Anda di halaman 1dari 14

Pengenalan Bahan dan Peralatan Praktikum

Muwahid Izhharil Haq,230110150166


Kelas C , Kelompok 9

ABSTRAK

Laboratorium biokimia merupakan ruangan yang dirancang untuk melakukan aktivitas


perkuliahan dan penelitian, khususnya pada mata kuliah biokimia. Di laboratorium tersebut
terdapat berbagai alat dan bahan yang mendukung kegiatan perkuliahan. Praktikum ini bertujuan
agar mahasiswa atau praktikan mengenali bahan dan peralatan yang digunakan dalam praktikum
biokimia, sehingga diperoleh data yang cukup valid untuk dianalisa. Alat dan bahan yang
digunakan ketika praktikum sangat penting untuk terlebih dahulu dipahami sehingga kita dapat
menggunakannya dan mengetahui fungsinya dengan baik. Pada praktikum ini dijelaskan
bagaimana prinsip kerja dan standar operasional dari alat alat dan bahan yang ada di
laboratorium biokimia, sehingga hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja
pada saat praktikum berlangsung. Adapun alat dan bahan laboratorium tersebut yaitu :
spektofotometer yang berfungsi untu mengabsorbansi larutan zat, inkubator yang berfungsi
sebagai alat untuk menstabilkan suhu, lemari pendingin yang berfungsi sebagai mengendalikan
aktivitas dan pertumbuhan mikroba dalam media kultur, hot plate yang berfungsi sebagai alat
menghomogenkan campuran zat atau larutan. Selain alat alat tersebut ada pula bahan yang
digunakan dalam praktikum meliputi asam cuka, aquades ,asam sulfat, natrium hidroksida dan
natrium klorida.
Kata kunci : Alat dan bahan laboratorium, standar operasional, fungsi alat laboratorium,
prinsip kerja alat laboratorium

ABSTRACT

Biochemical lab is a room that design to do an activty of leacthure and research, specially
biochemical leacthure. In the lab there a lot of equipment and device to support the activity.
This pratice purpose is to make the colleger understand and known all about the equipment and
device that used in biochemical pratice. So the valid data can be proceed and can be analyzed
well, the equipment and device that used in the pratice is important to be known first so the
colleger can understood how to used it and known the function well. In this pratice the principle
and standard operational from the equipment and device in biochemical lab is explained well,
so it can minimazed the work accident on the pratice process. The equipment and device that
used in the pratice is : spectofotometer which has a function to absorbance a subtance solution,
an incubator which has a funtion as an equipment to stabilized the temperatures, a
refrigenerator which has a funtion to control the activity of microba growth process, a hot plate
which has a function as an equipment to mix the chemical subtance or sollution. Beside that
there some chemichal material that used in this pratice such as aquades, sulfit acid, sodium
hyroxide, and sodium chloride.
Keywords : Tools and materials laboratory, standard operational, tools function laboratory ,
the principle tools laboratory

PENDAHULUAN
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang peranan berbagai molekul dalam
reaksi kimia dan proses yang berlangsung dalam makhluk hidup. Biokimia adalah salah satu
cabang ilmu yang memerlukan praktek agar memahami lebih jelas proses reaksi kimia yang
berlangsung pada makhluk hidup. Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk
meminimalisir kesalahan saat melakukan penelitian. Dillakukannya pengenalan alat-alat
laboratorium adalah agar mengetahui cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar,
sehingga kesalahan prosedur pemakaian alat dapat diminimalisir sedikit mungkin Untuk itu
pengenalan bahan dan peralatan praktikum ini sangat diperlukan agar data yang diperoleh cukup
valid untuk dianalisa. Serta untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan praktikum perlu
dilakukan sosialisasi mengenai jenis dan pengoperasian peralatan utama yang banyak digunakan
dalam kegiatan praktikum biokimia.

METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Padjadjaran. Waktu praktikum dilakukan pada hari Senin, 10 Oktober 2016
pukul 12:30 WIB.
Alat yang diperkenalkan dalam praktikum Biokimia ini adalah spektrofotometer,
inkubator, hot plate, lemari pendingin, water bath, gelas ukur, pipet tetes, labu erlenmeyer,
tabung reaksi, dan timbangan analitik. Bahan yang diperkenalkan dalam praktikum biokimia ini
adalah asam cuka, asam sulfat, aquades, natrium hidroksida , dan natrium klorida.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Alat Praktikum
1. Spektrofotometer
Spektrofotometer fungsinya untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan
cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang
disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan.
Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan
di dalam kuvet.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang
keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki
hubungan dengan konsentrasi sampel.
Prosedur kerja dan standar operasionalnya adalah sampel dilarutkan dalam
pelarut, lalu sampel dimasukkan dalam kuvet, dalam keadaan tertutup, dimulai dengan
dihasilkannya cahaya monokromatik dari sumber sinar. Cahaya tersebut kemudian
menuju ke kuvet (tempat sampel/sel). Banyaknya cahaya yang diteruskan maupun yang
diserap oleh larutan akan dibaca oleh detektor yang kemudian menyampaikan ke layar
pembaca (Hadi 2009). Larutan yang akan diamati melalui spektrofotometer harus
memiliki warna tertentu. Hal ini dilakukan supaya zat di dalam larutan lebih mudah
menyerap energi cahaya yang diberikan.

Gambar 1. Spektofotometer
( Hasil Dokumentasi )
2. Hot Plate
Hot plate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan
suatu larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah magnet pengaduk yang
mengaduk pada hotplate. Alat ini di gunakan untuk membuat larutan stok, dan sebelum
bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan atau larutan pekat yang diperlukan,
sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat dalam larutan bergantung pada konsentrasi dan
volumenya. Satuan konsentrasi yang umum di pakai adalah molar (m). Kemolaran suatu
zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan .
Prinsip kerja dari hot plate sendiri yaitu mengomogenkan larutan dengan putaran
dan suhu, pengadukan dengan bantuan batang magnet Hot plate dan magnetic stirrer seri
SBS-100, dimana satuan stir ini rpm dan suhu yang dihasilkan satuannya celcius.
Prosedur Kerja dan Standar Operasional dari hot plate adalah menggunakan bidang
magnetik berputar untuk membuat stir bar atau batang pengaduk yang tercelup didalam cairan
menjadi berputar dengan sangat cepat sehingga mengaduk cairan tersebut hingga merata.
Bidang beputar tersebut dapat dibuat baik dengan magnet berputar atau dengan satu set
eletktromanet statis yang diletakkan dibawah bejana dengan cairan. Magnetic stirrer
seringkali dilengkapi dengan lempengan pemanas untuk memanaskan cairan dalam bejana.

Gambar 2. Hot Plate


( Hasil Dokumentasi )
3. Lemari Pendingin
Fungsi dari alat ini adalah untuk menjaga media uji coba agar tidak rusak ataupun
mengendalikan aktivitas pertumbuhan mikroba pada media uji coba. Prinsip kerja dari lemari
pendingin adalah mengawetkan media uji coba dengan mengubah energi listrik menjadi
energi dingin. Suhu dalam lemari pendingin bisa di atur sesuai yang kita inginkan. Prosedur
kerja dan standar operasional dari alat ini adalah adanya penguapan. Untuk mendapatkan
penguapan diperlukan gas (udara) yang mencapai temperature tertentu. Setelah udara tersebut
panas di ubah agar kehilangan panas, sehingga terjadi penguapan. Disaat adanya penguapan,
maka timbulah suhu di dalam temperature rendah. temperatur dalam lemari pendingin bisa di
atur sesuai yang kita inginkan.
Gambar 3. Lemari Pendingin
( M. Reward SH A, Pengenalan Alat dan Bahan Praktikum )
4. Water Bath
Water bath merupakan sebuah peralatan yang diisi air sebagai alat pemanas dan
suhunya diatur dengan thermostat. Peralatan ini dapat mempertahankan/menciptakan suhu
konstan pada kondisi tertentu. Fungsinya untuk menciptakan suhu panas yang konstan dan
menguapkan zat/larutan dengan suhu tidak terlalu tinggi
Prinsip kerjanya yaitu pada saat saklar diposisi ON maka arus listrik dari sumber
akan memberi suplay listrik ke heater. Heater yang diberi arus listrik memberikan panas
pada alat, suhu semakin tinggi dan berhenti naik sampai suhu yang diinginkan.
Prosedur Kerja dan Standar Operasionalnya, pertama dengan menghubungkan
instrument dengan sumber arus melalui stabilizer. Tekan tombol power dari OFF ke ON.
Isi air kira-kira 90% dari total volume water bath. Kemudian atur suhu sesuai dengan
kebutuhan. Setelah selesai tekan tombol ON ke OFF. Buang air setelah digunakan.
Kemudian tutup alat dengan plastik pengaman.

Gambar 4 Water Bath


( Hasil Dokumentasi )
5. Inkubator
Fungsi dari inkubator adalah untuk menjaga suhu ruagan agar suhu tetap
konstan/stabil. Alat ini dilengkapi dengan pengatur suhu dan pengatur waktu.. Prinsip
kerjanya yaitu mengubah energi listrik menjadi energi panas. Kawat nikelin akan
menghambat aliran elektron yang mengalir sehingga mengakibatkan peningkatan suhu kawat.
Prosedur kerja dan standar operasional, pertama dengan memutar tombol power ke arah kiri
dan diatur suhu dalam incubator dengan menekan tombol set. Sambil menekan tombol set,
diputar tombol di sebelah kanan atas tombol set hingga mnencapai suhu yang di inginkan.
Setelah suhu yang diinginkan selesai

Gambar 5 Inkubator
( Hasil Dokumentasi )
6. Gelas Ukur
Fungsinya untuk mengukur volime suatu larutan sampel. Gelas ukur juga
memiliki beberapa pilihan berdasarkan skala volumenya. Prinsip alatnya mengukur
larutan berdasarkan skala volume meniscus cekung larutan, Prosedur kerja dan standar
operasionalnya, pertama sterilkan terlebih dahulu gelas ukur yang akan dipakai,
selanjutnya tuangkan larutan yang digunakan sesuai volume yang diinginkan dengan
melihat skala volumenya.

Gambar 6. Gelas Ukur


( Anonim , Pengenalan Alat-Alat Praktikum )
7. Pipet Tetes
Fungsinya memindahkan larutan dari satu wadah ke wadah lainnya dengan skala
kecil kemudian meneteskannya pada bahan lain. Prinsip kerjanya yaitu memipet cairan
secara kurang teliti dengan memasukkan larutan dari tempat satu ke tempat lain.
Prosedur Kerja dan Standar Operasional, dari alat ini yang pertama adalah denagn
menekan karet penghisapnya lalu masukkan ke dalam cairan yang akan diambil.
Lepaskan tekanan pada karet penghisap agar cairan masuk ke dalam pipet. Tekan karet
penghisap untuk mengeluarkan cairan.

Gambar 7. Pipet Tetes


( Hasil Dokumentasi )
8. Labu Erlenmeyer
Labu erlenmeyer berfungsi untuk menampung larutan, bahan atau cairan yang
nantinya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai sampel dengan menggunakan
pipet, dan menghomogenkan bahan bahan sampel. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk
meracik dan menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung akuades dan
lain-lain. Prinsip kerjanya adalah menyimpan larutan yang akan digunakan sesuai dengan
skala . Prosedur kerja dan standar operasionalnya adalah menyiapkan Erlenmeyer yang sudah
bersih. Selanjutnya isi dengan larutan yang akan dihomogenkan. Kemudian digoyangkan
untuk mendapatkan reaksi yang diingikan

Gambar 8. Labu Erlenmeyer


( Hasil Dokumnetasi )
9. Tabung Reaksi
Tabung reaksi berfungsi sebagai wadah untuk mereaksikan dua atau lebih larutan/
bahan kimia. Prinsip kerjanya adalah menyimpan media atau larutan dengan volume yang
tidak diketahui karena tidak dilengkapi dengan skala. Prosedur kerja dan standar
operasionalnya adalah dengan mengsterilisasikan tabung reaksi yang digunakan untuk
melakukan percobaan. Bahan yang akan di larutkan dimasukkan pada tabung reaksi yang
telah di sterilkan dan dapat diperoleh hasilnya.

Gambar 9. Tabung Reaksi


( Anonim ,Pengenalan Alat Praktikum )
10. Timbangan Analitik
Fungsinya untuk menimbang bahan yang akan digunakan dalam praktikum
dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Prinsip kerjanya adalah menimbang sampel dengan
skala tertentu. Prosedur kerjanya dan standar operasionalnya adalah meletakkan
timbangan dalam posisi nol, kemudian meletakkan bahan pada timbangan
tersebut.Melihat angka yang tertera pada layar, dan angka itu merupakan berat dari
sampel yang ditimbang.

Gambar 10. Timbangan Analitik


(Ainun Nisa, Cara Menggunakan Timbangan Analitik )
B. Bahan Praktikum :
1. Natrium Hidroksida ( NaOH )
Memiliki sifat yang sangat basa, keras, rapuh, lembab, cepat menyerap
karbondioksida, berupa padatan.Bahayanya jika terjadi kontak kulit (korosif, mengiritasi,
permeator), kontak mata (iritan, korosif), terelan, dari terhirup. Jumlah kerusakan
jaringan tergantung pada panjang kontak.
Cara penanganan bila kontak mata : Periksa dan lepaskan jika ada lensa kontak.
Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-kurangnya 15
menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan segera.Kulit
:Dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan sepatu. Tutup kulit yang
teriritasi dengan yg melunakkan. Air dingin mungkin pakaian used.Wash sebelum
digunakan kembali. Benar-benar bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan
perawatan medis dengan segera.Inhalasi:Jika terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika
tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan oksigen.
Dapatkan medis perhatian segera.

2. Natrium Klorida ( NaCl )


Memiliki sifat massa molar 58,44 gr/mol, kerapatan 2,16 gr/ cm3, titk leleh 8010C,
titik didih 14650C, larut dalam air. Bahayanya jika terjadi kontak langsung akan korosif
dan mengiritasi.
Cara penganannya bila terjadi kontak mata: Periksa dan lepaskan jika ada lensa
kontak. Dalam kasus terjadi kontak, segera siram mata dengan banyak air sekurang-
kurangnya 15 menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perawatan medis dengan
segera.Kontak Kulit : dalam kasus terjadi kontak, segera basuh kulit dengan banyak
air sedikitnya selama 15 menit dengan mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Tutupi kulit yang teriritasi dengan yg sesuatu melunakkan. Air
dingin mungkin dapat digunakan pakaian.cuci sebelum digunakan kembali. benar-benar
bersih sepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis dengan segera
.
3. Asam Cuka ( CH3COOH )
Identifikasi bahaynya jangan menelan. Hindari kulit dan kontak mata. Hindari
pajanan terhadap uap atau kabut. Potensi efek kesehatan mata dapat menyebabkan iritasi.
Jika terkena kulit dapat menyebabkan iritasi. Jika tertelan dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pencernaan. Jika terhirup penghirupan dapat menyebabkan iritasi pada
saluran pernapasan.
Cara penanganan jika terkena mata siram dengan air selama minimal 15 menit,
menaikkan dan menurunkan kelopak mata sesekali. Dapatkan perawatan medis jika
terjadi iritasi. Jiak terkena kulit seksama mencuci area yang terkena selama
minimal 15 menit. Hapus yang terkontaminasi pakaian. Mencuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum digunakan kembali. Dapatkan perawatan medis jika terjadi
iritasi.

4. Akuades ( H2O )
Memiliki sifat netral, berasa pahit jika tertelan. Identifikasi bahaya tidak membuat iritasi
pada mata dan kulit. Akuades ini merupakan bahan yang tidak berbahya karena berupa
molekul air ( H2O ), sehingga tidak berbahya bila terjadi kontak langung pun.

5. Asam Sulfat ( H2SO4 )


Memiliki sifat tidak berwarna dan tidak berbau, larut dalam air, sangat osmotic.
Bahayanya jika terkena kontak degan mata, kulit, dan jika dihirup, mudah terbakar.
Cara penanganannya jika terkena kulit,cuci daerah yang terkena dengan sabun
dan air. Jika terjadi iritasi, dapatkan bantuan medis. Mata : cuci mata dengan banyak air
sedikitnya selama 15 menit, angkat tutup sesekali. Mencari Bantuan Medis.Terhirup :
Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen Tertelan: Berikan beberapa gelas susu atau air. Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar.

6. Asam Klorida ( HCl )


Memiliki sifat berbau pedas tidak berwarna larut dalam air, mempunyai stabilitas
tinggi sangat reaktif dengan logam, sangat korosif . Bahayanya dapat menyebabkan iritasi
dan terbakar , hindari kontak langsung.
Cara penanganan bila terjadi kontak segera basuh kulit dengan air paling sedikit 1
menit saat membersihkan pakaian yang terkontaminasi. Bersihkan secara menyeluruh
pakaian. Mata:basuh mata dengan air selama paling sedikit 1 menit. Terhirup: segera cari
udara segar. jika tidak bisa bernapas berikan pernapasan buatann jika masih sulit
bernapas berikan oksigen

7. Potassium Hidroksida ( KOH )


Memiliki sifat berwarna putih/kuning, berbahaya mudah terbakar, korosif.
Berbahaya bagi kesehatan, mudah terbakar. Cara penanganan jika terkena kulit dan mata
basuh dengan air minimal 15 menit. Jika terhirup pindah ketempat yang berudara segar,
dan jika tertelan jangan dimuntahkan dan segeralah kedokter jika efeknya berlanjut.
Gunakan masker saat bekerja dengan KOH. Hindari terjadi kebakaran.

8. Potassium Permanganat ( KMnO4 )


Berbahaya dalam kasus kontak kulit (iritan), kontak mata (iritan), menelan,
inhalasi. Sedikit berbahaya dalam kasus kulit kontak (permeator). Mungkin korosif
terhadap mata dan kulit. Jumlah kerusakan jaringan tergantung pada panjang kontak.
Cara penanganan bila kontak langsung mata periksa dan lepaskan jika ada lensa
kontak. Dalam kasus kontak, segera basuh mata dengan banyak air sekurang-kurangnya
15menit. Air dingin dapat digunakan. Dapatkan perhatian medis segera. Dalam kasus
kontak, segera siram kulit dengan banyak air sekurang-kurangnya 15 menit saat
menghapus pakaian yang terkontaminasidan sepatu. Tutup kulit yang teriritasi dengan
suatu emolien. Air dingin mungkin pakaian used.Cuci sebelum digunakan kembali.
Bersihkansepatu sebelum digunakan kembali. Dapatkan perhatian medis segera. Jika
terhirup, pindahkan ke udara segar. Jika tidak bernapas, berikan pernapasan buatan. Jika
sulit bernapas, berikan oksigen.
9. Asam Nitrat ( HNO3 )
Identifikasi bahaya jika terjadi kontak langsung dengan kulit (korosive, iritatif),
kontak dengan mata (korosive, iritatif), gangguan pencernaan dan gangguan pernafasan.
Dalam bentuk cairan atau spray bisa menyebabkan iritasi mata. Cara penanganan Jika
kontak dengan mata , basuh mata dengan air paling tidak selama 15 menit. Gunakan air
dingin. Dan segera cari pertolongan medis. Jika kontak, bilas bagian yang terkena asam
Nitrat dengan air paling tidak 15 menit sambil melepas pakaian yang terkontaminasi.
Cuci pakaian yang terkontaminasi sebelum dipakai lagi. Jika terhirup, lepaskan ke udara
segar. Jika terjadi gangguan pernapasan, berikan pernapasan buatan. Jika sulit bernapas,
berikan oksigen. Segera cari pertolongan medis.

10. Tembaga ( II ) Sulfat Pentahydrat ( CuSO4 )


Identifikasi bahaya dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan iritasi saluran
pernafasan dengan luka bakar. Menyebabkan iritasi mata dan kulit dan luka bakar. Cara
penanganan jika terkenan mata segera siram mata dengan banyak air sedikitnya selama 15
menit, sesekali mengangkat kelopak mata atas dan bawah.Dapatkan bantuan medis. Jika
terkenan kulit dapatkan bantuan medis. Siram kulit dengan banyak air dan sabun
setidaknya selama 15 menit saat mengeluarkan pakaian yang terkontaminasi dan
sepatu. Cuci pakaian sebelum digunakan kembali. Jika tertelan jangan memancing
muntah. Jika korban sadar, beri 2-4 cupfuls susu atau air. Jangan pernah memberikan
apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Dapatkan bantuan medis dengan
segera. Inhalasi hapus dari paparan udara segar segera. Jika sulit bernapas, berikan
oksigen. Dapatkan bantuan medis. JANGAN menggunakan mulut ke mulut resusitasi. Jika
pernapasan telah berhenti menerapkan pernapasan buatan menggunakan oksigen dan
perangkat mekanis yang sesuai seperti tas dan masker.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini merupakan dasar untuk pelaksanaan praktikum Biokimia
selanjutnya. Diharapkan praktikan dapat menggunakan alat alat dengan prosedur yang
telah dipelajari sebelumnya.
Setiap alat yang digunakan dalam praktikum ini memiliki deskripsi, fungsi, prinsip
kerja dan prosedur kerja serta standar operasionalnya masing-masing, sehingga
diperlukan pengenalan terhadap alat-alat yang akan digunakan untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum. Serta dikenalkan pada bahan bahan
yang ada juga pada laboratorium Biokimia, agar praktikan dapat memahami cara
penanganan bila terjadi sesuatu yang tidak diingikan.
Alat dan bahan laboratorium tersebut yaitu : spektofotometer yang berfungsi untu
mengabsorbansi larutan zat, inkubator yang berfungsi sebagai alat untuk menstabilkan
suhu, lemari pendingin yang berfungsi sebagai mengendalikan aktivitas dan pertumbuhan
mikroba dalam media kultur, hot plate yang berfungsi sebagai alat menghomogenkan
campuran zat atau larutan. Selain alat alat tersebut ada pula bahan yang digunakan
dalam praktikum meliputi asam cuka, aquades ,asam sulfat, natrium hidroksida dan
natrium klorida.

DAFTAR PUSTAKA
Aulanniam dkk. 2012. Instruksi Kerja Alat. Universitas Brawijaya, Malang..
Rochima, Emma dkk. 2015. Modul Praktikum Biokimia.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Jatinangor
Taiyeb, M. 2006. Pengenalan Alat Laboratorium. Jurusan Biologi FMIPA UNM. Makassar.
Anonim 2010, Biokimia dan Biomolekular Universitas Indonesia, Jakarta
http://fk.ui.ac.id/departemen-biokimia-biologi-molekuler.html ( Diakses pada 10 Oktober
2016 pukul 20:43 WIB )

Anda mungkin juga menyukai