Anda di halaman 1dari 84

Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Manusia dan semua mahkluk hidup butuh air. Air merupakan material yang membuat
kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih
8 gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga membtuthkan air. Sehingga dapat dikatakan air
merupakan salah satu sumber kehidupan. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu
sumber kehidupan. Semua organism yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air
sedikitnya 60 % dan aktivitas metaboliknya mengambil tempat dilarutan air. Dapat
disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya,
ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.
Kewajiban Pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air minum,
memotivasi Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) khususnya bagi masyarakat perdesaan yang notabene
merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data BPS,
cakupan pelayanan SPAM di perdesaan hanya 8%. Selain itu, Pemerintah juga terpacu untuk
mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu menurunkan
separuh proporsi penduduk yang belum terlayani fasilitas air minum.
Khusus untuk sektor air minum sederhana, karakteristik daerah dan ketersediaan
sumber daya alam telah menghasilkan kondisi pelayanan air minum yang berbeda, baik di
wilayah perkotaan maupun di wilayah perdesaan. Dengan mempertimbangkan keberlanjutan
prasarana air minum yang dibangun, yang diarahkan untuk dapat dikelola oleh masyarakat
pengguna itu sendiri, maka prasarana air minum haruslah prasarana yang ditinjau dari
pelayanannya bersifat komunal, dan ditinjau dari fisik prasarananya bersifat mudah dan
ekonomis dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaan serta pengelolaannya.
Memperhatikan bahwa prioritas lokasi - lokasi yang akan menjadi lingkup pelaksanaan
adalah desa-desa yang belum pernah mendapat pelayanan air minum secara formal
(pelayanan oleh perusahaan daerah air minum setempat) sehingga pemenuhan kebutuhan air
minum dilakukan secara individu rumah tangga atau swadaya masyarakat, maka perlu

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 1


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

diberikan acuan petunjuk bagi para pelaksana program, baik untuk aparat pemerintah terkait
maupun untuk masyarakat sebagai aktor utama pelaksanaan program, sehingga diperoleh
arah, pengertian dan pengetahuan yang sama dalam menciptakan pembangunan yang
berkelanjutan.
Untuk tanaman, kebutuhan air juga mutlak. Pada kondisi tidak ada air terutama pada
musim kemarau tanaman akan segera mati. Sehingga dalam pertanian disebutkan bahwa
kekeringan merupakan bencana terparah dibandingkan bencana lainnya.bila kebanjiran,
tanaman masih bisa hidup, kekurangan pupuk masih bisa diupayakan. Air juga merupakan
bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan
dengan sumber daya lainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya
sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya
sepanjang tahun.

Air merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup. Semua
makhluk hidup selalu membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang. Dalam tubuh
manusia terdiri dari 70 % air sehingga manusia selalu membutuhkan air bagi tubuhnya.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air bersih semakin
meningkat. Kuantitas air yang ada di bumi ini sangat melimpah tetapi air yang mempunyai
kualitas baik semakin hari semakin berkurang. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang
sangat serius agar kebutuhan air bersih tersebut mencukupi kebutuhan manusia.

Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, sumber air baku yang dapat
digunakan sebagai air bersih/minum adalah air permukaan (sungai, danau, dsb), air hujan dan
air tanah. Dari ketiga sumber air baku tersebut yang lebih baik digunakan sebagai sumber air
bersih/minum adalah air tanah karena kandungan bahan-bahan berbahaya yang terlarut
didalamnya relatif sedikit. Tetapi, ketersediaannya sebagai sumber air bersih/minum sangat
terbatas, sehingga digunakan air sungai/danau sebagai sumber air baku untuk air
bersih/minum.

Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan air bersih/minum yang semakin


meningkat jumlahnya dan untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat dan
lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan air diperlukan usaha-usaha penyediaan air
yang mampu menyediakan air yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 2


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Pertama kali yang harus disoroti pada distribusi air minum sebagai penyediaan
kebutuhan air minum adalah sumber air bakunya. Tidak semua daerah memiliki sumber air
yang dapat langsung digunakan untuk kebutuhan air minum atau sumber air bersih tersebut
terletak jauh dari konsumen. Kendala seperti ini sangat terasa bagi daerah perkotaan yang
disebabkan karena kepadatan penduduk yang tinggi sehingga menurunnya kualitas sungai
sebagai sumber air baku. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka diperlukan suatu sistem
distribusi air minum dimana sumber air bakunya layak dikonsumsi baik dari segi kualitas,
kuantitas dan kontinuitas.

Melalui pembuatan jaringan atau sistem disribusi yang menghubungkan sumber air
dengan konsumen, dapat diatasi permasalahan kebutuhan air bersih untuk suatu daerah yang
letaknya cukup jauh dari sumber air. Hal utama yang perlu dipertimbangkan dari pembuatan
jaringan atau sistem perpipaan tersebut adalah jumlah kepadatan penduduk, kondisi fisik
daerah perencanaan, keadaan topografi, tata guna lahan dan kemungkinan akan
perkembangan dimasa mendatang.

1. 2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari sistem pendistribusian yaitu untuk menyalurkan air minum ke


konsumen, untuk memperoleh air bersih tanpa harus mengambil langsung dari sumbernya
dan untuk memperoleh air bersih dengan kondisi yang memenuhi syarat-syarat akan kualitas
air bersih/minum.

Tujuannya adalah untuk menyediakan air minum dan menyalurkannya secara


merata keseluruh daerah penyaluran, sehingga kebutuhan masyarakat akan air bersih
terpenuhi setiap saat dan memenuhi aspek kesehatan masyarakat. Pemanfaatan optimal dari
penyediaan air minum ditentukan dari kualitas air yang disediakan. Sistem penyediaan air
yang cukup baik akan memudahkan dalam memenuhi kebutuhan air dalam suatu daerah.
Untuk sistem penyediaan air di daerah perkotaan, dimana kota selalu mengalami
perkembangan seiring dengan bertambahnya penduduk, maka sistem penyediaan air bersih
juga mengalami perkembangan, misalnya sistem jaringan distribusi bagi pemukiman baru di
suatu kota. Dengan adanya sistem penyediaan air berarti kebutuhan air bagi individu akan
terpenuhi baik dari secara kualitas maupun kuantitas. Penyakit-penyakit yang ditularkan

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 3


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

melalui air dapat diminimalisasikan penyebarannya yang dapat mengganggu kesehatan


manusia terutama pada bagian saluran pencernaan.

1. 3 Ruang Lingkup

Batasan atau ruang lingkup dalam tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
perkotan dimana perencanaannya menyangkut :

1. Penentuan Daerah Pelayanan


Daerah pelayanan ditentukan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomi, dan
kemungkinan perkembangan daerah serta tata guna lahan. Daerah pelayanan adalah
sebagian dari daerah proyek yang benar-benar mendapatkan pelayanan.

2. Proyeksi Penduduk dan Fasilitas Umum


Jumlah penduduk dan fasilitas umum diproyeksikan untuk mengetahui dan memenuhi
jumlah kebutuhan air yang harus dilayani dan didistribusikan pada tahun yang
direncanakan.

3. Perencanaan Jaringan Distribusi Air Minum


Jaringan distribusi umum menggunakan sistem melingkar atau loop dan epanet yang
direncanakan dan disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada serta perkembangan daerah
pelayanan.

4. Perhitungan Kebutuhan Air


Kebutuhan air dihitung berdasarkan proyeksi penduduk dan fasilitas umum pada tahun
perencanaan meliputi kebutuhan domestik dan non domestik termasuk juga kebocoran
dan pemadam kebakaran.

5. Perhitungan jaringan perpipaan


6. Analisa kualitas air dan pemilihan unit pengolahan
7. Perencanaan unit pengolahan air (IPA)

8. Pembuatan Detail Junction dan bangunan pelengkap


9. Bill of Quantity

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 4


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung jenis dan banyaknya
pipa serta aksesoris yang dibutuhkan.

10. Rencana Anggaran Biaya (RAB)


11. Gambar :
a. Peta daerah pelayanan
b. Peta blok pelayanan dan loop jaringan pipa
c. Gambar profil hidrolis perpipaan
d. Gambar detail unit pengolahan
e. Detail junction dan bangunan pelengkap

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 5


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB II

GAMBARAN UMUM DAERAH PERENCANAAN

2.1 Kondisi Wilayah Kecamatan Bambanglipuro

Kecamatan Bambanglipuro merupakan salah satu kecamatan yang ada di wilayah


Kabupaten Bantul Provinsi D.I Yogyakarta. Secara geografis Kecamatan Bambanglipuro
terletak di sebelah utara bantul , di sebelah timur Pundong , di selatan Pretek dan di
sebelah barat Pandak . Kecamatan Bambanglipuro mempunyai Luas yang dapat dilihat
di tabel 2.1:

Tabel 2.1 Luas area


AREA LUAS
keseluruhan 2.282,1780 Ha
tanah sawah 1.149,70 Ha
Tanah Lainnya 894.10 Ha

Secara umum Kecamatan Bambanglipuro merupakan salah satu dari 17


kecamatan yang ada di Kabupaten Bantul, Provinsi D.I. Yogyakarta . Kecamatan
Bambanglipuro mempunyai luas wilayah 2.282,1780 Ha . Berdasarkan hasil
registrasi Kecamatan Bambanglipuro memiliki jumlah penduduk 37.480, dengan
laki-laki 18.524 jiwa dan perempuan 18.956 jiwa. Sedangkan kepadatan adalah 1.651
jiwa/km2 Sumber: BPS, 2012 (Estimasi penduduk dengan laju pertumbuhan SP2000-
SP2010, angka sementara). Adapun untuk lebih jelasnya tentang wilayah administrasi
Kecamatan Srandakan, dapat dilihat dari gambar 2.1. berikut.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 6


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kecamatan Bambanglipuro

Sumber: Bappeda Kabupaten Bantul 2008

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 7


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

2.2 KeadaanGeografis

kecamatan ini berada di ketinggian antara 22 mdpl. Suhu rata-rata antara 23 C -


31 C . Kondisi tanah rata-rata berupa tanah Regosol yang merupakan jenis tanah yang
dominan di wilayah Kabupaten Bantul. Bentangan wilayah di Kecamatan Bambanglipuro
99,5 % berupa daerah yang datar sampai berombak dan 0,5% berupa daerah yang berombak
sampai berbukit.

2.3 ASPEK KEPENDUDUKAN

Kecamatan Bambanglipuro dihuni oleh 12.892 KK. Jumlah keseluruhan penduduk


Kecamatan Bambanglipuro adalah 37.480 0rang dengan jumlah penduduk laki-laki 18.524
orang dan penduduk perempuan 18.956 orang. Tingkat kepadatan penduduk di Kecamatan
Banguntapan adalah 1.651 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk Kecamatan Bambanglipuro
adalah petani. Dari data monografi Kecamatan tercatat 13.171 orang atau 30,8% penduduk
Kecamatan Bambanglipuro bekerja di sektor pertanian.

2.4 IKLIM DAN CURAH HUJAN.

Kecamatan Banguntapan berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada


pada ketinggian 100 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat
Pemerintahan (Ibukota) Kabupaten Bantul adalah 15 Km. Kecamatan Banguntapan beriklim
seperti layaknya daerah dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai
ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Banguntapan adalah 37 derajat C
dengan suhu terendah 24 derajat C. Bentangan wilayah di Kecamatan Banguntapan 100%
berupa daerah yang datar sampai berombak.

2.5 TATA GUNA LAHAN

Kecamtan Bambanglipuro memiliki data tata guna lahan seperti tanaman pangan,
Holtikultura, perkebunan, populasi peternakan, dan perikanan yang dapat dilihat dari tabel
sebagai berikut

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 8


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 2.2 Hasil Tanaman Pangan

Luas
Jenis Produksi Produktifitas
Tanaman/Panen
Komoditi (Ton) (Kw/Ha)
(Ha)

76,86
Kw/Ha
Padi 2.663 20.475,5 Gabah
Kering
Pungut

62 Kw/Ha
Jagung 137 725,4
Pipil Kering

Kacang 14 Kw/Ha
823 99,4
Tanah Wose Kering

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul

Tabel 2.3 Holtikultura Tahun 2010

No. Jenis Produksi(Kw)

1. Rambutan 29

2. Pisang 184

3. Pepaya 38

4. Mangga 116

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 9


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 2.4 Perkebunan

No Jenis Jumlah (Ha) Produksi (Kw)

1. Jambu Mete 867 20.234

2. Kelapa 216.000 9,562,5

3. Tebu 156 8,75

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul

Tabel 2.5 Populasi Peternakan Tahun 2010

No. Jenis Jumlah

1. Sapi Perah 69

2. Ayam Ras Petelur 8.670

3. Kerbau 2

4. Ayam Ras Pedaging 20.200

5. Itik 8.480

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 10


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB III

KRITERIA PERENCANAAN

3.1 INDIKASI KEBUTUHAN REHABILTASI DAN OPTIMALISASI

Rehabilitasi prasarana Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dilakukan pada


keseluruhan maupun sebagian sistem, antara lain pada unit pengambilan air baku, unit
transmisi, unit produksi, maupun unit distribusi. Kegiatan rehabilitasi dilaksanakan apabila
terdapat kerusakan atau ketidaksesuaian pada keseluruhan maupun sebagian prasarana SPAM
tersebut.
Indikasi pelaksanaan rehabilitasi antara lain:

Air baku tidak mengalir atau kuantitas air baku yang akan diolah pada unit produksi
menurun akibat kerusakan pada unit bangunan pengambilan air baku
Kualitas air yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar akibat kerusakan pada unit
pengolahan
Kebocoran pipa transmisi dan pipa distribusi
Kerusakan pada sistem transmisi dan distribusi
Kerusakan sistem elektrikal dan mekanikal

Optimalisasi prasarana SPAM merupakan upaya peningkatan kuantitas dan kualitas


penyediaan air minum. Indikasi pelaksanaan optimalisasi antara lain bila:

Kuantitas air sudah tidak mencukupi kebutuhan penduduk


Kualitas air belum memenuhi standar kualitas air minum karena tidak sempurnanya proses
fisik dan/atau kimia pada unit produksi

Rehabilitasi dan optimalisasi prasarana SPAM dapat dijelaskan pada gambar 3.1
dan 3.2. Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan optimalisasi mengikuti standar yang telah

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 11


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

ditetapkan, dan dapat mengikuti standar-standar yang dibahas pada bagian pembangunan
baru SPAM selanjutnya.

3.2 PENENTUAN KEBUTUHAN AIR

Kebutuhan air minum yang diperlukan untuk suatu daerah pelayanan ditentukan
berdasarkan 2 (dua) parameter, yaitu:
Jumlah penduduk
Tingkat konsumsi air

1. Perhitungan jumlah penduduk


Penentuan jumlah dan kepadatan penduduk dipakai untuk menentukan daerah
pelayanan dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Cari data jumlah penduduk saat ini di daerah pelayanan sebagai tahun awal
perencanaan
2. Tentukan nilai pertumbuhan penduduk per tahun
3. Hitung pertambahan jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan, misal 5 tahun,
dengan menggunakan salah satu metode proyeksi, diantaranya metode geometrik
seperti persamaan di bawah berikut ini:
P = Po (1+r)n ---------------------------------------------------------- (1)
dengan pengertian:
P = jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa)
r = tingkat pertambahan penduduk per tahun (%)
n = umur perencanaan (tahun)

2. Perhitungan kebutuhan air


Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 20 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap pemakai setelah
ditambahkan 20% sebagai faktor kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan total ini dipakai

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 12


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

untuk mengetahuiapakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut:


Q = P x q ---------------------------------------------------------------- (2)
Qmd = Q x fmd ---------------------------------------------------------- (3)
dengan pengertian:
Qmd = kebutuhan air (liter/hari)
q = konsumsi air per orang per hari (liter/orang/hari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
F = faktor maksimum (1,051,15)

b. Hitung kebutuhan air total dengan persamaan:


Qt = Qmd x 100/80 --------------------------------------------------- (4)
dengan pengertian:
Qt = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20% (liter/hari)

c. Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat mencukupi
kebutuhan ini. Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku lain.

3.3 PENGUKURAN DEBIT AIR BAKU


Sumber air yang dapat digunakan sebagai sumber air baku meliputi:

A. Mata air
B. Air tanah
C. Air permukaan
D. Air hujan

Pengukuran debit air baku dilakukan untuk menghitung potensi sumber air yang
akan digunakan. Metoda yang digunakan tergantung dari jenis sumber air sebagai berikut:

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 13


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

A. Mata air/ sungai/ irigasi


1. Dengan ambang trapesium (alat ukur Cipoletti)
2. Dengan V-notch (alat ukur Thompson)
3. Dengan metoda benda apung

B. Air permukaan lainnya

1. Sungai / irigasi
Selain pengukuran dengan metode yang disebutkan pada butir 1) di atas, pengukuran
debit air sungai/irigasi juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi
lain yang diperoleh dari penduduk, meliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi
muka air minimum dan tinggi muka air maksimum.

2. Danau
Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran langsung. Cara ini
dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi muka air selama minimal 1
tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan tinggiair
maksimum dan minimum dengan luas muka air danau. Pengukuran ini mempunyai tingkat
ketelitian yang optimal bila dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data di
atas dapat diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi yang pernah terjadi (muka air
terendah).

3. Embung
Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan pada saat musim
penghujan, yaitu dengan mengukur luas penampang basah sungai/parit yang bermuara
di embung dan dikalikan dengan kecepatan aliran.
Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat volume cekungan untuk
setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat dibuat pada saat musim kering (embung
tidak terisi air) yaitu dari hasil pemetaan topografi embung dapat dibuat lengkung debit
(hubungan antara tinggi air dan volume).

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 14


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

C. Air tanah
1. Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei terhadap 10 buah
sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah dangkal di desa tersebut
2. Perkiraan potensi air tanah dalam dapat diperoleh melalui informasi data dari instansi
terkait meliputi kedalaman lapisan air tanah, jenis tanah/batuan, kualitas air, serta
kuantitas.

3.4 PEMERIKSAAN KUALITAS AIR BAKU


Pemeriksaan kualitas air baku dilakukan terhadap kualitas fisik, kimiawi, dan
mikrobiologis. Hasil yang akurat dari kualitas air baku dapat diperoleh melalui pemeriksaan
sampel air baku di laboratorium yang telah ditunjuk sebagai laboratorium rujukan. Standar
kualitas air di perairan umum yang digunakan sebagai sumber air baku sesuai Peraturan
Pemerintah No. 20 Tahun 1990, sedangkan untuk persyaratan kualitas air minum sesuai
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 yang secara rinci dapat
dilihat pada Lampiran2. Untuk pemeriksaan di lapangan, kualitas dapat ditinjau dari
parameter-parameter berikut:
Bau
Rasa
Kekeruhan
Warna

3.5 SOLUSI TEKNIS DAN PERENCANAAN


Penjelasan mengenai perencanaan solusi teknis pada bagian ini akan disusun
berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Unit produksi, meliputi bangunan pengambilan air baku dan unit pengolahan fisik/kimia
(jika diperlukan)
Unit distribusi, meliputi Perpipaan dan Perpompaan
Unit pelayanan, meliputi Hidran Umum (HU), terminal Air (TA) dan Sambungan Rumah
Murah (SRM)

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 15


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Jenis prasarana air minum sebagai solusi teknis yang dibangun dan dipilih atas dasar
kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan situasi lokasi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, solusi teknis yang termasuk
dalam lingkup program adalah:

A. Unit Air Baku


1. Mata Air
2. Air Permukaan
3. Air Tanah
5. Air Hujan

B. Unit Produksi
Unit produksi dikelompokkan berdasarkan sumber air sebagai berikut:
1. Untuk air baku dari mata air berupa Perlindungan Mata Air (PMA)
2. Untuk air baku dari air permukaan berupa:
a. Saringan Pasir Lambat (SPL)
b. Instalasi Pengolahan Air Sangat Sederhana (IPASS)
c. Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA)
d. Pompa Hidram
e. Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
f. Reverse Osmosis (RO)
g. Sistem Pengolahan Air Gambut
h. Saringan Rumah Tangga (SARUT)
i. Saringan Pipa Resapan (SPR)

3. Untuk air baku dari air tanah berupa:


a. Sumur Air Tanah Sedang/Dalam
b. Sumur Air Tanah Dangkal
c. Sumur Gali
d. Sumur Pompa Tangan

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 16


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

4. Untuk air baku dari air hujan berupa Penampung Air Hujan (PAH)

C. Unit Distribusi terdiri dari:


1. Perpipaan
2. Perpompaan
D. Unit Pelayanan terdiri dari:
1. Hidran Umum (HU)
2. Sambungan Rumah Murah (SRM)
3. Terminal Air (TA)

E. Modul lain
Apabila ada solusi teknis yang lain/sesuai situasi dan kondisi daerah, maka sebelum
dilaksanakan perlu dilaporkan ke Ditjen Cipta Karya beserta dengan proposal untuk dikaji
serta disetujui lebih lanjut.

3.5.1 UNIT AIR BAKU


Berdasarkan sumber air baku untuk air minum, maka air baku dapat dibedakan
menjadi:

1. Mata Air
Sistem penyediaan air minum komunal mata air adalah sistem penyediaan air minum
yang memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku untuk air minum dengan cara
melindungi dan menangkap air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada
masyarakat pemakai.

2. Air Tanah
Sistem penyediaan air minum komunal air tanah dalam adalah sistem penyediaan air
minum yang menggunakan air tanah dalam sebagai sumber air baku untuk air minum.

3. Air Hujan
Adalah air yang berasal dari air angkasa dalam bentuk air hujan.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 17


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

4. Air Permukaan
Adalah sistem penyediaan air minum yang memanfaatkan air permukaan sebagai
sumberair baku untuk air minum. Unit air baku dari air permukaan dijelaskan lebih rinci
sebagai berikut karena pada umumnya unit pengambilan air baku dari air permukaan terpisah
dari unit produksi/pengolahannya.
Sistem penyediaan air minum komunal air permukaan adalah sistem penyediaan air
minum yang memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air baku untuk air minum.
Bangunan pengambilan air baku untuk masing-masing solusi teknis tergantung dari jenis
sumber air baku yang digunakan. Secara umum, persyaratan lokasi penempatan dan
konstruksi bangunan pengambilan air baku adalah sebagai berikut:

1) Bangunan pengambilan harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar
(pencemaran oleh manusia dan makhluk hidup lain)
2) Penempatan bengunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain)
3) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap
gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift)
4) Penempatan bangunan pengambilan diusahakan dapat menggunakan sistem gravitasi
dalam pengoperasiannya
5) Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan harian maksimum
6) Dimensi inlet dan outlet letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka air
7) Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber air
baku
8) Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif (life time)
minimal 25 tahun
9) Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan manggunakan material lokal atau
disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.

Tipe pengambilan air baku untuk air minum berdasarkan sumber air permukaan
dijelaskan sebagai berikut:

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 18


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

1. Sungai/Irigasi
Secara garis besar tipe bangunan pengambilan air baku (intake) pada sumber air
permukaan dibagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu:

a. Intake bebas
Kelengkapan bangunan pada intake bebas adalah:
Saringan sampah
Inlet
Bangunan pengendap
Bangunan sumur atau pemompaan
Pintu sorong
Pertimbangan pemilihan intake bebas adalah:
Fluktuasi muka air tidak terlalu besar
Ketebalan air cukup untuk dapat masuk ke inlet
Harus ditempatkan pada sungai yang lurus
Alur sungai tidak berubah-ubah
Kestabilan lereng sungai cukup mantap
Penentuan Dimensi Hidrolis adalah sebagai berikut:
Inlet:
Q = u . b . a . 2 . z
Q = u . b . a . (g.z)
dengan pengertian:
Q = debit, m3/detik
u = koefisien pengaliran
b = lebar bukaan, m
a = tinggi bukaan, m
g = percepatan gravitasi, m/detik2
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 19


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Saringan sampah:
hf = c . v2 / 2g
c = . (s/b)4/3 . sin
dengan pengertian:
hf = kehilangan tinggi energi, m
v = kecepatan aliran, m/det = 0,5 m/det
g = percepatan gravitasi, m/det2
c = koefisien yang tergantung pada:
= faktor bentuk atau bulat = 1,8
s = tebal jeruji, m = 0,025 m
L = panjang jeruji
b = jarak bersih antara jeruji, m = 0,1 m
= sudut kemiringan saringan dari horisontal, derajat
(diambil 70)
Bak pengumpul atau sumuran:
Dimensi bak pengumpul tergantung dari debit pegambilan dan banyaknya pompa yang
akan dipakai serta elevasi muka air yang diinginkan.

b. Intake dengan bendung


Kelengkapan bangunan pada intake dengan bendung
Saringan sampah
Inlet
Bendung konvensional
Pintu bilas

Pertimbangan pemilihan intake dengan bendung


Tebal air tidak cukup untuk intake bebas
Sungai tidak dimanfaatkan untuk transportasi
Palung sungai tidak terlalu besar

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 20


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Penentuan Dimensi Hidrolis sama dengan intake bebas ditambah dengan pintu
bendung, baik konvensional maupun bendung tyroll. Perencanaan bendung mengacu pada
Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Bangunan Utama.

c. Intake ponton
Kelengkapan bangunan pada intake ponton
Pelampung atau ponton
Ruang ponton
Pengamanan benturan
Penambat
Tali penambat
Pipa fleksibel
Saringan atau stainer

Pertimbangan pemilihan intake ponton


Sungai mempunyai benturan yang cukup lebar
Fluktuasi muka air cukup besar
Alur sungai yang berubah-ubah
Tebal air cukup untuk penempatan pompa

Penentuan Dimensi Hidrolis adalah sebagai berikut:


G=W
G = V . w
dengan pengertian:
G = berat ponton dan pompa
W = berat yang timbul akibat perpindahan massa
V = volume air yang dipindahkan
w = berat jenis air
Dalam perencanaan ponton harus diperhatikan:
Bentuk ponton harus dapat membelah arus atau mengurangi daya dorong
akibat adanya arus sungai

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 21


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Sepertiga bagian ponton tidak tenggelam


Ponton harus dapat diletakkan pada posisi yang menguntungkan, pada musim hujan
ditempatkan di tepi sungai dan pada musim surut diletakkan di alur yang masih ada airnya.

d. Intake jembatan
Kelengkapan bangunan pada intake jembatan
Jembatan penambat
Saringan sampah
Ruang pompa pelengkapan bangunan pada intake dengan bendung

4.a Komponen prasarana dan sarana


Prasarana dan sarana yang membentuk SPAM Komunal Mata Air (Penangkap Mata
Air, selanjutnya disebut sebagai PMA) terdiri dari:

1) Bangunan penangkap mata air (broncaptering), untuk mengumpulkan air baku dan
melindungi mata air dari pencemaran;
2) Bak penampung, adalah bangunan bak kedap air untuk menampung air bersih dari
bangunan penangkap;
3) Bak pembubuh kimia, adalah bangunan bak kedap air untuk mencampur bahan kimia dan
membubuhkannya ke pipa pembubuh atau ke unit proses selanjutnya;
4) Pipa peluap adalah pipa yang dipasang pada bangunan untuk menjamin permukaan air
tidak naik/sesuai dengan muka air yang direncanakan;
5) Perpipaan, untuk mengalirkan air dari bak penampung ke sambungan rumah;
6) Sambungan rumah, adalah jenis sambungan pelanggan air minum yang suplai airnya
langsung ke rumah-rumah, biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air melalui
meter air dan instalasi pipanya di dalam rumah;
7) Pompa adalah alat yang digunakan untuk mengangkat air dari bak penampung ke titik
pelayanan jika elevasi bak penampung lebih rendah dari titik pelayanan
8) Sumber daya listrik (untuk sistem pemompaan), diperlukan untuk mengoperasikan
pompa;
9) Pagar, untuk melindungi bangunan penangkap mata air dan sekitarnya dari gangguan

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 22


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

makhluk hidup (orang, binatang, dll) dan sampah; serta


10) Saluran drainase, untuk mengamankan bangunan dari air hujan dan mencegah air
hujan yang jatuh ke tanah masuk ke bangunan penangkap mata air.

4.b Perhitungan dimensi


Perhitungan dimensi pada SPAM Komunal Perlindungan Mata Air meliputi
perhitungan dimensi bangunan dan dimensi hidrolis.

1. Bak Penampung
Perhitungan bangunan PMA dilakukan untuk menghitung volume bak penampung
yang ditentukan berdasarkan:

Debit minimum mata air


Besarnya pemakaian dan waktu
Asumsi kebutuhan 30 60 liter per orang per hari
Waktu pengambilan adalah 8 sampai 12 jam sehari

2. Dimensi pipa keluar (outlet)


Dimensi pipa keluar disesuaikan dengan besarnya kebutuhan air baku dan
ditempatkan pada elevasi minimal 0,30 meter dari dasar bak. Dimensi outlet ditentukan
berdasarkan rumus Hazen-William:
L . Q1,85
H = 1,214 . 1010 . ---------------- (5)
C1,85 . D4,87
dengan pengertian:
H = beda tinggi (m)
L = panjang pipa (m)
Q = debit (L/det)
D = diameter pipa
C = koefisien kekasaran

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 23


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

3. Dimensi pipa peluap (over flow)


Dimensi pipa peluap ditentukan dengan rumus:

Qover flow = Qspring Qout --------------------------------------- (6)


dengan pengertian:
Qover flow = debit limpasan (m3/det)
Qspring = debit mata air (m3/det)
Qout = debit konsumsi (m3/det)

a. Dimensi over flow


Rumus Drempel:

Q = 1,71 . B . h3/2 --------------------------------------- (7)


dengan pengertian:
Q = debit limpasan (m3/det)
B = lebar ambang (m)
h = tinggi air di hulu ambang (m)
1,71 = konstanta

b. Pelimpas di atas ambang empat persegi panjang . Tidak ada penyempitan aliran

Q = 2/3 . Cd . 2g . H3/2 ----------------------------- (8)


Ada penyempitan aliran
Q = 2/3 . Cd . 2g . (L 0,1 . n . H) . H3/2 --------- (9)
dengan pengertian:
Q = debit limpasan (m3/det)
Cd = koefisien debit, menurut
Francis: Cd = 0,623
Rehback: Cd = 0,605 + 0,08 H/Z + 0,001/H
L = lebar ambang (m)
g = percepatan gravitasi (= 9,81 m/det2)

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 24


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

H = tinggi energi air di hulu ambang (m)


n = jumlah bidang konstruksi dengan dinding = 2
Z = tinggi ambang dari dasar (m)

c. Dimensi pipa peluap bulat


Digunakan formula Mannings:
A . R2/3 . S1/2
Q = ----------------------------------- (10)
n
dengan pengertian:
Q = debit limpasan (m3/det)
A = luas penampang (m)
R = jari-jari hidrolis (m)
S = kemiringan (slope)
N = koefisien Mannings
Untuk mendapatkan debit limpasan maksimum, maka:
Kedalaman air (Y) = 0,95 x diameter lingkaran
Jari-jari hidrolis (R) = 0,29 x diameter lingkaran

4. Dimensi pipa penguras (wash out)


a. Penguras berbentuk empat persegi panjang
Q = 2/3 . Cd . b . (2gh) . H3/2 ---------------------------- (11)
dengan pengertian:
Q = debit penguras (m3/det)
Cd = koefisien debit = 0,60
b = lebar dasar penguras (m)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
h = tinggi penguras (m)
H = tinggi air di atas penguras (m)

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 25


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

b. Penguras berbentuk bulat


Q = 1/4 . . d2 . Cd . (2gh) ----------------------------- (12)
dengan pengertian:
Q = debit penguras (m3/det)
d = diameter lingkaran (m)
Cd = koefisien debit = 0,60
g = percepatan gravitasi (m/det2)
h = tinggi dari muka air ke garis tengah lingkaran (m)

5. Dimensi alat ukur debit


Dimensi alat ukur debit ditentukan sesuai dengan penjelasan alat ukur Thomson dan
Cipoletti, sebagaimana dijelaskan pada Lampiran1.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 26


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB IV

ANALISA KEBUTUHAN AIR

4.1 Proyeksi Penduduk

Perencanaan SPAM dilakukan dengan selang waktu 20 tahun dengan cakupan


pelayanan 60% dan dimulai dari tahun 2013 sampai 2032. Dalam menentukan metode yang
digunakan untuk memproyeksikan penduduk dapat dilakukan dengan cara menghitung
koefisien korelasi dari ketiga metode (Aritmatik, Geometrik dan Least Square). Metode yang
menghasilkan nilai koefisien korelasi yang mendekati satu berarti metode tersebut yang akan
digunakan dalam memproyeksikan penduduk. Untuk Perencanaan kali ini , menggunakan
metode Least Square .

4.1.1 Data Statistik Penduduk Kecamatan Bambanglipuro

Tabel 4.1.1 Data Statistik Penduduk Kecamatan Bambanglipuro

Jumlah Pertumbuhan
Tahun Penduduk Penduduk
(jiwa)
Jiwa Persen
2002 42586 - -
2003 42832 246 0.57%
2004 42968 136 0.32%
2005 43296 328 0.76%
2006 43387 91 0.21%
2007 43930 543 1.24%
2008 44368 438 0.99%
2009 44788 420 0.94%
2010 45007 219 0.49%
2011 45227 220 0.49%
2012 45449 222 0.49%
Jumlah 2863 6.30%
Rerata 286.3 12.78%

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 27


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Rata Rata Pertumbuhan Penduduk

Ka = P10-P01/2012-2002

Ka = 45449 42586 / 2012 2002

Presentase Pertambahan Penduduk Rata Rata

R = Jumlah (%) / 10

= 6,30 % / 10

= 0,63 %

4.1.2 Proyeksi Penduduk Kecamatan Bambanglipuro untuk 20 Tahun (Least Square)

Tabel 4.1.2 Proyeksi Penduduk Bambanglipuro dalam 20 Tahun

Jumlah
Tahun
Penduduk
2012 45449
2013 45735
2014 46023
Proyeksi Penduduk Kecamatan Bambanglipuro
2015 46313 52000
2016 46605
2017 46899 51000
Jumlah Penduduk (jiwa)

2018 47194
2019 47492 50000
2020 47791
49000
2021 48092
2022 48395 48000
2023 48700
2024 49007 47000
2025 49315
2026 49626 46000
2027 49939
2028 50253 45000
2029 50570 2010 2015 2020 2025 2030
2030 50888 Tahun
2031 51236
2032 51559
2033 51884

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 28


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk 2013 = Jumlah Penduduk Tahun 2012 x 0,63 % + Jumlah Penduduk 2012

Jumlah Penduduk 2013 = 45449 x 0,63% + 45449

= 45735 jiwa

4.2 Proyeksi Kebutuhan Air (Domestik dan Non Domestik)

4.2.1 Total Kebutuhan Air Bersih

Tabel 4.2.1 Total Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan Kebutuhan Total


Tingkat Penduduk Pemakaian
Penduduk Air Air Non Kebutuhan
No Tahun Pelayanan Terlayani Air
Domestik Domestik Air Bersih
Jiwa % Jiwa l/o/h l/s l/s l/s
1 2013 45735 60.0% 27441 180 57.17 11.43 68.60
2 2014 46023 60.0% 27614 180 57.53 11.51 69.03
3 2015 46313 60.0% 27788 180 57.89 11.58 69.47
4 2016 46605 60.0% 27963 180 58.26 11.65 69.91
5 2017 46898 60.0% 28139 180 58.62 11.72 70.35
6 2018 47194 65.0% 30676 185 65.68 13.14 78.82
7 2019 47491 65.0% 30869 185 66.10 13.22 79.32
8 2020 47790 65.0% 31064 185 66.51 13.30 79.82
9 2021 48092 65.0% 31259 185 66.93 13.39 80.32
10 2022 48394 65.0% 31456 185 67.35 13.47 80.83
11 2023 48699 70.0% 34090 190 74.97 14.99 89.96
12 2024 49006 70.0% 34304 190 75.44 15.09 90.53
13 2025 49315 70.0% 34520 190 75.91 15.18 91.10
14 2026 49626 70.0% 34738 190 76.39 15.28 91.67
15 2027 49938 70.0% 34957 190 76.87 15.37 92.25
16 2028 50253 75.0% 37690 200 87.24 17.45 104.69
17 2029 50569 75.0% 37927 200 87.79 17.56 105.35
18 2030 50888 75.0% 38166 200 88.35 17.67 106.02
19 2031 51209 75.0% 38406 200 88.90 17.78 106.68
20 2032 51531 75.0% 38648 200 89.46 17.89 107.36

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 29


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Penduduk Terlayani
Penduduk Terlayani = Penduduk (jiwa) x Tingkat Pelayanan
= 45735 x 60%
= 27441 jiwa
Kebutuhan Air Domestik
Air Domestik = Penduduk Terlayani x Pemakaian Air / 86400
= 27441 x 180 / 86400
= 57,17 l/s
Kebutuhan Air Non Domestik
Air Non Domestik = 20 % x Kebutuhan Air Domestik
= 57,17 x 20%
= 11,43 l/s
Total Kebutuhan Air Bersih
Total Air Bersih = Air Domestik + Air Non Domestik
= 57,17 + 11,43
= 68,60 l/s

4.2.2 Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik (Contoh Tabel 4.2.2.1)

Total Pegawai / Jumlah Murid


Total Pegawai / Jumlah Murid = Jumlah x Jumlah Pegawai / unit
= 35 x 1
= 35 jiwa
Kebutuhan Air
Kebutuhan Air = Total Pegawai x Pemakaian Air / (24 x 86400)
= 35 x 100 / (24/86400)
= 0,41 l/s

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 30


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel Air domestik dan Non Domestik Proyeksi 2013 2017


Tabel 4.2.2.1 Tabel Sarana Pemerintahan

Kebutuhan
Sarana Jumlah Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Total Pegawai Air
Pemerintahan Pegawai/Unit
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 35 35 100 0.041
2 Kantor Desa 3 25 75 100 0.087
3 2013 - Balai Desa 4 25 100 100 0.116
4 2017 Polsek 1 50 50 100 0.058
5 Koramil 1 50 50 100 0.058
6 KUA 1 20 20 100 0.023
Jumlah 0.382

Tabel 4.2.2.2 Tabel Sarana Pendidikan

Sarana Jumlah Pemakaian Air Kebutuhan Air


No Tahun Jumlah
Pendidikan Murid l/o/h l/s
1 SD 17 4250 40 1.97
2013
2 SMP 6 2160 50 1.25
2017
3 SMA 2 860 80 0.80
Jumlah 4.01

Tabel 4.2.2.3 Tabel Sarana Peribadatan

Pemakaian
Sarana Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah Air
Peribadatan
l/Unit/Hari l/s
1 Masjid 79 3000 2.74
2013 -
2 Mushola 113 2000 2.62
2017
3 Gereja 3 1000 0.03
Jumlah 5.39

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 31


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 4.2.2.4 Tabel Sarana Kesehatan

Pemakaian Kebutuhan
Sarana
No Tahun Jumlah Air Air
Kesehatan
l/unit/hari l/s
1 Puskesmas 1 1200 0.01
2 Apotik 3 300 0.01
3 2013 - RS. Bersalin 5 20000 1.16
4 2017 Rs. Umum 3 20000 0.69
Balai
5 1 1200 0.01
Pengobatan
Jumlah 1.89

Tabel Air Domestik dan Non Domestik Proyeksi 2018 2022


Tabel 4.2.2.5 Tabel Sarana Pemerintahan

Pemakaian
Sarana Jumlah Total Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah Air
Pemerintahan Pegawai/Unit Pegawai
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 45 45 100 0.052
2 Kantor Desa 3 35 105 100 0.122
3 Balai Desa 4 35 140 100 0.162
2018 - 2022
4 Polsek 1 60 60 100 0.069
5 Koramil 1 60 60 100 0.069
6 KUA 1 30 30 100 0.035
Jumlah 0.509

Tabel 4.2.2.6 Tabel Sarana Pendidikan

Pemakaian Kebutuhan
Sarana Air Air
No Tahun Jumlah Jumlah Murid
Pendidikan
l/o/h l/s
1 SD 17 4350 40 2.01
2 2018 - 2022 SMP 6 2260 50 1.31
3 SMA 2 960 80 0.89
Jumlah 4.21

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 32


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 4.2.2.7 Tabel Sarana Peribadatan

Kebutuhan
Sarana Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Air
Peribadatan
l/Unit/Hari l/s
1 Masjid 79 3000 2.74
2 2018 - 2022 Mushola 113 2000 2.62
3 Gereja 3 1000 0.03
Jumlah 5.39

Tabel 4.2.2.8 Tabel Sarana Kesehatan

Kebutuhan
Pemakaian Air
No Tahun Sarana Kesehatan Jumlah Air
l/unit/hari l/s
1 Puskesmas 2 1200 0.03
2 Apotik 4 300 0.01
3 2018 - 2022 RS. Bersalin 6 20000 1.39
4 Rs. Umum 4 20000 0.93
5 Balai Pengobatan 2 1200 0.03
Jumlah 2.38

Tabel Air Domestik dan Non Domestik Periode 2023 2027

Tabel 4.2.2.9 Tabel Sarana Pemerintahan

Kebutuhan
Sarana Jumlah Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Total Pegawai Air
Pemerintahan Pegawai/Unit
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 55 55 100 0.064
2 Kantor Desa 3 45 135 100 0.156
3 2023 - Balai Desa 4 45 180 100 0.208
4 2027 Polsek 1 70 70 100 0.081
5 Koramil 1 70 70 100 0.081
6 KUA 1 40 40 100 0.046
Jumlah 0.637

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 33


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 4.2.2.10 Tabel Sarana Pendidikan


Sarana Jumlah Pemakaian Air Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah
Pendidikan Murid l/o/h l/s
1 SD 17 4450 40 2.06
2023
2 SMP 6 2360 50 1.37
2027
3 SMA 2 1060 80 0.98
Jumlah 4.41

Tabel 4.2.2.11 Tabel Peribadatan


Pemakaian
Sarana Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah Air
Peribadatan
l/Unit/Hari l/s
1 Masjid 79 3000 2.74
2023 -
2 Mushola 113 2000 2.62
2027
3 Gereja 3 1000 0.03
Jumlah 5.39

Tabel 4.2.2.12 Tabel Kesehatan


Pemakaian
Kebutuhan Air
No Tahun Sarana Kesehatan Jumlah Air
l/unit/hari l/s
1 Puskesmas 3 1200 0.04
2 Apotik 5 300 0.02
2023 -
3 RS. Bersalin 7 20000 1.62
2027
4 Rs. Umum 5 20000 1.16
5 Balai Pengobatan 3 1200 0.04
Jumlah 2.88

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 34


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel Air Domestik dan Non Domestik Periode 2028 2032

Tabel 4.2.2.13 Tabel Sarana Pemerintahan


Pemakaian
Sarana Jumlah Total Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah Air
Pemerintahan Pegawai/Unit Pegawai
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 65 65 100 0.075
2 Kantor Desa 3 55 165 100 0.191
3 Balai Desa 4 55 220 100 0.255
2028 - 2032
4 Polsek 1 80 80 100 0.093
5 Koramil 1 80 80 100 0.093
6 KUA 1 500 500 100 0.579
Jumlah 1.285

Tabel 4.2.2.14 Tabel Sarana Pendidikan


Pemakaian Kebutuhan
Sarana Air Air
No Tahun Jumlah Jumlah Murid
Pendidikan
l/o/h l/s
1 SD 17 4550 40 2.11
2 2028 - 2032 SMP 6 2460 50 1.42
3 SMA 2 1160 80 1.07
Jumlah 4.60

Tabel 4.2.2.15 Tabel Sarana Peribadatan


Kebutuhan
Sarana Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Air
Peribadatan
l/Unit/Hari l/s
1 Masjid 79 3000 2.74
2 2028 - 2032 Mushola 113 2000 2.62
3 Gereja 3 1000 0.03
Jumlah 5.39

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 35


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 4.2.2.16 Tabel Sarana Kesehatan


Kebutuhan
Pemakaian Air
No Tahun Sarana Kesehatan Jumlah Air
l/unit/hari l/s
1 Puskesmas 4 1200 0.06
2 Apotik 6 300 0.02
3 2023 - 2027 RS. Bersalin 8 20000 1.85
4 Rs. Umum 6 20000 1.39
5 Balai Pengobatan 4 1200 0.06
Jumlah 3.37

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 36


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB V

PERENCANAAN JARINGAN PERPIPAAN

5.1 Unit Pengambilan Air Baku

Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit air baku harus disusun berdasarkan
ketentuan dimana debit pengambilan harus lebih besar daripada debit yang diperlukan,
sekurang-kurangnya 130% kebutuhan rata-rata air minum. Bilamana kapasitas pengambilan
air baku tidak dapat tercapai karena keterbatasan sumbernya akibat musim kemarau, maka
dilakukan konversi debit surplus pada musim hujan menjadi debit cadangan pada musim
kemarau. Debit cadangan ini harus melebihi kapasitas kebutuhan air minum. Perencanaan
teknis bangunan pengambilan air baku harus memperhatikan keandalan bangunan,
pengamanan sumber air baku dari bahan pencemar, keselamatan, biaya operasi dan
pemeliharaan yang optimal. Bilamana diperlukan dapat dilakukan kajian lanjutan antara lain
kajian yang meneliti hak-hak atas pe nggunaan air baku, kuantitas, kualitas, dan kontinuitas
air baku, kondisi iklim yang akan mempengaruhi fluktuasi air baku baik dari aaspek kualitatif
maupun kuantitatif, level air banjir, dan level air minimum, peraturan yang ditetapkan dalam
pemanfaatan sumber air baku, informasi navigasi, geografi, dan geologi, serta isu-isu
ekonomi lainnya.

Sumber air yang akan dimanfaatkan dalam perencanaan sistem penyediaan air minum
kecamatan Bambanglipuro adalah Sumur Dalam Tipe B dengan kesadahan sementara dan
tetap berlebih.

5.1.2 Perhitungan debit sumber air baku:

Pengukuran debit mata air, menggunakan :

Pengukuran debit dengan pelimpah. Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan. Alat
ukur Thomson berbentuk V dengan sudut celah 30, 45, 60, 90. Alat ukur Thomson
sudut celah 90 dengan rumus :

3/2
Q = 1,417. H , dimana :

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 37


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Q = debit aliran (m/detik)


H = tinggi muka air dari ambang
1,417 = konstanta konversi waktu (perdetik)

Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya (t) air mengisi
penampungan air yang mempunyai volume tertentu:

Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan yang mempunyai luas
tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka dapat dihitung:

5.2 Jaringan Transmisi


5.2.1 Penentuan Dimensi Perpipaan
Diameter pipa transmisi air minum dan distribusi dapat menggunakan formula :

Q=VxA
A = 0,785 D2

Dengan pengertian :
Q : Debit (m3/detik)
V : Kecepatan pengaliran (m/detik)
A : Luas penampang pipa (m2)
D : Diameter pipa (m)

5.3.2 Penentuan Jenis Pipa

Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi
dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10 kg/cm2
atau pipa berdasarkan SNI, Seri (1012,5), atau jenis pipa lain yang telah memiliki SNI atau
standar internasional setara. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar
sesuai dengan zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 38


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 5.1 Jenis Pipa

Sumber : Permen PU No. 18 Tahun 2007

5.3 Jaringan Distribusi

Air yang dihasilkan dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dapat ditampung dalam
reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan
kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan
kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun dalam bentuk reservoir tanah
yang umumnya untuk menampung produksi air dari sistem IPA, atau dalam bentuk menara
air yang umumnya untuk mengantisipasi kebutuhan puncak di daerah distribusi. Reservoir air
dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang. Perencanaan
teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi
satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang
(dead-end distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system).
Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas
wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.

Ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi dalam perancangan denah (lay-out) sistem


distribusi adalah sebagai berikut:

Denah (Lay-out) sistem distribusi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah


pelayanan dan lokasi instalasi pengolahan air;
Tipe sistem distribsi ditentukan berdasarkan keadaan topografi wilayah pelayanan;
Jika keadaan topografi tidak memungkinkan untuk sistem gravitasi seluruhnya,
diusulkan kombinasi sistem gravitasi dan pompa. Jika semua wilayah pelayanan

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 39


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan menara
air, atau penambahan pompa penguat (booster pump);
Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m,
wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan tekanan mininum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan
dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi
kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat

5.4 Reservoar
5.4.1 Tinggi dan Lokasi Reservoar
Lokasi dan tinggi reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Reservoir pelayanan di tempat sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan, kecuali
kalau keadaan tidak memungkinkan. Selain itu harus dipertimbangkan pemasangan pipa
paralel;
Tinggi reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga tekanan
minimum sesuai hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi. Muka air reservoir
rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air minimum;
Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan dapat dibagi
menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-masing dengan satu
reservoir.

5.4.2 Volume Reservoar


Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentukan berdasarkan :
Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian air minimum
ditambah volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam puncak karena adanya
fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan periode pengisian reservoir.
Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk
daerah setempat Dinas Kebakaran.
Kebutuhan air khusus, yaitu pengurasan reservoir, taman dan peristiwa khusus.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 40


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 5.2 Kebutuhan Air

Kebutuhan Rata - Rata Pemompaan


Waktu Kumulatif Kumulatif
(%) (%)
1 2 3 4 5=4-2 6
00.00-01.00 1 1 -1 -1
01.00-02.00 1 2 -1 -2
02.00-03.00 1 3 -1 -3
03.00-04.00 2 5 -2 -5
04.00-05.00 2 7 6.25 4.25 -0.75
05.00-06.00 4 11 6.25 2.25 1.5
06.00-07.00 6 17 6.25 0.25 1.75
07.00-08.00 7 24 6.25 -0.75 1
08.00-09.00 8 32 6.25 -1.75 -0.75
09.00-10.00 8 40 6.25 -1.75 -2.5
10.00-11.00 7 47 6.25 -0.75 -3.25
11.00-12.00 6 53 6.25 0.25 -3
12.00-13.00 5 58 6.25 1.25 -1.75
13.00-14.00 5 63 6.25 1.25 -0.5
14.00-15.00 5 68 6.25 1.25 0.75
15.00-16.00 5 73 6.25 1.25 2
16.00-17.00 6 79 6.25 0.25 2.25
17.00-18.00 5 84 6.25 1.25 3.5
18.00-19.00 5 89 6.25 1.25 4.75
19.00-20.00 4 93 6.25 2.25 7
20.00-21.00 3 96 -3 4
21.00-22.00 2 98 -2 2
22.00-23.00 1 99 -1 1
23.00-24.00 1 100 -1 0

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 41


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

5.5 Epanet

5.5.1 Deskripsi Epanet

EPANET adalah program komputer yang secara luas melakukan periode simulasi dari
hidrolika dan kualitas air dalam jaringan pipa bertekanan. Jaringan tersebut dapat terdiri dari
pipa, titik (persimpangan pipa), pompa, katup, dan tangki penyimpanan atau reservoir.
EPANET menjalankan aliran air dalam tiap pipa tekanan dari tiap titik, ketinggian air dari
tiap tangki dan konsentrasi suatu zat sepanjang jaringan selama beberapa waktu periode
simulasi. Dalam penambahan konsentrasi zat, umur air dan jaringan tambahan dapat juga
disimulasikan.
EPANET dibuat sebagai alat penelitian untuk memperbaiki keingintahuan kita
tentang gerakan dan kondisi dari pemilihan air minum dalam sistem distribusi. Modul tentang
kualitas air dari EPANET adalah memperlengkapi untuk modul seperti fenomena reaksi
dalam aliran turbulensi, reaksi dalam dinding pipa dan transportasi massa diantara bagian
aliran terbesar dalam dinding pipa. Keistimewaan yang lain dari EPANET adalah pendekatan
koordinat untuk memodelkan jaringan air dan kualitas air. Program dapat menghitung
penyelesaian secara bersama untuk dua kondisi bersamaan. Alternatif ini hanya dapat
menghitung jaringan air dan menyimpan hasilnya dalam sebuah file.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 42


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 5.4.1 Tabel Nodes

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 43


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 5.4.2 Tabel Links

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 44


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 5.4.3 Jalur Epanet

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 45


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB VI

PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN

6.1 Analisa Kualitas Air Baku

Pada sumber air baku yang diambil di sumur tipe B memiliki permasalahan yaitu nilai
kesadahan sementara dan tetap nya berlebih atau tinggi. Kadar kalsium dan magnesium yang
tinggi atau berlebih dalam air tanah menyebabkan kesadahan tinggi. Pada tabel 6.1 akan
diuraikan tentang analisa kualitas air baku.

Tabel 6.1 Analisa Kualitas Air Baku

Standar Baku
No Karakteristik Air Baku Konsentrasi Treatment
Mutu

Ion Exchange
Kesadahan sementara dan tetap
1 - 500 mg/l Softening
berlebih
Presipitasi

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan No. 416/MenKes/Per/IX/Tahun 1990

Baku mutu untuk output air ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 46


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

6.2 Alternatif Unit Pengolahan

Dalam perencanaan Sistem Penyedian Air Minum, terlebih dahulu sumber air baku diolah
pada Intalasi Pengolahan Air (IPA) dengan unit-unit pengolahan yang cocok untuk mengatasi
permasalahan karakteristik sumber air baku yaitu air tanah yang memiliki permasalahan pada
kesadahan sementara dan tetap berlebih. Adapun alternatif pengolahan yang menjadi
pertimbangan yaitu :

Alternatif 1

Kadar kalsium dan magnesium yang tinggi atau berlebih dalam air tanah menyebabkan
kesadahan tinggi. Kesadahan dapat dikurangi dengan presipitasi atau softening menggunakan
kapur dan atau soda. Presipitat yang terbentuk akibat penambahan kapur atau soda ini
diendapkan di bak pengendapan. Setelah itu perlu ditambah CO2 untuk mengurangi kadar
kapur berlebih. Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2 Diagram alir proses pengolahan air tanah dengan Softening

Kelebihan : Hasil yang di dapat paling bagus

Kekurangan : pengoperasian sulit dan mahal

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 47


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Alternatif 2

Didalam filter penukaran ion ini terjadi proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium
ditukar dengan sodium. Pertukaran ini menggunakan bahan alam yaitu greensand yang biasa
disebut zeolit dengan proses pengaktifan. Tetapi dengan ion exchange ini hasilnya baik tetapi
biayanya mahal. Berikut ini reaksi pelunakannya:

Gambar 6.3 Reaksi Pelunakan

Gambar 6.4 Diagram alir proses pengolahan air tanah dengan Ion Exchange

Kelebihan : Lebih alami dari altenatif lainnya

Kekurangan : Hasil kurang begitu baik

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 48


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Alternatif 3

Untuk alternatif 3 ini pengolahan menggunakan aerasi dan ion exchange dengan
pengolahan aerasi ini akan mengoksidasi air disekitarnya. Pengolahan Kadar kalsium dan
magnesium yang tinggi atau berlebih dalam air tanah menyebabkan kesadahan tinggi.

Gambar 6.5 Diagram alir proses pengolahan air tanah dengan Aerasi

Kelebihan : Hasil yang di dapat hampir sama dengan alternatif 1 . Pengoperasian mudah

Dan lebih murah dari alternatif 1

Jadi, alternatif yang dipakai untuk pengolahan air ini adalah alternatif 3 yang
menggunakan pengolahan aerasi dan ion exchange dikarenakan beberapa alasan . Hasil yang
di dapat dari proses pengolahan ini lebih baik dari proses lainnya . Proses aerasi memerlukan
biaya investasi yang rendah, pengoperasiannya dan perawatannya pun murah dan mudah.
Unit ion exchange memiliki hasil yang hampir sama pada alternatif 1 dalam mengolah
kandungan mangan dan besi di dalam air tanah . Unit yang digunakan adalah aerasi ,
koagulasi , vakum filter , dan ion exchange .

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 49


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

6.3 Detail Desain Unit Pengolahan

6.3.1 Perencanaan unit pengolahan Aerasi


Menghitung konsentrasi oksigen yang dibutuhkan
Untuk menghitung oksigen yang dibutuhkan , berdasarkan reaksi berikut :

Besi : 4Fe (HCO3)2 + O2+ 2H2O 4Fe (OH)3 +8CO2


1 Mg/l Fe2+ membutuhkan 0,432 Mg/l
Mn : 2Mn (HCO3)2 +O2 + 2H2O 2Mn COH4 + 4CO2
1 Mg/l Mn2+ membutuhkan 0,2912 Mg/l

Merencanakan konsentrasi oksigen yang diperlukan


Air dengan kadar Fe = 4 Mg/l
Kebersihan DO = 4 x 0,1432 Mg/l
= 0,5728 Mg/l
Air dengan kadar Mn = 4 Mg/l
Kebutuhan DO = 4 x 0,2912
= 1,164 Mg/l

Jadi total DO yang diperlukan = 0,5728 Mg/l + 1,164 Mg/l


= 1,7368 Mg/l

Perencanaan Aerasi
Data Perencanaan
Kadar oksigen awal diasumsikan = 2 Mg/l
DO yang dibutuhkan = 1,7368 Mg/l
Kadar Oksigen akhir = 2 Mg/l + 1,7368 Mg/l
= 3,7368 Mg/l

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 50


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Perhitungan koefisien efisiensi


Ce = CO +K (Cs Co)
Dengan Cs (koefisien standar) = 11,3 Mg/l

3,7368 = 2 + K (11,3 2)
1,7368 = K (9,3)
K = 0,19

Desain Terjunan (h)


K = 0,45 (1 + 0,046 .T ) h
Dengan T = 25oc

0,19 = 0,45 (1 + 0,046 . T) h


h =

h = 0,2 m

d = 2/3 x h
d = 2/3 x 0,2
= 0,3 m

Desain Bak 1
Menghitung Volume
V = Q x Td
= 0,107 m3/s . 20 second
= 2,14 m3

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 51


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Dimensi
Dengan panjang bak 2 L , h = 0,2 m
V =PxLxh
V = 2L x L x 0,2
2,14 = 2L2 x 0,2
10,7 = 2L2
L2 = 5,35
L = 2,31 m

Jadi panjang = 2 L
= 2 x 2,31 m
= 4,62 m

Dimensi Bak 2
Volume = 2,14m
Dengan lebar bak mengikuti lebar Bak 1 = 2,31 m
Kedalaman (d) = 0,13 m
Maka V =PxLxh
2,14 = P x 2,31 x 0,12
2,14 = 0,3 x P
P = 7,13 m

6.3.2 Unit Pelunakan dengan proses Pertukaran Ion


Air dengan karakteristik ion dengan debit aliran sebesar
Q = 107,36 l/s
= 0,107 m3/s
Akan dilakukan proses pelunakan dengan sistem pertukaran ion sebesar 50 kg/m3
resin dengan kecepatan aliran filtrasi 0,04 m3/m2.menit (40liter/m2.menit). Proses regenerasi
dilakukan dengan 100kg HaCl per m3 resin di dalam larutan 10% NaCl . Proses pelunakan
dengan menggambar sistem unggun tetap .

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 52


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Hitung Volume resin pertukaran ion yang dibutuhkan dan jumlah reactor yang
diperlukan untuk operasi secara kontinu
Hitung kebutuhan bahan kimia untuk regenerasi serta waktu siklus regenerasi

Penyelesaian
Perhitungan Volume Resin
- Total kesadahan (CaCO3) = 2000 Mg/l
- Konsentrasi kesadahan yang diizinkan = 500 Mg/l
- Aliran Bypass = 500 Mg/l / 2000 Mg/l
= 0,4
= 40% dari total debit
- Air yang diolah = 40% x Q debit
= 40% x 9.244,8
= 3.697,92 m3/hari
- Kesadahan yang dihilangkan
= 5 equiv / m3 x 50 gram / equiv x 1 kg / 103 gr x 3697,92 m3/hari
= 924,48 kg/hari
- Volume resin yang diperlukan untuk operasi 1 hari
= 924,48 kg/hari x 1m3 resin /50 kg
= 18,49 m3 resin per 1 hari operasi
Perhitungan diameter reactor dan ketinggian bed resin
- Debit aliran yang dilakukan pelunakan
= 3697,92 m3/hari x 1 hari / 1440 menit
= 2,57 m3/menit
- Kecepatan Filtrasi = 0,4 m3/m2.menit
- Luas area reactor yang diperlukan
= 2,57 m3/menit x 1 menit/0,4
= 6,43 m2
- Ditetapkan menggunakan filter dengan diameter 2m
A = x x D2

A = x 3,14 x (2)2 = 3,14 m2

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 53


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

- Jumlah reactor atau filter yang diperlukan


=

= 2,05 digunakan 2 unit reactor


- Tinggi bed resin

= 2,94 m ditetapkan tinggi bed 3m

Agar operasi dapat berjalan kontinu , maka jumlah reactor ditambah 1 untuk
regenerasi . Jadi total 3 unit , total volume resin :
= Jumlah reactor x luas filter x tinggi bed
= 3 x 3,14 x 3
= 28 ,26 m3

Kebutuhan bahan kimia regenerasi


- Volume resin dalam satu unit reactor (filter) = 3,14 m2 x 1m
= 3,14 m3
- Kebutuhan garam NaCl untuk 1 kali regenerasi
= 3,14 m3 x 100 Kg NaCl /M3
= 314 Kg
- Dalam satu hari dilakukan regenerasi 2 unit . Jadi kebutuhan garam NaCl
= 2/hari x 314 Kg
= 628 Kg
- Larutan regenerant yang digunakan adalah larutan NaCl 10% . Jumlah larutan NaCl
yang digunakan untuk regenerasi satu unit reactor adalah
= 314 Kg/0,1
= 3140 Kg atau sekitar 3m3 per unit
- Kecepatan aliran regenerasi yang digunakan adalah 0,04 m3/m2.menit
- Waktu regenerasi satu unit reactor
=

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 54


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

= 15,92 menit
= 16 menit
Jadi waktu regenerasi untuk 3 unit reactor adalah 48 menit

6.3.3 Unit Koagulasi


Jumlah Bak (n) = 1 Suhu = 25oc , Jadi = 8,949x10-4 Kg
Kedalaman (h) = 2 m W = 1m
Lebar (b)= 1m
Gradien G = 1000 m/s
Td= 20 detik
Q = 107,36 L/s = 0,107 m3/s

Hc =

= 1,83 m
D = (Q/w x b ) / g x h3
= 0,107 / 1mx1m / 9,81 x 23
= 1,36 x 10-3
Panjang Turunan (ld)
ld = 4,3 x h x D0,27
= 4,3 x 2 x (1,36 x 10-3)0,27
= 1,45 m
Kedalaman Air di beberapa titik
- Kedalaman air di titik 1
Y1 = 0,54 x H x D0,425
= 0,54 x 2 x (1,36 x 10-3)0,425
= 0,07 m
- Kedalaman air di titik 2
Y2 = 1,66 x H x D0,27
= 1,66 x 2 x (1,36 x 10-3)0,27
= 0,56 m

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 55


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Kontrol Aliran

Bilangan Fraud , F

145 = 1+8F2
144 = 8F2
F2 = 18
F = 4,24

Panjang bak setelah loncatan (lb)


T2 = 3 detik
T1 = 3 detik

lb =

= 2,7 m

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 56


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Panjang bak unit koagulasi


Lmin = ld + lb
= 1,45 m + 2,7 m
= 4,15 m
Bak pembubuh koagulan
Q = 0,107 m3/s

q = =

= 0,107 m3/s

- Koagulan HC2(SO4)3 Alum


- Pembubuhan 24 jam sekali
- Jumlah bak pembubuh adalah 2 = - Operasional
- Cadangan
- Dosis Alum = 30 mg/l
- Pal = 2,71 kg/l
- Cal = 10 %

- Kebutuhan Alum
Mal = q x Dosis alum

= 0,107 m3/s x 30 mg/l x

= 3210 mg/s
= 277,34 kg/hari
Debit Alum

Qal = = = 102,34 l/hari

Volume Alum tiap pembubuhan


Val = Qal x td
= 102,34 l/hari x 1 hari
= 102,34 l
= 0,1 m3

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 57


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Volume pelarut (Vair)

Volume Air =

= 2,5 m3
Volume larutan
Volume = Val +Vair
= 0,1 + 2,5
= 2,6 m3/hari
Dimensi bak pembubuh
d = 2m (asumsi)
A =

= 3,14 m2
h =

Fb = 0,3

Pompa pembubuh koagulan


Jumlah Pompa 2 = Operasi
Cadangan

n = 0,85
h = 10 m
Q = 2,6 m3/hari 3,14 x 10-5 m3/hari
- Massa jenis larutan
P1 =

= 9,03 x 10-4

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 58


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

6.3.4 Vakum Filter


Luas Permukaan = 1 m2
Tm = 599.42 x 109 m/kg
P = 66.81
N = 59.8842x10-8
C = 42
Perhitungan filtrasi konstan

B1 = = 0.1128 x 106 sec/m2

Waktu Filtrasi

Perhitungan waktu pembersihan

Nw =

= 0.3921 x 106
Kebutuhan waktu pencucian cake

= 102.52 = 103 sec


Volume filtrasi yang melalui luas permukaan 1 m2

Kebutuhan total luas permukaan filtrasi

FT =

FT = 140 m2
Lumpur specific yang melalui filtrasi

Qo = 312.46 gram/sec

= 0.3 kg/sec
Rata Rata filtrasi berdasarkan waktu proper filtrasi
Vm = m3/m2.sec

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 59


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Rata rata filtrasi berdasarkan durasi pengoperasian


Vt = 0.000095 m3/m2.sec

Jumlah filter drum per second


Nw = rev/sec

Zona distribusi pada permukaan drum filtrasi


- Angle subtended by filtration-zone sector

- Angle subtended by wash-zone sector

- Angle subtended by dewatering zone sector

Hasil didapatkan dari angle subtended oleh zona yang berbeda dapat di temukan pada
table di bawah

Tabel 6.3.1 Tabel angle subtanded

Angle yang terdapat didalam lumpur

Kedalaman endapan pada drum

H = lt x (1- ( )

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 60


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB VII

PERENCANAAN BANGUNAN PELENGKAP DAN

ASESORIS PERPIPAAN

7.1. Bangunan Pelengkap

7.1.1. Perencanaan Reservoar dan Pompa

Reservoar diperlukan dalam distribusi air minum karena konsumsi air yang
berfluktuasi dari konsumen. Pada saat pemakaian air rata-rata, maka supply air yang berlebih
akan ditampung dalam reservoar yang berfungsi untuk mengimbangi pemakaian air yang
besar dari pemakaian air rata-rata pada saat jam puncak, yaitu disaat masyarakat secara
bersama-sama menggunakan air. Berdasarkan keadaan topografi, reservoar ada yang terletak
di permukaan tanah (Ground Reservoar) dan di atas permukaan tanah (Elevated Reservoar).

Kapasitas atau volume reservoar dapat ditentukan berdasarkan analisa fluktuasi


pemakaian air dan pengalirannya ( supply and demand analysis ) yang terjadi dalam satu hari.
Metode untuk menentukan kapasitas reservoar ada dua macam yaitu, metode secara analisis
dan metode secara grafis.

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 61


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Tabel 7.1 Fluktuasi Air

Kebutuhan Rata - Rata Pemompaan


Waktu Kumulatif Kumulatif
(%) (%)
1 2 3 4 5=4-2 6
00.00-01.00 1 1 -1 -1
01.00-02.00 1 2 -1 -2
02.00-03.00 1 3 -1 -3
03.00-04.00 2 5 -2 -5
04.00-05.00 2 7 6.25 4.25 -0.75
05.00-06.00 4 11 6.25 2.25 1.5
06.00-07.00 6 17 6.25 0.25 1.75
07.00-08.00 7 24 6.25 -0.75 1
08.00-09.00 8 32 6.25 -1.75 -0.75
09.00-10.00 8 40 6.25 -1.75 -2.5
10.00-11.00 7 47 6.25 -0.75 -3.25
11.00-12.00 6 53 6.25 0.25 -3
12.00-13.00 5 58 6.25 1.25 -1.75
13.00-14.00 5 63 6.25 1.25 -0.5
14.00-15.00 5 68 6.25 1.25 0.75
15.00-16.00 5 73 6.25 1.25 2
16.00-17.00 6 79 6.25 0.25 2.25
17.00-18.00 5 84 6.25 1.25 3.5
18.00-19.00 5 89 6.25 1.25 4.75
19.00-20.00 4 93 6.25 2.25 7
20.00-21.00 3 96 -3 4
21.00-22.00 2 98 -2 2
22.00-23.00 1 99 -1 1
23.00-24.00 1 100 -1 0

Dari tabel, dapat diketahui kapasitas reservoar yaitu sebesar 12%.

Kapasitas reservoar = (Surplus max defisit max) %

= (7-(-5)) %

= 12 %

Besarnya kapasitas reservor adalah 12% dari debit harian maksimum (Qhm) yaitu

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 62


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Qhm = Kebutuhan Air tahun rencana x Kebutuhan Harian Max

= 107,36 l/s x 1,5

= 161,04 l/s

Kapasitas reservoar = 12% x Qhm

= 12% x 161,04 l/s

= 19,33 l/s = 1.670 m3/hari

7.1.2. Dimensi Reservoar

Dalam perencanaan ini digunakan Elevated Reservoar dan Ground Reservoar karena
pressure yang didapatkan rendah sehingga harus menggunakan elevated reservoir agar
pressure yang didapat dapat mengantarkan air ke daerah pelayanan yang paling ujung dari
pipa distribusi.

Volume reservoar = 1.670 m3/hari

Volume elevated reservoar = 1/8 volume reservoar


Volume ground reservoar = 7/8 volume reservoar

A. Elevated Reservoar
Volume elevated reservoar = 1/8 1.670 m3 = 208.75 m3
Bentuk elevated reservoar direncanakan berbentuk tabung dengan tinggi tabung = 4,5 m,
freeboard = 0,5 m.

Diameter elevated reservoar = = = 7.7 m

Jari-jari elevated reservoar = 1/2 D


= 1/2x 7.7 m
= 3.85 m
Total ruang elevated reservoar = .r2( t + 0,5 )
= .( 3.85 m)2 ( 4.5 + 0.5 )
= 232.71 m3

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 63


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

B. Ground Reservoar
Volum Ground Reservoar = 7/8 1.670 m3/hari = 1.461 m3/hari
Ground reservoar berbentuk persegi panjang dengan tinggi bak 4,5 m
Di asumsikan Panjang = lebar
Volume = LLT
1.461 m3 = L L 4.5 m
1.461 m3 = 4.5L2
L = 18.02 m
P = L = 18.02 m
Total ruang ground reservoar = P L ( T )
= 18.02 x 18.02 x 4.5
= 1.461 m3

7.1.3. Pemompaan

Pemompaan dilakukan agar air dapat mengalir dengan tekanan yang cukup, pada
perencanaan air dari elevated reservoar langsung di pompa menuju pipa distribusi untuk
didistribusikan ke pelanggan. Dalam perencanaan ini ditentukan bahwa pompa yang
digunakan bekerja selama 20 jam dalam 1 hari. Dalam perencanaan digunakan pompa discharge
dan pipa suction dengan ukuran diameter pipa = 200 mm, C= 140

Q Pompa (debit pemompaan)

= 0.0029 m3/dt

Menentukan Head Total pompa

Mayor Losses dengan L suction = 7 m dan L discharge = 15 m

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 64


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Hf suction =

= 0.00041 m

Hf discharge =

= 0.00087 m

Hf mayor = Hf suction + Hf discharge


= 0.00041 m + 0.00087 m
= 0.00128 m

Minor Losses

V =

= = 0.09 m/s

= = 0.00041 m/s

- Katup sorong = 2 buah dengan k = 1.4

Hf =Kx

= 0.0000024 m
- Belokan 90o = 4 buah dengan k = 6,5

Hf =Kx

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 65


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

= 0.000022 m

- Hf minor losses = Hf katup sorong + Hf belokan 900


= 0.0000024 + 0.000022
= 0.000024 m

- Head statis = h suction + h discharge


= 3 + 12 = 15

- Head total untuk pompa = Hf mayor + Hf minor + Hf statis


= 0.00128 + 0.000022 + 15
= 15 m

Menentukan kapasitas pompa


Q = 0.0029 m3/s
= 0.174 m3/menit
= 2.9 L/s

Dari grafik pompa kemudian di dapat spesifikasi pompa yang digunakan yaitu :
40 x 32 A2 50,75

Spesifikasi pompa : - Diameter hisap = 40


- Diameter keluar = 32
- Jenis rumah = A
- Jumlah katub = 2 = 3000 rpm
- Frekuenzi = 50 hz
- Daya motor = 75 Kw

Menentukan Daya pompa

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 66


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

.g.H .Q pompa
P

Dimana :
= Massa jenis air (1 Kg/lt)
g = Kecepatan gravitasi (9,81 m2/dt)
H = head total
Qpompa = Debit pemompaan (lt/dt)
= Efisiensi (80%)

.g .H .Q pompa
P

1x9.81x15 x 2.9
P
80%
P 533.42 watt
P 0.533Kwatt

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 67


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

7.2 Detail Junction

No Detail Simbol Dimensi Jalur

250
150
1 Intake-Node 1
150
150

250
150
2 Node1 Node2
150
150

250
200
3 150 Node2-Node3
Node19-Node20
150
150

250
250
250 Node3-Node4
4 200 Node5-Node6
Node7-Node8
150 Node23-Node24
150
150

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 68


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

250
200
Node4-Node5
5 150
Node6-Node7
150
150

250
150
6 Node8-Node9
150
150

200
150
7 Node9-Node10
150
150

200
200
Node10-Node11
8 150
Node22-Node23
150
150

200
150
9 Node11-Node12
150
150

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 69


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

150
150
10 Node12-Node13
150
150

150
150
11 Node13-Node14
150
150

75
200
Node14-Node15
12 150
Node17-Node18
150
150

75
250
Node15-Node16
13 150
Node24-Node25
150
150

150
150
14 Node16-Node17
150
150

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 70


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

200
150
15 Node18-Node19
150
150

200
150
16 Node20-Node21
150
150

200
150 Node21-Node22
17
150
150

250
150
18 Node25-Node1
150
150

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 71


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

BAB VIII

BILL OF QUANTITY DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA

8.1 Perhitungan BOQ

8.1.1 BOQ Pipa

Tabel 8.1 BOQ Pipa

Diameter Panjang pipa satuan


No pipa panjang (m) jumlah
(mm) (m)
1 101.59 300 6 17
2 200.94 250 6 34
3 264.94 250 6 44
4 79.47 250 6 13
5 146.22 250 6 24
6 301.48 250 6 50
7 37.40 200 6 6
8 58.74 250 6 10
9 1793.63 250 6 299
10 212.71 200 6 36
11 211.33 200 6 35
12 278.52 200 6 46
13 36.52 150 6 6
14 181.88 150 6 30
15 43.01 75 6 7
16 955.78 75 6 159
17 1189.17 150 6 198
18 435.83 200 6 73
19 529.89 200 6 88
20 349.75 200 6 58
21 113.75 200 6 19
22 298.31 200 6 50
23 219.97 200 6 37
24 217.29 200 6 36
25 134.47 250 6 22
26 144.48 250 6 24

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 72


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.1.2 BOQ Aksesoris

Tabel 8.2 BOQ Aksesoris

Diameter Jumlah 400 x 300 0


No Aksesoris
(mm) (buah) 300 x 200 3
400 0 200 x 150 1
300 4 4 Reducer 150 x 100 0
All Flange
1 200 2 300 x 100 0
Tee
150 2 100 x 50 0
100 1 200 x 50 1
400 0 100 x 200 2
300 4 200 x 300 2
2 Water Meter 200 3 5 Increaser 50 x 75 0
150 2 75 x 100 0
100 1 400 x 300 0
400 0 300 7
300 6 200 2
200 5 150 1
3 Gate Valve 150 2 6 Bend 90
100 0
100 3 75 1
75 1 50 0
50 0 7 Bend 45 300 4
400 0
300 7
200 2
8 Gibault Joint
150 2
100 3
75 1

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 73


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.1.3 BOQ Galian dan Urugan

8.2.3 BOQ Galian

Tabel 8.3 BOQ Galian

Kedalaman kedalaman
panjang
pipa Diameter rata2 kedalaman lebar volume volume tanah
(m)
awal akhir (m) (m) galian (m) galian(m) galian(m3) galian (m3)
9= (5-
1 2 3 4=(1+2)/2 5=3+4 6=0.3+3+5 7 8=5*6*7 (0.2+0.2+3))*6*7
1.3 1.3 0.3 1.3 1.6 2.2 101.59 358 201
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 200.94 618 350
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 264.94 815 462
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 79.47 244 138
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 146.22 450 255
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 301.48 927 525
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 37.4 99 57
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 58.74 181 102
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 1793.63 5515 3125
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 212.71 566 323
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 211.33 562 321
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 278.52 741 423
1.15 1.2 0.15 1.2 1.3 1.75 36.05 82 47
1.15 1.2 0.15 1.2 1.3 1.75 181.88 414 239
1.075 1.1 0.075 1.1 1.15 1.53 43.01 75 44
1.075 1.1 0.075 1.1 1.15 1.53 955.78 1676 984
1.15 1.2 0.15 1.2 1.3 1.75 1189.17 2705 1561
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 435.83 1159 662
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 529.89 1410 805
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 349.75 930 532
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 113.75 303 173
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 298.31 794 453
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 219.97 585 334
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 217.29 578 330
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 134.47 413 234
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 144.48 444 252

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 74


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2.4 BOQ Urukan

Tabel 8.4 BOQ Urukan

Diameter kedalaman lebar urukan urukan


No pipa panjang (m)
(m) galian (m) galian(m) pasir (m3) tanah (m3)
1 101.59 0.3 1.6 2.2 149.27 201.15
2 200.94 0.25 1.5 2.05 257.89 350.14
3 264.94 0.25 1.5 2.05 340.03 461.66
4 79.47 0.25 1.5 2.05 101.99 138.48
5 146.22 0.25 1.5 2.05 187.66 254.79
6 301.48 0.25 1.5 2.05 386.93 525.33
7 37.4 0.2 1.4 1.9 41.46 56.85
8 58.74 0.25 1.5 2.05 75.39 102.35
9 1793.63 0.25 1.5 2.05 2302.01 3125.40
10 212.71 0.2 1.4 1.9 235.81 323.32
11 211.33 0.2 1.4 1.9 234.28 321.22
12 278.52 0.2 1.4 1.9 308.77 423.35
13 36.05 0.15 1.3 1.75 34.06 47.32
14 181.88 0.15 1.3 1.75 171.85 238.72
15 43.01 0.075 1.15 1.525 30.97 44.27
16 955.78 0.075 1.15 1.525 688.12 983.86
17 1189.17 0.15 1.3 1.75 1123.57 1560.79
18 435.83 0.2 1.4 1.9 483.16 662.46
19 529.89 0.2 1.4 1.9 587.44 805.43
20 349.75 0.2 1.4 1.9 387.73 531.62
21 113.75 0.2 1.4 1.9 126.10 172.90
22 298.31 0.2 1.4 1.9 330.71 453.43
23 219.97 0.2 1.4 1.9 243.86 334.35
24 217.29 0.2 1.4 1.9 240.89 330.28
25 134.47 0.25 1.5 2.05 172.58 234.31
26 144.48 0.25 1.5 2.05 185.43 251.76

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 75


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2 Perhitungan RAB

8.2.1 Pekerjaan Persiapan

Pengukuran
Tabel 8.5 Pengukuran

1. Pengukuran
Jenis keterangan satuan Jumlah harga satuan jumlah harga
pengawas oh 1 Rp 40,920.00 Rp 40,920.00
ass. ahli ukur oh 2 Rp 82,500.00 Rp 165,000.00
Upah
pekerja oh 8 Rp 39,600.00 Rp 316,800.00
mandor oh 2 Rp 44,000.00 Rp 88,000.00
Jumlah Rp 610,720.00

Pemasangan Bowplank
Tabel 8.6 Pemasangan Bowplank

2. Pemasangan Bowplank
Jenis keterangan satuan volume harga satuan jumlah harga
Rp Rp
3
kayu bangkirai m 0.012 9,050,800.00 108,609.60
Rp Rp
Bahan
paku kg 0.02 14,000.00 280.00
Rp Rp
3
papan m 0.007 4,400,000.00 30,800.00
Rp
Jumlah I
139,689.60
Rp Rp
tukang kayu oh 1
52,250.00 52,250.00
kepala tukang Rp Rp
oh
kayu 1 37,400.00 37,400.00
Upah
Rp Rp
oh
pekerja 1 39,600.00 39,600.00
Rp Rp
oh
mandor 1 44,000.00 44,000.00
Rp
Jumlah II
173,250.00
Rp
Jumlah I + Jumlah II 312,939.60

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 76


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Pekerjaan Pembersihan Lapangan


Tabel 8.7 Pekerjaan Pembersihan Lapangan

3. Pekerjaan Pembersihan Lapangan


jenis keterangan satuan jumlah harga satuan jumlah harga
pekerja oh 1 Rp 39,600.00 Rp 39,600.00
upah
mandor oh 1 Rp 44,000.00 Rp 44,000.00
Jumlah Rp 83,600.00

Pekerjaan Papan Nama Proyek


Tabel 8.8 Pekerjaan Papan Nama Proyek

4. Pekerjaan Papan Nama Proyek


Jenis keterangan satuan volume harga satuan jumlah harga
kayu
3
bangkirai m 0.05 Rp 9,050,800.00 Rp 452,540.00
2
seng plat m 1.62 Rp 25,630.00 Rp 41,520.60
Bahan
paku kg 0.6 Rp 13,200.00 Rp 7,920.00
cat kayu kg 1.5 Rp 32,450.00 Rp 48,675.00
3
beton cor m 0.1 Rp 1,033,055.65 Rp 103,305.57
Jumlah I Rp 653,961.17
tukang kayu oh 1 Rp 52,250.00 Rp 52,250.00
tukang cat oh 1 Rp 28,600.00 Rp 28,600.00
Upah
pekerja oh 2 Rp 39,600.00 Rp 79,200.00
mandor oh 1 Rp 44,000.00 Rp 44,000.00
Jumlah II Rp 204,050.00
Jumlah I + Jumlah II Rp 858,011.17
Jumlah Pekerjaan Persiapan Rp 1,865,270.77

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 77


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2.2 Pengadaan Pipa Galvanis


Tabel 8.9 Pengadaan Pipa Galvanis

B. Pengadaan pipa Galvanis


Diameter Panjang pipa satuan
No pipa jumlah harga satuan jumlah harga
(mm) (m)
1 300 6 17 Rp 12,065,500.00 Rp 205,113,500.00
2 250 6 34 Rp 10,065,500.00 Rp 342,227,000.00
3 250 6 44 Rp 10,065,500.00 Rp 442,882,000.00
4 250 6 13 Rp 10,065,500.00 Rp 130,851,500.00
5 250 6 24 Rp 10,065,500.00 Rp 241,572,000.00
6 250 6 50 Rp 10,065,500.00 Rp 503,275,000.00
7 200 6 6 Rp 7,117,800.00 Rp 42,706,800.00
8 250 6 10 Rp 10,065,500.00 Rp 100,655,000.00
9 250 6 299 Rp 10,065,500.00 Rp 3,009,584,500.00
10 200 6 36 Rp 7,117,800.00 Rp 256,240,800.00
11 200 6 35 Rp 7,117,800.00 Rp 249,123,000.00
12 200 6 46 Rp 7,117,800.00 Rp 327,418,800.00
13 150 6 6 Rp 2,851,800.00 Rp 17,110,800.00
14 150 6 30 Rp 2,851,800.00 Rp 85,554,000.00
15 75 6 7 Rp 1,228,800.00 Rp 8,601,600.00
16 75 6 159 Rp 1,228,800.00 Rp 195,379,200.00
17 150 6 198 Rp 2,851,800.00 Rp 564,656,400.00
18 200 6 73 Rp 7,117,800.00 Rp 519,599,400.00
19 200 6 88 Rp 7,117,800.00 Rp 626,366,400.00
20 200 6 58 Rp 7,117,800.00 Rp 412,832,400.00
21 200 6 19 Rp 7,117,800.00 Rp 135,238,200.00
22 200 6 50 Rp 7,117,800.00 Rp 355,890,000.00
23 200 6 37 Rp 7,117,800.00 Rp 263,358,600.00
24 200 6 36 Rp 7,117,800.00 Rp 256,240,800.00
25 250 6 22 Rp 10,065,500.00 Rp 221,441,000.00
26 250 6 24 Rp 10,065,500.00 Rp 241,572,000.00
Total Rp 9,755,490,700.00

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 78


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2.3 Pengadaan Aksesoris Pipa

Tabel 8.10 Pengadaan Aksesoris Pipa

C. Pengadaan Aksesoris Pipa


Diameter Jumlah
No Aksesoris harga satuan jumlah harga
(mm) (buah)
400 0 Rp 835,265.00 Rp -
300 4 Rp 782,990.00 Rp 3,131,960.00
1 All Flange Tee 200 2 Rp 749,900.00 Rp 1,499,800.00
150 2 Rp 581,800.00 Rp 1,163,600.00
100 1 Rp 504,800.00 Rp 504,800.00
400 0 Rp 202,500.00 Rp -
300 4 Rp 943,500.00 Rp 3,774,000.00
2 Water Meter 200 3 Rp 427,500.00 Rp 1,282,500.00
150 2 Rp 890,250.00 Rp 1,780,500.00
100 1 Rp 285,000.00 Rp 285,000.00
400 0 Rp 975,230.00 Rp -
300 6 Rp 884,550.00 Rp 5,307,300.00
200 5 Rp 793,550.00 Rp 3,967,750.00
3 Gate Valve 150 2 Rp 725,250.00 Rp 1,450,500.00
100 3 Rp 628,350.00 Rp 1,885,050.00
75 1 Rp 548,000.00 Rp 548,000.00
50 0 Rp 383,700.00 Rp -
400 x 300 0 Rp 983,200.00 Rp -
300 x 200 3 Rp 763,900.00 Rp 2,291,700.00
200 x 150 1 Rp 532,300.00 Rp 532,300.00
4 Reducer 150 x 100 0 Rp 325,000.00 Rp -
300 x 100 0 Rp 634,290.00 Rp -
100 x 50 0 Rp 256,370.00 Rp -
200 x 50 1 Rp 432,000.00 Rp 432,000.00
100 x 200 2 Rp 372,000.00 Rp 744,000.00
200 x 300 2 Rp 567,300.00 Rp 1,134,600.00
5 Increaser
50 x 75 0 Rp 50,200.00 Rp -
75 x 100 0 Rp 76,580.00 Rp -
300 7 Rp 696,300.00 Rp 4,874,100.00
200 2 Rp 345,700.00 Rp 691,400.00
150 1 Rp 208,500.00 Rp 208,500.00
6 Bend 90
100 0 Rp 177,500.00 Rp -
75 1 Rp 55,400.00 Rp 55,400.00
50 0 Rp 48,200.00 Rp -
7 Bend 45 300 4 Rp 696,300.00 Rp 2,785,200.00
400 0 Rp 873,000.00 Rp -
300 7 Rp 524,000.00 Rp 3,668,000.00
200 2 Rp 312,900.00 Rp 625,800.00
8 Gibault Joint 150 2 Rp 180,580.00 Rp 361,160.00
100 3 Rp 120,600.00 Rp 361,800.00
75 1 Rp 150,600.00 Rp 150,600.00
50 0 Rp 50,400.00 Rp -
Total Rp 45,497,320.00

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 79


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2.4 Pekerjaan Galian

Volume Galian

Tabel 8.11 Volume Galian

D. Pekerjaan Galian
Volume galian

No pipa satuan volume harga satuan jumlah harga

1 m3 358 Rp 10,230.00 Rp 3,658,215.26


3
2 m 618 Rp 10,230.00 Rp 6,321,019.82
3
3 m 815 Rp 10,230.00 Rp 8,334,283.82
4 m3 244 Rp 10,230.00 Rp 2,499,907.66
3
5 m 450 Rp 10,230.00 Rp 4,599,679.10
6 m3 927 Rp 10,230.00 Rp 9,483,731.73
3
7 m 99 Rp 10,230.00 Rp 1,017,721.32
3
8 m 181 Rp 10,230.00 Rp 1,847,798.87
3
9 m 5515 Rp 10,230.00 Rp 56,422,667.32
3
10 m 566 Rp 10,230.00 Rp 5,788,221.98
3
11 m 562 Rp 10,230.00 Rp 5,750,669.69
3
12 m 741 Rp 10,230.00 Rp 7,579,030.54
13 m3 82 Rp 10,230.00 Rp 839,000.66
3
14 m 414 Rp 10,230.00 Rp 4,232,938.71
3
15 m 75 Rp 10,230.00 Rp 771,636.50
3
16 m 1676 Rp 10,230.00 Rp 17,147,517.56
3
17 m 2705 Rp 10,230.00 Rp 27,675,850.70
3
18 m 1159 Rp 10,230.00 Rp 11,859,718.79
3
19 m 1410 Rp 10,230.00 Rp 14,419,260.70
3
20 m 930 Rp 10,230.00 Rp 9,517,327.05
3
21 m 303 Rp 10,230.00 Rp 3,095,342.25
22 m3 794 Rp 10,230.00 Rp 8,117,552.06
3
23 m 585 Rp 10,230.00 Rp 5,985,779.65
3
24 m 578 Rp 10,230.00 Rp 5,912,852.02
3
25 m 413 Rp 10,230.00 Rp 4,230,056.41
3
26 m 444 Rp 10,230.00 Rp 4,544,943.48
Total Rp 231,652,723.63

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 80


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Volume Galian Tanah


Tabel 8.12 Volume Galian Tanah

Volume galian Tanah

No pipa satuan volume harga satuan jumlah harga

1 m3 201 Rp 10,230.00 Rp 2,057,746.09


3
2 m 350 Rp 10,230.00 Rp 3,581,911.23
3
3 m 462 Rp 10,230.00 Rp 4,722,760.83
3
4 m 138 Rp 10,230.00 Rp 1,416,614.34
3
5 m 255 Rp 10,230.00 Rp 2,606,484.82
3
6 m 525 Rp 10,230.00 Rp 5,374,114.65
3
7 m 57 Rp 10,230.00 Rp 581,555.04
8 m3 102 Rp 10,230.00 Rp 1,047,086.02
3
9 m 3125 Rp 10,230.00 Rp 31,972,844.81
3
10 m 323 Rp 10,230.00 Rp 3,307,555.42
3
11 m 321 Rp 10,230.00 Rp 3,286,096.97
3
12 m 423 Rp 10,230.00 Rp 4,330,874.59
3
13 m 47 Rp 10,230.00 Rp 484,038.84
3
14 m 239 Rp 10,230.00 Rp 2,442,080.02
15 m3 44 Rp 10,230.00 Rp 452,917.07
3
16 m 984 Rp 10,230.00 Rp 10,064,847.26
17 m3 1561 Rp 10,230.00 Rp 15,966,836.94
3
18 m 662 Rp 10,230.00 Rp 6,776,982.17
3
19 m 805 Rp 10,230.00 Rp 8,239,577.54
3
20 m 532 Rp 10,230.00 Rp 5,438,472.60
3
21 m 173 Rp 10,230.00 Rp 1,768,767.00
3
22 m 453 Rp 10,230.00 Rp 4,638,601.18
3
23 m 334 Rp 10,230.00 Rp 3,420,445.51
24 m3 330 Rp 10,230.00 Rp 3,378,772.58
3
25 m 234 Rp 10,230.00 Rp 2,397,031.96
3
26 m 252 Rp 10,230.00 Rp 2,575,467.97
Total Rp 132,330,483.47
Total Volume Galian Rp 363,983,207.10

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 81


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2.5 Pekerjaan Urugan


Urukan Pasir

Tabel 8.13 Pekerjaan Urukan Pasir

E. Pekerjaan Urukan
Urukan Pasir
No
satuan volume harga satuan jumlah harga
pipa

1 m3 149.27 Rp 64,000.00 Rp 9,553,361.06


3
2 m 257.89 Rp 64,000.00 Rp 16,505,211.60
3
3 m 340.03 Rp 64,000.00 Rp 21,762,171.60
4 m3 101.99 Rp 64,000.00 Rp 6,527,665.80
3
5 m 187.66 Rp 64,000.00 Rp 12,010,510.80
3
6 m 386.93 Rp 64,000.00 Rp 24,763,567.20
3
7 m 41.46 Rp 64,000.00 Rp 2,653,544.96
3
8 m 75.39 Rp 64,000.00 Rp 4,824,903.60
3
9 m 2302.01 Rp 64,000.00 Rp 147,328,768.20
3
10 m 235.81 Rp 64,000.00 Rp 15,091,859.58
11 m3 234.28 Rp 64,000.00 Rp 14,993,948.03
3
12 m 308.77 Rp 64,000.00 Rp 19,761,105.41
13 m3 34.06 Rp 64,000.00 Rp 2,179,929.08
3
14 m 171.85 Rp 64,000.00 Rp 10,998,210.85
3
15 m 30.97 Rp 64,000.00 Rp 1,981,788.97
3
16 m 688.12 Rp 64,000.00 Rp 44,039,857.37
3
17 m 1123.57 Rp 64,000.00 Rp 71,908,634.23
3
18 m 483.16 Rp 64,000.00 Rp 30,922,312.83
3
19 m 587.44 Rp 64,000.00 Rp 37,595,907.46
20 m3 387.73 Rp 64,000.00 Rp 24,814,902.40
3
21 m 126.10 Rp 64,000.00 Rp 8,070,608.00
3
22 m 330.71 Rp 64,000.00 Rp 21,165,213.82
3
23 m 243.86 Rp 64,000.00 Rp 15,606,959.49
3
24 m 240.89 Rp 64,000.00 Rp 15,416,812.42
3
25 m 172.58 Rp 64,000.00 Rp 11,045,365.80
3
26 m 185.43 Rp 64,000.00 Rp 11,867,587.20
Total Rp 603,390,707.76

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 82


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

Urukan Tanah
Tabel 8.14 Pekerjaan Urukan Tanah
Urukan Tanah
No pipa satuan volume harga satuan jumlah harga

1 m3 201.1482 Rp 10,300.00 Rp 2,071,826.46


3
2 m 350.138 Rp 10,300.00 Rp 3,606,420.89
3
3 m 461.658 Rp 10,300.00 Rp 4,755,076.89
3
4 m 138.4765 Rp 10,300.00 Rp 1,426,307.69
3
5 m 254.7884 Rp 10,300.00 Rp 2,624,320.01
3
6 m 525.3289 Rp 10,300.00 Rp 5,410,887.67
3
7 m 56.848 Rp 10,300.00 Rp 585,534.40
3
8 m 102.3545 Rp 10,300.00 Rp 1,054,250.84
3
9 m 3125.4 Rp 10,300.00 Rp 32,191,622.83
3
10 m 323.3192 Rp 10,300.00 Rp 3,330,187.76
3
11 m 321.2216 Rp 10,300.00 Rp 3,308,582.48
3
12 m 423.3504 Rp 10,300.00 Rp 4,360,509.12
3
13 m 47.31562 Rp 10,300.00 Rp 487,350.94
3
14 m 238.7175 Rp 10,300.00 Rp 2,458,790.25
3
15 m 44.27342 Rp 10,300.00 Rp 456,016.21
3
16 m 983.856 Rp 10,300.00 Rp 10,133,717.19
3
17 m 1560.786 Rp 10,300.00 Rp 16,076,091.94
3
18 m 662.4616 Rp 10,300.00 Rp 6,823,354.48
3
19 m 805.4328 Rp 10,300.00 Rp 8,295,957.84
3
20 m 531.62 Rp 10,300.00 Rp 5,475,686.00
3
21 m 172.9 Rp 10,300.00 Rp 1,780,870.00
3
22 m 453.4312 Rp 10,300.00 Rp 4,670,341.36
3
23 m 334.3544 Rp 10,300.00 Rp 3,443,850.32
3
24 m 330.2808 Rp 10,300.00 Rp 3,401,892.24
3
25 m 234.314 Rp 10,300.00 Rp 2,413,433.94
3
26 m 251.7564 Rp 10,300.00 Rp 2,593,090.92
Total Rp 133,235,970.65
Total Pekerjaan Urugan Rp 736,626,678.41

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 83


Tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas teknik sipil dan perencanaan
Universitas islam Indonesia

8.2.6 RAB Pompa

Tabel 8.15 RAB Pompa

Jenis Pompa Jumlah Harga Satuan Total Harga

Younjou Centrifugal
1 Rp 90,000,000.00 Rp 90,000,000.00
Pump WCB-50

TOTAL Rp 90,000,000.00

8.2.7 Pekerjaan Pembuatan Reservoar

Tabel 8.16 Pekerjaan Pembuatan Reservoar

F. Pekerjaan Pembuatan Reservoar


keterangan satuan volume harga satuan jumlah harga
3
Beton m 292.709 Rp 347,778.00 Rp 101,797,750.60
3
Galian m 1532.244 Rp 10,230.00 Rp 15,674,856.12
3
Semen m 12.16 Rp 30,000.00 Rp 364,800.00
3
Pasir m 24.392 Rp 64,000.00 Rp 1,561,088.00
3
Kerikil m 36.558 Rp 78,000.00 Rp 2,851,524.00
Jumlah I Rp 122,250,018.72
pekerja oh 8 Rp 39,600.00 Rp 316,800.00
Upah
mandor oh 2 Rp 44,000.00 Rp 88,000.00
Jumlah II Rp 404,800.00
Jumlah Pekerjaan Reservoar Rp 122,654,818.72

8.2.8 RAB Total

Tabel 8.17 RAB Total

Jenis Pekerjaan jumlah harga


A. Pekerjaan Persiapan Rp 1,865,270.77
B. Pengadaan pipa Galvanis Rp 9,755,490,700.00
C. Pengadaan Aksesoris Pipa Rp 45,497,320.00
D. Pekerjaan Galian Rp 363,983,207.10
E. Pekerjaan Urukan Rp 736,626,678.41
F. Pekerjaan Pembuatan Reservoar Rp 122,654,818.72
G. Pompa Rp 90,000,000.00
Total Harga Rp 11,116,117,995.00

BIYAN ABI YOGA (11513112) Page 84

Anda mungkin juga menyukai