Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN JOBSHEET 1

PRAKTIK TEKNIK FREKUENSI TINGGI & GELOMBANG MIKRO

PERAMBATAN GELOMBANG MIKRO

DISUSUN OLEH :

Trio Aldi Winarto

TE-4B / 19

4.31.14.1.20

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK TELEKOMUNIKASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2017
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................. 2


Bab I Dasar Teori ................................................................. 3
Bab II Alat dan Bahan ........................................................... 3
Bab III Data Hasil Percobaan ................................................. 4
Bab IV Pembahasan/Analisis .................................................. 6
Bab V Kesimpulan ................................................................. 6
Bab VI Pertanyaan dan Jawaban ............................................. 7

2
I. Dasar Teori
Microwave (gelombang mikro) merupakan pengiriman sinyal radio dengan
frekuensi sangat tinggi pada dua buah relay station (stasiun pengulang) yang terlihat
(tidak terhalang) satu sama lain. Pada gelombang mikro, kisaran frekuensinya
adalah dari 1 GHz sampai 300 GHz. Propagasi/perambatan gelombang pada kisaran
frekuensi ini adalah propagasi line of sight (LOS). Oleh karena itu antena
microwave umumnya diletakkan diatas gedung, tower, atau puncak bukit/gunung.
Jarak antara kedua stasiun dapat mencapai 30 mil (tergantung lengkungan bumi),
dan dapat mengirimkan data 10 kali lebih besar dari kabel biasa tanpa perlu
memikirkan cara menanam kabel atau memasangnya dengan tiang sehingga dapat
terhubung lebih cepat. Namun demikian microwave rentan terhadap cuaca seperti
hujan deras maupun badai salju.

II. Alat dan Bahan


1. GUN osilator 9 GHz, tegangan 9 V DC
2. PIN dioda modulator
3. Generator 1 KHz diatur tegangan 2 Vp-p
4. Antena Horn 2 buah
5. Crystal detector
6. Osiloscope
7. Multimeter

III. Gambar Rangkaian

3
IV. Langkah Kerja
1. Buatlah rangkaian seperti blok diagram no 1 diatas
2. Atur frekuensi gun osilator 9 GHz, tegangan 9 V DC, frekuensi generator 1 KHz
tegangan 2 Vp-p
3. Amati dan catat hasilnya
4. Buatlah rangkaian seperti blok diagram nomor 2 di atas
5. Amati gelombang yang ditampilkan pada osiloskop dengan mengatur jarak
antenna penerima dan pemancar pada jarak yang ditentukan

V. Data Hasil Percobaan


Jarak Antena Hasil Percobaan
Generator

Blok diagram no 1
(pengukuran langsung)

Jarak 25 cm

4
Jarak 50 cm

Jarak 75 cm

Jarak 100 cm

VI. Pembahasan / Analisis


Pada percobaan perambatan gelombang mikro, didapatkan hasil data pada tabel
diatas. Ketika melakukan pengukuran secara langsung dari generator, mendapatkan
nilai amplitude sebesar 3 V dengan 1 volt/div. Lalu menyusun rangkaian yang
sesuai dengan blok diagram gambar 1, mendapatkan nilai amplitude 76 mV dengan
50 mV/div. Pada blok diagram 1, Gun osilator membangkitkan gelombang mikro
yang ditransferkan ke pin diode modulator dan mencampurnya dengan gelombang
informasi dari generator, setelah itu gelombang kotak dipisahkan dari gelombang
mikro melalui crystal detector. Hal ini menyebabkan gelombang yang dihasilkan

5
pada osiloskop merupakan gelombang kotak. Setelah itu, dilakukan penambahan
antenna pengirim dan antenna penerima, dipilih 4 jarak yang bervariasi, jarak 25
cm amplitude gelombang yang dihasilkan sebesar 16,4 mV. Jika jarak antenna
pengirim dan antenna penerima 50 cm, dihasilkan amplitude gelombang 6,6 mV.
Saat jarak kedua antenna 75 cm menghasilkan amplitude gelombang 4,2 mV. Untuk
jarak antenna 100 cm didapatkan amplitude gelombang sebesar 2,16 mV. Dari hasil
ini dapat dianalisa bahwa semakin dekat jarak antenna pengirim dan antenna
penerima maka amplitude gelombang yang dihasilkan semakin besar. Dengan
menggunakan sinyal analog, maka jangkauan transmisi data dapat mencapai jarak
yang jauh, tetapi sinyal ini mudah terpengaruh oleh noise. Hal ini dikarenakan pada
jarak yang dekat, kedua antenna merambatkan gelombang mikro dengan lebih baik.

VII. Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan perambatan gelombang mikro ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Semakin jauh jarak antenna pengirim dan antenna penerima, amplitude
gelombang yang dihasilkan semakin besar
2. Posisi antenna pemancar dan penerima mempengaruhi gelombang yang
dihasilkan
3. Semakin tepat berhadapan letak antenna pemancar dan penerima, maka semakin
baik gelombang yang dihasilkan

VIII. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah yang dimaksud dengan rugi rugi lintasan? Jelaskan!


Jawaban :
Rugi rugi lintasan menyatakan penyusutan sinyal sebagai besaran positif
dalam decibel (dB). Rugi rugi lintasan merupakan perbedaan antara daya yang
ditransmisikan oleh antena pemancar dengan daya yang diterima oleh antena
penerima. Dengan memperhitungkan perolehan antena pemancar dan penerima,
maka rugi-rugi lintasan dapat ditentukan dengan rumus :


PL (dB) = 10
2
= 10 log[(4)2 2 ]

6
Keterangan :
PL : rugi lintasan (dB)
Pt : daya yang ditransmisikan (watt)
Pr : daya yang diterima (watt)
Gt : perolehan antena pemancar
Gr : perolehan antena penerima
: panjang gelombang radio (meter)
d : jarak antena pemancar dan antena penerima

2. Bagaimanakah hasilnya jika letak antena tidak tepat ( bergeser ke kiri atau ke
kanan, lebih tinggi dari yang satu) ?
Jawaban :
Amplitude yang dihasilkan akan menjadi lebih kecil dibandingkan dengan saat
antenna berhadapan tepat satu sama lain. Dikarenakan adanya pengaruh noise
dari luar dan juga dalam komunikasi gelombang mikro masing-masing antena
pemancar dan penerima menggunakan perarahan yang tinggi, sehingga
kenyataannya adalah kedua antena harus benar-benar dapat saling pandang.
Jika kondisi ini tidak terpenuhi maka akan membuat kegagalan dalam
komunikasi, terutama jika lebar-berkas (beamwidth) antena cukup kecil.

3. Bagaimanakah hasilnya jika letak antena pemancar horizontal dan antena


penerima vertikal?
Jawaban :
Ketika letak antenna pemancar horizontal dan antenna penerima vertical, tidak
menghasilkan gelombang apapun yang terbaca di osiloskop.

Anda mungkin juga menyukai