Anda di halaman 1dari 12

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

LAPORAN HARIAN
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
KERJA PRAKTEK
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

FORM KP-03

Nama Mahasiswa : Yose Gregory Tarigan Minggu Ke :3


NRP : 4214100041 Hari : Jumat
Dosen Pembimbing : Raja Oloan Saut Gurning S.T, M.Sc, Ph.D Tanggal : 11 Agustus 2017
Perusahaan Tempat KP : PT. Orela Shipyard
Kerja Praktek : I / II*)

Deskripsi kegiatan harian (sertakan foto)

I. Mempelajari Sistem Hidraulik (08.00 17.00)


Pada hari jumat di minggu 3 kerja praktik ini kegiatan yang dilakukan adalah mempelajari lebih
lanjut sistem hidraulik. Setelah pada hari kamis kemarin melakukan perhitungan kebutuhan power
motor untuk menggerakan pompa hidraulik pada Kapal Cutter Suction Dredger, pada hari ini Bapak
Firman selaku pembimbing kerja praktik saya meminta saya untuk mempelajari dan merangkum lebih
lanjut mengenai sistem hidraulik, hal-hal yang diminta untuk dipelajari antara lain komponen dari sistem
hidraulik dan fungsinya serta cara kerja dari sistem hidraulik itu sendiri. Kegiatan pembelajaran ini
dilakukan dengan menggunakan refrensi tugas akhir Bapak Firman serta berbagai rerfrensi lainnya yang
terdapat di internet.
Pada zaman ini kehidupan kita tidak lepas dari keberadaan perlatan yang menggunakan sistem
hidraulik. Sebut saja lift, yang sehari-hari digunakan untuk mempermudah manusia untuk menaikki
suatu bangunan. Lift yang sering digunakan oleh manusia ini ada yang menggunakan sistem hidraulik
sebagai pendorongnya. Selain itu pada bidang pembangunan, banyak ditemukan ekskavator yang
menggerakkan lengannya dengan menggunakan sistem hidraulik. Apakah sebenarnya sistem hidraulik
itu? Sistem hidraulik atau dalam bahasa inggris Hydraulic merupakan suatu bentuk perubahan atau
pemindah daya dengan menggunakan media penghanatar fluida cair untuk memperoleh daya yang lebih
besar dari daya awal yang dikeluarkan. Hidrolika merupakan suatu cabang dari ilmu perihal arus yang
meniliti arus zat cair melalui pipa tertutup. Dalam hal ini akan terjadi energi tekanan, yang lewat suatu
zat cair hidrolik diubah menjadi kerja. Zat atau fluida ini bertindak sebagai pengalih energi. Selain
digunakan pada lift dan crane, penggunaan sistem hidraulik dapat ditemukan pada:
Rem pada Kendaraan
Dongkrak Hydraulic
Mesin Pengangkat pada Cuci Mobil
Hydrometer, digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair
Remotely Operated Valve
Power steering pada mobil
Steering Gear pada Kapal
Berikut adalah gambar dai peralatan yang mengaplikasikan sistem hidraulik:

Gambar I. Penerapan Sistem Hidraulik pada Power Steering Mobil


Gambar II. Penerapan Sistem Hidraulik pada Steering Gear Kapal

Gambar III. Penerapan Sistem Hidraulik pada Sistem Pengereman Mobil

Gambar IV. Konstruksi Butterfly Valve dengan Sistem Hidraulik

Sistem Hidrolik menggunakan teori dasar yang dikemukakan oleh Blaise Pascal, seorang
fisikawan yang berkebangsaan prancis. Teori tersebut berbunyi Tekanan yang diberikan pada fluida
dalam sebuah wadah tertutup maka tekanannya akan diteruskan sama besar dan merata kesemua arah.
Prinsip kerja dari sistem ini adalah fluida penghantar dinaikan tekanannya oleh pompa pembangkit
tekanan, kemudian diteruskan ke silinder kerja melalui pipa saluran dan katup-katup pengatur. Tekanan
yang diteruskan ke silinder kerja ini akan menghasilkan gerakan translasi batang piston sehingga
diperoleh gerakan maju dan mundur. Berikut adalah ilustrasi yang menjelaskan teori pascal pada
aplikasi sistem hidraulik:
Gambar V. Penerapan Hukum Pascal pada Sistem Hidraulik

Dibanding dengan sistem mekanis biasa, sistem hidraulik memiliki keunggulan untuk
diaplikasikan dalam kehidupan. Adapun keunggulan dari sistem hidraulik ini adalah sebagai berikut:

1. Pemindahan gaya dan daya lebih besar


2. Pengaturan arah, kecepatan dan tekanan dapat dilakukan dengan mudah. Sehingga gerakan bisa
lebih teratur.
3. Suatu pembalikan arah secara cepat dapat dilakukan dengan mudah
4. Pemindahan gaya dapat dilakukan ke tempat yang jauh yaitu dengan memasang jaringan pipa
tanpa menganggu sistem lain.
5. Penempatan dan pengaturan komponen-komponen hidraulik lebih sederhana dan tidak
memerlukan tempat yang besar.
6. Dapat meredam hentakan dan digunakan pada pekerjaan yang bebas hentakan.
7. Memiliki masa pakai yang tinggi dan tidak memerlukan banyak pemeliharaan.
8. Kebutuhan akan ruangan dan bobot dapat dibatasi.

Namun sistem ini tidak selalu sempurna, sistem ini juga memiliki kelemahan pada beberapa
sifatnya. Berikut adalah kerugian atau kelemahan dari penggunaan sistem hidraulik:
1. Fluida minyak pada hidraulik peka terhadap suhu sehingga viskositas dari fluida ini dapat
berubah akibat meningkatnya temperatur kerja.
2. Peka terhadap kebocoran
3. Peka terhadap kebocoran
4. Sifat temampatkan yang dimiliki oleh minyak, dimana pada kolom minyak dengan panjang 1
meter akan menjadi 0.7 mm lebih pendek akibat suatu peningkatan tekanan sebesar 10 bar.
Sehingga sulit untuk menyetel atau mengkoordinasikan berbagai gerakan oleh sebuah peralatan
hidraulik yang sederhana.

Sistem hidraulik terdiri dari beberapa peralatan yang digunakan untuk menjalankan fungsinya.
Beberapa peralatan tersebut saling terhubung satu sama lain untuk menghantarkan fluida bertekanan
menuju silinder piston untuk memberikan gaya dorong maupun gaya angkat pada beban. Berikut adalah
cara kerja dari sisem hidraulik sederhana:
Gambar VI. Ilustrasi Peletakan Komponen pada Sistem Hidraulik

1. Fluida hidraulik yang berasal dari reservoir diangkat dan ditekan menggunakan sebuah pompa (pada
gambar ditunjukkan oleh no.4) yang digerakkan oleh sebuah motor vertikal diatas tangki hidraulik.
2. Fluida tersebut didorong oleh pompa melaui sebuah check valve (pada gambar ditunjukkan oleh no.9)
yang berfungsi agar minyak hidraulik tidak kembali ke pompa penghisap lalu menuju ke pressure
control valve (pada gambar ditunjukkan oleh no.7) melalui four way 2 ball valve (no.5).
3. Minyak hidraulik yang berada di dalam pressure control valve ini dapat diatur secara manual oleh
sebuah hand control valve (no.6) yang berfungsi untuk mengatur dengan tangan terhadap posisi
hidraulik silinder maju dan mundur.
4. Tekanan minyak pada control valve (no.7) digabung dengan sebuah solenoid unloading valve (no.8)
yang dipasang diatas manifold block (no.5). Valve ini akan membuka katupnya saat beban screw press
naik dan menutupnya pada saat beban screw press turun, sehingga sumbu silinder dapat maju mundur
sesuai dengan beban yang disetel.
5. Silinder hidraulik memiliki dua jalur sambungan, satu didepan dan satu di belakang. Tekanan minyak
yang masuk ke jalur depan, sumbu silinder hidrauliknya mundur, dan yang masuk ke jalur belakang
maka sumbu hidrauliknya akan maju.
6. Minyak hidraulik dapat disirkulasikan secara otomatis dan teratur oleh pompa hidraulik ke dalam
tangki hidraulik dengan terlebih dahulu didinginkan melalu integral oil cooler (no.17), lalu disaring
oleh return line filter (no.12) sebelum masuk ke reservoir. Minyak hidraulik harus dijaga agar tetap
bersih dan tidak berkurang.
7. Untuk menambah tekanan hidraulik, dapat dilakukan dengan cara memutar baut yang terdapat di
pressure control valve (no.7) secara perlahan. Untuk mengetahui besarnya tekanan minyak dapat
dilihat pada pressure gauge (no.11). Pressure control dan solenoid valve (no.11) berfungsi untuk
mengatur arus tekanan ke hidrolik silinder dan shut-off valve berfungsi untuk menutup tekanan
hidraulik ke pressure gauge (no.11)

Setelah mengathui cara kerja dari sistem hidraulik selanjutnya akan dijabarkan fungsi dan cara
kerja dari setiap komponen yang terdapat pada sistem hidraulik ini. Sistem hidraulik ini terdiri dari
beberapa komponen utama untuk mentransferkan gaya menuju beban, komponen tersebut antara lain
pompa hidraulik, motor penggerak pompa, oil reservoir, pipa hidraulik serta aktuator dan yang terutama
adalah fluida kerja itu sendiri. Berikut adalah

Gambar VII. Ilustrasi Jalur dan Peralatan pada Sistem Hidraulik


Berikut adalah penjelasan dari setiap peralatan yang terdapat pada sistem ini:
a. Pompa Hidraulik

Pompa hidraulik merupakan komponen vital dari sistem hidraulik ini. Ibarat jantung
yang memompakan darah dalam tubuh manusia, pompa hidraulik ini memiliki fungsi
untuk memompakan fluida pada sistem fluida. Pompa hidraulik ini membuat oli dapat
mengalir pada sistem serta merupakan komponen yang mengubah tenaga mekanis menjadi
tenaga hidraulis. Pompa hidraulik ini memiliki berbagai macam tipe yang diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Gear Pump
Pompa tipe ini yang paling sederhana adalah menggunakan sepasang gear
yang berputar pada ruang pompa yang berbentuk oval untuk menghasilkan aliran.
Saat gear berotasi, perubahan ukuran dari ruangan tersebut yang dihasilkan oleh
pergerakan gigi-gigi gear dapat menghasilkan tekanan. Pompa tipe ini memiliki
diplacement yang tetap. Pompa ini tergolong pompa yang murah dibandingkan
dengan pompa jenis vane dan piston pada displacement yang sama tapi lebih
cenderung cepat haus. Pompa ini cocok digunakan pada sistem yang bekerja pada
tekanan dibawah 20Mpa. Berikut adalah gambar dari pompa gear pump:

Gambar VIII. Skema Kerja Gear Pump

b) Vane Pump

Pompa tipe ini menghasilkan aliran dengan menggunakan satu set vane atau
rotor yang terpasang pada sebuah piringan poros yang bergerak secara bebas secara
radial. Pada pompa ini vane tersebut berputar pada chamber berbentuk elips.
Perubahan volume pada rongga antara vane dengan ruang chamber menghasilkan
gerakan dapat menghasilkan gerakan memompa. Berikut adalah gambar dari vane
pump:

Gambar IX. Skema Kerja Vane Pump


c) Piston Pump

Pompa tipe ini menggunakan piston yang menekan fluida sehingga fluida
dapat mengalir. Piston pump dapat dibedakan berdasarkan letak dari pistonnya,
yakni: Axial dan Radial Piston Pump. Pompa Piston Radial lebih banyak digunakan
pada aplikasi yang membutuhkan daya besar, sedangkan Pompa Pisto Axial
memiliki lebih banyak macamnya berdasarkan displacement dan tekanan sehingga
lebih cocok digunakan pada kegiatan industri.
Axial piston terdiri dari beberapa piston yang dipasangkan pada cylinder block
dan digerakkan oleh plat miring yang dinamakan swash plate melalui shaft. Saat
swashplate berputar, piston bergerak naik turun pada cylinder bore-nya sehingga
menghasilkan daya tekan. Berikut adalah gambar dari piston pump:

Gambar X. Skema Kerja Axial Piston Pump

b. Motor
Motor yang dimaksud disini adalah motor yang digunakan untuk menggerakkan
pompa hidraulik, bukan motor yang menggunakan prinsip kerja hidraulik. Untuk
menggerakkan pompa hidraulik, digunakan motor penggerak untuk memutar pompa
tersebut. Motor yang umumnya digunakan adalah motor elektrik yang diletakkan secara
vertikal. Pada perhitungan beberapa waktu lalu telah dilakukan perhitungan kebutuhan
daya motor yang dibutuhkan. Berikut adalah contoh motor yang digunakan untuk
menggerakkan pompa hidraulik:

Gambar XI. Motor Penggerak Pompa Hidraulik


c. Hydraulic Reservoir

Gambar XII. Hydraulic Reservoir

Hydraulic Reservoir atau Tangki Hydraulic pada sistem hidraulik digunakan sebagai
wadah untuk menyimpan oli panas yang dikembalikan dari sistem/aktuator untuk
didinginkan di dalam wadah tersebut dengan menyebarkan panas dan menggunakan oil
cooler sebagai pendingin oli. Tangki Hidraulik ini memiliki baffle plate yang terletak
didalamnya yang berfungsi sebagai pemisah antara fluida hidraulik yang baru datang dari
sirkulasi dengan fluida yang akan dihisap pada pompa. Pemisahan ini dilakukan untuk
memutar fluida yang baru datang dari sistem sehingga memiliki kesempatan lebih lama
untuk menyebarkan panas, mengendapkan kotoran dan memisahkan udara serta air
sebelum dihisap kembali menuju pompa.
Hidrolik Reservoir ini diklasifikasikan sebagai Vented Type reservoir atau pressure
reservoir, dengan adanya tekanan di dalam tangki masuknya debu dari udara akan
berkurang dan oli akan didesak masuk kedalam pompa. Berikut adalah konstruksi dari
Hydraulic Reservoir:

Gambar XIII. Konstruksi Hydraulic Reservoir

d. Filter

Gambar XIV. Suction Line Filter

Fillter berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran atau kontaminan yang berasal dari
komponen sistem hidraulik seperti bagian-bagian kecil yang mengelupas, kontaminasi
akibat oksidasi dan lain sebagainya. Jalur pada sistem hidraulik ini harus selalu dijaga
bersih agar tidak terjadi pemampatan akibat adanya kontaminan yang dapat menurunkan
tekanan kerja pada sistem. Filter ini dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tempat
pemasangannya. Berikut adalah penjelasan ketiga jenis filter ini:
Suction Filter, Filter ini dipasang pada saluran hisap dan berada pada dalam tangki
reservoir
Pressure Line Filter, dipasang pada saluran tekan dan berfungsi untuk mengamankan
komponen-komponen yang dianggap penting
Return Line Filter, dipasang pada saluran balik untuk menyaring agar kotoran tidak
masuk ke dalam tangki

e. Katup Pengontrol (Control Valve)

Gambar XV. Manual Direction Control Valve

Valve kontrol pada sistem hidraulik selain berfungsi untuk mengatur besar tekanan
yang digunakan juga digunakan untuk mengatur arah aliran dari fluida hidraulik. Arah
aliran yang dimaksud adalah berhubungan dengan aktuator. Untuk mengatur arah gerakan
dari aktuator, maka dilakukan pengontrolan arah fluida hidraulik sehingga digunakan valve
kontrol untuk dapat melakukan ini. Pada sistem hidraulik ini terdapat 3 jenis katup
pengontrol yang dibedakan berdasarkan fungsinya, ketiga katup tersebut adalah
Pressure Control Valve
Katup ini digunakan untuk mengatur tekanan hidraulik dengan cara membuka
dan menutup pada waktu yang berbeda berdasarkan aliran fluida dari tekanan tinggi
ke tekanan yang lebih rendah. Pressure control valve yang umum digunakan adalah
tipe Pilot. Tipe ini bekerja secara otomatis oleh tekanan hidraulik. Pada katup ini
terdapat spring atau pegas yang dapat diatur, semakin besar tegangan spring maka
semakin besar tekanan fluida yang dibutuhkan untuk menggerakkan valve. Berikut
adalah gambar cara kerja dari katup tipe pilot:

Gambar XVI. Konstruksi dari Pilot Check Valve


Pressure Relief Valve

Pressure Relief Valve ini berfungsi untuk membatasi tekanan maksimum


dalam sirkuit hidraulik untuk mencegah sirkuit mengalami kelebihan tekanan yang
dapat merusak komponen-komponen sistem. Saat katup ini terbuka, oli bertekanan
tinggi akan dikembalikan ke reservoir pada tekanan rendah. Berikut adalah skematik
dari pressure relief valve:

Gambar XVII. Skematik Pressure Relief Valve

Directional Control Valve

Aliran fluida hidraulik dapat dikontrol dengan menggunakan valve yang


memberikan satu arah aliran. Katup ini sering dinamakan dengan check valve yang
umumnya menggunakan mekanisme bola. Katup check valve ini juga digunakan
untuk mencegah agar aliran tidak berbalik. Berikut adalah gambar dari cara kerja
check valve:

Gambar XVIII. Skema Kerja Check Valve Ball Type

Flow Control Valve

Fungsi katup pengontrol aliran adalah untuk mengontrol arah dari gerakan
silinder hidraulik dengan merubah arah aliran fluida atau memutuskan aliran fluida.
Katup ini memiliki berbagai tipe tergantung dari jumlah posisinya, conto: flow control
valve dua posisi yang digunakan untuk mengatur aliran ke aktuator pada sistem
hidraulik sederhana. Berikut adalah skema kerja dari Flow Control Valve:
Gambar XIX. Skema Kerja Flow Control Valve

f. Fluida Hidraulik

Komponen inti yang membedakan sistem hidraulic dengan pneumatic adalah


penggunaan fluida cair sebagai media penghantar. Fluida hidraulik ini yang
menghantar energi yang berasal dari pompa hidraulik menuju ke silinder hidraulik.
Umumnya fluida cair yang digunakan pada sistem hidraulik adalah oli yang memiliki
tambahan aditif sehingga tidak mudah berubah viskositasnya. Fluida yang
dikhususkan untuk sistem hidraulik dinamakan Hydraulic Oil. Selain untuk
mentransmisikan energi dari sistem menuju ke silinder hydraulic, oli ini digunakan
pula sebagai pelumas untuk mencegah keausan dan gesekan pada komponen sistem.
Adapun beberapa sifat oli yang dibutuhkan pada sistem hidraulik adalah sebagai
berikut:
Tidak dapat dimampatkan (Uncompressible)
Mudah Mengalir
Memiliki sifat fisika dan kimia yang stabil
Mempunyai sifat melumasi
Dapat mencegah karat
Bersifat mudah menyesuaikan dengan tempat

Berikut adalah salah satu produk hydraulic oil yang ada di pasaran:

Gambar X. Produk Hydraulic Oil

g. Silinder Hidraulik

Silinder hidraulik merupakan peralatan yang berhubungan langsung dengan


benda maupun beban yang akan digerakkan. Peralatan ini merubah tenaga zat cair
menjadi tenaga mekanik. Fluida yang tertekan, menekan sisi piston silinder untuk
menggerakan beberapa gerakan mekanis. Silinder hydraulic ini diagi menjadi 2 jenis
berdasarkan jumlah port dan arah penekanan. Berikut adalah penjelasan kedua jenis
silinder hidraulik:
Single Acting Cylinder, jenis silinder ini hanya memiliki satu port sehingga fluida
bertekanan hanya masuk melalui satu saluran dan menekan ke satu arah saja.
Untuk mengembalikan fluida kerja dilakukan dengan membuka valve,
menggunakan pegas atau dengan bantuan gaya gravitasi
Double Acting Cylinder, jenis ini meiliki 2 buah port yang terletak pada bagian
atas dan bawah cylinder sehingga fluida bertekanan bisa masuk melalui kedua
bagian untuk dapat melakukan 2 gerakan piston.
Kecepatan gerakan silinder tergantung dari fluid power rate dan juga volume
piston. Sedangkan untuk mendiagnosa bilsa terjadi proble pada hidrolik, digunakan
cycle time atau waktu yang dibutuhkan oleh silinder hidrolik untuk gerakan
memanjang penuh.
h. Pipa Hidraulik

Gambar VII. Selang Aliran Fluida Hidraulik pada Ekskavator

Untuk mengalirkan fluida dari reservoir menuju pompa dan silinder piston,
dibutuhkan pipa untuk mengalirkan fluida masuk dan fluida yang keluar dari silinder. Pipa
yang digunakan untuk aliran fluida hidrolik ini dapat berupa pipa standard, tube atau
berupa selang (hose). Tube dengan diameter sampai dengan 100mm diproduksi oleh pabrik
secara memanjang tanpa sambungan, digunakan untuk tekanan hidrolik tinggi yang presisi.
Pada pipa standard, biasanya digunakan pada operasional tekanan rendah dan dapat
menggunakan sambungan las.

Mengetahui / Menyetujui
Pendamping Kerja Praktek

Firman Norman Akhmad


*) Coret yang tidak perlu

Anda mungkin juga menyukai