. Amran Tasai Paragraf adalah seperangkat kalimat yang
membicarakan suatu gagasan atau topik. Kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan
pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Menurut Akhaidah dan kawan-kawan paragraf merupakan inti penuangan buah
pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk suatu
gagasan.
Paragraf ialah sekelompok kalimat yang saling berkaitan satu sama lain dan secara
bersama-sama menjelaskan suatu pikiran yang menjiwai seluruh karangan. Pikiran tersebut
dinamakan dengan pikiran utama.

2.2 Struktur Paragraf


Kalimat yang membangun paragraf pada umumnya dapat diklasifikasikan atas dua
macam yaitu kalimat utama atau kalimat pokok, dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik adalah kalimat yang berisi ide pokok atau ide utama paragraf. Ada
pun kalimat penjelas atau kalimat pendukung sesuai dengan namanya adalah kalimat yang
berfungsi menjelaskan atau mendukung ide utama paragraf. Berikut adalah ciri-ciri kalimat
topik dan kalimat penjelas:
1. Kalimat Utama
Terdiri atas satu kalimat saja. Biasanya kalimat utama memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Mengandung permasalahan yang dapat diuraikan lebih lanjut.
2) Berupa kalimat sempurna yang bisa berdiri sendiri.
3) Memiliki arti yang jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain.
4) Dapat terbentuk tanpa perlu kata sambung.
2. Kalimat Penjelas
Terdiri atas beberapa kalimat. Ciri-cirinya sebagai berikut :
1) Tidak dapat berdiri sendiri
2) Kalimat tersebut harus dijelaskan oleh kalimat lain untuk mengetahui maknanya.
3) Biasanya memerlukan kata sambung
4) Isinya berupa perincian, keterangan, contoh, dan data lain yang mendukung kalimat
utama.

3
Struktur suatu paragraf biasanya berkaitan dengan pengurutan letak kalimat utama dan
kalimat-kalimat penjelas. Atas dasar kategori kalimat dalam paragraf tersebut, struktur
paragraf dapat dikategorisasikan menjadi tiga, yaitu:
a. Paragraf Deduktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf
dan diikuti dengan kalimat kalimat penjelas.
Contoh paragraf Deduktif :
Tikus adalah musuh petani yang sangat merugikan. Berpuluh-puluh hektar lebih sawah di
berbagai daerah mengalami gagal panen disebabkan padinya dimakan tikus.Tanaman lain
seperti singkong pun tak luput menjadi korbannya, bahkan buah petai cina yang sudah tua
juga habis digerogoti binatang ini. Tak hanya itu saja bahkan binatang ternak seperti ayam
dan bebek pun juga diserang tikus.
b. Paragraf Induktif, yaitu paragraf yang kalimat utamanya terdapat di akhir paragraf dan
didahului dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh paragraf Induktif :
Panas atau demam yang tinggi selama beberapa hari dapat dicuriai sebagai demam
berdarah. Seseorang yang menderita demam berdarah juga mengalami pendarahan dari
lubang hidung atau mimisan. Selain itu, muncul bintik-bintik merah pada tubuh. Demam
berdarah bisa ditandai dengan beragam gejala yang seharusnya segera mendapatkan
penanganan dokter.
c. Paragraf Campuran, merupakan gabungan dari deduktif dan induktif. Kalimat utamanya
terdapat pada awal dan akhir paragraf, diselingi dengan kalimat-kalimat penjelas.
Contoh Paragraf Campuran :
Olahraga secara teratur bisa membuat tubuh menjadi sehat dan bugar. Hal ini
dikarenakan olahraga membantu proses metabolisme di dalam tubuh kita, sehingga semua
makanan tecerna dengan sempurna. Sempurnanya proses pencernaan makanan ini akan
menghasilkan energi yang cukup untuk mendukung segala aktivitas yang kita lakukan
sehingga tubuh menjadi bugar sepanjang hari. Berolahraga yang teratur juga menyebabkan
tubuh menjadi sehat dan kebal terhadap penyakit yang mengintai. Bahkan ada pepatah asing
yang mengatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Oleh sebab itu,
tidak dapat dipungkiri bahwa olahraga merupakan aktivitas yang menyehatkan.

2.3 Syarat-Syarat Pembentukan Paragraf


Dalam pembentukan/pengembangan paragraf,ada beberapa persyaratan yang harus
diperhatikan, diantaranya:

4
1. Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf secara bersama-
sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertentu. Kesatuan di sini tidak boleh diartikan
bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.Tiap paragraf hanya mengandung satu pikiran atau
satu tema. Fungsi paragraf adalah mengembangkan tema tersebut.
2. Kepaduan Paragraf
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan antara suatu kalimat dan kalimat
yang lain yang membentuk suatu paragraf kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan
timbal balik antar kalimat yang membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami.
Kepaduan sebuah paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti
pengulangan kata kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan kesejajaran
(paralelisme).Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi,
kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat.
Kepaduan dalam sebuah paragraf dapat dibangun dengan memperhatikan masalah
kebahasaan yang digambarkan dengan:
1) Repetisi
2) Kata ganti
3) Kata transisi
Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai
penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut.
a. Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan
sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu,
seperti halnya dll
b. Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, meskipun
dll
c. Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan
sebelumnya; misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya
dll
d. Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu,
jadi dll
e. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, kemudian dll
f. Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: ringkasnya, misalnya, yakni,
sesungguhnya dll
g. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sana, dekat, di seberang dll

5
3. Kelengkapan Paragraf
Kelengkapan Paragraf ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas yang
cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat topik dikatakan
paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu hanya diperlukan dengan
pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak lengkap.Paragraf yang baik harus
memiliki unsur unsur paragraf yang lengkap diantaranya adalah:
a. Gagasan utama
Gagasan utama adalah topik utama atau permasalahan yang sedang dibahas dalam
suatu paragraf.
b. Kalimat utama
Kalimat utama adalah kalimat yang mengandung gagasan utama. Kalimat ini
memaparkan apa yang akan dibahas pada paragraf tersebut. Letak kalimat utama di dalam
sebuah paragraf bervariasi ada yang terletak di awal yang disebut dengan paragraf deduktif,
di akhir yang disebut paragraf induktif maupun di awal dan akhir yang disebut paragraf
campuran.
c. Kalimat penjelas
Kalimat penjelas adalah kalimat kalimat yang mendukung gagasan utama. Kalimat
penjelas perlu untuk ditulis karena kalimat inilah yang akan memberikan alasan yang kuat
pada gagasan utama. Kalimat kalimat ini harus mengandung data berupa fakta, contoh
maupun alasan yang jelas.
4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung pada beberapa
jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
1) Penyusunan kalimat topik,
2) Penonjolan kalimat topik dalam paragraf,
3) Pengembangan detail-detail penjelas yang tepat, dan
4) Penggunaan kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
5. Pola Susunan Paragraf
Rangkaian pernyataan dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas,
pernyataan yang satu disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara
logis. Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai satu
kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam dan yang sering diterapkan
dalam tulisan ilmiah. antara lain :

6
a. pola runtunan waktu,
b. pola uraian sebab akibat,
c. pola perbandingan dan pertentangan,
d. pola analogi,
e. pola daftar, dan
f. pola lain.
Setelah penjelasan mengenai syarat-syarat pembentukan paragraf, berikut ini adalah
contoh paragraf yang tidak memenuhi syarat pembentukan paragraf dan contoh paragraf yang
memenuhi kaidah:
Contoh:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Hampir di setiap daerah di
Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari hari. Masyarakat Indonesia bagian
timur berbeda. Mereka masih mengkonsumsi sagu sebagai bahan pokoknya. Penggunaan nasi
sebagai bahan makanan pokok karena proses penanamannya yang mudah dan cepat. Para
petani membutuhkan sawah dan merawatnya selama 6 bulan untuk menghasilkan beras yang
akan menjadi nasi. Sekali panen, biasanya petani akan menghasilkan beras yang sangat
banyak. Proses penanamannya yang cepat dan mudah, nasi juga memiliki kandungan
karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan lainnya. Nasi sangat cocok
untuk orang Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang banyak untuk mendukung
aktivitasnya sehari hari.
Paragraf di atas bukanlah paragraf yang baik karena tidak mengandung syarat-syarat
yang telah disebutkan di atas.
Kelengkapan : Unsur ini tidak terpenuhi karena memiliki dua gagasan utama yang saling
bertolak belakang yang pertama adalah nasi menjadi bahan makanan pokok bagi hampir
seluruh masyarakat Indonesia. Yang kedua adalah masyarakat Indonesia bagian barat
mengkonsumsi sagu.
Kesatuan : Gagasan gasan utama pada paragraf di atas tidak terjalin dengan sangat baik
sehingga pembacanya bingung dengan apa yang menjadi topik pembicaraannya. Gagasan
gagasan paragraf di atas juga tidak saling mendukung.
Kepaduan : Kalimat kalimat di dalam paragraf di atas tidaklah padu karena tidak
menggunakan konjungsi sehingga susunannya menjadi tidak logis.Pada kalimat terakhir
seharusnya ditambah konjungsi antar kalimat oleh karena itu agar menjadi lebih padu.
Setelah memperhatikan paragraf yang buruk di atas, berikut ini adalah paragraf baik
yang memenuhi kaidah:

7
Contoh:
Nasi adalah makanan pokok masyarakat Indonesia. Hampir di setiap daerah di
Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan sehari hari. Penggunaan nasi sebagai bahan
makanan pokok karena proses penanamannya yang mudah dan cepat. Para petani hanya
membutuhkan sawah dan merawatnya selama 6 bulan untuk menghasilkan beras yang akan
menjadi nasi. Sekali masa panen, para petani bisa menghasilkan puluhan kwintal beras. Di
samping proses penanamannya yang cepat dan mudah, nasi juga memiliki kandungan
karbohidrat yang lebih tinggi dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Karbohidrat
inilah yang menjadi sumber energi bagi kita. Oleh karena itu, nasi sangatlah cocok untuk
orang Indonesia yang sangat membutuhkan energi yang banyak untuk mendukung
aktivitasnya sehari hari.

2.4 Jenis-Jenis Paragraf


Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya, yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1. Jenis paragraf menurut posisi kalimat topiknya
Kalimat yang berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi
gagasan utama itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting. Posisi kalimat topik di dalam paragraf yang akan memberi warna sendiri bagisebuah
paragraf. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat macam, yaitu
: paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif, paragraf penuh kalimat
topik.
a. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf
,yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, lalu menyusul uraian
yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif
"Orang yang sukses adalah orang yang mampu menangkap sebuah peluang dan
memanfaatkan peluang itu untuk meraih suatu keberhasilan. Kemampuan membaca dan
memanfaatkan peluang itulah yang menghantar Rahayu S. Purnami, lulusan Farmasi
Universitas Padjadjaran Bandung, sampai kepada kesuksesan menjadi pengusaha salon
keliling yang memberikan pelayanan door to door.
b. Paragraf Induktif

8
Bila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk paragraf induktif,
yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah diakhiri dengan pokok
pembicaraan.
Contoh paragraf induktif
"Yang menyebabkan banjir di Jakarta sangat jelas disebabkan oleh ulah manusia itu
sendiri. Contohnya saja masih banyak orang-orang yang buang sampah yang tidak pada
tempatnya. Selain itu masyarakat juga tidak peduli terhadap selokan di sekitarnya. Oleh sebab
itu maka seharusnya pemerintah setempat harus lebih mensosialisasikan bahaya banjir kepada
masyarakat. Supaya masyarakat dapat ikut serta dalam bersosialisasi terhadap bahaya banjir.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa seluruh masyarakat dan pemerintah setempat
harus menggalakan supaya Jakarta bebas banjir dengan cara membuang sampah pada
tempatnya dan membersihkan selokan di sekitarnya.
c. Paragraf Deduktif-Induktif
Bila kalimat pokok di tempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf, terbentuklah
paragraf deduktif-induktif. Kalimat pada akhir paragraf umumnya menjelaskan atau
menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada awal paragraf.
Contoh paragraf deduktif-induktif :
"Pemerintah menyadari bahwa rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah,
dan sehat. Pihak dari pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah,
tetapi kuat. Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan bahwa
pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk memenuhi
kebutuhan rakyat."
d. Paragraf penuh kalimat topik
Seluruh kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun
kalimat yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi akibat
sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya sama-sama penting.
Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian bersifat dskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
"Pagi hari itu aku berolahraga di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk
dan menyegarkan. Di sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang
menandakan pagi hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."

9
2. Jenis paragraf menurut sifat isinya
Isi sebuah paragraf dapat bermacam-macam bergantung pada maksud penulisannya
dan tuntutan korteks serta sifat informasi yang akan disampaikan.Penyelarasan sifat isi
paragraf dengan isi karangan sebenarnya cukup beralasan karena pekerjaan menyusun
paragraf adalah pekerjaan mengarang juga.
Berdasarkan sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
a) Paragraf Persuasif
Adalah isi paragraf mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama majalah dan
Koran . Sedangkan paragraf argumentasi, deskripsi, daneksposisi umumnya dipakai dalam
karangan ilmiah seperti buku,skripsi makalah dan laporan. Paragraf naratif sering dipakai
untuk karangan fiksi seperti cerpen dan novel.
Contoh Paragraf Persuasif
Marilah kita membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari
banjir dan bebas dari penyakit yang disebabkan oleh sampah sampah yang di buang tidak
pada tempatnya. Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing masing untuk
membuang sampah pada tempatnya.
b) Paragraf argumentasi
Adalah isi paragraf membahas satu masalah dengan bukti-bukti alasan yang mendukung.
Contoh Paragraf argumentasi
Menurut Ketua panitia, Derrys Saputra, mujur merupakan kegiatan rutin yang
diselenggarakan oleh HMTK untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru. Bersamaan
dengan berakhirnya masa jabatan kepengurusan MHTK periode 2008 2009, maka sebagai
penggantinya dilakukan mujur untuk memilih ketua dan wakil HMTK yang baru untuk masa
kepengurusan 2009 20010.
c) Paragraf naratif
Adalah isi paragraf menuturkan peristiwa atau keadaan dalam bentuk data atau cerita.
Contoh Paragraf naratif
Pada game pertama, Kido yang bermain dengan lutut kiri dibebat mendapat
perlawanan ketat Chai/Liu hingga skor imbang 16 16. pada posisi ini, Kido/Hendra yang
lebih berpengalaman dalam berbagai kejuaraan memperlihatkan keunggulan mereka.
d) Paragraf deskritif
Adalah paragraf yang melukiskan atau menggambarkan sesuatu dengan bahasa.
Contoh Paragraf deskritif

10
Kini hadir mesin cuci dengan desain bunga chrysant yang terdiri dari beberapa
pilihan warna, yaitu pink elegan dan dark red untuk ukuran tabung 15 kg. Disamping itu,
mesin cuci dengan bukaan atas ini juga sudah dilengkapi dengan LED display dan tombol-
tombol yang dapat memudahkan penggunaan. Adanya fitur I-sensor juga akan memudahkan
proses mencuci.
e) Paragraf eksposisi
Adalah paragraf yang memaparkan sesuatu fakta atau kenyataan kejadian tertentu.
Contoh Paragraf eksposisi
Rachmat Djoko Pradopo lahir 3 November 1939 di Klaten, Jawa Tengah. Tamat
SD dan SMP (1955) di Klaten, SMA II (1958) di Yogyakarta. Masuk Jurusan Sastra
Indonesia Universitas Gadkah Mada, tamat Sarjana Sastra tahun 1965. pada tahun 1978
Rachmat mengikuti penataran sastra yang diselenggarakan oleh Pusat Bahasa Jakarta
bersama ILDEP dan terpilih untuk melanjutkan studi di Pascasarjana Rijkuniversiteit Leiden,
Nederland, tahun 1980 1981, di bawah bimbingan Prof. Dr. A. Teeuw.
3. Jenis paragraf menurut fungsinya dalam karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat dibedakan menjadi 3 , yaitu:
A. Paragraf Pembuka
Bertujuan mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan. Sebagai bagian
awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1) menghantar pokok pembicaraan
2) menarik minat pembaca
3) menyiapkan atau menata pikiran untuk mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka
memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka harus
disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca. Untuk itu bentuk berikut ini dapat
dimanfaatkan sebagai bahan menulis paragraf pembuka, yaitu:
1) Kutipan, peribahasa, anekdot
2) Pentingnya pokok pembicaraan
3) Pendapat atau pernyataan seseorang
4) Uraian tentang pengalaman pribadi
5) Uraian mengenai maksud dan tujuan penulisan
6) Sebuah pertanyaan.
B. Paragraf Pengembang

11
Bertujuan mengembangkan pokok pembicaraan suatu karangan yang sebelumnya
telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Paragraf ini didalam karangan dapat difungsikan
untuk:
1) Mengemukakan inti persoalan
2) Memberikan ilustrasi
3) Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya
4) Meringkas paragraf sebelumnya
5) Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
C. Paragraf Penutup
Paragraf ini berisi simpulan bagian karangan atau simpulan seluruh karangan. Paragraf ini
sering merupakan pernyataan kembali maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf
penutup dimaksudkan untuk mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal
sebagai berikut:
1) Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak boleh terlslu psnjsng
2) Isi paragraf harus berisi simpulan sementara atau simpulan akhir sebagai cerminan
inti seluruh uraian
3) Sebagai bagian yang paling akhir dibaca, disarankan paragraf ini dapat menimbulkan
kesan yang medalam bagi pembacanya.

2.5 Letak Kalimat Utama


Sebuah paragraf dibangun oleh bebrapa kalimat yang saking berhubungan dan
mengandung satu pikiran utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas. Penempatan
kalimat utama dalam pengembangan sebuah paragraf bermacam-macam. Ada paragraf
dimulai dengan peristiwa-peristiwa atau perincian., kemudian ditutup dengan yang
merupakan kalimat utama. Ada juga yang dimulai dengan pernyataan umum, kemudian baru
perincian yang menjelaskan pikiran utama.
Ada empat cara meletakkan kalimat utama, yakni sebagai berikut.
1. Pada Awal Paragraf (Deduktif)
Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan
dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf deduktif :
Tumbuhan sangat bermanfaat bagi manusia. Salah satu manfaatnya adalah memberi
asupan oksigen di bumi yang kemudian digunakan manusia untuk bernafas. Selain itu,

12
manusia juga dapat memanfaatkan tumbuhan sebagai sumber makanan, obat, tempat tinggal
dan masih banyak lagi.
Dari contoh tersebut kita menangkap kalimat utamanya yakni "Tumbuhan sangat
bermanfaat bagi manusia", dan kalimat-kalimat berikutnya merupakan kalimat penjelas dari
kalimat utama. Nah, disinilah inti dari paragraf deduktif yakni paragraf yang kalimat
utamanya berada sebelum kalimat-kalimat penjelas. Mungkin gambarannya seperti ini,
sasaran atau topik utama pada kalimat awal dan selanjutnya topik itu dirincikan atau
dijelaskan di kalimat selanjutnya.
2. Pada Akhir Paragraf (Induktif)
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan
diawali dengan uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf induktif :
Bertanam hidroponik dapat dilakukan dengan media apa saja, selain itu sistem
hidroponik tidak memerlukan air terlalu banyak. Penggunaan pupuk juga tidak mencemari
tanah dan lingkungan sekitar. Hasil dari bertanam hidroponik tidak kalah dengan penanaman
langsung di tanah. Meskipun begitu biaya awal untuk membuat sistem hidroponik memang
agak mahal, tapi ini bisa diakali dengan menggunakan bahan-bahan bekas disekliling. Itulah
manfaat dan kekurangan sistem bertanam hidroponik.
Dari contoh di atas kita lihat bahwa kalimat utamanya berada di bagian paling terakhir
dari paragraf dan semua kalimat sebelumnya bertujuan menjelaskan kalimat utama. Jadi
pengertian paragraf induktif adalah paragraf yang kalimat utamanya berada di akhir paragraf.
3. Pada Awal dan Akhir Paragraf (Campuran)
Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir
paragraph. Kalimat utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan
kembali.
Contoh paragraf campuran :
Facebook telah manjadi teman dekat bagi anak muda sekarang. Mulai dari bangun
pagi sampai tidur terus pasti tidak lepas untuk menyempatkan diri untuk meng-update status.
Mengobrol bersama teman lain di Facebook juga merupakan kegemaran mereka di kala
sedang jenuh. Facebook menjadi sarang berita terbaru, mencari teman, sampai ada juga yang
mencari jodoh. Facebook memang benar-benar menjadi teman dekat bagi anak muda.
Contoh paragraf di atas memiliki kalimat utama yang berada di awal, dan pada akhir
paragraf juga terdapat penegasan mengenai kalimat utama. Inilah cikal bakal dari sebuah
paragraf campuran yakni pada awal paragraf terdapat kalimat utama dan di akhir paragraf

13
terdapat penegasan mengenai kalimat utama. Ingat bukan berarti paragrafnya memiliki dua
kalimat utama.
4. Paragraf Naratif/Deskritif
Paragraf naratif/deskriptif adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama karena
setiap kalimat saling mendukung untuk mengungkapkan gagasan utama.
Contoh paragraf naratif/deskritif
Di belakang bukit sebelah selatan, padang ilalang terbentang luas. Ketika bunga-
bunga sedang bermekaran, warna putih terumbai-umbai bergerak ditiup angin seperti busa
air di arus sungai yang deras. Orang mengatakan daerah itu adalah daerah yang tak
bertuan. Tak ada seorangpun di sana. Sepanjang mata memandang hanyalah semak belukar
yang membentang luas.
Contoh paragraf di atas memiliki kalimat utama yang berada di seluruh isi paragraf
yang saling mendukung untuk mengungkapkan gagasan utama. Kalimat yang memiliki
paragraf seperti ini biasanya ada pada cerita narasi atau deskripsi.
5. Paragraf Ineratif atau Inerasi
Paragraf ineratif atau inerasia dalah paragraf yang gagasan atau kalimat utamanya
terletak ditengah paragraf.
Contoh :
PON adalah event olahraganasionalempattahunandanberlangsung di berbagaitempat
yang berbeda di seluruh Indonesia. Penentuan tempat penyelenggaraan ini ditentukan oleh
pengurus KONI pusat melalui Musyawarah Nasional (Munas). Sebelum PONXVI di
Palembang, PON XV berlangsung di Surabaya, Jawa Timur pada tahun 2000. Ketika itu tuan
rumah menjadi juara umum. Sementara peraih juara umum terbanyak adalah DKI Jakarta
dengan lebih dari lima kali.

2.6 Metode Dalam Paragraf


1. Metode Definisi
Metode ini menjelaskan batasan-batasan terhadap sesuatu, di dalamnya penulis
menguraikan dan menjelaskan tentang tema yang dibicarakan.
Contoh :
Hati terletak didalam rongga perut sebelah kanan di bawah diafragma. Hati
menghasilkan empedu yang kemudian ditampung dalam kentong empedu dan disalurkan ke
usus dua belas jari melalui saluran empedu. Empedu berasal dari sel darah merah yang telah
rusak dan dihancurkan dalam limpa. Selain sebagai alat ekskresi, hati berfungsi Mengatur

14
kadar gula dalam darah, menyimpan gula dalam bentuk glikogen, menetralkan racun yang
masuk ke dalam tubuh, sebagai tempat pembuatan protombin dan fibrinogen, sebagai tempat
pengubah provitamin A menjadi vitamin A, sebagai tempat pembentukan urea.
2. Metode Sebab-akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk menerangkan suatu
kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau sebaliknya. Faktor yang terpenting dalam
metode kausalitas ini adalah kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan
penyebabnya harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran manusia.
Contoh :
Indonesia masih banyak penyakit yang merupakan masalah kesehatan, salah satu
diantaranya ialah cacing perut yang ditularkan melalui tanah. Cacingan ini dapat
mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktifitas
penderitanya sehingga secara ekonomi banyak menyebabkan kerugian, karena menyebabkan
kehilangan karbohidrat dan protein serta kehilangan darah, sehingga menurunkan kualitas
sumber daya manusia. Prevalensi cacingan di Indonesia pada umumnya masih sangat tinggi,
terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu mempunyai risiko tinggi terjangkit
penyakit ini. Dalam rangka menuju Indonesia Sehat 2010, Pembangunan Kesehatan
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, pembangunan tersebut
mempunyai tujuan untuk mewujudkan manusia yang sehat, produktif dan mempunyai daya
saing yang tinggi. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat
kesehatan yang tinggi dengan mutu kehidupan yang berkualitas.
3. Metode Proses
Sebuah paragraf dikatakan memakai metode proses apabila isi alinea menguraikan
suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan tindakan atau perbuatan untuk menciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Bila urutan atau tahap tahap kejadian berlangsung dalam waktu
yang berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis).
Contoh :
Sumber-sumber dari iodin makanan termasuk garam beriodin, preparat vitamin, obat
yang mengandung iodin, dan media kontras beriodin. Iodin, seperti klorida, diabsorbsi
dengan cepat dari saluran gastrointestinal dan didistribusikan dalam cairan ekstraselular
demikian juga dalam sekresi kelenjar liur, lambung dan ASI. Walaupun konsentrasi iodida
organik dalam pool cairan ekstraselular bervariasi langsung dengan asupan iodida, I cairan
ekstraslular biasanya rendah sekali karena bersihan iodida yang cepat dari cairan ekstraselular
melalui ambilan tiroidal dan bersihan ginjal. Konsentrasi I dalam cairan ekstraselular adalah

15
0,6 g/dL, atau sejumlah 150 g I dalam pool ekstraselular 25 L. Dalam kelenjar tiroid,
terdapat transpor aktif dari I serum melintasi membrana basalis sel tiroid . Tiroid mengambil
sekitar 115 g I per 24 jam; sekitar 75 g I digunakan untuk sintesis hormon dan disimpan
dalam tiroglobulin; sisanya kembali ke dalam pool cairan ekstraselular. Pool tiroid dari iodin
organik sangat besar, mencapai rata-rata 8-10 mg; dan merupakan suatu cadangan hormon
dan tirosin teriodinisasi yang melindungi organisme terhadap periode kekurangan iodin. Dari
pool cadangan ini, sekitar 75 g iodida hormonal dilepaskan ke dalam sirkulasi setiap
harinya. Iodida hormonal ini sebagian besar berikatan dengan protein pengikat-tiroksin
serum, membentuk suatu pool sirkulasi dari sekitar 600 g I hormonal (sebagai T3 dan T4).
Dari pool ini, g I sebagai T3 dan T4 diambil dan dimetabolisir oleh sekitar 75 g I
dikembalikan ke pool iodida dan sekitar 15 g I jaringan. Sekitar 60 hormonal dikonjugasi
dengan gulkoronida atau sulfat dalam hait dan diekskresikan ke dalam feses.
4. Metode Contoh
Contoh-contoh terurai, lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu harus disusun
berbentuk paragraph.
Contoh :
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi misalnya karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air, menjadi landasan utama manusia untuk
mancapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Siklus kehidupan
misalnya janin dalam kandungan, balita, anak, remaja, serta dewasa maupun usia lanjut. Dari
keseluruhan siklus tersebut membutuhkan makanan yang sesuai dengan syarat gizi untuk
mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang.
5. Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang memiliki
persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara yang paling tepat adalah
dengan metode klasifikasi.
Contoh :
Terdapat sekitar 80 spesies tanaman yang termasuk dalam genus Morinda. Menurut
H.B.Guppy, ilmuwan Inggris yang mempelajari Mengkudu sekitar tahun 1900, kira-kira 60
persen dari 80 spesies Morinda tumbuh di pulau-pulau besar maupun kecil, di antaranya
Indonesia, Malaysia dan pulau-pulau yang terletak di Lautan India dan Lautan Pasifik. Hanya
sekitar 20 spesies Morinda yang mempunyai nilai ekonomis, antara lain: Morinda bracteata,

16
Morinda officinalis, Morinda fructus, Morinda tinctoria dan Morinda citrifolia. Morinda
citrifolia adalah jenis yang paling populer, sehingga sering disebut sebagai "Queen of The
Morinda". Spesies ini mempunyai nama tersendiri di setiap negara, antara lain Noni di
Hawaii, Nonu atau Nono di Tahiti, Cheese Fruit di Australia, Mengkudu, Pace di Indonesia
dan Malaysia.

2.7 Pengembangan Paragraf


1. Pengembangan Alamiah
Pengembangan secara alamiah ini seorang penulis dapat menggunakan pola yang
sudah ada pada obyek atau kajian yang dibicarakan. Penulis dapat menggunakan dua pola.
Pertama, pola spesial atau urutan ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar
kedalam dan sebagainya. Kedua, pola kronologis atau urutan waktu, misalnya gambaran
urutan terjadinya peristiwa, perbuatan atau tindakan, tadi sekarang, nanti, besok, dan
sebagainya.
2. Pengembangan Klimaks dan Antiklimaks
Pembuatan klimaks dilakukan dengan penampilan gagasan utama yang rinci dari
persoalan yang paling rendah kedudukannya. Sementara itu pengembangan antiklimaks
merupakan kebalikan dari klimaks.
Contoh :
Bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman sesuai dengan
kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya jayanya,
ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Modelnya kira kira seperti mesin giling
yang digerakkan dengan uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun
ikut ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model ini sampai sekarang masih
dipergunakan orang, yaitu traktor yang menggunakan roda rantai. Traktor semacam ini
adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan
dalam pembuatan traktor dan alat alat pertanian lainnya. produksi Jepang yang khas di
Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan
dari model model sebelumnya.
Pikiran utama paragraph diatas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman. Pikiran utama ini diperinci dengan :
a) Traktor yang dijalankan dengan uap
b) Traktor yag dipakai roda rantai
c) Traktor buatan Ford

17
d) Traktor buatan Jepang
variasi dari klimaks adalah antiklimaks. Penulisan mulai dari gagasan yang paling
tinggi kedudukannya, kemudian perlahan lahan menurun melalui gagasan gagasan
yang lebih rendah.
3. Pengembangan Perbandingan dan Pertentangan
Paragraf perbandingan dan pertentangan ialah cara pengarang menunjukkan kesamaan
atau perbedaan antara dua orang , subjek atau gagasan dengan bertolak dari segi-segi tertentu.
Contoh :
Fanatisme dan semangat yang dua hari lalu sempat pudar, di pertandingan semi final
hari Kamis malam telah kembali. Dengan modal itu pula dan teknik permainan yang lumayan
baik PSSI A maju ke final turnamen sepak bola Piala Kemerdekaan V, setelah mendudukkan
Malaysia 2-0 (1-0). Di final hari Sabtu, PSSI A menghadapi Australia yang mengalahkan
Thailand 2-0. (Sumber: Kompas)
4. Pengembangan Analogi
Pengembangan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang
sudah terkenal umum dengan yang tidak dikenal umum.
5. Pengembangan Contoh-contoh
Gagasan yang terlalu umum sifatnya sulit dipahami. Agar pembaca menjadi jelas
diperlukan ilustrasi-ilustrasi konkret. Ilustrasi konkret inilah yang nantinya dikembangkan
menjadi contoh-contoh.
6. Pengembangan Akibat -Sebab Akibat
Hubungan kalimat dalam sebuah paragraf dapat berupa hubungan sebab akibat dan
akibat sebab. Sebab dapat bertindak sebagai kalimat utama, sedangkan akibat merupakan
kalimat penjelas. Dapat pula sebaliknya , akibat sebagai pikiran utama dan sebab sebagai
pikiran penjelas.
Contoh :
Jalan Kebon Jati akhir akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebh dari separuh
jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya,
pemeritah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini
juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka di izinkan
berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki
di lokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
7. Pengembangan Definisi Luas

18
Yang dimaksud pengembangan definisi luas ialah pengarang bermaksud memberikan
keterangan atau arti terhadap sebuah istilah atau hal (keraf dalam Mudlofar 2002: 102).
8. Pengembangan Klasifikasi
Dalam pengembangan karangan kadang-kadang diperlukan pengelompokan hal-hal
yang mempunyai persamaan. Pengelompokan ini bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu
pertama mempersatukan satuan-satuan kedalam satu kelompok., dan kedua, memisahkan
satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain (keraf dalam Mudlofar 2002: 103).
Contoh :
Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara
lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau
penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan,
kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan
ialah kemampuan menata paragraph, kemampuan membedakan pokok bahasan dan
kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan ynag sistematik.
9. Pengembangan Umum Khusus-Khusus Umum
Cara pengembangan paragraf umum khusus-khusus umum merupakan cara yang
paling umum dipakai. Paragraf umum khusus dikembangkan dengan meletakkan pikiran
utama pada awal paragraf kemudian rician-rincian berada pada kalimat-kalimat berikutnya.
Sebaliknya paragraf khusus umum, mula-mula dikembangkan rincian-rincian kemudian pada
akhir paragraf disampaikan generalisasinya. Jadi paragraf umum khusus bersifat deduktif,
sedangkan paragraf induktif bersifat khusus umum.
Contoh :
Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan
itu dimiliki sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan
ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahas Indonesia
telah menjadi lingua jranca selama berabad- abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang
lagi oleh factor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah
yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
nasional.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan gagasan.
2. Namun dari pembahasan yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa paragraf
tidak hanya diikat oleh satu kesatuan gagasan, tetapi dapat berupa dua gagasan atau
lebih dengan memenuhi syarat yaitu kesatuan dan kepaduan paragraf.
3. Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat.
4. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan
adalah kesatuan, kepaduan, kelengkapan, panjang paragraf dan pola susunan paragraf.
Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan
tunggal).
5. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan
wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu
paragraf.
6. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang
mewujudkan sebuah karangan.
7. Pengembangan paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi kalimat topik karena
kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan atau ide utama paragraf.
8. Selain kalimat topik, pengembangan paragraf berhubungan pula dengan fungsi
paragraf yang akan dikembangkan: sebagai paragraf pembuka, paragraf pengembang,
atau paragraf penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf tersebut dalam karangan saling berbeda.
9. Metode pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang akan
disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan eksposisi. Metode
tersebut sudah pasti digunakan untuk mengembangkan alinea argumentatif, misalnya
akan berbeda dengan naratif.
10. Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah satu metode
pengembangan paragraf yang dianggap paling tepat dan efektif.

20
11. Metode yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-
akibat, metode proses, dan metode klasifikasi.
12. Di dalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf tersebut dapat dipakai
silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si penulisnya.
13. Paragraf memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari
paragraf yang lain berdasarkan kelompoknya, yaitu : jenis paragraf menurut posisi
kalimat topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Barus, Sanggup, Pendidikan Bahasa Indonesia. Medan : UNIMED Press.


Budiharso, Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Angkasa.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.
Dini, Dahlia dan Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung :
CV Yrama Widya.
Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta : Hanindita.
Rahardi, Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah.
Jakarta : Graha Media
Wahyu R.N, Tri. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta : Universitas Gunadarma.
Wiyanto, Asul. 2001. Diskusi. Jakarta : PT Grasindo.
Wiyanto, Asul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta : Grasindo.
Wuryanto, R. 2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Jakarta :
Paung Bona Jaya.

22

Anda mungkin juga menyukai