Laporan Akhir Kelompok 2 Fix

LAPORAN AKHIR KELOMPOK 2
MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA

UNIVERSITAS BENGKULU
PERIODE 82 DI DESA BANJARSARI
KECAMATAN ENGGANO KABUPATEN BENGKULU UTARA
JUDUL KEGIATAN
LAPORAN KELOMPOK
NAMA KELOMPOK :
1. Akta Fernanda : D1A014029

2. Andika : D1A014036
3. Elisabet Cesilia Sinaga : E1D014009
4. Juni Arlika Br Haloho : F1A014052
5. Linda Lufi Widiyastuti : F1C014043
6. Lise Agresti : A1A014047
7. Lusi Puspasari : D1B014018
8. Meilan Sari : F1B014004
9. Tegar Budiharto : E1I014014
10. Uun Ulandari : F1C014050
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

PENGELOLA DAN PENGEMBANGAN KULIAH KERJA NYATA
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR PROGRAM KERJA KELOMPOK
KULIAH KERJA NYATA PERIODE 82
Judul kegiatan : Program Kerja Kelompok KKN UNIB Periode 82

Sifat kegiatan : Fisik
Kelompok sasaran : Masyarakat dan wisatawan desa Banjarsari
Lokasi kegiatan : Desa Banjarsari, Kecamatan Enggano, Kabupaten
Bengkulu Utara
Pelaksana kegiatan : Kelompok 2 KKN UNIB Periode 82
No HP / email :
Waktu pelaksanaan : 14 Juli 2017
Biaya yang digunakan : Rp.
Sumber biaya : Iuran Kelompok dan Bantuan Dari Desa
Desa Banjarsari, 14 Juli 2017
Menyetujui Koordinator Pelaksana

Dosen pembimbing lapangan
Person P Renta S.Kel., M.Si Tegar Budiharto

NIP 198710152015041002 NPM E1I014014
Mengetahui,
Kepala Desa Banjarsari
Winarto Rudi Setiawan, S.Sos

NIP 19681082009061006
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan akhir Kuliah Kerja
Nyata (KKN) yang dilaksanakan pada 13 Juni 2017 sampai dengan 19 Agustus 2017 di Desa
Banjarsari Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
Laporan ini merupakan pertanggungjawaban penulis selama melaksanakan kegiatan
Kuliah Kerja Nyata (KKN). Keberhasilan pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata dan
penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Ridwan Nurazi, S.E,. M. Sc Selaku Rektor Universitas Bengkulu,
2. Tim Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Bengkulu Periode 82 tahun
2017
3. Bapak Person P Renta S.Kel., M.Si selaku Dosen Pembimbing Lapangan,
4. Bapak Winarto Rudi Setiawan, S.Sos Selaku Kepala Desa Banjarsari dan
perangkatnya,
5. Seluruh masyarakat Desa Banjarsari Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapan guna penyempurnaan dan
perbaikan laporan ini dimasa yang akan datang. Akhirnya semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, 14 Juli 2017
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
LAMPIRAN.................................................................................................... vii
Pembaharuan Peta Lokasi Desa dan Tempat Wisata
BAB I. Latar Belakang ........................................................................... 1
BAB II. Penetapan Masalah .................................................................... 1
BAB III. Luaran yang Dihasilkan ........................................................... 1
BAB IV. Metode Pelaksanaan ................................................................ 1
BAB V. Hasil yang Dicapai dan Pembahasan ........................................ 2
BAB VI. Kesimpulan dan Saran ............................................................. 2
Lampiran ................................................................................................. 3
Rumah Pintar
Lampiran ................................................................................................. 7
Pembuatan Gapura dan Portal Wisata Kahabi
Lampiran ................................................................................................. 13
Pengolahan Ikan Menjadi Makanan Khas (Tekwan Ikan)
Lampiran ................................................................................................. 17
Pelatihan Komputer Perangkat Desa Dan Anggota BPD
iv
Lampiran ................................................................................................. 21
Penyuluhan Dampak Bahaya Narkoba dan Kenakalan Remaja
Lampiran ................................................................................................. 25
Semarak Kreativitas Anak
Lampiran ................................................................................................. 30
Pengelolaankerajinan Dari Kerang
Lampiran ................................................................................................. 34
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Hadir Rumah Pintar
Lampiran 2. Daftar Hadir Pelatihan Komputer Perangkat Desa Dan Anggota BPD
Lampiran 3. Daftar Hadir Penyuluhan Dampak Bahaya Narkoba Dan Kenakalan Remaja
Lampiran 4.
Lampiran 5.
vi
PEMBAHARUAN PETA LOKASI DESA DAN TEMPAT WISATA
BAB I. PENDAHULUAN
Lokasi (location) adalah posisi pasti dalam ruang. Dalam Geografi lokasi
mempunyai dua makna, yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif. Lokasi absolut adalah
lokasi di permukaan bumi yang ditentukan oleh sistem koordinat garis lintang dan
garis bujur, disebut juga lokasi mutlak, sedangkan lokasi relatif adalah lokasi sesuatu
objek yang nilainya ditentukan oleh objek-objek lain di luarnya (Annonym, 2013).
Pada berbagai kegiatan alam terbuka pada tempat-tempat tertentu terkadang
dituntut mengetahui posisi keberadaan atau lokasi di peta untuk mengetahui arah
perjalanan, jarak yang telah ditempuh, tujuan akhir pergerakan dan lainnya untuk
mempersiapkan langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Jika tidak
memiliki GPS untuk menentukan posisi di peta dapat dilakukan dengan cara manual
klasik dengan bantuan kompas bidik dibantu dengan protractor atau conector untuk
memindahkan sudut kompas yang didapat ke sudut peta pada peta topografi (Ruri,
2015).
Peta sangatlah dibutuhkan dalam sistem pemerintahan. Mulai dari
pemerintahan desa hingga ke tingkat pemerintahan negara. Peta lokasi adalah denah
yang menunjukan lokasi atau letak suatu daerah atau medan ataupun bangunan.
Desa Banjarsari adalah salah satu desa yang terletak di Pulau Enggano
Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu. Salah satu daya tarik dari desa
Banjarsari ialah potensi pariwisatanya. Namun, sebagai desa yang terletak di Pulau
terluar Provinsi Bengkulu akses ke Pulau Enggano terkhusus bagi desa Banjarsari
masih banyak hambatan. Mulai dari akses menuju desa tersebut serta akses informasi
secara digital terhadap desa tersebut. Sehingga desa Banjarsari masih minim dikenal
oleh khalayak banyak. Desa Banjarsari juga merupakan desa paling ujung di Pulau
Enggano. Bagi para pengunjung yang ingin mengunjungi desa Banjarsari masih harus
bergantung pada masyarakat setempat untuk mengetahui lokasi-lokasi yang terdapat
di desa khususnya pada lokasi pariwisata. Pada desa Banjarsari ini telah terdapat
sebuah peta lokasi desa pada titik koordinat tertentu, namun dengan kondisi yang
sudah sangat tidak layak dan letak lokasi yang tidak sesuai dengan lokasi yang
sesungguhnya, sehingga kelompok 2 KKN UNIB Periode 82 mengambil inisiatif
1
untuk melakukan pembuatan peta lokasi desa yang bertujuan memudahkan warga
desa Banjarsari agar mudah mencari tempat- tempat penting yang ada pada di desa
Banjarsari.
BAB II. PENETAPAN MASALAH
Letak koordinat yang tidak tepat serta kondisi yang sudah usang,
mengakibatkan peta lokasi sebelumnya yang berada di desa Banjarsari menjadi tidak
layak digunakan. Sehingga kegiatan Pembuatan Peta Lokasi Desa merupakan
program kerja yang sudah disusun dan disepakati oleh kelompok 2 Kuliah Kerja
Nyata Periode 82 Universitas Bengkulu syang menjadi sebuah keharusan untuk
dijalankan guna memperbaharui peta yang sudah ada menjadi peta yang layak
digunakan dengan titik koordinat yang tepat. Dalam pelaksanaan dilapangan sangat
penting koordinasi dengan perangkat desa dan juga seluruh warga desa yang
menjadi target pelaksanaan kegiatan ini.
BAB III. LUARAN YANG DIHASILKAN
Dengan adanya pembuatan denah lokasi Desa ini diharapkan dapat menjadi
acuan kepada seluruh masyarakat desa Banjarsari baik masyarakat setempat maupun
masyarakat pendatang agar dapat menguasai posisinya di desa tersebut dan sebagai
sarana informasi kepada masyarakat desa maupun pendatang terhadap lokasi-lokasi
pariwisata yang ada di desa tersebut.
BAB IV. METODE PELAKSANAAN
Adapun metode atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan

tersebut adalah :
1. Koordinasi dengan perangkat desa Banjarsari
Koordinasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat
untuk saling memberikan informasi dan bersama mengatur atau menyepakati sesuatu,
sehingga di satu sisi proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang satu tidak
mengganggu proses pelaksanaan tugas dan keberhasilan pihak yang lainnya.
Sementara pada sisi lain yang satu langsung atau tidak langsung mendukung pihak
yang lain (Utsman ali, 2015).
Proses koordinasi ini dilakukan dengan cara melakukan diskusi dengan
peragkat desa di kantor desa untuk menentukan koordinat peta dan lokasi pariwisata
2
yang ada pada desa tersebut serta gambaran detail mengenai kondisi geografis desa
Banjarsari.
2. Mencari acuan Denah desa Banjarsari berdasarkan peta dari Kepala Desa Banjarsari
Mencari acuan merupakan menentukan titik acuan di peta yang akan dibuat
dengan mensurvei terlebih dahulu lokasi yang layak menjadi titik acuan pada peta.
Pada hal ini titik acuan yang digunakan ialah lokasi yang berada di pertengahan yang
berada di pertengahan empat simpang menuju 3 dusun dan menuju pantai yaitu dusun
kinonosari, dusun gunung botak, dusun sumur laut dan pantai kahabi.
3. Persiapan peralatan pembuatan peta lokasi desa dengan bantuan Pemuda
Karangtaruna dan Pemuda Risma.
Persiapan peralatan merupakan persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan
selama proses kegiatan ini berlangsung. Papan peta yang digunakan merupakan papan
peta yang sudah ada sebelumnya dan di perbaharui dengan berbagai warna cat yang
dipersiapkan sebelumnya.
4. Menelusuri desa Banjarsari dan melihat batas wilayah
Yaitu dengan melakukan observasi terhadap desa untuk mengetahui letak
sesungguhnya lokasi titik acuan dan lokasi pariwisata yang ada did esa Banjarsari.
BAB V. HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASAN
Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan ini berupa denah lokasi desa Banjarsari
yang dibuat dengan menggunakan peta yang menghasilkan informasi yang dapat
membantu masyarakat mengetahui letak lokasi penting di desa Banjarsari. Tahapan dari
kegiatan tersebut ialah :
Tahap pertama yaitu Menentukan titik acuan peta dan menggambarkan secara detail
gambaran sketsa peta yang berada di sekitar titik acuan. Penentuan titik acuan dilakukan
dengan cara observasi secara langsung terhadap kondisi desa dan ditemukan lokasi yang
efisien yakni berada di pertengahan desa yang berada di simpang empat desa.
Persimpangan tersebut ialah persimpangan menuju dusun Kinonosari, dusun Gunung
Botak, Dusun Sumur laut dan menuju pantai Kahabi.
Tahap kedua ialah menggambar sketsa peta pada papan yang telah dipersiapkan
sebagai papan peta yang akan digunakan dengan menggunakan spidol dan cat. Sketsa
peta digambar juga dengan teknik observasi yakni menggambarkan kondisi sketsa jalan
dan bangunan disekitar titik koordinat atau titik acuan.
3
Tahap ketiga ialah melakukan pengecatan, setelah sketsa digambar maka akan dilapisi
dengan cat yang bertujuan agar peta lokasi terlihat dengan jelas dan menarik serta tidak
mudah rusak oleh suhu, hujan dan sebagainya. Teknik pengecatan dilakukan dengan
membuat warna dasar sebagai latar peta dan kemudian membuat gambar peta
berdasarkan sketsa sebelumnya.
Tahap keempat yaitu membuat keterangan yang ada pada sepeti keterangan titik
acuan, lokasi wisata, dan bangunan-bangunan pentig yanga da di desa tersebut seperti
sekolah, masjid, gereja, menara, kantor desa dan sebagainya.
Kegiatan pembuatan denah lokasi desa ini terlaksana pada tanggal 14 Juli 2017.
Dalam kegiatan ini pembuatan peta lokasi desa dilakukan oleh mahasiswa KKN
kelompok 2. Adapun kendala pada kegiatan ini yaitu kurangnya peralatan yang memadai
saat pembuatan denah lokasi sehingga perlu koordinasi antar anggota kelompok. Namun,
kegiatan ini tetap terlaksana dengan baik karena adanya kerja sama dengan anggota
kelompok.
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Pembuatan denah lokasi ini berupa denah lokasi desa Banjarsari yang sangat
bermanfaat dan diterima oleh Kepala Desa dan kegiatan ini terlaksana dengan
baik.
b. Saran
Perlunya informasi denah lokasi yang cakupannya lebih akurat, agar lebih
bermanfaat bagi orang yang membutuhkan dalam mencari lokasi di Desa
Banjarsari.
4
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Pemberian nama pada setiap tempat yang Pembuatan peta lokasi yang bekerjasama
tertera dengan karang taruna desa Banjarsari dan
anggota Risma
Pembuatan plang selamat datang Proses pengecatan
5
Permulaan dalam pembuatan peta lokasi Memperjelas tempat-tempat yang sering
dikunjungi
Kerjasama yang dilakukan oleh mahasiswa Sebelum diperbaharui

KKn dan mayarakat
6
RUMAH PINTAR
BAB I. PENDAHULUAN
Perjuangan bangsa Indonesia sendiripun tidak lepas dari kegigihan para kaum
terdidik yang mengupayakan adanya kesetaraan dan peningkatan pendidikan rakyat
Indonesia dengan kaum Hindia Belanda. Adanya perjuangan ini menandakan sudah
adanya penghalangan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk menerima pendidikan.
Dan ini juga yang kita sebut melanggar hak asasi manusia. Tentu saja kita tidak akan
melupakan jasa Ki Hajar Dewantara.
Di masa setelah puluhan tahun kemerdekaanpun, pendidikan nasional terus
menggelindingkan rodanya. Berputar menuju menuju arah yang lebih baik, seharusnya.
Namun tidak bisa dipungkiri berputarnya roda ini dengan banyak hambatan dan masalah.
Kita harus tetap ingat bahwa pendidikan itu hak asasi. Artinya semua orang berhak
mendapatkan pendidikan dengan segala cara. Jika itu menyusahkan, maka berarti kita
sedang berjuang mendapatkan hak asasi kita sendiri. Jika itu ternyata mudah, maka
seharusnya kita menggunakan hak kita untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya
(Rahayu. 2015).
Desa Banjarsari memiliki dua gedung sekolah yaitu SDN 052 Desa Banjarsari dan
Paud Flamboyan Ceria. Untuk sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas,
anak-anak dari Desa Banjarsari harus menempuh perjalanan jauh ke Desa Kaana dan
Apoho.
Sekolah Dasar di Desa Banjarsari hanya memiliki 15 guru termasuk kepala
sekolah, dengan keterbatasan yang ada membuat sistem pembelajaran menjadi kurang
maksimal. Ditambah lagi pelajar sulit untuk memahami pelajaran jika dibandingkan
dengan pelajaran yang ada di kota Bengkulu untuk standar SD. Sehingga mahasiswa
KKN Periode 82 Universitas Bengkulu membentuk kegiatan Rumah Pintar untuk
membantu anak-anak di Desa Banjarsari sebagai pengetahuan tambahan serta dapat
mengasah kemampuan anak-anak Desa Banjarsari dengan adanya pelajaran baru yang
belum diajarkan di sekolah.
Rumah Pintar menjadi sarana penunjang pendidikan formal untuk anak-anak
sekitar Desa Banjarsari. Anak-anak dapat menggunakan Rumah Pintar sebagai tempat
belajar, bermain dan berkreasi. Dan semuanya diberikan secara cuma-cuma alias
gratis. Rumah pintar merupakan suatu wadah yang mengajarkan kepada anak-anak
7
khususnya Desa Banjarsari. Adapun beberapa mata pelajaran yang diajarkan kepada
anak-anak yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kesenian, Bahaya Zat
Kimia, Story telling, dan Pembangkitan Energi. Konsep yang dibawakan dalam Rumah
Pintar yaitu sederhana, menyenangkan, dan mudah untuk dipahami. Rumah Pintar dapat
menjadikan gambaran semangat dan melihat antusias anak-anak di Desa Banjarsari
untuk mempelajari pelajaran yang belum didapatkan sebelumnya.
Setelah melihat kondisi anak-anak Desa Banjarsari dari segi edukasi yang masih
belum memadai dan sedikitnya fasilitas Pendidikan yang ada, maka mahasiswa KKN
UNIB membentuk kegiatan Rumah Pintar yang membantu anak-anak untuk mengetahui
lebih banyak pengetahuan sehingga dapat mengimbangi anak-anak dari sekolah yang
lebih maju dan pola belajar yang masih sangat kurang.
Dari kegiatan rumah pintar ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
pendidikan kepada anak-anak Desa Banjarsari selain dari yang didapatkan di sekolah.
Selain itu anak-anak Desa Banjarsari dapat menerapkan cara baru dalam melakukan
perhitungan seperti yang sudah disampaikan oleh mahasiswa KKN UNIB Periode 82.
Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya serta
untuk mempertebal penghargaan terhadap hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan
dasar. Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi dan persahabatan di
antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta harus memajukan kegiatan
Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara perdamaian.
Adapun metode pelaksanaan dari kegiatan rumah pintar ini diantaranya, sebagai
berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan staff SDN 052 Desa Banjarsari.
2. Melakukan sosialisasi mengenai kegiatan rumah pintar kepada anak-anak
sekolah dasar di desa Banjarsari.
3. Persiapan peralatan tulis di sekretariatan KKN UNIB
4. Memberikan pengajaran kepada anak-anak Desa Banjarsari selama 2 minggu
(3x pertemuan dalam 1 minggu).
5. Melakukan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak-anak
untu dapat menentukan materi yang diajarkan
6. Mempersiapkan perlengkapan untuk menunjang pengajaran
8
7. Memberikan apresiasi kepada anak yang dapat mengikuti program Rumah
Pintar dengan baik.
Adapun hasil yang dicapai dari kegiatan ini berupa pengetahuan dan keterampilan
anak-anak Desa Banjarsari yang dapat membuka dan menambah wawasan serta trik-trik
belajar. Kegiatan rumah pintar ini dilaksanakan pada tanggal 18-20 dan 25-27 juli 2017
di sekretariatan KKN UNIB Periode 82 Kelompok 2.
1. Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan ilmu pasti yang harus diaplikasikan dan diajarkan kapada
masyarakat terutama siswa dari SD sampai dengan SMP. Materi yang diajaarkan
dalam program ini dapat terbilang sangat dasar. Materi untuk siswa SD yaitu belajar
menghitung penjumlahan bilangan ratusan bersusun kebawah, membaca dan menulis
bilangan (ratusan, ribuan) serta menghitung pengurangan bilangan ratusan bersusun
ke bawah. Materi yang diberikan untuk siswa SMP yaitu mengenai jaritmatika.
Jaritmatika merupakan cara cepat menghitung perkalian. Jaritmatika sangat
memudahkan bagi anak-anak sekolah untuk melakukan perhitungan agar tidak selalu
bergantung pada alat menghitung serta melatih kecerdasan dan kecepatan anak-anak
dalam beritung. Materi yang didapatkan siswa SMP juga berupa pembagian dan
perkalian berususn panjang. Kelas matematika dilakukan sebanyak 2 kali dalam dua
minggu periode untuk program rumah pintar. Materi dipersiapkan diawal pembukaan
kelas. Penulis telah menyiapkan beberapa materi namun untuk memilih materi yang
tepat untuk dapat diajarkan kepada anak-anak maka penulis melakukan tanya jawab
terlebih dahulu. Perhatian yang penuh harus diberikan kepada masing-masing
induvidu agar anak-anak mendapatkan ilmu yang diajarkan dengan waktu yang
singkat.
Pembukaan kelas dilakukan dengan tanya jawab untuk melihat seberapa jauh
kemampuan anaka-anak yang mengikuti program rumah pintar. Setelah dilakukan
tanya jawab, apabila terdapat ketidak-mampuan anak-anak menjawab maka penulis
langsung menjelaskan dipapan tulis dengan menggunakan contoh-contoh yang mudah
dipahami sehingga anak-anak tidak kesulitan dalam melakukan tanya jawab.
Rumah pintar dilaksanakan selama 2 jam dalm 1 kali pertemuan. Proses
belajar mengajar berjalan dengan kodusif disertai antusias anak-anak yang tinggi.
Dalam proses belajar mengajar, anak-anak akan diberikan soal-soal untuk lebih
melatih pemahaman mereka terhadap materi yang diberikan.
9
2. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan Bahasa yang digunakan untuk mempersatukan
bangsa Indonesia ditengah kemajemukan Bahasa daerah yang dimiliki. Dengan
menggunakan Bahasa Indonesia akan mempermudah masyarakat untuk dapat
berkomunikasi yang berasal dari daerah lainnya. Setiap masyarakat yang berada
daerah tertentu wajib menguasai Bahasa Indonesia dengan baik dan benar dalam
praktiknya agar tidak memberikan makna ganda dan menjauhkan dari kebingungan
dalam berkomunikasi.
Materi yang diajarkan untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu penulisan
huruf besar (capital) dan penulisan biodata. Fungsi pembelajaran huruf besar yaitu
untuk penulisan huruf pertama kata pada awal kalimat, penulisan huruf pertama
ketikan langsung, penulisan huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Huruf besar
dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan dan keagamaan
yang diikuti nama orang. Penulisan biodata berguna untuk mengajarkan bagaimana
penulisan susunan bidata yang baik dan benar apabila ada orang yang membaca
biodata dibuat tidak kesulitan.
Anak-anak yang mengikuti kelas Bahasa Indonesia terlihat sangat antusias,
mereka serius memperhatikan pengajar yang mencoba menjelaskan dan memberikan
contoh untuk nantinya dapat dipraktikan oleh anak-anak. Mereka terlihat berpikir
keras dan bahagia saat menuliskan cita-cita. Begitu banyak dan tinggi serta beragam
harapan atau cita-cita yang mereka impikan. Pada materi penulisan uruf besar mereka
lebih memahami kapan kita seharusnya menggunakan huruf besar.
3. Kesenian
Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana yang digunakan
untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain
mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia, kesenian juga mempunyai
fungsi lain. Misalnya, mitos berfungsi menentukan norma untuk perilaku yang teratur
serta meneruskan adat dan nilai-nilai kebudayaan. Secara umum, kesenian dapat
mempererat ikatan solidaritas suatu masyarakat (Indra Panji. 2012).
Kesenian menjadi salah satu materi dalam rumah pintar, hal itu disebabkan
karena pentingnya mengekspresikan seni oleh anak-anak dan akan menjadi kegiatan
yang positf untuk dilaksanakan. Dimana materi kesenian diberikan sebanyak 2 kali
dalam periode program. Materi yang diberikan yaitu seni dengan memanfaatkan alat
10
yang ada sekitar kita. Alat yang digunakan sisir dan menggunakan pewarna serta
dedaunan. Lalu, materi kedua yaitu menggambar alam sekitar yang berguna
meningkatkan daya imajinasi anak-anak.
Materi seni menggunakan alat sekitar sangat diminati dan begitu mendapat
perhatian dari anak-anak yang mengikuti program tersebut. Saat pengajar memberikan
contoh, anak-anak begitu serius dalam memperhatikan dan langsung mencoba pada
kertas yang mereka miliki masing-masing. Dimana nantinya, hasil tersebut akan
mereka bawa kembali ketempat mereka masing-masing untuk nantinya menjadi
kebanggaan atas hasil karya mereka sendiri.
Materi seni menggambar alam sekitar ini dikerucutkan dengan memilih
pemandangan pegunungan disertai gambar laut dan hamparan sawah. Anak-anak
nantinya diminta untuk mengumpulkan hasil gambar mereka. Hasil menggambar
yang diterima pengajar cukup mengagetkan karena setiap anak menggambar dengan
imajinasi mereka masing-masing walaupun sudah diberikan contoh oleh pengajar.
4. Bahasa Inggris
Bahasa inggris adalah bahasa yang paling banyak digunakan di dunia. bahasa
ini merupakan bahasa ibu untuk lebih dari 400 juta orang diseluruh dunia. dalam
setiap hari jutaan orang menggunakan bahasa inggris di tempat kerja maupun di
kehidupan sosial. Ketika kepala pemerintahan bertemu, Bahasa inggris adalah bahasa
yang paling sering digunakan. Dan ketika orang-orang dari bangsa yang berbeda
saling bertemu, bahasa inggris adalah satu-satunya bahasa penghubung yang
digunakan oleh mereka (Ef. 2017).
Materi Bahasa Inggris yang diberikan kepada anak-anak yaitu
memperkenalkan buah-buahan dengan menggunakan lagu Watermelon Song dan
memperkenalkan hewan-hewan sehingga mudah untuk anak-anak memahaminya.
Pembelajaran yang mengasyikan membuat anak-anak sangat antusias dan suasasana
menjadi menyenangkan. Dimana setelah dicontohkan pengajar, ditunjuk salah seorang
anak untuk menjadi pemimpin untuk menyayikan lagu-lagu berbahasa inggris
sehingga. Tidak membutuhkan waktu banyak, mereka langsung menguasai lagu yang
diberikan dan memaami arti nama dari buah-buahan dan hewan dalam Bahasa Inggris.
5. Story Telling
Materi dalam story telling yaitu menceritakan kisah-kisah terkenal dari daerah
yang berada di Indonesia. Dimana pengajar menceritakannya penuh dengan
11
penjiwaan. Apabila cerita dalam bagian sedih maka pengajar akan menceritakan
sambil menangis, apabila cerita dalam bagian bahagia maka pengajar akan
menceritakan sambil menari-nari atau dengan ekspresi lainnya. Apabila pengajar
menceritakan dengan ekspresi yang lucu, anak-anak tertawa dengan terbahak-bahak.
Dimana mereka akan lebih memahami cerita yang disampaikan dengan Bahasa yang
mudah dimengerti oleh anak-anak.
6. Bahaya zat kimia
Bahaya bahan kimia merupakan dampak buruk hasil dari reaksi zat beracun
yang jika masuk kedalam tubuh menyebabkan kerusakan organ internal. Bahan kimia
berbahaya telah ada dan digunakan dalam kehidupan sehari hari yang jika dipakai
dengan skala kecil atau besar dan dikonsumsi secara teratur atau sering, Maka dimasa
depan dapat menimbulkan kelainan jaringan tubuh. Materi yang diajarkan berupa
pengenalan apa saja jenis zat-zat kimia dan mengetahui ciri-ciri makanan yang
mengandung zat kimia.
7. Pembangkitan Energi
Ada begitu banyak jenis pembangkit energi yang dapat diajarkan kepada anak-anak.
Dimana dalam materi pembangkit energi ini anak-anak diperkenalkan jenis
pembangkit energi.
Adapun kendala pada kegiatan ini yaitu sulitnya mengenalkan cara belajar baru
kepada anak-anak, sehingga perlu bimbingan khusus per masing-masing anak agar dapat
menyampaikan ilmu pengetahuan dan dapat di ingat untuk nantinya digunakan dalam
pembelajaran di sekolah. Namun, kegiatan ini tetap terlaksana dengan baik karena adanya
kerja sama dengan anggota kelompok. Berikut penjelasan kendala berdasarkan materi yang
diajarkan dalam kegiatan program rumah pintar, yaitu:
1. Pembelajaran Matematika
Kendala yang didapatkan saat melakukan pembelajaran matematika dalam
program rumah pintar yaitu paling banyak terletak pada anak-anak tingkat SD yang
mengikuti program tersebut. Dalam melakukan penjumlahan bersusun kebawah dan
membaca bilangan anak-anak masih belum dikatakan mahir apabila dilihat dari kelas
anak-anak tersebut seharusnya untuk penjumlahan dan membaca bilangan dapat
menguasainya. Kendala dalam mengajarkan jaritmatika yaitu anak-anak belum
menguasai perkalian dari 1 sampai 5 sehingga mempersulit pengajar untuk
mengajarkannya.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
12
Kendala yang didapatkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu anak-
anak masih banyak yang belum menguasai dimana letak seharusnya penulisan huruf
besar. Sehingga pengajar harus mengajarkannya dari awal.
3. Pembelajaran Kesenian
Kendala yang dihadapi saat pembelajaran kesenian, yaitu perlengakapan yang
dibutuhkan tidak tersedia sehingga mengalami kesulitan dalam menentukan materi
yang disesuaikan dengan perlengkapan yang ada.
4. Pembelajaran Bahasa Inggris
Kendala yang dihadapi saat pembelajaran Bahasa Inggris yaitu dalam
menentukan materi yang akan diajarkan kepada anak-anak agar lebih menarik dan
mudah dipahami yaitu dalam bentuk tarian dan lagu.
5. Pembelajaran Story Telling
Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran story telling yaitu mejadikan
cerita menarik serta pembawaan dalam cerita terseb.
6. Dampak bahaya zat kimia
Kendala yang didapatkan yaitu saat menjelaskan tentang apa saja zat kimia,
dimana anak-anak terlihat tidak memahami dan mengetahui apa saja yang termasuk
zat kimia dan mengetahui ciri-ciri produk yang menggunakan zat kimia
7. Pembangkitan Energi
Kendala yang didapatkan yaitu anak-anak terlihat masih belum memahami apa yang
telah disampaikan dalam materi yang diberikan.
a. Kesimpulan
Kegiatan rumah pintar ini berupa pembelajaran dan pengajaran yang sangat
bermanfaat bagi anak-anak Desa Banjarsari dan program ini diterima dengan baik
oleh masyarakat. Adapun kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik dengan berbagai
kendala yang ditemukan dilapangan
b. Saran
Perlunya bimbingan khusus bagi anak-anak sehingga dapat menerima
pembelajaran baru dengan baik.
13
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Penanggung jawab materi kesenian dan Antusias anak-anak sangat tinggi

Bahasa Indonesia
Fokus dalam belajar Kerajinan tangan
14
Belajar tapi tetap didampingi
Fokus dengan tugas yang diberikan
Belajar Bahasa Inggris Belajar berhitung
15
PEMBUATAN GAPURA CAGAR ALAM KAHABI
BAB I. PENDAHULUAN
Gapura adalah suatu struktur berupa pintu masuk atau gerbang ke suatu
kawasan atau tempat. Dalam bidang arsitektur gapura sering disebut dengan entrance,
yang memang diartikan sebagai pintu masuk atau pintu gerbang dalam bahasa
Indonesia (Wikipedia, 2017).
Gapura juga dapat dijadikan sebagai simbol, dimana simbol yang

dimaksudkan disini bisa juga diartikan sebuah ikon suatu wilayah atau area. Gapura
bukan semata-mata bangunan fisik yang diartikan sebagai pintu gerbang, tanda
bataskota, kabupaten, desa atau kampung. Menurut tradisi, gapura merupakan wujud
ungkapan selamat datang yang familiar, semanak, welcome. Gapura mewakili
keramahan dan rasa hormat tuan rumah kepada setiap orang atau tamu yang datang.
Pulau Enggano adalah pulau terluar dari Provinsi Bengkulu tepatnya di

Kabupaten Bengkulu Utara. Pulau Enggano tetdiri dari 6 desa yaitu desa Kahyapu,
desa Kaana, desa Malakoni, desa Apoho, desa Meok dan desa Banjarsari. KKN
kelompok 2 dari Universitas Bengkulu Periode 82 mengabdi di desa Banjarsari
tersebut. Desa Banjarsari merupakan desa yang mempunyai potensi wisata paling
banyak, salah satunya yaitu muara kahabi. Sebagian besar masyarakat Enggano
memilih berlibur ke muara kahai sekaligus untuk mencari ikan yaitu dengan
menjaring. Bagi masyarakat pendatang ataupun wisatawan yang berkunjung ke desa
Banjarsari umumnya tidak mengetahui tempat wisata itu berada karena tidak
disediakan tempat informasi maupun adanya plang atau gapura wisata. Kegiatan
pembuatan gapura wisata Kahabi ini adalah salah satu bentuk pengabdian selama
KKN di desa Banjarsari, Kecamatan Enggano Kabupaten Bengkulu Utara dalam segi
memperkenalkan dan menambah daya tarik bagi wisatawan maupun masyarakat Desa
Banjarsari untuk wisata di Kahabi.
Proyek pembangunan gapura yang menjadi gerbang menuju obyek wisata

muara kahabi, dinilai sangat efektif karena dapat menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi pendatang. Hal itu setelah gapura dipasang oleh Mahasiswa KKN
kelompok 2 banyak pengunjung yang ikut berfoto di gapura muara kahabi. Gerbang
16
yang dibangun tersebut bukan hanya penunjuk wisata, tetapi gerbang untuk menjadi
daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Pembuatan gapura wisata muara kahabi tidak
terlalu sulit karena menggunakan material seadanya dan banyak tersedia di desa
Banjarsari, tetapi kendala yang ada adalah transportasi menuju tempat wisata.
Di desa Banjarsari mempunyai beberapa tempat yang memang menjadi tempat

wisata bagi pengunjung yang memang punya daya tarik tersendiri. Dari sekian banyak
tempat wisata belum ada satupun yang mempunyai portal ataupun gapura yang
memberikan informasi kepada pengunjung yang datang. Sehingga banyak dari
pengunjung yang kesulitan untuk menemukan tempat wisata yang akan dikunjungi.
Salah satunya adalah tempat wisata di muara kahabi. Muara kahabi adalah tempat
wisata yang menawarkan keindahan pantai dan bakau, bukan hanya itu kahabi adalah
muara yang memberikan keindahan tersendiri. Pembuatan gapura dilakukan untuk
menambah daya tarik tersendiri di wisata muara kahabi dan sebagai gerbang menuju
objek wiasata.
Pembangunan gapura ini direncanakan dan dilaksanakan oleh Mahasiswa

KKN Universitas Bengkulu Periode 82 kelompok 2 di desa Banjarsari kecamatan
Engggano Kabupaten Bengkulu Utara. Proses pembuatan gapura ini dibantu oleh
seluruh anggota kelompok KKN kelompok 2 juga dibantu dengan karang taruna desa
Banjarsari yang ikut berpartisipasi dalam menyelesaikan pembuatan gapura ini.
Dengan adanya gapura ini akan lebih memperjelas jalur masuk utama dan
memudahkan para pendatang yang akan memasuki tempat wisata muara kahabi.
Gapura yang terbuat dari material bambu dan rotan juga menimbulkan kesan alami
dan tradisional yang dapat menjadi simbol keramahan tuan rumah yakni masyarakat
desa Banjarsari terhadap masyarakat luar yang hendak berkunjung.
Diharapkan para pemuda dan masyarakat desa Banjarsari bersama-sama

menjaga dan melestarikan gapura ini sebagai bentuk tindak lanjut dari program ini.
selain itu diharapkan masyarakat dapat mencontoh dan agar lebih mengutamakan
17
penggunaan material bangunan alami seperti bambu dan kayu yang ramah lingkungan
sebagai perwujudan dari konsep arsitektur berkelanjutan.

tersebut adalah :
1) Melakukan koordinasi dengan kepala Desa Banjarsari dan Karang Taruna
Desa Banjarsari
2) Menentukan lokasi yang akan dibuat Gapura
3) Mempersiapkan material
4) Membuat jadwal untuk mulai melakukan pembuatan gapura
Pembangunan gapura ini adalah medirikan suatu struktur yang dapat menjadi
daya tarik tersendiri di wisata muara kahabi dan sebagai gerbang masuk di wisata
muara kahabi, sehingga dapat menjadi ciri khas yang menggambarkan keramahan dan
rasa hormat masyarakat desa Banjarsari terhadap masyarakat luar atau tamu yang
datang.
Pembuatan gapura ini mendapat banyak dukungan dari masyarakat khususnya

masyarakat desa Banjarsari yang sangat berantusias terhadap pembuatan gapura ini.
Pembuatan gapura ini juga membantu dalam program yang sudah dibuat oleh
masyarakat desa Banjarsari yaitu mengenalkan potensi wisata. Material pembuatan
gapura inipun dapat dengan mudah ditemukan karena dibuat dengan memanfaatkan
kekayaan alam seperti bambu dan rotan. Anggota KKN kelompok 2 juga sangat
berantusias dalam proses pembuatannya. Selain mendapat dukungan dari masyarakat
berupa material yang ada, pembuatan gapura wisata muara kahabi ini juga bekerjsama
dengan karang taruna desa Banjarsari.
Waktu pelaksanan untuk pembangunan gapura ini berbeda dengan yang telah
direncankan sejak awal dikarenakan kurangnya bahan material yang tersedia dan
transportasi yang tersedia. kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan gapura
untuk diselesaikan dalam rentan waktu 1 hari seperti yang telah tertera didalam
kalender kerja KKN.
18
.
c. Kesimpulan
Dalam proses pembuatan gapura wisata kahabi tidak memiliki hambatan yang
dapat mengganggu pembuatan gapura hanya saja pembuatan gapura sedikit
terhambat karena akses ke tempat wisata yang dituju karena alat transportasi yang
masih sangat sulit. Gapura yang dibuat oleh mahasiswa KKN kelompok 2 diberi
dukungan yang luar biasa oleh masyarakat desa Banjarsari karena dapat
membantu memperkenalkan potensi wisata yang ada di desa Banjarsari.
d. Saran
perlunya persiapan matang sebelum pembuatan gapura dilaksanakan.
Persiapan meliputi bahan material yang akan digunakan untuk pembuatan gapura.
Perlunya koordinasi lagi dengan anggota kelompok dalam waktu pembuatan
gapura agar waktu yang digunakan efektif.
19
20
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGATAN
Pembuatan gapura tahap pertama Pengerjaan yang sedang berlangsung
Penambahan penyangga Penancapan gapura
21
Mencari lokasi penempatan gapura Anggota kelompok2
Anggota kelompok 2
Alat transportasi yang digunakan menuju
tempat wisata penempatan gapura
22
PENGELOLAAN IKAN MENJADI MAKANAN KHAS (TEKWAN)
BAB I. PENDAHULUAN
Desa Banjarsari merupakan desa yang kaya akan hasil laut, salah satu nya
yaitu ikan. Ikan mengandung protein yang baik dikonsumsi. Masyarakat sekitar Desa
Banjarsari biasanya hanya memanfaatkan ikan sebagai lauk. Hasil laut yang
melimpah membuat kelompok 2 KKN UNIB Periode 82 berinisiatif untuk membuat
suatu olahan makanan yang memanfaatkan ikan sebagai bahan dasar. Tekwan
merupakan salah satu makanan yang murah dan mudah dibuat, serta banyak disukai
segala kalangan dari anak-anak sampai dewasa.
Kegiatan pengelolaan ikan menjadi makanan khas (Tekwan) merupakan

program kerja yang sudah disusun dan disepakati oleh kelompok 2 Kuliah Kerja
Nyata Periode 82 Universitas Bengkulu sehingga menjadi sebuah keharusan untuk
dijalankan. Dalam pelaksanaan dilapangan berkoordinasi dengan para Ibu-ibu rumah
tangga desa Banjarsari yang menjadi target pelaksanaan kegiatan ini.
Dengan adanya pengelolaan ikan menjadi makanan khas (tekwan) dapat

menambah wawasan masyarakat Desa Banjarsari agar lebih cerdas dalam
memanfaatkan hasil laut yang melimpah serta dapat menambah daya tarik wisatawan
untuk datang ke Desa Banjarsari sebagai salah satu aspek kuliner pendukung yang
akan menjadi icon Desa Banjarsari.
Adapun metode atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan ini
adalah :
1. Koordinasi dengan Ketua PKK
2. Mengundang seluruh Ibu-ibu warga Desa Banjarsari
3. Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan tekwan
4. Pelaksanaan kegiatan di Sekretariat KKN UNIB Periode 82 Desa Banjarsari
23
Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan ini berupa makanan yaitu tekwan
dengan cara yang praktis dan sederhana untuk memudahkan masyarakat dalam
mengelolah hasil laut berupa ikan. Kegiatan pengelolaan ikan menjadi makanan khas
(tekwan) ini terlaksana pada tanggal 29 Juli 2017 yang dilakukan oleh mahasiswa
KKN kelompok 2.
Adapun kendala pada kegiatan ini yaitu kurangnya peralatan yang
memudahkan dalam penggilingan ikan sehingga kami tidak menggunakan mesin
penggiling ikan melainkan menggunaka blender. Namun kegiatan ini tetap terlaksana
dengan baik karena adanya kerja sama dengan anggota kelompok.
a. Kesimpulan
Pengelolaan ikan menjadi makanan khas berupa tekwan yang sangat bermanfaat
dan diterima oleh masyarakat Desa Banjarsari dan kegiatan ini terlaksana dengan
baik.
b. Saran
Perlunya informasi olahan makanan lain selain tekwan guna memanfaatkan hasil
laut Desa Banjarsari berupa ikan.
24
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Ikan yang sudah diperoleh menggunakan ikan proses pembuatan bumbu tekwan
Bayam dan ikan gabus
Ibu-ibu PKK yang sudah berkumpul ibu-ibu mencatat resep yang diberikan
25
Makan bersama
26
PELATIHAN KOMPUTER PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD
BAB I. PENDAHULUAN
Pengetahuan akan komputer sangatlah dibutuhkan dalam sistem pemerintahan.

Mulai dari pemerintahan di desa hingga ke tingkat pemerintahan negara, pengetahuan
tentang bagaimana cara pengoperasian komputer adalah salah satu kunci utama untuk
menjalankan suatu instansi ataupun pemerintahan.
Desa Banjarsari adalah salah satu desa yang terletak di Pulau Enggano Kabupaten
Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu Indonesia. Sebagai desa yang terletak di Pulau terluar
Provinsi Bengkulu akses ke Pulau Enggano masih banyak hambatan. Desa Banjarsari
juga merupakan desa paling ujung di Pulau Enggano. Di desa Banjarsari ini masih
banyak staff desa yang belum memahami bagaimana cara pengoperasian komputer,
sehingga kelompok 2 KKN UNIB Periode 82 mengambil inisiatif untuk melakukan
pelatihan komputer bagi perangkat desa dan anggota BPD yang bertujuan memudahkan
perangkat desa Banjarsari agar dapat mengoperasikan komputer dengan baik.
Kegiatan pelatihan komputer perangkat desa adalah program kerja yang dirancang
untuk membantu permasalahan yang ada di Desa Banjarsari sehingga kelompok 2 KKN
UNIB Periode 82 bekerjasama dengan perangkat desa membentuk pelatihan komputer
perangkat desa dan anggota BPD.
Dengan adanya kegiatan pelatihan komputer perangkat desa dan anggota BPD ini
diharapkan dapat membantu perangkat desa serta anggota BPD dalam mengoperasikan
perangkat komputer. Selain itu dapat mengetahui cara singkat dalam pengoperasian
microsoft office dan dalam pembuatan surat undangan.

tersebut adalah :
1. Melakukan koordinasi dengan perangkat Desa Banjarsari
27
2. Mencari modul pengoperasian microsoft office untuk pembelajaran terhadap
perangkat desa dan anggota BPD.
3. Persiapan peralatan pelatihan komputer dengan bantuan perangkat desa serta
anggota BPD.
4. Memberikan pelatihan kepada perangkat desa di kantor desa serta pelatihan
anggota BPD di sekretariatan KKN UNIB.
Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan ini berupa pengetahuan dasar dalam
pengoperasian microsoft office dan pembuatan surat undangan yang dapat membantu
perangkat desa dan anggota BPD di Desa Banjarsari. Kegiatan pelatihan komputer
perangkat desa dan anggota BPD ini terlaksana pada tanggal 18-20 dan 25-27 juli 2017
di kantor desa Banjarsari untuk pelatihan komputer perangkat desa serta pelatihan
anggota BPD dilaksanakan di sekretariatan KKN UNIB Periode 82 kelompok 2.
Adapun kendala pada kegiatan ini yaitu kurangnya pengetahuan dasar oleh
perangkat desa serta anggota BPD tentang pengoperasian microsoft office, sehingga
perlunya bimbingan langsung dalam pengajarannya. Namun, kegiatan ini tetap terlaksana
dengan baik karena adanya kerja sama antar anggota kelompok.
a. Kesimpulan
Pelatihan komputer perangkat desa dan anggota BPD sangat membantu dalam
pelaksanaan di kantor desa dan dapat memberikan pengetahuan kepada anggota BPD
serta perangkat desa. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari kepala desa sehingga dapat
terlaksana dengan baik.
b. Saran
Perlunya informasi mengenai pengetahuan dasar tentang bagaimana

mengoperasikan komputer dan pelatihan secara berkala agar terbiasa dalam
pengoperasian komputer.
28
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Pelatihan komputer anggota BPD Pelatihan komputer anggota BPD
Pelatihan komputer perangkat desa Pelatihan komputer perangkat desa
29
PENYULUHAN DAMPAK BAHAYA NARKOBA DAN KENAKALAN REMAJA
BAB I. PENDAHULUAN
Narkotika merupakan salah satu zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan
untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalah gunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi
perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan lebih merugikan jika
disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dapat mengakibatkan
bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya
akan dapat melemahkan ketahanan nasional (Chandra, 2009).
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri
dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka
yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak,
namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia berada pada masa
transis (Annonym, 2011).
Di era globalisasi seperti sekarang ini kenakalan remaja semakin mengkhawatirkan.
Dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang tidak merata membuat
kenalakan remaja tidak bisa dipantau dan dihentikan dengan mudah. Perlu adanya bimbingan
dan pendekatan secara psikologis agar kenakalan remaja tidak semakin parah. Banyak hal
yang menjadi penyebab kenakaln remaja, salah satu di antaranya adalah mengenai latar
belakang remaja itu sendiri. Selain itu juga keadaan ekonomi, lingkungan dan kondisi di
masyarakat membuat kenakanalan remaja terus terjadi.
Di Desa Banjarsari kehidupan masyarakat masih terbatas, sarana dan prasarana
pendukung yang ada belum bisa dikatakan memadai sehingga menjadi salah satu penyebab
kurangnya pemahaman dan informasi yang ada. Kondisi sosial masyarakat Desa serta
keadaan ekonomi yang masih dibawah rata-rata menyebabkan masih banyaknya anak-anak
yang harus putus sekolah dan kebanyakan dari anak-anak yang putus sekolah ini
menghabiskan waktunya untuk bekerja mancari uang. Selain kondisi ekonomi yang kurang,
pergaulan serta keadaan lingkungan yang kurang mendukung membuat banyaknya kenakalan
remaja terjadi dibeberapa tempat yang ada di Desa Banjarsari. Kenakalan remaja yang sering
terjadi yaitu mengkonsumsi minuman keras dan pergaulan bebas. Dengan melihat keadaan
lingkungan seperti ini dimana infomasi dan pemahaman yang terbatas sangat berpotensi
30
untuk munculnya kenakalan remaja yang lebih besar lagi seperti penyalahgunaan narkoba
dan sebagainya.
Berdasakan kondisi lingkungan dan kehidupan sosial di beberapa tempat yang ada di
Desa Banjarsari kecamatan Enggano, kami selaku mahasiswa KKN periode 82 Universitas
Bengkulu ditempatkan di Desa Banjarsari, kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara
mengadakan kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja. Melalui kegiatan
ini di harapkan dapat menambah pemahaman dan mencegah terjadinya kenakalan remaja dan
penyalahgunaan narkoba di Desa Banjarsari.
Masalah ditetapkan melalui survei lapangan dan memperhatikan semua hal terkait
yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kehidupan sosial yang ada di Desa
Banjarsari.Dari hasil survei yang dilakukan masih terdapatnya beberapa kondisi yang
memprihatinkan salah satunya yaitu penyimpangan berupa kenakalan-kenakalan remaja. Jika
tidak ditangani dan diberikan pemahaman yang jelas maka kenakalan remaja ini akan
meningkat dan menuju kenakalan yang lebih besar lagi seperti penggunaan narkoba. Setelah
dilakukan diskusi dengan perangkat desa, karang taruna, dan RISMA yang ada di Desa
Banjarsari maka, dirasa perlu dilakukan sebuah penyuluhan untuk memberikan pemahaman
lebih kepada masyarakat terkususnya remaja atau anak-anak yang ada didesa.
Untuk luaran yang dihasilkan dari kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan
kenakalan remaja adalah masyarakat desa khususnya remaja memahami dapat mengerti dan
memahami dampak buruk dari kenakalan remaja dan bahayanya penggunaan narkoba. Selain
itu juga masyarakat juga mengetahui cara dan infomasi untuk menanggulangi jika terjadi
kenakalan remaja di Desa Banjarsari.
Adapun metode atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut
adalah :
1. Melakukan survei langsung melihat kondisi lingkungan dan kehidupan social

masyarakat di Desa Banjarsari. Dimana pada tahap ini dilakukan pengamatan
tentang keadaan lingkungan social, stelah itu kami melakukan sharing dengan
31
para remaja bagaimana pengetahuan mereka terhadap dampak/bahaya dari
pengunaan Narkoba tersebut.
2. Melakukan diskusi berkaitan program kerja yang dilaksanakan, pada tahap ini
kami melakukan diskusi kelompok tentang permasalahan-permasalahan yang ada
serta keadaan lingkungan dan keadaan remaja di Desa Banjarsari ini sendiri.
Dimana dibutuhkan solusi yang harus di berikan untuk memperbaiki generasi
yang akan datang, agar mereka tidak terjerumus dalam kenakalan remaja serta
tidak menggunakan Narkoba.
3. Melakukan koordinasi kegiatan dengan Karang Taruna Desa Banjarsari dan
RISMA Desa Banjarsari, untuk melakukan kegiatan ini tentunya kita harus
mempunyai masa, maka dari itu kami melakukan koordinasi dengan anggota
Karang Taruna serta RISMA Desa Banjarsari mengenai kegiatan yang akan kami
lakukan, menginat permasalahan tentang narkoba ini sangatlah penting untuk
diketahui sehingga.
4. Menentukan waktu dan lokasi pelaksanaan kegiatan, dalam menentukan waktu
pelaksanaan kami melakukan kordinasi dengan pihak KAPOLSEK Kecamatan
Enggano untuk menentukan waktu pelaksaan, setalah waktu sudah ditetapkan
kami mencari lokasi kegiatan dan menyiapkan meteri yang sudah di berikan oleh
pihak KAPOLSEK.
5. Melakukann koordinasi dan pemberitahuan jadwal pelaksanaan kegiatan dengan
KAPOLSEK Kecamatan Enggano dan seluruh masyarakat Desa Banjarsari.
Setelah semuanya sudah dipersiapkan maka kami melakukan koordinasi lagi
dengan pihak KAPOLSEK untuk waktu kegiatan yaitu dilakukan pada tanggal 7
agustus 2017 bertempat di Gedung PAUD CERIA Desa Banjarsari pukul 20.00
s/d selesai.
6. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja.
Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung PAUD CERIA Desa Banjarsari, dengan
pemateri yang luar biasa yaitu bapak A. Silaen,
Adapun hasil yang didapatkan setelah mengadakan kegiatan tersebut adalah

masyarakat terkhususnya remaja Desa Banjarsari mengerti dan memahami tentang dampak
buruk kenakalan remaja dan bahayanya penggunaan narkoba. Selain itu mereka juga
32
mengetahui bagaimana cara mencegah serta menanggulangi jika nantinya terjadi kenakalan
remaja di Desa Banjarsari.
Kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja merupakan bentuk

penyuluhan yang dikhususkan kepada remaja Desa Banjarsari. Kegiatan ini dilaksanakan di
Gedung PAUD Ceria Desa Banjarsari pada tanggal 7 Agustus 2017. Penyuluhan bahaya
narkoba dan kenakalan remaja ini melibatkan Karang Taruna, RISMA serta masyarakat Desa
Banjarsari. Materi pada kegiatan penyuluhan ini disampaikan oleh pihak KAPOLSEK
Kecamatan Enggano yaitu Bapak A. Silaen. Dalam penyampaian yang dilakukan
disampaikan beberapa hal penting tentang narkoba dan bahayanya jika digunakan, selain itu
juga disampaikan dampak buruk penyimpangan remaja serta cara penanggulangannya.
Dalam pelaksanan kegiatan ada beberapa kendala yang terjadi seperti waktu
pelaksanaan kegiatan yang tidak bisa dimulai pagi hari dikarenakan mayoritas masyarakatnya
bekerja sebagai petani dan nelayan, selain itu sulitnya melakukan koordinasi dan
mengumpulkan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan. Sehingga diambil langkah
pemecahan agar kegiatan bisa berjalan dan terlaksana, adapun lengkah pemecahannya itu
kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja dilakukan pada malam hari dari
pukul 20.00 WIB sampai pukul 22.00 WIB dan melakukan koordinasi kegiatan dengan
Karang Taruna, RISMA, dan masyarakat yang berada disekitar lokasi kegiatan sehingga bisa
mengajak seluruh masyarakat Desa untuk berpartisipasi dalam kegiatan.
Dimana dalam kegiatan ini dijelaskan tentang apa itu narkoba serta pasal-pasal yang
mengatur tentang tidak pidana dalam pelanggaran dari penyalah gunaan narkoba itu sendiri.
Dimana di sana dijelaskan Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan
diperlukan untuk pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan
tidak sesuai dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan
bagi perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Hal ini akan lebih merugikan
jika disertai dengan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika yang dapat
mengakibatkan bahaya yang lebih besar bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang
pada akhirnya akan dapat melemahkan ketahanan nasional.
Tindak pidana Narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, melainkan

melibatkan banyak orang yang secara bersama - sama, bahkan merupakan satu sindikat yang
terorganisasi dengan jaringan yang luas yang bekerja secara rapi dan sangat rahasia baik di
tingkat nasional maupun internasional.
33
Menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Bab I Pasal 1 mengenai
Ketentuan Umum, yang dimaksud dengan:
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini.
2. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam tabel sebagaimana terlampir dalam
Undang-Undang ini.
a. Kesimpulan
Kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja tersenggara dengan baik
dengan partisipasi masyarakat Desa yang tinggi. Pelaksanaan kegiatan ini mendapat
dukungan penuh dari Karang Taruna dan RISMA Desa Banjarsari sehingga semua kendala
yanga ada bisa diatasi dan kegiatan bisa terlaksana dengan hasil yang memuaskan.
Dari kegiatan ini dapat dilihat antusias dari para remaja dalam mendengarkan materi
yang disampaikan oleh pihak KAPOLSEK, dari kegiatan ini diharapkan para remaja dapat
menjauhi Narkoba dan terhindar dari kenakalan remaja.
b. Saran
Perlunya sarana dan prasarana informasi pengatahuan, pemahaman yang baik tentang
bahaya narkoba dan kenakalan remaja. Serta Peranan penting orang tua dalam mengawasi
setiap perkembangan anak-anaknya. Sebaiknya penyuluhan tentang bahaya narkoba dan
kenakalan remaja lebih sering dilakukan.
34
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Peserta, panitia serta pemateri penyuluhan Peserta, panitia serta pemateri penyuluhan
dampak bahaya narkoba dan kenakalan dampak bahaya narkoba dan kenakalan
remaja remaja
Peserta, panitia serta pemateri penyuluhan Peserta penyuluhan dampak bahaya

dampak bahaya narkoba dan kenakalan narkoba dan kenakalan remaja
remaja
35
Panitia bersama ketua karang taruna desa Panitia bersama ketua karang taruna desa
Banjarsari Banjarsari
Panitia bersama ketua karang taruna desa

Banjarsari
36
SEMARAK KREATIVITAS ANAK
BAB I. PENDAHULUAN
Pembangunan Nasional pada berbagai bidang di Indonesia, diarahkan guna

mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur serta
memungkinkan para warga negara mengembangkan diri baik yang berkenaan dengan
aspek jasmaniah maupun rohaniah yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
(Repelita, 1998)
Agar memperoleh SDM yang berkualitas atau bermutu, perlu disiapkan ketika
seseorang masih berusia anak-anak maupun remaja. Mempersiapkan diri anak ataupun
remaja memerlukan banyak hal agar hasil yang dicapai dapat maksimal seperti misalnya
menumbuhkan motivasi anak, Menurut Max Darsono menyatakan bahwa unsur-unsur
yang mempengaruhi motivasi belajar adalah Cita-cita atau Aspirasi yaitu suatu target
yang ingin dicapai. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu
kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang. Yang dimaksud dengan cita-cita atau
aspirasi di sini ialah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung
makna bagi seseorang (W.S. Winkel, 1989: 96). Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat
pula bersifat negatif. Anak yang mempunyai aspirasi positif adalah anak yang
menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Kemudian kemampuan belajar
dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa
aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir,
fantasi. Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Daya fantasi
juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Jadi
siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam
belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini
memperkuat motivasinya. Selanjutnya yaitu kondisi anak, anak adalah makhluk hidup
yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi anak yang mempengaruhi motivasi
belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Selanjutnya yaitu
kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, dan upaya
guru membelajarkan anak.
37
Selain itu upaya untuk memperoleh SDM yang berkualitas tersebut, antara lain
dapat ditempuh dengan pemberian kesempatan untuk aktualisasi diri dan pelatihan
kemampuan anak. Dunia anak adalah dunia bermain dan berfantasi. Setiap permainan
anak-anak mampu mengembangkan pemikiran dan mengasah kemampuan mereka,
selain itu anak yang merupakan seorang individu manusia dan merupakan makhluk
sosial membutuhkan manusia lainnya dalam hidup mereka tentu saja hal tersebut
membuat anak-anak di persiapkan untuk dapat bekerja sama dalam tim. Upaya untuk
memperoleh SDM yang berkualitas tersebut, antara lain dapat ditempuh dengan
pemberian kesempatan untuk aktualisasi diri dan pelatihan kemampuan anak.Dunia anak
adalah dunia bermain dan berfantasi. Setiap permainan anak-anak mampu
mengembangkan pemikiran dan mengasah kemampuan mereka (Rianha, 2014). Semarak
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kemegahan dan pengertian kreativitas
adalah kemampuan untuk berkreasi, seorang anak yang daya imajinasi nya masih
tergolong tinggi sangat memerlukan sebuah wadah untuk menyalurkan ide mereka
sebagai upaya meningkatkan daya imajinasi anak.
Desa Banjarsari yang terletak di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara

Provinsi Bengkulu merupakan desa yang memiliki jumlah penduduk terbanyak yakni
sebesar 921 orang pada tahun 2015 atau sekitar 29,8% dari Kecamatan Enggano
berdasarkan data BPS Kecamatan Enggano 2016. Sebagai desa yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak termasuk anak-anak maka kelompok 2 KKN UNIB Periode 82
mengambil inisiatif untuk melakukan perlombaan yang berguna dalam pengembangan
keterampilan dan kemampuan motorik maupun kulikuler anak-anak di desa Banjarsari.
Adapun perlombaan yang dilakukan adalah perlombaan sepak bola putra, balon air,
memasukkan paku dalam botol, dan perlombaan melempar tepung. Perlombaan ini
dilakukan sekaligus untuk memeriahkan hari peringatan 17 agustus 1945 untuk anak-
anak di desa Banjarsari.
Kegiatan Semarak Kreativitas Anak merupakan program kerja yang dirancang

untuk membantu peningkatan kemampuan motorik dan kemampuan ekstrakulikuler
anak, melatih anak menjadi pribadi yang berjiwa sosial serta melatih anak untuk
memiliki nilai kejujuran dan memeriahkan hari peringatan 17 agustus bagi anak yang ada
di Desa Banjarsari sehingga kelompok 2 KKN UNIB Periode 82 menyelenggarakan
kegiatan perlombaan bagi anak-anak di desa Banjarsari.
38
Dengan diselenggarakannya kegiatan Semarak Kreativitas Anak ini diharapkan

dapat menjadi wadah bagi anak untuk bekreasi dan dapat menumbuhkan jiwa sosial
melalui perlombaan yang mengandalkan kerja sama dalam tim, membantu meningkatkan
kemampuan motorik dan ekstrakulikuler anak serta mampu memeriahkan hari peringatan
17 Agustus 1945 bagi anak-anak di desa Banjarsari.

tersebut adalah :
1. Melakukan persiapan peminjaman tempat dan peralatan yang dibutuhkan dalam

kegiatan Semarak Kreativitas Anak tersebut.
2. Melakukan penyuluhan di sekolah dasar desa banjarsari yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepada anak-anak akan adanya kegiatan semarak Kreativitas
anak tersebut.
3. Persiapan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam kegiatan semarak
Kreativitas anak.
4. Melakukan kegiatan Semarak Kreativitas Anak dengan perlombaan-perlombaan
yang ditetapkan oleh anggota KKN Universitas Bengkulu periode 82 Kelompok 2.
Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan ini berupa peningkatan dan
pengaktualisasian kemampuan anak-anak di desa Banjarsari serta memeriahkan acara
peringatan hari 17 agustus 1945 untuk anak-anak di desa Banjarsari. Kegiatan ini
terlaksana pada tanggal 18-20 dan 25-27 juli 2017 di lapangan SD Desa Banjarsariyang
diselenggarakan oleh anggota KKN UNIB Periode 82 kelompok 2.
1. Sepak Bola Putra

Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang cukup di minati, baik dari
kalangan dewasa hingga anak-anak. Anak-anak pada umumnya lebih banyak memilih
jenis olahraga yang mengandalkan fisik, dalam bermain sepak bola anak-anak melatih
diri untuk bekerja sama dengan teman satu tim dalam mengolah bola dan dengan
tujuan untuk memasukkan bola tersebut ke gawang lawan dan mendapatkan poin.
Durasi untuk bermain sepak bola ini cukup singkat dikarenakan pemainnya adalah
39
anak-anak, meskipun memiliki stamina yang baik namun harus dipertimbangkan juga
tidak semua stamina anak harus digunakan untuk bermain sepak bola.
2. Tusuk Air dalam Plastik
Permainan ini bertujuan untuk melatih konsentrasi anak dan kerja sama dalam
tim. Dalam lomba ini anak-anak terdiri dari beberapa tim dan setiap anggota tim
berjumlah dua orang, satu orang bertugas sebagai pemandu dan yang satu lagi sebagai
penggerak. Sebelum permainan dimulai anak yang bertugas sebagai penggerak
terlebih dahulu di tutup matanya menggunakan karton yang telah diikat tali dan
penutup mata tersebut sudah di persiapkan oleh panitia dan diberikan sebuah tongkat
yang akan digunakan untuk memukul plastik. Kemudian ketika perlombaan sudah
dimulai anak yang bertugas sebagai pemandu mulai mengarahkan teman satu tim nya
untuk berjalan ke arah plastik yang berisi air dan anak yang bertugas sebagai
penggerak mulai menjalankan tugasnya. Pemenang dari lomba ini adalah tim yang
pertama kali memukul plastik air tersebut.
3. Memasukkan Paku Dalam Botol
Melatih konsentrasi dan kejujuran adalah tujuan utama dari perlombaan ini.
Anak-anak diberikan tali yang sudah diikat paku pada salah satu bagian ujung nya,
kemudian tali tersebut di ikat di pinggang masing-masing anak. Anak-anak berjejer
rapi dan diberi jarak satu sama lain agar tidak bersenggolan ketika sudah memulai
perlombaan. Setelah aba-aba di mulai anak-anak berjalan dari garis start menuju
finish yang sudah disediakan botol-botol. Pemenang dari perlombaan ini adalah anak
yang berhasil memasukkan paku dalam botol dan berhasil kembali ke garis start
pertama kali.
4. Estafet Tepung
Melempar tepung adalah salah satu jenis perlombaan selanjutnya. Dalam
perlombaan ini anak-anak dibagi menjadi beberapa tim dan dalam tim tersebut
masing-masing berjumlah lima orang. Teknis pelombaannya adalah masing-masing
tim diberikan satu cup tepung yang diletakkan di dalam piring yang sudah disediakan
oleh panitia. Masing masing tim dibariskan berbanjar dan kemudian duduk. Ketika
perlombaan dimulai anak yang duduk nya paling depan memberikan tepung kepada
temannya yang dibelakang dengan cara diletakkan ditangan dan di berikan kepada
teman yang belakang melalui atas kepala, begitu seterusnya sampai dengan yang
40
paling belakang kemudian yang paling belakang meletakkan tepung tersebut ke dalam
cup yang telah disediakan oleh panitia.
Adapun kendala pada kegiatan ini yaitu kurangnya fasilitas peralatan dan
perlengkapan yang mendukung kegiatan Semarak Kreativitas Anak tersebut. Namun kegiatan
ini berjalan dengan baik karena tingginya partisipasi anak-anak di desa Banjarsari untuk
mengikuti kegiatan tersebut. Berikut penjelasan kendala berdasarkan materi yang diajarkan
dalam kegiatan program rumah pintar, yaitu:
1. Sepak Bola Putra
Kendala yang didapatkan saat melakukan perlombaan sepak bola putra adalah
anak-anak yang terlalu bersemangat dalam berlomba sehingga ada beberapa momen
yang membuat antar tim terjadi salah paham, hal tersebut membuat panitia harus
bertindak tegas dengan pelanggaran yang terjadi ataupun kejadian-kejadian yang
membuat anak tersulut emosi sehingga harus di damaikan.
2. Tusuk Air dalam Plastik
Kendala yang didapatkan adalah ramai nya anak-anak yang berada di sekitar
tempat perlombaan membuat panitia harus ekstra dalam mengondusifkan situasi agar
penonton tidak terlalu dekat dengan peserta dikarenakan peserta menggunakan
tongkat, di takutkan peserta yang dalam keadaan mata ditutup dan tidak dapat melihat
sekeliling dapat membuat peserta tidak sengaja melukai penonton.
3. Memasukkan Paku Dalam Botol
Kendala yang dialami adalah susahnya mencari peralatan berupa botol bekas
sebagai alat yang digunakam untuk mendukung kegiatan lomba, dan lama nya waktu
yang digunakan untuk mengikat tali ke pinggang anak dengan keterbatasan sarana dan
prasarana.
4. Estafet Tepung
Kendala yang di alami adalah anak-anak yang menjahili temannya dengan
menumpahkan tepung yang sudah berhasil di dapatkan dan hal tersebut memancing
amarah dari tim yang dijahili tersebut sehingga panitia harus bekerja ekstra untuk
memberikan penilaian terbaik.
41
c. Kesimpulan
Kegiatan Semarak Kreativitas anak dapat membantu peningkatan kemampuan
dan keterampilan anak baik itu dalam hal kerja sama tim maupun kejujuran serta
menjadi ajang pemeriahan hari peringatan 17 agustus 1945 bagi anak-anak di desa
Banjarsari. Kegiatan ini mendapat apresiasi dari kepala desa dan warga setempat
sehingga dapat terlaksana dengan baik.
d. Saran
Perlunya pelengkapan peralatan dan perlengkapan desa agar dapat

menyelenggarakan kegiatan Semarak Kreativitas anak setiap tahunnya agar
kemampuan anak-anak di desa Banjarsari dapat terlatih dan terasah dengan baik.
42
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Lomba memecahkan balon Lomba memecahkan balon
lomba tusuk air dalam plastik lomba tusuk air dalam plastik
Lomba masukan paku dalam botol

Lomba estafet tepung
43
Pembacaan nama-nama peserta lomba Peserta lomba
Lomba Sepak Bola Lomba Sepak Bola
Pembagian hadiah peserta pemenang lomba Lomba estafet tepung
44
PENGOLAHAN KERAJINAN DARI KERANG
BAB I. PENDAHULUAN
Enggano merupakan pulau terluar Indonesia yang berada di pesisir Bengkulu dan
langsung menghadap Samudera Hindia. Secara administratif, pulau seluas 400,6
kilometer persegi ini berada di Kecamatan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara,
Bengkulu (Rahmad, 2017).
Pantai Enggano terkhusus pantai-pantai yang terletak di desa Banjarsari
menyimpan kekayaan ekosistem laut yang luar biasa. Di sepanjang bibir pantai yang
berpasir putih halus dapat ditemukan banyak sekali kepiting dan berbagai jenis siput
pantai. Selain itu di pantai desa Banjarsari terdapat tubiran, yang merupakan sebutan
masyarakat setempat untuk tumpukan karang yang membentuk titian yang memanjang
ke laut. Karena banyaknya penghuni ekosistem laut yang bercangkang sehingga
menghasilkan banyaknya limbah cangkang hewan laut dan sisa terumbu karang yang
sudah mati yang dapat ditemukan di sepanjang pantai di pulau Enggano terkhusus di
desa Banjarsari.
Salah satu komoditas laut yang memiliki potensi bisnis cukup tinggi adalah kerang.
Cangkang kerang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku utama pembuatan aneka
kerajinan yang sangat cantik. memanfaatkan limbah kerang yang cukup melimpah di
laut, menjadi berbagai macam yang sangat menarik yang memiliki nilai jual cukup
tinggi.Namun masyarakat desa Banjarsari masih minim akan pengetahuan dan
keterampilan untuk mengolah limbah kerang tersebut menjadi sesuatu yang memiliki
nilai ekonomis.
Ide memulai furnitur dari limbah kerang ini ditemukan ketika mahasiswa KKN
UNIB Perode 82 Kelompok 2 melihat banyak cangkang kerang berbagai jenis
berserakan di pinggiran pantai Kahabi, desa Banjarsari, Kecamatan Enggano. Dari
banyaknya limbah cangkang hewan-hewan laut tersebut yang tidak bernilai ataupun
bernilai jual rendah sehingga mahasiswa KKN UNIB Perode 82 Kelompok 2 berusaha
untuk mengolah limbah tersebut dan menjadikan limbah cangkang tersebut menjadi
sesuatu yang lebih berniali jual tinggi.
Banyak orang sudah memanfaatkan kerang ini sebagai karya kerajinan. Turis
mancanegara pun banyak yang menyukai karya kerajinan dari cangkang kerang produksi
pengrajin Indonesia. Dahulu cangkang kerang dibuat produk mainan anak, anak-anak
sangat senang menggunakan mainan dari kerang yang berbentuk aneka hewan lucu
45
dengan pembuatan teknik tempel. Namun berkembangnya teknologi, kerang tidak hanya
dibuat dengan cara disusun dan ditempel tetapi juga dibor bahkan dipadukan dengan
bahan logam. Dengan kreativitas dan inovasi dengan cangkang kerang dapat dihasilkan
kerajinan yang luar biasa indah dan unik (Annonym, 2017).
Pengolahan adalah sebuah proses mengusahakan atau mengerjakan sesuatu (barang
dsb) supaya menjadi lebih sempurna. (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa 1988 dalam Sigit 2012).
Para mahasiswa KKN bekerjasama dengan anggota karang taruna desa Banjarsari
untuk melakukan kegiatan pengelolaan kerajinan kerang yakni dengan membuat
kerajinan tangan berupa gantungan kunci dan hiasan dari kerang lainnya.
Daerah pesisir Enggano, memiliki banyak sekali potensi dan kekhasan tersendiri.
Namun, kawasan ini dipenuhi oleh limbah kulit kerang. Limbah kulit kerang ini
menumpuk di pesisir pantai tanpa dimanfaatkan sama sekali. Sehingga dapat
menimbulkan pencemaran.
Untuk itu limbah cangkang kerang ini perlu wadah untuk menempatkan,
mengelola dan mengembangkan potensinya agar bukan hanya menjadi limbah belaka,
melainkan menjadi sesuatu yang berguna dan mendatangkan keuntungan selain
mengurangi limbah kulit kerang itu sendiri.
Kegiatan Pengolahan Kerajinan Kerang merupakan program kerja yang dirancang
oleh anggota KKN UNIB Periode 82 Kelompok 2 untuk mengurangi limbah kerang di
tepi pantai desa Banjarsari dan mampu mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih
bernilai jual tinggi.
Dengan dilakukannya kegiatan pengolahan kerajinan kerang diharapkan dapat

mampu mengurangi limbah kerang ditepi pantai agar pantai lebih bersih dan asri,
membantu meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam hal pengelolaan limbah
kerang menjadi lebih bernilai jual dan mampu memberikan kontribusi terhadap
pendapatan desa dari hasil penjualan kerajinan kerang tersebut serta mampu menambah
jenis usaha baru dan mata pencaharian baru bagi masyarakat desa Banjarsari Kecamatan
Enggano.
46
47

tersebut adalah :
1. Observasi Desa
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek
dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah
fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,
untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu
penelitian. Ilmu pengetahuan biologi dan astronomi mempunyai dasar sejarah
dalam pengamatan oleh amatir (Wikipedia, 2017).
Proses kegiatan observasi yang dilakukan ialah dengan cara mengelilingi
pesisir pantai desa guna mengetahui lokasi yang memiliki limbah kerang paling
banyak. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 28 juli 2017.
2. Penyampaian Informasi
Melakukan kegiatan penyampaian informasi merupakan proses yang
dilakukan sebelum berlangsungnya kegiatan inti yaitu proses pembuatan kerajinan
kerang. Informasi disampaikan kepada karang taruna desa Banjarsari dan pemuda/i
setempat. Proses penyampaian informasi dilakukan dengan melakukan rapat
terhadap karang taruna dan kepada pemuda/i setempat dilakukan dengan cara
menyampaikan dari mulut ke mulut akan adanya kegiatan pengolahan kerajinan
kerang.
3. Pengumpulan alat dan bahan
Pengumpulan alat dan bahan dilakukan dengan cara bekerjasama dengan
karang taruna desa banjarsari dalam pengumpulan limbah cangkang kerang yang
dibutuhkan. Untuk peralatan yang dibutuhkan telah disediakan sebelumnya oleh
anggota kelompok 2 KKN UNIB periode 82.
4. Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama yang menjadi tujuan dari seluruh
proses kegiatan. Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 5 agustus 2017. Proses
kegiatan ini berlangsung di sekretariat KKN UNIB periode 82 kelompok 2.
Kegiatan ini berupa pembuatan hiasan dari berbagai jenis kerang seperti gantungan
kunci, tempat asbak, dan berbagai hiasan meja. Proses kegiatannya dibantu oleh
48
anggota karang taruna desa Banjarsari dan pemuda/i setempat. Kegiatan ini
berlangsung pada malam hari dikarenakan hasil kesepakatan bersama karang
taruna setempat yang hanya memiliki waktu luang pada malam hari.
Adapun hasil yang dicapai dalam kegiatan ini yakni menambahnya wawasan
masyarakat desa Banjarsari melalui karang taruna dan pemuda/i akan pengelolaan limbah
cangkang kerang menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.. Proses pembuatan
kerajinan kerang melalui beberapa tahap yaitu :
Tahap pertama ialah mengumpulkan kerang. Berbagai jenis limbah kerang
dikumpulkan dari sepanjang pantai desa Banjarsari sampai ke lokasi komang (Salah satu
objek wisata di ujung desa Banjarsari). Kerang- kerang diperoleh dengan cara dipungut
dari sepanjang pantai dan di bawa dengan menggunakan sampan apabila lokasinya jauh,
dikarenakan lokasi yang cukup jauh dan sulitnya menuju lokasi mengunakan akses jalur
darat namun untuk lokasi yang dekat hanya dibawa dengan berjalan kaki.
Tahap kedua yaitu proses pengeringan, kerang-kerang yang dikumpulkan dicuci
terlebih dahulu dengan menggunakan larutan detergent agar menghilangkan bau amis
dari kerang itu sendiri. Setelah dicuci kerang dijemur dibawah sinar matahari langsung.
Tahap ketiga Persiapan bahan baku cangkang kerang dengan cara dikikir,
diamplas, ataupun dipotong sesuai kebutuhan. Kerang-kerang yang perlu untuk di cor
maka akan dibawa ketempat jasa pengecorlan lalu di amplas menggunakan amplas kasar
dan amplas halus.
Tahap keempat yaitu proses pembuatan kerajinan kerang seperti memasang
gantungan kunci, membuat hiasan boneka menggunakan lem dan sebagainya.
Adapun kendala pada kegiatan ini yaitu kurangnya peralatan dan perlengkapan
yang dibutuhkan dalam pengelolaan limbah kerang tersebut dikarenakan sulitnya
transportasi untuk mengakses bahan-bahan yang dibutuhkan. Salah satunya ialah tidak
adanya alat pengering kerang yang dibutuhkan agar kualitas kerang terjaga dengan baik.
e. Kesimpulan
Kegiatan pengolahan kerajinan kerang dapat berjalan dengan baik karena dapat
menambah wawasan masyarakat desa Banjarsari dalam pengelolaan limbah cangkang
49
kerang sehingga dapat menjadi mata pencaharian atau wirausaha baru dimasa yang
akan datang bagi masyarakat desa Banjarsari.
f. Saran
Perlu adanya tempat penyedia bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pegolahan

kerajinan kerang di desa Banjarsari serta perlu adanya penyuluhan yang berlanjut agar
masyarakat dapat lebih terampil dalam pengelolaan kerajinan kerang tersebut.
LAMPIRAN
FOTO-FOTO KEGIATAN
Proses pembuatan kerajinan dari kerang Proses pembuatan kerajinan dari kerang
Hasil dari kerajinan kerang Hasil dari kerajinan kerang
50
Hasil dari kerajinan kerang Hasil dari kerajinan kerang
51

Laporan Akhir Kelompok 2 Fix

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Laporan Akhir Kelompok 2 Fix

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

LAPORAN AKHIR KELOMPOK 2

MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA

1. Akta Fernanda : D1A014029

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

Judul kegiatan : Program Kerja Kelompok KKN UNIB Periode 82

Desa Banjarsari, 14 Juli 2017

Menyetujui Koordinator Pelaksana

Person P Renta S.Kel., M.Si Tegar Budiharto

Winarto Rudi Setiawan, S.Sos

Bengkulu, 14 Juli 2017

Lampiran 1. Daftar Hadir Rumah Pintar

BAB II. PENETAPAN MASALAH

BAB III. LUARAN YANG DIHASILKAN

BAB IV. METODE PELAKSANAAN

Adapun metode atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan

BAB V. HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASAN

Pembuatan plang selamat datang Proses pengecatan

Kerjasama yang dilakukan oleh mahasiswa Sebelum diperbaharui

Penanggung jawab materi kesenian dan Antusias anak-anak sangat tinggi

Fokus dalam belajar Kerajinan tangan

Belajar Bahasa Inggris Belajar berhitung

Gapura juga dapat dijadikan sebagai simbol, dimana simbol yang

Pulau Enggano adalah pulau terluar dari Provinsi Bengkulu tepatnya di

Proyek pembangunan gapura yang menjadi gerbang menuju obyek wisata

BAB II. PENETAPAN MASALAH

Di desa Banjarsari mempunyai beberapa tempat yang memang menjadi tempat

BAB III. LUARAN YANG DIHASILKAN

Pembangunan gapura ini direncanakan dan dilaksanakan oleh Mahasiswa

Diharapkan para pemuda dan masyarakat desa Banjarsari bersama-sama

BAB IV. METODE PELAKSANAAN

Adapun metode atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan

BAB V. HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASAN

Pembuatan gapura ini mendapat banyak dukungan dari masyarakat khususnya

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Pembuatan gapura tahap pertama Pengerjaan yang sedang berlangsung

Penambahan penyangga Penancapan gapura

BAB II. PENETAPAN MASALAH

Kegiatan pengelolaan ikan menjadi makanan khas (Tekwan) merupakan

BAB III. LUARAN YANG DIHASILKAN

Dengan adanya pengelolaan ikan menjadi makanan khas (tekwan) dapat

BAB IV. METODE PELAKSANAAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Bayam dan ikan gabus

Pengetahuan akan komputer sangatlah dibutuhkan dalam sistem pemerintahan.

BAB II. PENETAPAN MASALAH

BAB III. LUARAN YANG DIHASILKAN

BAB IV. METODE PELAKSANAAN

Adapun metode atau tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan kegiatan

1. Melakukan koordinasi dengan perangkat Desa Banjarsari

BAB V. HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Perlunya informasi mengenai pengetahuan dasar tentang bagaimana

Pelatihan komputer anggota BPD Pelatihan komputer anggota BPD

Pelatihan komputer perangkat desa Pelatihan komputer perangkat desa

BAB II. PENETAPAN MASALAH

BAB III. LUARAN YANG DIHASILKAN

BAB IV. METODE PELAKSANAAN

1. Melakukan survei langsung melihat kondisi lingkungan dan kehidupan social

BAB V. HASIL YANG DICAPAI DAN PEMBAHASAN

Adapun hasil yang didapatkan setelah mengadakan kegiatan tersebut adalah

Kegiatan penyuluhan bahaya narkoba dan kenakalan remaja merupakan bentuk

Tindak pidana Narkotika tidak lagi dilakukan secara perseorangan, melainkan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Peserta, panitia serta pemateri penyuluhan Peserta penyuluhan dampak bahaya