BAB I
PENDAHULUAN
Manusia dan semua mahkluk hidup butuh air. Air merupakan material yang membuat
kehidupan terjadi di bumi. Menurut dokter dan ahli kesehatan manusia wajib minum air putih
8 gelas per hari. Tumbuhan dan binatang juga membtuthkan air. Sehingga dapat dikatakan air
merupakan salah satu sumber kehidupan. Sehingga dapat dikatakan air merupakan salah satu
sumber kehidupan. Semua organism yang hidup tersusun dari sel-sel yang berisi air
sedikitnya 60 % dan aktivitas metaboliknya mengambil tempat dilarutan air. Dapat
disimpulkan bahwa untuk kepentingan manusia dan kepentingan komersial lainnya,
ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan.
Kewajiban Pemerintah dalam pemenuhan hak-hak dasar manusia, seperti air minum,
memotivasi Pemerintah untuk memfasilitasi pembangunan dan pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (SPAM) khususnya bagi masyarakat perdesaan yang notabene
merupakan masyarakat dengan tingkat pelayanan SPAM terendah. Sesuai dengan data BPS,
cakupan pelayanan SPAM di perdesaan hanya 8%. Selain itu, Pemerintah juga terpacu untuk
mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu menurunkan
separuh proporsi penduduk yang belum terlayani fasilitas air minum.
Khusus untuk sektor air minum sederhana, karakteristik daerah dan ketersediaan
sumber daya alam telah menghasilkan kondisi pelayanan air minum yang berbeda, baik di
wilayah perkotaan maupun di wilayah perdesaan. Dengan mempertimbangkan keberlanjutan
prasarana air minum yang dibangun, yang diarahkan untuk dapat dikelola oleh masyarakat
pengguna itu sendiri, maka prasarana air minum haruslah prasarana yang ditinjau dari
pelayanannya bersifat komunal, dan ditinjau dari fisik prasarananya bersifat mudah dan
ekonomis dalam pembangunan, operasional dan pemeliharaan serta pengelolaannya.
Memperhatikan bahwa prioritas lokasi - lokasi yang akan menjadi lingkup pelaksanaan
adalah desa-desa yang belum pernah mendapat pelayanan air minum secara formal
(pelayanan oleh perusahaan daerah air minum setempat) sehingga pemenuhan kebutuhan air
minum dilakukan secara individu rumah tangga atau swadaya masyarakat, maka perlu
diberikan acuan petunjuk bagi para pelaksana program, baik untuk aparat pemerintah terkait
maupun untuk masyarakat sebagai aktor utama pelaksanaan program, sehingga diperoleh
arah, pengertian dan pengetahuan yang sama dalam menciptakan pembangunan yang
berkelanjutan.
Untuk tanaman, kebutuhan air juga mutlak. Pada kondisi tidak ada air terutama pada
musim kemarau tanaman akan segera mati. Sehingga dalam pertanian disebutkan bahwa
kekeringan merupakan bencana terparah dibandingkan bencana lainnya.bila kebanjiran,
tanaman masih bisa hidup, kekurangan pupuk masih bisa diupayakan. Air juga merupakan
bagian penting dari sumber daya alam yang mempunyai karakteristik unik dibandingkan
dengan sumber daya lainnya. Air bersifat sumber daya yang terbarukan dan dinamis. Artinya
sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang sesuai dengan waktu atau musimnya
sepanjang tahun.
Air merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan makhluk hidup. Semua
makhluk hidup selalu membutuhkan air untuk tumbuh dan berkembang. Dalam tubuh
manusia terdiri dari 70 % air sehingga manusia selalu membutuhkan air bagi tubuhnya.
Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka kebutuhan air bersih semakin
meningkat. Kuantitas air yang ada di bumi ini sangat melimpah tetapi air yang mempunyai
kualitas baik semakin hari semakin berkurang. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang
sangat serius agar kebutuhan air bersih tersebut mencukupi kebutuhan manusia.
Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, sumber air baku yang dapat
digunakan sebagai air bersih/minum adalah air permukaan (sungai, danau, dsb), air hujan dan
air tanah. Dari ketiga sumber air baku tersebut yang lebih baik digunakan sebagai sumber air
bersih/minum adalah air tanah karena kandungan bahan-bahan berbahaya yang terlarut
didalamnya relatif sedikit. Tetapi, ketersediaannya sebagai sumber air bersih/minum sangat
terbatas, sehingga digunakan air sungai/danau sebagai sumber air baku untuk air
bersih/minum.
Pertama kali yang harus disoroti pada distribusi air minum sebagai penyediaan
kebutuhan air minum adalah sumber air bakunya. Tidak semua daerah memiliki sumber air
yang dapat langsung digunakan untuk kebutuhan air minum atau sumber air bersih tersebut
terletak jauh dari konsumen. Kendala seperti ini sangat terasa bagi daerah perkotaan yang
disebabkan karena kepadatan penduduk yang tinggi sehingga menurunnya kualitas sungai
sebagai sumber air baku. Berdasarkan pada kenyataan tersebut maka diperlukan suatu sistem
distribusi air minum dimana sumber air bakunya layak dikonsumsi baik dari segi kualitas,
kuantitas dan kontinuitas.
Melalui pembuatan jaringan atau sistem disribusi yang menghubungkan sumber air
dengan konsumen, dapat diatasi permasalahan kebutuhan air bersih untuk suatu daerah yang
letaknya cukup jauh dari sumber air. Hal utama yang perlu dipertimbangkan dari pembuatan
jaringan atau sistem perpipaan tersebut adalah jumlah kepadatan penduduk, kondisi fisik
daerah perencanaan, keadaan topografi, tata guna lahan dan kemungkinan akan
perkembangan dimasa mendatang.
1. 3 Ruang Lingkup
Batasan atau ruang lingkup dalam tugas perencanaan sistem penyediaan air minum
perkotan dimana perencanaannya menyangkut :
Dari sistem distribusi air minum yang direncanakan dapat dihitung jenis dan banyaknya
pipa serta aksesoris yang dibutuhkan.
BAB II
2.2 KeadaanGeografis
Kecamtan Bambanglipuro memiliki data tata guna lahan seperti tanaman pangan,
Holtikultura, perkebunan, populasi peternakan, dan perikanan yang dapat dilihat dari tabel
sebagai berikut
Luas
Jenis Produksi Produktifitas
Tanaman/Panen
Komoditi (Ton) (Kw/Ha)
(Ha)
76,86
Kw/Ha
Padi 2.663 20.475,5 Gabah
Kering
Pungut
62 Kw/Ha
Jagung 137 725,4
Pipil Kering
Kacang 14 Kw/Ha
823 99,4
Tanah Wose Kering
1. Rambutan 29
2. Pisang 184
3. Pepaya 38
4. Mangga 116
1. Sapi Perah 69
3. Kerbau 2
5. Itik 8.480
BAB III
KRITERIA PERENCANAAN
Air baku tidak mengalir atau kuantitas air baku yang akan diolah pada unit produksi
menurun akibat kerusakan pada unit bangunan pengambilan air baku
Kualitas air yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar akibat kerusakan pada unit
pengolahan
Kebocoran pipa transmisi dan pipa distribusi
Kerusakan pada sistem transmisi dan distribusi
Kerusakan sistem elektrikal dan mekanikal
Rehabilitasi dan optimalisasi prasarana SPAM dapat dijelaskan pada gambar 3.1
dan 3.2. Pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan optimalisasi mengikuti standar yang telah
ditetapkan, dan dapat mengikuti standar-standar yang dibahas pada bagian pembangunan
baru SPAM selanjutnya.
Kebutuhan air minum yang diperlukan untuk suatu daerah pelayanan ditentukan
berdasarkan 2 (dua) parameter, yaitu:
Jumlah penduduk
Tingkat konsumsi air
1. Cari data jumlah penduduk saat ini di daerah pelayanan sebagai tahun awal
perencanaan
2. Tentukan nilai pertumbuhan penduduk per tahun
3. Hitung pertambahan jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan, misal 5 tahun,
dengan menggunakan salah satu metode proyeksi, diantaranya metode geometrik
seperti persamaan di bawah berikut ini:
P = Po (1+r)n ---------------------------------------------------------- (1)
dengan pengertian:
P = jumlah penduduk sampai akhir tahun perencanaan (jiwa)
Po = jumlah penduduk pada awal tahun perencanaan (jiwa)
r = tingkat pertambahan penduduk per tahun (%)
n = umur perencanaan (tahun)
untuk mengetahuiapakah sumber air yang dipilih dapat digunakan. Kebutuhan air
ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut:
c. Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat mencukupi
kebutuhan ini. Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku lain.
A. Mata air
B. Air tanah
C. Air permukaan
D. Air hujan
Pengukuran debit air baku dilakukan untuk menghitung potensi sumber air yang
akan digunakan. Metoda yang digunakan tergantung dari jenis sumber air sebagai berikut:
1. Sungai / irigasi
Selain pengukuran dengan metode yang disebutkan pada butir 1) di atas, pengukuran
debit air sungai/irigasi juga dapat dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi
lain yang diperoleh dari penduduk, meliputi debit aliran, pemanfaatan sungai, tinggi
muka air minimum dan tinggi muka air maksimum.
2. Danau
Perhitungan debit air danau dilakukan berdasarkan pengukuran langsung. Cara ini
dilakukan dengan pengamatan atau pencatatan fluktuasi tinggi muka air selama minimal 1
tahun. Besarnya fluktuasi debit dapat diketahui dengan mengalikan perbedaan tinggiair
maksimum dan minimum dengan luas muka air danau. Pengukuran ini mempunyai tingkat
ketelitian yang optimal bila dilakukan dengan periode pengamatan yang cukup lama. Data di
atas dapat diperoleh dari penduduk setempat tentang fluktuasi yang pernah terjadi (muka air
terendah).
3. Embung
Pengukuran debit yang masuk ke dalam embung dapat dilakukan pada saat musim
penghujan, yaitu dengan mengukur luas penampang basah sungai/parit yang bermuara
di embung dan dikalikan dengan kecepatan aliran.
Sedangkan volume tampungan dapat dihitung dengan melihat volume cekungan untuk
setiap ketinggian air. Volume cekungan dapat dibuat pada saat musim kering (embung
tidak terisi air) yaitu dari hasil pemetaan topografi embung dapat dibuat lengkung debit
(hubungan antara tinggi air dan volume).
C. Air tanah
1. Perkiraan potensi air tanah dangkal dapat diperoleh melalui survei terhadap 10 buah
sumur gali yang bisa mewakili kondisi air tanah dangkal di desa tersebut
2. Perkiraan potensi air tanah dalam dapat diperoleh melalui informasi data dari instansi
terkait meliputi kedalaman lapisan air tanah, jenis tanah/batuan, kualitas air, serta
kuantitas.
Unit produksi, meliputi bangunan pengambilan air baku dan unit pengolahan fisik/kimia
(jika diperlukan)
Unit distribusi, meliputi Perpipaan dan Perpompaan
Unit pelayanan, meliputi Hidran Umum (HU), terminal Air (TA) dan Sambungan Rumah
Murah (SRM)
Jenis prasarana air minum sebagai solusi teknis yang dibangun dan dipilih atas dasar
kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten/Kota dan masyarakat setempat serta disesuaikan
dengan situasi lokasi. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, solusi teknis yang termasuk
dalam lingkup program adalah:
B. Unit Produksi
Unit produksi dikelompokkan berdasarkan sumber air sebagai berikut:
1. Untuk air baku dari mata air berupa Perlindungan Mata Air (PMA)
2. Untuk air baku dari air permukaan berupa:
a. Saringan Pasir Lambat (SPL)
b. Instalasi Pengolahan Air Sangat Sederhana (IPASS)
c. Paket Instalasi Pengolahan Air (IPA)
d. Pompa Hidram
e. Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
f. Reverse Osmosis (RO)
g. Sistem Pengolahan Air Gambut
h. Saringan Rumah Tangga (SARUT)
i. Saringan Pipa Resapan (SPR)
4. Untuk air baku dari air hujan berupa Penampung Air Hujan (PAH)
E. Modul lain
Apabila ada solusi teknis yang lain/sesuai situasi dan kondisi daerah, maka sebelum
dilaksanakan perlu dilaporkan ke Ditjen Cipta Karya beserta dengan proposal untuk dikaji
serta disetujui lebih lanjut.
1. Mata Air
Sistem penyediaan air minum komunal mata air adalah sistem penyediaan air minum
yang memanfaatkan mata air sebagai sumber air baku untuk air minum dengan cara
melindungi dan menangkap air dari mata air untuk ditampung dan disalurkan kepada
masyarakat pemakai.
2. Air Tanah
Sistem penyediaan air minum komunal air tanah dalam adalah sistem penyediaan air
minum yang menggunakan air tanah dalam sebagai sumber air baku untuk air minum.
3. Air Hujan
Adalah air yang berasal dari air angkasa dalam bentuk air hujan.
4. Air Permukaan
Adalah sistem penyediaan air minum yang memanfaatkan air permukaan sebagai
sumberair baku untuk air minum. Unit air baku dari air permukaan dijelaskan lebih rinci
sebagai berikut karena pada umumnya unit pengambilan air baku dari air permukaan terpisah
dari unit produksi/pengolahannya.
Sistem penyediaan air minum komunal air permukaan adalah sistem penyediaan air
minum yang memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air baku untuk air minum.
Bangunan pengambilan air baku untuk masing-masing solusi teknis tergantung dari jenis
sumber air baku yang digunakan. Secara umum, persyaratan lokasi penempatan dan
konstruksi bangunan pengambilan air baku adalah sebagai berikut:
1) Bangunan pengambilan harus aman terhadap polusi yang disebabkan pengaruh luar
(pencemaran oleh manusia dan makhluk hidup lain)
2) Penempatan bengunan pengambilan pada lokasi yang memudahkan dalam
pelaksanaan dan aman terhadap daya dukung alam (terhadap longsor dan lain-lain)
3) Konstruksi bangunan pengambilan harus aman terhadap banjir air sungai, terhadap
gaya guling, gaya geser, rembesan, gempa dan gaya angkat air (up-lift)
4) Penempatan bangunan pengambilan diusahakan dapat menggunakan sistem gravitasi
dalam pengoperasiannya
5) Dimensi bangunan pengambilan harus mempertimbangkan kebutuhan harian maksimum
6) Dimensi inlet dan outlet letaknya harus memperhitungkan fluktuasi ketinggian muka air
7) Pemilihan lokasi bangunan pengambilan harus memperhatikan karakteristik sumber air
baku
8) Konstruksi bangunan pengambilan direncanakan dengan umur efektif (life time)
minimal 25 tahun
9) Bahan/material konstruksi yang digunakan diusahakan manggunakan material lokal atau
disesuaikan dengan kondisi daerah sekitar.
Tipe pengambilan air baku untuk air minum berdasarkan sumber air permukaan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Sungai/Irigasi
Secara garis besar tipe bangunan pengambilan air baku (intake) pada sumber air
permukaan dibagi menjadi 5 (lima) macam, yaitu:
a. Intake bebas
Kelengkapan bangunan pada intake bebas adalah:
Saringan sampah
Inlet
Bangunan pengendap
Bangunan sumur atau pemompaan
Pintu sorong
Pertimbangan pemilihan intake bebas adalah:
Fluktuasi muka air tidak terlalu besar
Ketebalan air cukup untuk dapat masuk ke inlet
Harus ditempatkan pada sungai yang lurus
Alur sungai tidak berubah-ubah
Kestabilan lereng sungai cukup mantap
Penentuan Dimensi Hidrolis adalah sebagai berikut:
Inlet:
Q = u . b . a . 2 . z
Q = u . b . a . (g.z)
dengan pengertian:
Q = debit, m3/detik
u = koefisien pengaliran
b = lebar bukaan, m
a = tinggi bukaan, m
g = percepatan gravitasi, m/detik2
z = kehilangan tinggi energi pada bukaan, m
Saringan sampah:
hf = c . v2 / 2g
c = . (s/b)4/3 . sin
dengan pengertian:
hf = kehilangan tinggi energi, m
v = kecepatan aliran, m/det = 0,5 m/det
g = percepatan gravitasi, m/det2
c = koefisien yang tergantung pada:
= faktor bentuk atau bulat = 1,8
s = tebal jeruji, m = 0,025 m
L = panjang jeruji
b = jarak bersih antara jeruji, m = 0,1 m
= sudut kemiringan saringan dari horisontal, derajat
(diambil 70)
Bak pengumpul atau sumuran:
Dimensi bak pengumpul tergantung dari debit pegambilan dan banyaknya pompa yang
akan dipakai serta elevasi muka air yang diinginkan.
Penentuan Dimensi Hidrolis sama dengan intake bebas ditambah dengan pintu
bendung, baik konvensional maupun bendung tyroll. Perencanaan bendung mengacu pada
Standar Perencanaan Irigasi KP-02 Bangunan Utama.
c. Intake ponton
Kelengkapan bangunan pada intake ponton
Pelampung atau ponton
Ruang ponton
Pengamanan benturan
Penambat
Tali penambat
Pipa fleksibel
Saringan atau stainer
d. Intake jembatan
Kelengkapan bangunan pada intake jembatan
Jembatan penambat
Saringan sampah
Ruang pompa pelengkapan bangunan pada intake dengan bendung
1) Bangunan penangkap mata air (broncaptering), untuk mengumpulkan air baku dan
melindungi mata air dari pencemaran;
2) Bak penampung, adalah bangunan bak kedap air untuk menampung air bersih dari
bangunan penangkap;
3) Bak pembubuh kimia, adalah bangunan bak kedap air untuk mencampur bahan kimia dan
membubuhkannya ke pipa pembubuh atau ke unit proses selanjutnya;
4) Pipa peluap adalah pipa yang dipasang pada bangunan untuk menjamin permukaan air
tidak naik/sesuai dengan muka air yang direncanakan;
5) Perpipaan, untuk mengalirkan air dari bak penampung ke sambungan rumah;
6) Sambungan rumah, adalah jenis sambungan pelanggan air minum yang suplai airnya
langsung ke rumah-rumah, biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air melalui
meter air dan instalasi pipanya di dalam rumah;
7) Pompa adalah alat yang digunakan untuk mengangkat air dari bak penampung ke titik
pelayanan jika elevasi bak penampung lebih rendah dari titik pelayanan
8) Sumber daya listrik (untuk sistem pemompaan), diperlukan untuk mengoperasikan
pompa;
9) Pagar, untuk melindungi bangunan penangkap mata air dan sekitarnya dari gangguan
1. Bak Penampung
Perhitungan bangunan PMA dilakukan untuk menghitung volume bak penampung
yang ditentukan berdasarkan:
b. Pelimpas di atas ambang empat persegi panjang . Tidak ada penyempitan aliran
BAB IV
Jumlah Pertumbuhan
Tahun Penduduk Penduduk
(jiwa)
Jiwa Persen
2002 42586 - -
2003 42832 246 0.57%
2004 42968 136 0.32%
2005 43296 328 0.76%
2006 43387 91 0.21%
2007 43930 543 1.24%
2008 44368 438 0.99%
2009 44788 420 0.94%
2010 45007 219 0.49%
2011 45227 220 0.49%
2012 45449 222 0.49%
Jumlah 2863 6.30%
Rerata 286.3 12.78%
Ka = P10-P01/2012-2002
R = Jumlah (%) / 10
= 6,30 % / 10
= 0,63 %
Jumlah
Tahun
Penduduk
2012 45449
2013 45735
2014 46023
Proyeksi Penduduk Kecamatan Bambanglipuro
2015 46313 52000
2016 46605
2017 46899 51000
Jumlah Penduduk (jiwa)
2018 47194
2019 47492 50000
2020 47791
49000
2021 48092
2022 48395 48000
2023 48700
2024 49007 47000
2025 49315
2026 49626 46000
2027 49939
2028 50253 45000
2029 50570 2010 2015 2020 2025 2030
2030 50888 Tahun
2031 51236
2032 51559
2033 51884
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk 2013 = Jumlah Penduduk Tahun 2012 x 0,63 % + Jumlah Penduduk 2012
= 45735 jiwa
Penduduk Terlayani
Penduduk Terlayani = Penduduk (jiwa) x Tingkat Pelayanan
= 45735 x 60%
= 27441 jiwa
Kebutuhan Air Domestik
Air Domestik = Penduduk Terlayani x Pemakaian Air / 86400
= 27441 x 180 / 86400
= 57,17 l/s
Kebutuhan Air Non Domestik
Air Non Domestik = 20 % x Kebutuhan Air Domestik
= 57,17 x 20%
= 11,43 l/s
Total Kebutuhan Air Bersih
Total Air Bersih = Air Domestik + Air Non Domestik
= 57,17 + 11,43
= 68,60 l/s
4.2.2 Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik (Contoh Tabel 4.2.2.1)
Kebutuhan
Sarana Jumlah Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Total Pegawai Air
Pemerintahan Pegawai/Unit
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 35 35 100 0.041
2 Kantor Desa 3 25 75 100 0.087
3 2013 - Balai Desa 4 25 100 100 0.116
4 2017 Polsek 1 50 50 100 0.058
5 Koramil 1 50 50 100 0.058
6 KUA 1 20 20 100 0.023
Jumlah 0.382
Pemakaian
Sarana Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah Air
Peribadatan
l/Unit/Hari l/s
1 Masjid 79 3000 2.74
2013 -
2 Mushola 113 2000 2.62
2017
3 Gereja 3 1000 0.03
Jumlah 5.39
Pemakaian Kebutuhan
Sarana
No Tahun Jumlah Air Air
Kesehatan
l/unit/hari l/s
1 Puskesmas 1 1200 0.01
2 Apotik 3 300 0.01
3 2013 - RS. Bersalin 5 20000 1.16
4 2017 Rs. Umum 3 20000 0.69
Balai
5 1 1200 0.01
Pengobatan
Jumlah 1.89
Pemakaian
Sarana Jumlah Total Kebutuhan Air
No Tahun Jumlah Air
Pemerintahan Pegawai/Unit Pegawai
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 45 45 100 0.052
2 Kantor Desa 3 35 105 100 0.122
3 Balai Desa 4 35 140 100 0.162
2018 - 2022
4 Polsek 1 60 60 100 0.069
5 Koramil 1 60 60 100 0.069
6 KUA 1 30 30 100 0.035
Jumlah 0.509
Pemakaian Kebutuhan
Sarana Air Air
No Tahun Jumlah Jumlah Murid
Pendidikan
l/o/h l/s
1 SD 17 4350 40 2.01
2 2018 - 2022 SMP 6 2260 50 1.31
3 SMA 2 960 80 0.89
Jumlah 4.21
Kebutuhan
Sarana Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Air
Peribadatan
l/Unit/Hari l/s
1 Masjid 79 3000 2.74
2 2018 - 2022 Mushola 113 2000 2.62
3 Gereja 3 1000 0.03
Jumlah 5.39
Kebutuhan
Pemakaian Air
No Tahun Sarana Kesehatan Jumlah Air
l/unit/hari l/s
1 Puskesmas 2 1200 0.03
2 Apotik 4 300 0.01
3 2018 - 2022 RS. Bersalin 6 20000 1.39
4 Rs. Umum 4 20000 0.93
5 Balai Pengobatan 2 1200 0.03
Jumlah 2.38
Kebutuhan
Sarana Jumlah Pemakaian Air
No Tahun Jumlah Total Pegawai Air
Pemerintahan Pegawai/Unit
l/o/h l/s
1 Kantor Camat 1 55 55 100 0.064
2 Kantor Desa 3 45 135 100 0.156
3 2023 - Balai Desa 4 45 180 100 0.208
4 2027 Polsek 1 70 70 100 0.081
5 Koramil 1 70 70 100 0.081
6 KUA 1 40 40 100 0.046
Jumlah 0.637
BAB V
Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit air baku harus disusun berdasarkan
ketentuan dimana debit pengambilan harus lebih besar daripada debit yang diperlukan,
sekurang-kurangnya 130% kebutuhan rata-rata air minum. Bilamana kapasitas pengambilan
air baku tidak dapat tercapai karena keterbatasan sumbernya akibat musim kemarau, maka
dilakukan konversi debit surplus pada musim hujan menjadi debit cadangan pada musim
kemarau. Debit cadangan ini harus melebihi kapasitas kebutuhan air minum. Perencanaan
teknis bangunan pengambilan air baku harus memperhatikan keandalan bangunan,
pengamanan sumber air baku dari bahan pencemar, keselamatan, biaya operasi dan
pemeliharaan yang optimal. Bilamana diperlukan dapat dilakukan kajian lanjutan antara lain
kajian yang meneliti hak-hak atas pe nggunaan air baku, kuantitas, kualitas, dan kontinuitas
air baku, kondisi iklim yang akan mempengaruhi fluktuasi air baku baik dari aaspek kualitatif
maupun kuantitatif, level air banjir, dan level air minimum, peraturan yang ditetapkan dalam
pemanfaatan sumber air baku, informasi navigasi, geografi, dan geologi, serta isu-isu
ekonomi lainnya.
Sumber air yang akan dimanfaatkan dalam perencanaan sistem penyediaan air minum
kecamatan Bambanglipuro adalah Sumur Dalam Tipe B dengan kesadahan sementara dan
tetap berlebih.
Pengukuran debit dengan pelimpah. Alat ukur pelimpah yang dapat digunakan. Alat
ukur Thomson berbentuk V dengan sudut celah 30, 45, 60, 90. Alat ukur Thomson
sudut celah 90 dengan rumus :
3/2
Q = 1,417. H , dimana :
Penampung dan pengukuran volume air dengan mengukur lamanya (t) air mengisi
penampungan air yang mempunyai volume tertentu:
Dengan mengukur perubahan tinggi muka air (H) dalam penampangan yang mempunyai luas
tertentu (A) dalam jangka waktu tertentu maka dapat dihitung:
Q=VxA
A = 0,785 D2
Dengan pengertian :
Q : Debit (m3/detik)
V : Kecepatan pengaliran (m/detik)
A : Luas penampang pipa (m2)
D : Diameter pipa (m)
Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan tinggi
dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas AW, 8 s/d 10 kg/cm2
atau pipa berdasarkan SNI, Seri (1012,5), atau jenis pipa lain yang telah memiliki SNI atau
standar internasional setara. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar
sesuai dengan zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.
Air yang dihasilkan dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dapat ditampung dalam
reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan
kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan
kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Reservoir air dibangun dalam bentuk reservoir tanah
yang umumnya untuk menampung produksi air dari sistem IPA, atau dalam bentuk menara
air yang umumnya untuk mengantisipasi kebutuhan puncak di daerah distribusi. Reservoir air
dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi beton bertulang. Perencanaan
teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi
satu dengan lainnya membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang
(dead-end distribution system), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade system).
Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas
wilayah pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang.
relatif datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan menara
air, atau penambahan pompa penguat (booster pump);
Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m,
wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga
memenuhi persyaratan tekanan mininum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan
dapat digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi
kekurangan tekanan dapat digunakan pompa penguat
5.4 Reservoar
5.4.1 Tinggi dan Lokasi Reservoar
Lokasi dan tinggi reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
Reservoir pelayanan di tempat sedekat mungkin dengan pusat daerah pelayanan, kecuali
kalau keadaan tidak memungkinkan. Selain itu harus dipertimbangkan pemasangan pipa
paralel;
Tinggi reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga tekanan
minimum sesuai hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi. Muka air reservoir
rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air minimum;
Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan dapat dibagi
menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-masing dengan satu
reservoir.
5.5 Epanet
EPANET adalah program komputer yang secara luas melakukan periode simulasi dari
hidrolika dan kualitas air dalam jaringan pipa bertekanan. Jaringan tersebut dapat terdiri dari
pipa, titik (persimpangan pipa), pompa, katup, dan tangki penyimpanan atau reservoir.
EPANET menjalankan aliran air dalam tiap pipa tekanan dari tiap titik, ketinggian air dari
tiap tangki dan konsentrasi suatu zat sepanjang jaringan selama beberapa waktu periode
simulasi. Dalam penambahan konsentrasi zat, umur air dan jaringan tambahan dapat juga
disimulasikan.
EPANET dibuat sebagai alat penelitian untuk memperbaiki keingintahuan kita
tentang gerakan dan kondisi dari pemilihan air minum dalam sistem distribusi. Modul tentang
kualitas air dari EPANET adalah memperlengkapi untuk modul seperti fenomena reaksi
dalam aliran turbulensi, reaksi dalam dinding pipa dan transportasi massa diantara bagian
aliran terbesar dalam dinding pipa. Keistimewaan yang lain dari EPANET adalah pendekatan
koordinat untuk memodelkan jaringan air dan kualitas air. Program dapat menghitung
penyelesaian secara bersama untuk dua kondisi bersamaan. Alternatif ini hanya dapat
menghitung jaringan air dan menyimpan hasilnya dalam sebuah file.
BAB VI
Pada sumber air baku yang diambil di sumur tipe B memiliki permasalahan yaitu nilai
kesadahan sementara dan tetap nya berlebih atau tinggi. Kadar kalsium dan magnesium yang
tinggi atau berlebih dalam air tanah menyebabkan kesadahan tinggi. Pada tabel 6.1 akan
diuraikan tentang analisa kualitas air baku.
Standar Baku
No Karakteristik Air Baku Konsentrasi Treatment
Mutu
Ion Exchange
Kesadahan sementara dan tetap
1 - 500 mg/l Softening
berlebih
Presipitasi
Baku mutu untuk output air ini adalah Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990 tentang Persyaratan
Kualitas Air Bersih.
Dalam perencanaan Sistem Penyedian Air Minum, terlebih dahulu sumber air baku diolah
pada Intalasi Pengolahan Air (IPA) dengan unit-unit pengolahan yang cocok untuk mengatasi
permasalahan karakteristik sumber air baku yaitu air tanah yang memiliki permasalahan pada
kesadahan sementara dan tetap berlebih. Adapun alternatif pengolahan yang menjadi
pertimbangan yaitu :
Alternatif 1
Kadar kalsium dan magnesium yang tinggi atau berlebih dalam air tanah menyebabkan
kesadahan tinggi. Kesadahan dapat dikurangi dengan presipitasi atau softening menggunakan
kapur dan atau soda. Presipitat yang terbentuk akibat penambahan kapur atau soda ini
diendapkan di bak pengendapan. Setelah itu perlu ditambah CO2 untuk mengurangi kadar
kapur berlebih. Diagram alir proses dapat dilihat pada Gambar 6.2.
Gambar 6.2 Diagram alir proses pengolahan air tanah dengan Softening
Alternatif 2
Didalam filter penukaran ion ini terjadi proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium
ditukar dengan sodium. Pertukaran ini menggunakan bahan alam yaitu greensand yang biasa
disebut zeolit dengan proses pengaktifan. Tetapi dengan ion exchange ini hasilnya baik tetapi
biayanya mahal. Berikut ini reaksi pelunakannya:
Gambar 6.4 Diagram alir proses pengolahan air tanah dengan Ion Exchange
Alternatif 3
Untuk alternatif 3 ini pengolahan menggunakan aerasi dan ion exchange dengan
pengolahan aerasi ini akan mengoksidasi air disekitarnya. Pengolahan Kadar kalsium dan
magnesium yang tinggi atau berlebih dalam air tanah menyebabkan kesadahan tinggi.
Gambar 6.5 Diagram alir proses pengolahan air tanah dengan Aerasi
Kelebihan : Hasil yang di dapat hampir sama dengan alternatif 1 . Pengoperasian mudah
Jadi, alternatif yang dipakai untuk pengolahan air ini adalah alternatif 3 yang
menggunakan pengolahan aerasi dan ion exchange dikarenakan beberapa alasan . Hasil yang
di dapat dari proses pengolahan ini lebih baik dari proses lainnya . Proses aerasi memerlukan
biaya investasi yang rendah, pengoperasiannya dan perawatannya pun murah dan mudah.
Unit ion exchange memiliki hasil yang hampir sama pada alternatif 1 dalam mengolah
kandungan mangan dan besi di dalam air tanah . Unit yang digunakan adalah aerasi ,
koagulasi , vakum filter , dan ion exchange .
Perencanaan Aerasi
Data Perencanaan
Kadar oksigen awal diasumsikan = 2 Mg/l
DO yang dibutuhkan = 1,7368 Mg/l
Kadar Oksigen akhir = 2 Mg/l + 1,7368 Mg/l
= 3,7368 Mg/l
3,7368 = 2 + K (11,3 2)
1,7368 = K (9,3)
K = 0,19
h = 0,2 m
d = 2/3 x h
d = 2/3 x 0,2
= 0,3 m
Desain Bak 1
Menghitung Volume
V = Q x Td
= 0,107 m3/s . 20 second
= 2,14 m3
Dimensi
Dengan panjang bak 2 L , h = 0,2 m
V =PxLxh
V = 2L x L x 0,2
2,14 = 2L2 x 0,2
10,7 = 2L2
L2 = 5,35
L = 2,31 m
Jadi panjang = 2 L
= 2 x 2,31 m
= 4,62 m
Dimensi Bak 2
Volume = 2,14m
Dengan lebar bak mengikuti lebar Bak 1 = 2,31 m
Kedalaman (d) = 0,13 m
Maka V =PxLxh
2,14 = P x 2,31 x 0,12
2,14 = 0,3 x P
P = 7,13 m
Hitung Volume resin pertukaran ion yang dibutuhkan dan jumlah reactor yang
diperlukan untuk operasi secara kontinu
Hitung kebutuhan bahan kimia untuk regenerasi serta waktu siklus regenerasi
Penyelesaian
Perhitungan Volume Resin
- Total kesadahan (CaCO3) = 2000 Mg/l
- Konsentrasi kesadahan yang diizinkan = 500 Mg/l
- Aliran Bypass = 500 Mg/l / 2000 Mg/l
= 0,4
= 40% dari total debit
- Air yang diolah = 40% x Q debit
= 40% x 9.244,8
= 3.697,92 m3/hari
- Kesadahan yang dihilangkan
= 5 equiv / m3 x 50 gram / equiv x 1 kg / 103 gr x 3697,92 m3/hari
= 924,48 kg/hari
- Volume resin yang diperlukan untuk operasi 1 hari
= 924,48 kg/hari x 1m3 resin /50 kg
= 18,49 m3 resin per 1 hari operasi
Perhitungan diameter reactor dan ketinggian bed resin
- Debit aliran yang dilakukan pelunakan
= 3697,92 m3/hari x 1 hari / 1440 menit
= 2,57 m3/menit
- Kecepatan Filtrasi = 0,4 m3/m2.menit
- Luas area reactor yang diperlukan
= 2,57 m3/menit x 1 menit/0,4
= 6,43 m2
- Ditetapkan menggunakan filter dengan diameter 2m
A = x x D2
Agar operasi dapat berjalan kontinu , maka jumlah reactor ditambah 1 untuk
regenerasi . Jadi total 3 unit , total volume resin :
= Jumlah reactor x luas filter x tinggi bed
= 3 x 3,14 x 3
= 28 ,26 m3
= 15,92 menit
= 16 menit
Jadi waktu regenerasi untuk 3 unit reactor adalah 48 menit
Hc =
= 1,83 m
D = (Q/w x b ) / g x h3
= 0,107 / 1mx1m / 9,81 x 23
= 1,36 x 10-3
Panjang Turunan (ld)
ld = 4,3 x h x D0,27
= 4,3 x 2 x (1,36 x 10-3)0,27
= 1,45 m
Kedalaman Air di beberapa titik
- Kedalaman air di titik 1
Y1 = 0,54 x H x D0,425
= 0,54 x 2 x (1,36 x 10-3)0,425
= 0,07 m
- Kedalaman air di titik 2
Y2 = 1,66 x H x D0,27
= 1,66 x 2 x (1,36 x 10-3)0,27
= 0,56 m
Kontrol Aliran
Bilangan Fraud , F
145 = 1+8F2
144 = 8F2
F2 = 18
F = 4,24
lb =
= 2,7 m
q = =
= 0,107 m3/s
- Kebutuhan Alum
Mal = q x Dosis alum
= 3210 mg/s
= 277,34 kg/hari
Debit Alum
Volume Air =
= 2,5 m3
Volume larutan
Volume = Val +Vair
= 0,1 + 2,5
= 2,6 m3/hari
Dimensi bak pembubuh
d = 2m (asumsi)
A =
= 3,14 m2
h =
Fb = 0,3
n = 0,85
h = 10 m
Q = 2,6 m3/hari 3,14 x 10-5 m3/hari
- Massa jenis larutan
P1 =
= 9,03 x 10-4
Waktu Filtrasi
Nw =
= 0.3921 x 106
Kebutuhan waktu pencucian cake
FT =
FT = 140 m2
Lumpur specific yang melalui filtrasi
Qo = 312.46 gram/sec
= 0.3 kg/sec
Rata Rata filtrasi berdasarkan waktu proper filtrasi
Vm = m3/m2.sec
Hasil didapatkan dari angle subtended oleh zona yang berbeda dapat di temukan pada
table di bawah
H = lt x (1- ( )
BAB VII
ASESORIS PERPIPAAN
Reservoar diperlukan dalam distribusi air minum karena konsumsi air yang
berfluktuasi dari konsumen. Pada saat pemakaian air rata-rata, maka supply air yang berlebih
akan ditampung dalam reservoar yang berfungsi untuk mengimbangi pemakaian air yang
besar dari pemakaian air rata-rata pada saat jam puncak, yaitu disaat masyarakat secara
bersama-sama menggunakan air. Berdasarkan keadaan topografi, reservoar ada yang terletak
di permukaan tanah (Ground Reservoar) dan di atas permukaan tanah (Elevated Reservoar).
= (7-(-5)) %
= 12 %
Besarnya kapasitas reservor adalah 12% dari debit harian maksimum (Qhm) yaitu
= 161,04 l/s
Dalam perencanaan ini digunakan Elevated Reservoar dan Ground Reservoar karena
pressure yang didapatkan rendah sehingga harus menggunakan elevated reservoir agar
pressure yang didapat dapat mengantarkan air ke daerah pelayanan yang paling ujung dari
pipa distribusi.
A. Elevated Reservoar
Volume elevated reservoar = 1/8 1.670 m3 = 208.75 m3
Bentuk elevated reservoar direncanakan berbentuk tabung dengan tinggi tabung = 4,5 m,
freeboard = 0,5 m.
B. Ground Reservoar
Volum Ground Reservoar = 7/8 1.670 m3/hari = 1.461 m3/hari
Ground reservoar berbentuk persegi panjang dengan tinggi bak 4,5 m
Di asumsikan Panjang = lebar
Volume = LLT
1.461 m3 = L L 4.5 m
1.461 m3 = 4.5L2
L = 18.02 m
P = L = 18.02 m
Total ruang ground reservoar = P L ( T )
= 18.02 x 18.02 x 4.5
= 1.461 m3
7.1.3. Pemompaan
Pemompaan dilakukan agar air dapat mengalir dengan tekanan yang cukup, pada
perencanaan air dari elevated reservoar langsung di pompa menuju pipa distribusi untuk
didistribusikan ke pelanggan. Dalam perencanaan ini ditentukan bahwa pompa yang
digunakan bekerja selama 20 jam dalam 1 hari. Dalam perencanaan digunakan pompa discharge
dan pipa suction dengan ukuran diameter pipa = 200 mm, C= 140
= 0.0029 m3/dt
Hf suction =
= 0.00041 m
Hf discharge =
= 0.00087 m
Minor Losses
V =
= = 0.09 m/s
= = 0.00041 m/s
Hf =Kx
= 0.0000024 m
- Belokan 90o = 4 buah dengan k = 6,5
Hf =Kx
= 0.000022 m
Dari grafik pompa kemudian di dapat spesifikasi pompa yang digunakan yaitu :
40 x 32 A2 50,75
.g.H .Q pompa
P
Dimana :
= Massa jenis air (1 Kg/lt)
g = Kecepatan gravitasi (9,81 m2/dt)
H = head total
Qpompa = Debit pemompaan (lt/dt)
= Efisiensi (80%)
.g .H .Q pompa
P
1x9.81x15 x 2.9
P
80%
P 533.42 watt
P 0.533Kwatt
250
150
1 Intake-Node 1
150
150
250
150
2 Node1 Node2
150
150
250
200
3 150 Node2-Node3
Node19-Node20
150
150
250
250
250 Node3-Node4
4 200 Node5-Node6
Node7-Node8
150 Node23-Node24
150
150
250
200
Node4-Node5
5 150
Node6-Node7
150
150
250
150
6 Node8-Node9
150
150
200
150
7 Node9-Node10
150
150
200
200
Node10-Node11
8 150
Node22-Node23
150
150
200
150
9 Node11-Node12
150
150
150
150
10 Node12-Node13
150
150
150
150
11 Node13-Node14
150
150
75
200
Node14-Node15
12 150
Node17-Node18
150
150
75
250
Node15-Node16
13 150
Node24-Node25
150
150
150
150
14 Node16-Node17
150
150
200
150
15 Node18-Node19
150
150
200
150
16 Node20-Node21
150
150
200
150 Node21-Node22
17
150
150
250
150
18 Node25-Node1
150
150
BAB VIII
Kedalaman kedalaman
panjang
pipa Diameter rata2 kedalaman lebar volume volume tanah
(m)
awal akhir (m) (m) galian (m) galian(m) galian(m3) galian (m3)
9= (5-
1 2 3 4=(1+2)/2 5=3+4 6=0.3+3+5 7 8=5*6*7 (0.2+0.2+3))*6*7
1.3 1.3 0.3 1.3 1.6 2.2 101.59 358 201
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 200.94 618 350
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 264.94 815 462
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 79.47 244 138
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 146.22 450 255
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 301.48 927 525
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 37.4 99 57
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 58.74 181 102
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 1793.63 5515 3125
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 212.71 566 323
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 211.33 562 321
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 278.52 741 423
1.15 1.2 0.15 1.2 1.3 1.75 36.05 82 47
1.15 1.2 0.15 1.2 1.3 1.75 181.88 414 239
1.075 1.1 0.075 1.1 1.15 1.53 43.01 75 44
1.075 1.1 0.075 1.1 1.15 1.53 955.78 1676 984
1.15 1.2 0.15 1.2 1.3 1.75 1189.17 2705 1561
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 435.83 1159 662
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 529.89 1410 805
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 349.75 930 532
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 113.75 303 173
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 298.31 794 453
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 219.97 585 334
1.2 1.2 0.2 1.2 1.4 1.9 217.29 578 330
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 134.47 413 234
1.25 1.3 0.25 1.25 1.5 2.05 144.48 444 252
Pengukuran
Tabel 8.5 Pengukuran
1. Pengukuran
Jenis keterangan satuan Jumlah harga satuan jumlah harga
pengawas oh 1 Rp 40,920.00 Rp 40,920.00
ass. ahli ukur oh 2 Rp 82,500.00 Rp 165,000.00
Upah
pekerja oh 8 Rp 39,600.00 Rp 316,800.00
mandor oh 2 Rp 44,000.00 Rp 88,000.00
Jumlah Rp 610,720.00
Pemasangan Bowplank
Tabel 8.6 Pemasangan Bowplank
2. Pemasangan Bowplank
Jenis keterangan satuan volume harga satuan jumlah harga
Rp Rp
3
kayu bangkirai m 0.012 9,050,800.00 108,609.60
Rp Rp
Bahan
paku kg 0.02 14,000.00 280.00
Rp Rp
3
papan m 0.007 4,400,000.00 30,800.00
Rp
Jumlah I
139,689.60
Rp Rp
tukang kayu oh 1
52,250.00 52,250.00
kepala tukang Rp Rp
oh
kayu 1 37,400.00 37,400.00
Upah
Rp Rp
oh
pekerja 1 39,600.00 39,600.00
Rp Rp
oh
mandor 1 44,000.00 44,000.00
Rp
Jumlah II
173,250.00
Rp
Jumlah I + Jumlah II 312,939.60
Volume Galian
D. Pekerjaan Galian
Volume galian
E. Pekerjaan Urukan
Urukan Pasir
No
satuan volume harga satuan jumlah harga
pipa
Urukan Tanah
Tabel 8.14 Pekerjaan Urukan Tanah
Urukan Tanah
No pipa satuan volume harga satuan jumlah harga
Younjou Centrifugal
1 Rp 90,000,000.00 Rp 90,000,000.00
Pump WCB-50
TOTAL Rp 90,000,000.00